kata nan elok ‘jika dapat anak perempuan, semoga pandai bertutur kata yang baik’ yang artinya diharapkan ketika mendapat anak perempuan mampu bertutur kata yang baik dan bertingkah
laku yang sopan layaknya anak gadis Minang.
4.2 Nilai-Nilai Budaya yang Terdapat Pada Acara Niniak-Mamak dalam Pernikahan Minagkabau.
Pepatah-petitih dalam pernikahan Adat Minangkabau memiliki makna yang mengandung nilai budaya. Menurut Kamus Besar Indonesia KUBI, nilai berarti harga, angka, kepandaian,
kadar mutu, banyak sedikitnya isi dan sifat-sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan. Sedangkan nilai budaya adalah tingkat pertama kebudayaan ideal atau Adat. Nilai budaya adalah
lapisan paling abstrak dan luas ruang lingkupnya. Berdasarkan pengertian di atas, maka nilai budaya adalah angka kepandaian kelompok masyarakat yang konsep-konsep berpikirnya hidup
dan bertumbuh sehingga sistem nilai budayanya menjadi pedoman bagi tingkah laku kelompok manusia tersebut. Nilai bukan hanya yang baik saja karena nilai merupakan segala sesuatu
tentang yang baik dan buruk. Sibarani 2014:178 membagi nilai-nilai budaya kearifan lokal menjadi dua bagian yaitu
kedamaian dan kesejahteraan. Kedamaian yaitu kesopansantunan, kejujuran, kesetiakawanan sosial, kerukunan dan penyelesaian konflik, komitmen, pikiran positif, rasa syukur. Sedangkan
kesejahteraan yaitu kerja keras, displin, pendidikan, kesehatan, gotong royong, pengelolahan gender, pelestarian dan kreativitas budaya, dan peduli lingkungan
Universitas Sumatera Utara
1. Nilai Kerukunan dan Penyelesaian Konflik
Menurut Sibarani nilai kerukunan dan penyelesaian konflik adalah adanya sikap kesopansantunan, kejujuran, dan kesetiakawanan sosial yang mengakibatkan tumbuhnya
kerukunan antar keluarga. Meskipun dihadapkan pada konflik internal, namun para keluarga selalu menyelesaikan konflik tersebut dengan cara musyawarah atau kekeluargaan. Pepatah-
petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang menunjukkan adanya nilai kerukunan dan penyelesaian konflik terdapat pada data 4
Data 4 Malompek samo patah
‘Melompat sama patah’ Manyaruduak samo bungkuak
‘Menyeruduk sama bungkuk’ Tatungkuik samo makan tanah
‘Tertelungkup sama makan tanah’ Susah sanang samo samo
‘Susah senang sama-sama’ Masalah datang dihadang baduao
‘Masalah datang dihadang berdua’ Data 4 isi dari pepatah-petitih yang menyatakan nilai budaya kerukunan dan
penyelesaian konflik yang terdapat pada isi susah sanang samo-samo, masalah datang dihadang baduo ‘susah senang sama-sama, masalah datang dihadapi berdua’ karena terdapat pengertian
bahwa antara suami dan istri jika terjadi suatu masalah, perpecahan, beda pendapat, atau bahkan perkelahian antara suami istri sebaiknya sama-sama dihadang berdua untuk menghindari masalah
yang datang. Ketika sudah berumah tangga suami istri diharapkan mampu membentuk rumah
Universitas Sumatera Utara
tangga yang baik, serta suami istri merupakan penyambung silahturahmi dan saling menciptakan kerukunan dalam keluarga.
