dalam PERMENKES No. 2406 tahun 2011 tentang pedoman umum penggunaan antibiotika.
Ketidaktepatan penggunaan antibiotika selanjutnya merupakan kategori IIA Antibiotika tidak tepat dosis, yaitu sebesar 1,8. Masalah yang ditemukan
adalah pada pasien High Care Unit HCU tidak hanya pasien dewasa, namun terkadang ada pasien anak yang usianya di bawah 1 tahun dan lansia, sehingga
diperlukan penyesuain dosis. Peneliti menggunakan perhitungan dosis berdasarkan berat badan pasien.
Ketidaktepatan penggunaan antibiotika selanjutnya merupakan kategori IIB antibiotika tidak tepat interval pemberian, yaitu sebesar 1,8. Masalah
yang ditemukan adalah pada pasien High Care Unit HCU ada yang diberikan antibiotika dengan dosis subterapi disebabkan karena interval pemberian terlalu
lama.
4.4 Kuantitas Penggunaan Antibiotika pada Pasien High Care Unit HCU di RSUP H. Adam Malik Medan
Kuantitas penggunaan antibiotika dihitung dengan sistem ATCDDD Anatomical Therapeutic ChemicalDefined Daily Dose yang telah ditetapkan
WHO. Hasil dari penggunaan antibiotika secara kuantitas diperoleh hasil sebagai berikut dengan data yang terlampir.
Kuantitas penggunaan antibiotika dapat dinyatakan dalam DDD 100 patient- days. Cara perhitungan Dirjen Binfar, 2011:
a. kumpulkan data semua pasien yang menerima terapi antibiotika
b. kumpulkan lamanya waktu perawatan pasien rawat inap total Length Of
Stay atau LOS semua pasien c.
hitung jumlah dosis antibiotika gram selama dirawat
Universitas Sumatera Utara
d. hitung DDD 100 patient-days:
DDD 100 patient-days = x
Bulan Februari a.
Golongan Cephalosporin i.
Ceftriaxone :
146
x 100 63,01
ii. Cefotaxime
:
146
x 100 0,26
iii. Ceftazidime
:
146
x 100 0,34 b.
Golongan Aminoglycoside i.
Gentamicin :
146
x 100
2,14
ii. Amikacin
:
146
x 100
2,74
c. Golongan Fluoroquinolone
i. Ciprofloxacin :
146
x 100 7,39
ii. Levofloxacin :
4 146
x 100 2,74 d.
Golongan Karbapenem i.
Meropenem :
29 146
x 100 19,86 e.
Golongan Penisilin i.
Amoxicillin :
16 146
x 100 10,96 f.
Golongan lain i.
Metronidazole :
8 146
x 100 5,46
Universitas Sumatera Utara
Bulan Maret a.
Golongan Cephalosporin
i.
Ceftriaxone :
61 270
x 100 22,59
ii.
Ceftazidime :
7 5 270
x
100 2,78 b.
Golongan Aminoglycoside i.
Gentamicin :
145,84 270
x 100 54,01
ii. Amikacin
:
10 270
x 100 3,70 c.
Golongan Fluoroquinolone i.
Ciprofloxacin :
60 270
x 100 22,22
ii. Levofloxacin :
42 270
x 100 15,56 d.
Golongan Karbapenem i.
Meropenem :
18 5 270
x 100 6,85 e.
Golongan Penisilin i.
Ampicillin :
3 5 270
x 100 1,29 f.
Golongan lain i.
Metronidazole :
11 33 270
x 100 4,19 Bulan April
a. Golongan Cephalosporin
i. Ceftriaxone
:
32 25 348
x 100 9,27
ii. Ceftazidime
:
55 348
x 100 15,8
Universitas Sumatera Utara
iii. Cefotaxime
:
32 75 348
x 100
9,41
iv. Cepefime
:
2 8 348
x 100 0,80 b.
Golongan Aminoglycoside i.
Gentamicin :
73 33 348
x 100 21,07
ii. Amikacin
:
1 25 348
x 100 0,36 c.
Golongan Fluoroquinolone i.
Ciprofloxacin :
29 6 348
x 100 8,51
ii. Levofloxacin :
28 348
x 100 8,05 d.
Golongan Karbapenem i.
Meropenem :
23 348
x 100 6,61 e.
Golongan Makrolida i.
Azithromicin :
8 33 348
x 100 2,39 f.
Golongan lain i.
