Kerapatan Massa Tanah Bulk Density

Bahan Organik Tanah Kandungan bahan organik pada dua saluran tersier di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisa Kandungan Bahan OrganikTanah Lokasi C-Organik Bahan Organik Dasar Saluran Tersier I 1,97 3,39 Tepi Kiri Saluran Tersier I 2,15 3,71 Tepi Kanan Saluran Tersier I 2,21 3,81 Dasar Saluran Tersier II 2,03 3,49 Tepi Kiri Saluran Tersier II 2,22 3,83 Tepi Kanan Saluran Tersier II 2,15 3,71 Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada kedua saluran, kandungan bahan organik pada tepi saluran lebih tinggi dibandingkan dengan bagian dasar saluran karena adanya tanaman pada bagian tepi saluran. Menurut Foth 1994 banyaknya tanaman akan meningkatkan bahan organik pada tanah karena sisa-sisa tanaman dapat diurai oleh jasat renik menjadi bahan organik. Sementara pada bagian dalam saluran tidak ditumbuhi oleh rumput. Adanya kandungan bahan organik pada tanah akan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah seperti meningkatkan total ruang pori pada tanah, menurunkan kepadatan tanah yang menyebabkan kemampuan untuk mengikat air lebih tinggi.

2. Kerapatan Massa Tanah Bulk Density

Hasil analisis struktur tanah di Desa Percut dapat dilihat pada Tabel 5 dan perhitungan pada Lampiran 4. Tabel 5. Hasil Analisa Kerapatan Massa Bulk Density Lokasi Kerapatan Massa Bulk Density Dasar Saluran gcm 3 TepiKiri Salurangcm 3 Tepi Kanan Saluran gcm 3 Saluran I 1,20 1,12 1,16 Saluran II 1,14 1,07 1,09 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai kerapatan massa pada kedua saluran berada diantara 1,07 gcm 3 sampai 1,20 gcm 3 . Hal ini sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno 2003 bulk density dilapangan tersusun atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 – 1,6 gcm 3 . Kerapatan massa tanah pada kedua saluran dipengaruhi oleh fraksi tekstur dan kandungan bahan organik tanah. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa nilai bulk density terendah terdapat pada tepi kiri saluran II yaitu sebesar 1,07 gcm 3 . Sedangkan pada dasar saluran I diperoleh nilai bulk density tertinggi yaitu sebesar 1,20 gcm 3 . Pada tepi kiri saluran II fraksi pasir lebih mendominasi yaitu sebanyak 45,33, sedangkan pada dasar saluran I fraksi liat yang lebih banyak yaitu sebesar 24,33. Hal ini dikarenakan faktor yang diperhitungkan dalam menghitung bulk density adalah massa padatan tanah dan volume total tanah, semakin besar ukuran partikel tanah pada volume tertentu maka ruang porinya akan semakin besar dan massa padatan tanahnya semakin rendah sehingga nilai bulk density juga semakin rendah dan begitu sebaliknya. Hal ini sesuai dengan literatur Islami dan Utomo 1995 yang menyatakan bobot volume tanah “bulk density ” yaitu nisbah antara massa total tanah dalam keadaan kering dengan volume total tanah: B � = M p V t dimana B � =kerapatan massa bulk density gcm 3 , M p = massa padatan tanah g, V t = volume total tanah cm 3 . Menurut Hanafiah 2007 dalam volume yang sama, bahan organik memiliki massa tanah yang lebih kecil daripada tanah mineral lainnya. Kandungan bahan organik pada bagian dasar saluran lebih rendah dibandingkan dengan kandungan bahan organik bagian tepi saluran sehingga massa pada bagian dasar saluran lebih tinggi dibandingkan dengan massa pada bagian tepi saluran. Maka Universitas Sumatera Utara kerapatan massa pada bagian dasar saluran lebih tinggi daripada bagian tepi saluran. Data pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa pada bagian dasar saluran satu fraksi liat lebih mendominasi daripada bagian saluran yang lain. Hal tersebut menyebabkan kerapatan massa pada saluran satu lebih tinggi. Kerapatan massa yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut lebih padat sehingga lebih sulit untuk meloloskan air Nurmi, dkk, 2009.

3. Kerapatan Partikel Tanah Particle Density