Porositas Tanah Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

particle density adalah massa padatan tanah dan volume tanah kering, semakin besar ukuran partikel tanah pada volume tertentu maka ruang porinya akan semakin besar dan massa padatan tanahnya semakin rendah sehingga nilai particle density juga semakin rendah dan begitu sebaliknya. Hal ini sesuai dengan literatur Islami dan Utomo 1995 yang menyatakan kerapatan partikel adalah nisbah antara massa padatan dengan volume padatan tanah: P d = M p V p dimana P � = kerapatan partikel tanah gcm 3 , M p = massa padatan tanah g, V p = volume tanah kering cm 3 . Besarnya nilai kerapatan partikel juga dipengaruhi oleh kandungan bahan organik pada tanah. Semakin besar nilai kandungan bahan organik maka semakin rendah nilai kerapatan partikel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarief 1986 bahwa dengan adanya kandungan bahan organik pada tanah maka nilai kerapatan partikel tanah menjadi lebih rendah. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa kandungan bahan organik dasar saluran lebih kecil dibandingkan tepi saluran, sehingga kerapatan partikel dasar saluran lebih besar dari tepi saluran.

4. Porositas Tanah

Nilai porositas tanah pada dua saluran tersier di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Kabupaten Deli Serdang disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Analisa Porositas Tanah Lokasi Porositas Tanah Dasar Saluran TepiKiri Saluran Tepi Kanan Saluran Saluran I 61 62,7 61,8 Saluran II 62,4 63 62,5 Universitas Sumatera Utara Dari data yang diperoleh diketahui bahwa nilai porositas tertinggi terdapat pada tepi kiri saluran II yaitu sebesar 63. Sedangkan pada dasar saluran I diperoleh nilai porositas terendah yaitu sebesar 61. Pada tepi kiri saluran II nilai particle density rendah sehingga porositas tanahnya tinggi, sedangkan pada dasar saluran I nilai particle density tinggi sehingga porositas tanahnya rendah. Hal ini dikarenakan faktor yang diperhitungkan dalam menghitung porositas adalah dengan membandingkan nilai kerapatan massa dan kerapatan partikel dengan persamaan: � = �1 − Bd Pd � × 100 dimana: θ = porositas , B d = kerapatan massa gcm 3 , P d = kerapatan partikel gcm 3 Hansen, dkk., 1992. Dari Tabel 5 diperoleh nilai kerapatan massa pada bagian dasar saluran I lebih tinggi dibandingkan dengan bagian dasar saluran II. Begitu juga pada bagian tepi saluran, nilai kerapatan massa pada bagian tepi saluran I lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tepi saluran II. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai kerapatan partikel bagian dasar saluran I lebih tinggi daripada saluran II dan kerapatan partikel bagian tepi saluran I lebih tinggi daripada bagian tepi saluran II sehingga diperoleh porositas bagian dasar saluran I lebih rendah daripada bagian dasar saluran II dan porositas bagian tepi saluran I lebih rendah daripada porositas bagian tepi saluran II. Besarnya nilai porositas juga dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah. Dapat dilihat pada Tabel 4, bahwa pada kedua saluran kandungan bahan organik yang tinggi terdapat pada bagian tepi saluran. Menurut Hardjowigeno 2007 tanah dengan porositas yang tinggi memiliki bahan organik yang tinggi, sehingga porositas bagian tepi saluran lebih tinggi dibandingkan dengan bagian dasar saluran. Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 7 juga diperoleh bahwa nilai porositas termasuk tinggi untuk tanah lempung karena tanah yang memiliki tekstur halus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Islami dan Utomo 1995 yang menyatakan bahwa tanah berpasir memiliki porositas rendah 40, tanah liat memiliki porositas yang relatif tinggi 60. Kemampuan menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Tanah berlempung merupakan tanah dengan proporsi pasir, debu dan liat sedemikian rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat.

5. Debit Air