Fluconazole :
6 348
x 100 1,72 Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan sistem ATCDDD di atas
menunjukkan bahwa adanya perbedaan kuantitas jenis antibiotika yang digunakan pada pasien High Care Unit HCU di RSUP H. Adam Malik selama bulan
Februari-April 2016. Tabel 4.7 di bawah ini menjelaskan hasil dalam bentuk angka dan hal ini memberikan keterangan mengenai penjelasan kuantitas jenis
antibiotika yang telah digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Kuantitas Jenis Antibiotika Terbanyak Bulan Februari-April 2016
Antibiotika Kode ATC
Jumlah Antibiotika Februari
Maret April
Ceftriaxone J01DD04
63,01 22,59
9,27 Cefotaxime
J01DD01 0,26
- 9,41
Ceftazidime J01DD02
0,34 2,78
15,8 Cepefime
J01DE01 -
- 0,80
Gentamicin J01GB05
2,14 54,01
21,07 Amikacin
J01GB06 2,74
3,70 0,36
Ciprofloxacin J01MA02
7,39 22,22
8,51 Levofloxacin
J01MA12 2,74
15,56 8,05
Meropenem J01DH02
19,86 6,85
6,61 Azithromicin
J01FA10 -
- 2,39
Amoxicillin J01CA04
10,96 -
- Ampicillin
J01CA01 -
1,29 -
Metronidazole J01XD01
5,46 4,19
- Fluconazole
J02AC01 -
- 1,72
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa, kuantitas penggunaan antibiotika
berdasarkan system
ATCDDD Anatomical
Therapeutic ChemicalDefined Daily Dose yang telah ditetapkan WHO, Antibiotika
terbanyak yang digunakan selama bulan Februari 2016 adalah Ceftriaxone mencapai persentase penggunaan 63,01 dan jenis penggunaan antibiotika
terkecil adalah cefotaxime mencapai persentase penggunaan 0,26. Pada bulan Maret 2016 penggunaan antibiotika terbanyak adalah Gentamicin mencapai
persentase penggunaan 54,01 dan jenis penggunaan antibiotika terkecil adalah Ampicillin mencapai persentase 1,29. Pada bulan April 2016 penggunaan
antibiotika terbanyak adalah Gentamicin mencapai persentase penggunaan 21,07 dan jenis penggunaan antibiotika terkecil adalah Amikacin mencapai
persentase penggunaan 0,36.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan keterangan di atas, pada bulan Februari 2016 penggunaan antibiotika terbanyak adalah Ceftriaxone, namun pada bulan Maret dan April
2016 berbeda dengan bulan sebelumnya yang terbanyak yaitu injeksi Gentamicin. Hal ini dikarenakan pada bulan April pemerintah tidak menyediakan injeksi
antibiotika Ceftriaxone, sehingga tidak diresepkan Ceftriaxone. Tetapi jika disimpulkan keseluruhan penggunaan antibiotika terbanyak pada periode
Februari-April 2016 adalah Ceftriaxone yaitu sebesar 31,62. Dapat di jelaskan mengapa Injeksi Ceftriaxone merupakan antibiotika
yang paling banyak di gunakan di ruang High Care Unit HCU pada RSUP H. Adam Malik Medan, karena berdasarkan Buku Standart Pelayanan Medik yang
sudah terdaftar pada Formularium Nasional, Injeksi seftriakson adalah benar antibiotika yang paling banyak di gunakan pada Rumah Sakit Umum Pusat H.
Adam Malik, Injeksi Ceftriaxon merupakan antibiotika yang memiliki efek samping lebih rendah di bandingkan antibiotika yang lain dan Injeksi Ceftriaxon
memiliki sifat nefrotoksik yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, diambil beberapa kesimpulan: a.
Berdasarkan karakteristik pasien, jenis kelamin terbanyak pada pasien High Care Unit HCU adalah laki-laki dengan rentang usia 46-65 tahun.
b. Berdasarkan kualitas, penggunaan antibiotika yang tepatrasional sebesar
77,1 kategori 0 sedangkan penggunaan antibiotika yang tidak tepatrasional sebesar 22,9; yaitu kategori penggunaan antibiotika tidak
diindikasikan kategori V sebesar 0,9; kategori ada antibiotika lain yang lebih efektif kategori IVA sebesar 4,7; kategori penggunaan antibiotika
terlalu lama kategori IIIA sebesar 7,3; kategori penggunaan antibiotika terlalu singkat kategori IIIB sebesar 7,3; kategori penggunaan
antibiotika tidak tepat dosis kategori IIA sebesar 1,8; dan kategori penggunaan antibiotika tidak tepat interval pemberian kategori IIB
sebesar 0,9. c.
Berdasarkan kuantitas, jenis antibiotika paling besar persentasenya yang digunakan pada kartu obat untuk pasien di ruang High Care Unit HCU
pada bulan Februari 2016 Ceftriaxone mencapai persentase penggunaan 63,01 dan jenis penggunaan antibiotika terkecil adalah cefotaxime
mencapai persentase penggunaan 0,26. Pada bulan Maret 2016 penggunaan antibiotika terbanyak adalah Gentamicin mencapai persentase
penggunaan 54,01 dan jenis penggunaan antibiotika terkecil adalah Ampicillin mencapai persentase 1,29. Pada bulan April 2016
Universitas Sumatera Utara