Data 5
Pepatah-petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang menunjukkan adanya nilai kerukunan dan penyelesaian konflik terdapat pada data
Gunuang biaso timbunan kabuik ‘Gunung biasa timbunan kabut’
Lurah biaso timbunan aie ‘Lurah biasa timbunan air’
Lauik biaso timbunan ombak ‘Laut biasa timbunan ombak’
Ko baribuik hati kaduonyo ‘Kalau ribut hati berdua ini suami istri’
Nan suami harus mangalah Yang suami harus mengalah
Data 5 berisikan sebuah nilai yang mencerminkan nilai budaya kerukunan dan penyelesaian konflik yang pada isi pepatah-petitih ko ribuik hati kaduonyo,nan suami harus
mengalah ‘kalau ribut hati berdua ini suami istri, yang suami harus mengalah, maksudnya adalah jika terjadi permasalahan dalam keluarga tugas suami hendaklah mengalah untuk
menyelesaikan masalah tersebut sehingga tidak menjadi masalah yang besar.
Universitas Sumatera Utara
Data 7
Pepatah-petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang menunjukkan adanya nilai kerukunan dan penyelesaian konflik terdapat pada data
Dalam awa akhie membayang ‘Dalam awal akhir terbayang’
Dalam baiak kanalah buruak ‘Dalam baik ingatlah buruk’
Dalam galak tangieh kok tibo ‘Dalam tawa tangis menghadang’
Hati gadang hutang kok tumbuah ‘Hati ria hutang tumbuh’
Kok ado rundiang ba nan batin ‘Jika ada masalah yang membatin’
Patuik baduo jan batigo ‘Diselesaikan berdua saja jangan bertiga’
Nak jan lahia didanga urang ‘Jangan sampai didengar orang’
Data di atas menunjukkan nasehat-nasehat orang Minang yang mengandung nilai kerukunan dan penyelesaian konflik. Isi pepatah-petitih yang mengandung nilai penyelesaian
konflik kok ado rundiang ba nan batin patuik baduo jan batigo
nak jan lahia di danga urang ‘kalau ada masalah yang membatin, diselesaikan berdua saja jangan bertiga, jangan sampai
didengar orang’ maksudnya adalah dalam setiap permasalahan selalu diselesaikan dengan akal sehat dan diselesaikan berdua saja, menggunakan akal pikiran dengan baik. Dan juga
Universitas Sumatera Utara
menggunakan hati sehingga dapat saling memahami manusia lain dengan mengembangkan perasaan dan hati nurani. Serta masalah setidaknya jangan sampai didengar oleh orang banyak.
Data 3
Pepatah-petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang menunjukkan adanya nilai kerukunan dan penyelesaian konflik terdapat pada data
Ko ado kayu gadang di tangah padang ‘Jika ada pohon besar di tengah padang’
Mako ka manjadi tampek balinduang kapanasan ‘Maka akan menjadi tempat berlindung kepanasan’
Ko ado duri nan mancucuak dalam kaluargo ‘Kalau ada duri yang menusuk dalam keluarga
Mako basamo-samo baselo jo kaluargo ‘Maka sama-sama bersila dengan keluarga’
Pepatah-petitih ini disampaikan oleh urang nan tuo kepada kedua pengantin. Nilai penyelesaian konflik terdapat pada bagian isi ko ado duri nan mancucuak dalam kaluargo, mako
basamo-samo baselo jo kaluargo ‘kalau ada duri yang menusuk dalam keluarga, maka bersama- sama bersila dengan keluarga’ isi pepatah-petitih ini merupakan nasehat untuk kedua pengantin
yang artinya, jika ada masalah dalam keluarga sebaiknya sama-sama diselesaikan dengan duduk tenang dan tetap satu hati untuk membina rumah tangga yang penuh dengan cinta.
