Kehilangan Air Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

Wigati dan Zahab 2005 meliputi komponen kehilangan air melalui evapotranspirasi, perkolasi, perembesan seepage dan bocoran.

6. Kehilangan Air

Pengukuran kehilangan air pada dua saluran tersier di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Pengukuran Kehilangan Air Lokasi Jarak Peng- ukuran m Evaporasi mmhari Evapotrans- pirasi mmhari Perkolasi mmhari Rembesan mmhari Kehilangan Air mmhari Saluran I 50 - 2,60 19 704,16 725,76 Saluran II 50 - 2,60 21 1272,40 1296 Saluran Beton 50 3,06 - - - 4320 Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa kehilangan air yang terjadi pada ketiga saluran ini berbeda. Kehilangan air pada saluran beton lebih besar dikarenakan debit air yang masuk ke dalam saluran beton juga besar dibandingkan dengan debit air yang masuk ke dalam saluran I dan saluran II. Kehilangan air pada saluran II lebih besar dibandingkan dengan saluran I disebabkan oleh porositas saluran II bagian tepi kiri saluran lebih besar yaitu 63. Dimana pada tanah jenuh semakin tinggi nilai porositasnya maka akan semakin banyak dapat meloloskan air sehingga mengakibatkan rembesan yang terjadi besar. Evapotranspirasi Suhu rata-rata harian diperoleh dari data sekunder yaitu data suhu bulanan selama satu tahun terakhir yang terdapat pada Lampiran 13. Suhu rata-rata yang diperoleh yaitu 27,6 o C. Nilai rata-rata lama penyinaran matahari diperoleh dari Universitas Sumatera Utara data sekunder selama satu tahun terakhir yang terdapat pada Lampiran 13. Persen rata-rata lama penyinaran matahari bulanan yaitu 70,3. Hasil perhitungan evapotranspirasi dapat dilihat pada Lampiran 7. Dimana nilai evaporasi di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras sebesar 3,06 mmhari. Pada sepanjang saluran tanah terdapat berbagai jenis tanaman di sisi kiri dan sisi kanan saluran, yang digolongkan ke dalam tanaman rumput. Menurut Hansen, dkk 1992 nilai koefisien tanaman Kc untuk tanaman rumput yaitu 0,85. Berdasarkan data ini maka pada kedua saluran tanah nilai evapotranspirasinya sebesar 2,60 mmhari. Perkolasi Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perkolasi pada saluran I dan saluran II berbeda. Perhitungan perkolasi dapat dilihat pada Lampiran 7. Perkolasi pada saluran I lebih kecil dibanding dengan saluran II. Hal ini dipengaruhi oleh porositas tanah, dimana porositas bagian dasar saluran I lebih kecil dibandingkan dengan porositas bagian dasar saluran II Tabel 7. Porositas yang kecil juga menunjukkan bahwa pori-pori tanah relatif kecil yang dapat menghambat gerakan air tanah sehingga penghambatan gerakan air tanah makin meninggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Foth 1994 yang menyatakan bahwa tanah bertekstur halus lebih kuat menahan air dibanding tanah yang bertekstur kasar. Menurut Hardjowigeno 2007 tanah yang banyak mengandung pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanahnya mudah kekeringan. Dilihat dari segi kerapatan massanya, semakin tinggi nilai kerapatan massa tanah maka semakin sulit tanah tersebut untuk dilalui oleh air, sehingga perkolasi pada saluran I lebih rendah. Universitas Sumatera Utara Rembesan Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada jarak pengukuran yang sama, rembesan yang terjadi pada saluran II lebih tinggi dibandingkan pada saluran I. Rembesan yang lebih besar terjadi pada saluran II, karena porositas pada saluran II lebih tinggi dibandingkan dengan saluran I. Porositas yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan tanah lebih banyak untuk meloloskan air. Besarnya kehilangan air akan menurunkan tingkat efisiensi dari penyaluran air tersebut. Untuk meningkatkan efisiensi penyaluran maka dilakukan perbaikan pada saluran.

7. Efisiensi Irigasi