langkah sebagai berikut: i.
meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan terhadap penggunaan antibiotika secara bijak
ii. meningkatkan ketersediaan dan mutu fasilitas penunjang, dengan penguatan
pada laboratorium hematologi, imunologi dan mikrobiologi atau laboratorium lain yang berkaitan dengan penyakit infeksi
iii. menjamin ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten di bidang infeksi
iv. mengembangkan sistem penanganan penyakit infeksi secara tim team
work v.
membentuk tim pengendali dan pemantau penggunaan antibiotika secara bijak yang bersifat multi disiplin
vi. memantau penggunaan antibiotika secara intensif dan berkesinambungan
vii. menetapkan kebijakan dan pedoman penggunakan antibiotika secara lebih
rinci di tingkat nasional, rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dan masyarakat PerMenKes, 2011.
2.5 Kebijakan Penggunaan Antibiotika
Resistensi antimikroba terutama antibiotika merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global. Penggunaan antimikroba khususnya antibiotika yang
rasional dan tidak terkendali merupakan penyebab utama timbulnya resistensi menyebarkan resistensi antimikroba secara global. Termasuk munculnya mikroba
yang multiresisten terhadap sekelompok antibiotika terutama di lingkumgan rumah sakit health care associated infection. Masalah yang dihadapi sangat
serius dan bila tidak di tanggapi secara sungguh-sungguh, akan timbul dampak
Universitas Sumatera Utara
yang merugikan. Kebijakan penggunaan antibiotika di RSUP H. Adam Malik
Medan yaitu sebagai berikut:
a. lakukan pemeriksaan kultur sensitivitas sebelum memulai terapi antibiotika.
b. terapi empirik harus berdasarkan data epidemiologi setempat Peta Kuman.
c. terapi defenitif harus berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas patogen
penyebab. Pada kondisi dimana kultur tidak dapat dilakukan tidak berhasil, terapi dilakukan berdasaarkan patogen penyebab yang paling mungkin menurut
data statistik dan epidemiologi. d.
pemilihan agen, dosis, cara pemberian dan durasi terapi antibiotika ditentukan oleh hal-hal berikut :
i. aktivitas spektrum antibiotika tersebut terhadap patogen penyebab
ii. farmakokinetik obat
iii. faktor pejamu, seperti usia, kehamilan, fungsi ginjal dan hepar.
iv. efek samping yang mungkin timbul pada pejamu atau fetus
e. terapi antimikroba yang dipilih harusnya yang paling efektif dan spesifik
mungkin untuk melawan patogen penyebab, yang paling tidak toksik, dan paling tidak mahal. Lebih disukai penggunaan antibiotika spektrum sempit.
f. kombinas antibiotika diindikasikan pada keadaans ebagai berikut :
i. efek sinergistik, seperti pada kasus Endokarditis Bakterialis
ii. mencegah resistensi, seperti pada kasus TBC
iii. memberi cakupan untuk beberapa patogen pada kasus infeksi campur
iv. memberi cakupan spektrum luas secara empiris pada pasien dengan infeksi
yang berpotensi fatal sambil menunggu data bakteriologi.
Universitas Sumatera Utara
g. drainase secara bedah wajib dilakukan untuk mengatasi abses, dengan beberapa
pengecualian. h.
terapi parenteral berdosis tinggi dan lama, penting pada penatalaksanaan Endokarditis Bakterialis, osteomielitis dan infeksi jaringan yang hampir mati
devatilized tissue. i.
terkadang perlu untuk menghilangkan material asing untuk menyembuhkan infeksi seperti pada katup jantung prostetik atau implan sandi.
j. pemberian antibiotika profilaksis adalah pemberian antibiotika ½ - 1 jam
sebelum operasi dan atau pemberian durante operasi bila terjadi pendarahan 1500 ml atau bila operasi 3 jam. Pemberian antibiotika profilaksis dilakukan
di kamar tunggu operasi. k.
lama pemberian antibiotika secara empiris sampai pada hari ke 4 hasil kultur keluar, setelah hasil kultur keluar maka pemberian antibiotika disesuaikan
dengan patogen penyebab. Bila hasil kultur menunjukkan tidak ada ditemukan pertumbuhan mikroba dan tanda-tanda klinis pasien masih menunjukkan tidak
adanya infeksi maka dilakukan kultur ulang. Sementara hasil kultur kedua belum keluar pemberian antibiotika empiris tetap dilanjutkan sampai hari ke 10
sepuluh. l.
untuk kasus infeksi khususnya di ruang Rawat Instalasi Anestesi Terapi Intensif IATI pemberian antibiotika generasi lanjutan dapat diberikan, terapi
pemberiannya harus bersamaan dengan pemeriksaan kultur. Bila pasien pindah dari IATI ke ruangan maka pemberian antibiotika yang sama tetap dilanjutkan
sampai hasil kultur keluar yaitu hari ke 4 empat. Bila pertumbuhan mikroba
Universitas Sumatera Utara
tidak dijumpai maka pemberian antibiotika maksimum 10 hari pedoman penggunaan antibiotika RSUP. H. Adam Malik, 2012.
2.6 Evaluasi Penggunakan Antibiotika