2. Nilai Komitmen Menurut Sibarani nilai komitmen adalah nilai yang merupakan pengakuan seutuhnya,
sebagai sikap yang sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri seseorang, meskipun setiap anggota keluarga memiliki sifat, pekerjaan dan kondisi keluarga yang berbeda-
Universitas Sumatera Utara
beda. Pepatah-petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang menunjukkan adanya nilai
komitmen terdapat pada data 1 Data 1
Elok rumah badiri kokoh ‘Bagus rumah berdiri kokoh’
Tiado tiang nyo ka bagoyang ‘Tidak ada tiang nya akan bergoyang’
Sia nan diparsuntiang nak daro ‘Siapa yang akan dinikahi oleh calon perempuan’
Inyo ka manjadi kamanakan mamak
‘Dia akan tetap menjadi keluarga paman’ Data 1 di atas mencerminkan nilai budaya komitmen yang terdapat pada isi pepatah-
petitih sia nan dipersunting nak daro inyo ka manjadi kamanakan mamak, adalah komitmen antara keluarga mempelai wanita terhadap siapa saja yang menjadi calon untuk nak daro
tersebut. Maka laki-laki yang menikah tadi akan tetap dianggap menjadi anak paman atau keluarga dari mempelai wanita.
3. Nilai Kesopansantunan
Menurut Sibarani nilai kesopansantunan adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penghormatan melalu sikap, perbuatan atau tingkah laku yang diciptakan oleh keluarga. Pepatah-
petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang menunjukkan adanya nilai kejujuran terdapat pada data 6
Data 6 Bakati samo barek
‘Menimbang sama berat’ Maukue samo panjang
‘Mengukur sama panjang’
Universitas Sumatera Utara
Tibo di mato indak dipiciangkan ‘Tiba di mata tidak dipicingkan’
Tibo di paruik indak dikampihkan ‘Tiba di perut tidak dikempiskan’
Tibo di dado indak dibusuangkan ‘Tiba di dada tidak dibusungkan’
Jiko bakato marapulai ko nan manieh ‘Jika berkata suami haruslah manis’
Walau baban dipikua surang ‘Walau beban dipikul sendiri’
Data 6 berisi sebuah nilai yang mencerminkan nilai kesopansantunan terdapat pada bagian isi pepatah-petitih jiko bakato marapulai ko nan manieh, walau baban di pikua surang,
‘jika berkata suami haruslah manis, walau beban dipikul sendiri’ yang artinya meskipun suami memiliki beban kerja yang banyak bagaimanapun suami harus tetap berperlaku yang baik kepada
istri, sehingga istri dapat mengerti. Dan suami hendaklah menguntaikan kalimat yang baik atau manis untuk memikat istri tersebut.
4. Nilai Disiplin
Menurut Pratt Fairshild nilai disiplin adalah nilai yang dapat mengarahkan orang-orang yang berperilaku dan bersikap berdasarkan patokan atau batasan tingkah laku tertentu yang
diterima dalam kelompok atau lingkup sosial masing-masing. Pengaturan tingkah laku tersebut bisa diperoleh melalui jalur pendidikan dan pembelajaran. Pepatah-petitih Minangkabau adat
Niniak-Mamak yang mengandung nilai disiplin terdapat pada data 8 dan 9
Universitas Sumatera Utara
Data 8 Bajalan anak surang tak dahulu
‘Berjalan anak sendiri tidak dahulu’ Bajalan baduo tak di tangah
‘Berjalan berdua tidak di tengah’ Diharoik hemat cermat anak selalu
‘Diharap hemat cermat anak selalu’ Martabat nan ditanam tidaklah lengah
‘Martabat yang ditanam tidaklah lengah’ Pepatah-petitih tersebut mengandung nilai disiplin. Yang mengandung nilai disiplin
terdapat pada isi bajalan anak surang tak dahulu, bajalan baduo tak ditangah ,diharoik hemat cermat anak selalu, martabat nan di tanam tidaklah lenga ‘berjalan anak sendiri tidak dahulu,
berjalan berdua tidak di tengah, diharap anak hemat cermat selalu, martabat ditanam tidaklah lengah’ . Mengandung nilai disiplin karena pengharapan yang ditujukan kepada suami istri agar
mampu mendidik anak untuk menjaga martabat keluarganya, agar kelak mendapatkan anak yang dapat bertindak pada saat dan waktunya, melihat kepada tempat dan keadaan, pandai
menyesuaikan diri pada setiap tingkatan masyarakat, hormat kepada orang tua serta mempunyai sifat terbuka.
