kerapatan massa pada bagian dasar saluran lebih tinggi daripada bagian tepi saluran. Data pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa pada bagian dasar saluran
satu fraksi liat lebih mendominasi daripada bagian saluran yang lain. Hal tersebut menyebabkan kerapatan massa pada saluran satu lebih tinggi. Kerapatan massa
yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut lebih padat sehingga lebih sulit untuk meloloskan air Nurmi, dkk, 2009.
3. Kerapatan Partikel Tanah Particle Density
Pengukuran kerapatan partikel tanah pada dua saluran tersier di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Analisa Kerapatan Partikel Particle Density
Lokasi Kerapatan Partikel Particle Density
Dasar Saluran gcm
3
Tepi Kiri Saluran gcm
3
Tepi Kanan Saluran gcm
3
Saluran I 3,07
3,00 3,04
Saluran II 3,03
2,89 2,91
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai kerapatan partikel untuk kedua
saluran pada bagian tepi lebih rendah dibandingkan dengan bagian dasar saluran. Nilai kerapatan partikel pada kedua saluran berada diantara 2,89 gcm
3
sampai 3,07 gcm
3
. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa nilai particle density terendah
terdapat pada tepi kiri saluran II yaitu sebesar 2,89 gcm
3
. Sedangkan pada dasar saluran I diperoleh nilai particle density tertinggi yaitu sebesar 3,07 gcm
3
. Pada tepi kiri saluran II fraksi pasir lebih mendominasi yaitu sebanyak 45,33,
sedangkan pada dasar saluran I fraksi liat yang lebih banyak yaitu sebesar 24,33. Hal ini dikarenakan faktor yang diperhitungkan dalam menghitung
Universitas Sumatera Utara
particle density adalah massa padatan tanah dan volume tanah kering, semakin
besar ukuran partikel tanah pada volume tertentu maka ruang porinya akan semakin besar dan massa padatan tanahnya semakin rendah sehingga nilai particle
density juga semakin rendah dan begitu sebaliknya. Hal ini sesuai dengan literatur
Islami dan Utomo 1995 yang menyatakan kerapatan partikel adalah nisbah antara massa padatan dengan volume padatan tanah: P
d
=
M
p
V
p
dimana P
�
= kerapatan partikel tanah gcm
3
, M
p
= massa padatan tanah g, V
p
= volume tanah kering cm
3
. Besarnya nilai kerapatan partikel juga dipengaruhi oleh kandungan bahan
organik pada tanah. Semakin besar nilai kandungan bahan organik maka semakin rendah nilai kerapatan partikel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarief 1986
bahwa dengan adanya kandungan bahan organik pada tanah maka nilai kerapatan partikel tanah menjadi lebih rendah. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa kandungan
bahan organik dasar saluran lebih kecil dibandingkan tepi saluran, sehingga kerapatan partikel dasar saluran lebih besar dari tepi saluran.
4. Porositas Tanah