Data 9
Pepatah-petitih Minangkabau adat Niniak-Mamak yang mengandung nilai disiplin terdapat pada data
Indak bataratak anak bakato asiang ‘Tidak bertempat anak berkata asing’
Bukan mahariak mahantam tanah ‘Bukan melawan menghantam tanah’
Universitas Sumatera Utara
Samoga pandai anak batinggang di nan rumik ‘Semoga pandai anak menyesuaikan di tempat rumit’
Dapek anak bakisa di nan sampik ‘Dapat anak hidup di tempat sempit’
Pepatah-petitih di atas mengandung nilai disiplin, terdapat pada isi pepatah-petitih samoga pandai anak batinggang di nan rumik, dapek anak bakisa di nan sampik ‘semoga pandai
anak hidup ditempat yang rumit, dapat anak menyesuaikan diri di tempat yang sempit’ diharapkan agar ketika suami dan istri mempunyai anak mampu menerepakan sifat disiplin
untuk anak, agar anak mampu menyesuaikan diri di lingkungan sekitarnya, baik lingkungan besar ataupun lingkungan kecil.
5. Nilai Religi
Menurut Sibarani nilai religi adalah merupakan dasar dari pembentukkan budaya religius, nilai yang bersifat kerohanian yang tinggi, bersifat mutlak dan abadi, serta bersumber pada
kepercayaan dan keyakinan dalam diri manusia. Pepatah-petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang mengandung nilai religi terdapat pada data 10
Data 10 Rumah gadang di dapan lumbuang nan tarukir
‘Rumah gadang di depan lumbung yang terukir’ Jo nan kuaso yang maha pencipto
‘Itu karena kuasa yang Maha Pencipta’ Kok lai punyo anak laki-laki
‘Jika punya anak laki-laki’ Samoga ka dapek anak yang nan bijaksano pandai mamimpin
‘semoga mendapat anak yang bijaksana pandai memimpin’
Universitas Sumatera Utara
Kok lai punyo anak padusi Jika punya anak perempuan
Samoga pandai batutur kato nan elok ‘Semoga pandai bertutur kata yang baik’
Data 10 pada kalimat mengandung nilai religi jo nan kuaso Maha Pancipto ‘dengan kuasa Yang Maha Pencipta’ yang menujukan sebuah permohonan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dengan kuasa-Nya agar kelak suami istri mendapatkan anak yang baik sebagai pemimpin serta berperilaku yang sopan santun terdahap sesama manusia.
6. Nilai Pengelolaan Gender
Menurut Suryadi dan Idris nilai pengelolaan gender adalah jenis kelamin sosial dan
konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin. Pepatah-petitih
Minangkabau adat Niniak Mamak yang mengandung nilai pengelolaan gender terdapat pada data
Data 2
Sigau mancari anau ‘Tangga mencari enau’
Anau tatap sigai baranjak
‘Enau tetap tangga pindah Nan marapulai datang dek bajapuik pai jo baanta
‘Pengantin laki-laki datang karena dijemput pergi dengan diantar’ Nan nak daro menanti di rumah
‘Yang pengantin perempuan tetap di rumah’ Pepatah-petitih di atas terdapat nilai pengelolaan gender. Yaitu dengan membandingkan antara
kedudukan suami dan istri. Yang mengandung nilai pengelolaan gender terdapat pada isi nan marapulai datang dek bajapuik pai jo baanta dengan nan nak daro menanti dirumah ‘pengantin
Universitas Sumatera Utara
laki-laki datang karena dijemput pergi dengan diantar yang pengantin perempuan tetap di rumah’ Dalam setiap adat pernikahan Minangkabau semua laki-laki akan diantar ke rumah
istrinya dan dijemput oleh keluarga istrinya secara adat. Bila terjadi perceraian, maka suami yang harus pergi dari rumah istrinya. Sedangkan istri tetap tinggal di rumah bersama anak-anaknya
sebagaimana telah diatur hukum adat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN