Makna Petatah Petitih Niniak Mamak dalam pernikahan Minangkabau

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Makna Petatah Petitih Niniak Mamak dalam pernikahan Minangkabau

Peribahasa atau yang biasa orang Minang sebut dengan Pepatah-petitih merupakan jenis peribahasa yang berisi nasehat atau ajaran dari orang-orang tua. Padanan setiap katanya mengandung aturan dasar dalam berperilaku. Makna pepatah-petitih yang terkandung di dalamnya sangat dalam dan bijak. Pepatah-petitih sering digunakan untuk memberi nasehat, memberi sindiran halus, memberi pujian, untuk mematahkan pembicaraan lawan bicara dan ditujukan kepada muda-mudi, pasangan pengantin, upacara menyambut tamu atau berbagai acara lainnya. Serta kadang kala Petatah Petitih juga diperdengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam acara Adat Minangkabau pada acara Niniak Mamak di pesta pernikahan, biasanya hanya ada 3 bagian peribahasa yang diungkapkan, yaitu peribahasa pembukaan, peribahasa nasehat, dan peribahasa penutup atau harapan. Pateda 2001: 230 membagi makna ungkapan menjadi empat bagian yaitu : 1. Membandingkan penyamaan 2. Menasehati 3. Mengharapkan sesuatu 4. Mengejek Dalam upacara Adat Niniak Mamak , hanya ada tiga makna yang terkandung sesuai dengan pendapat Pateda tersebut, karena dalam Pepatah-petitih Minangkabau dalam acara Universitas Sumatera Utara Niniak Mamak tidak ada makna mengejek. Jadi, sesuai dengan pendapat Pateda tersebut, maka dari hasil mengamatan penulis makna pepatah-petitih dalam Niniak Mamak ada tiga yaitu:

1. Makna Penyamaan Membandingkan

Pepatah-petitih yang menggambarkan makna membandingkan penyamaan dalam acara Niniak Mamak dapat dilihat dalam contoh data berikut ini: Data 1 Elok rumah badiri kokoh ‘Bagus rumah berdiri kokoh’ Tiado tiang nyo ka bagoyang ‘Tidak ada tiang nya akan bergoyang’ Sia nan diparsuntiang nak daro ‘Siapa yang akan dinikahi oleh calon perempuan’ Inyo ka manjadi kamanakan mamak ‘Dia akan tetap menjadi keluarga paman’ Makna dari kata-kata pepatah-petitih adalah makna penyamaan yang ditemukan pada bagian isi sia nan diparsuntiang nak daro dengan inyo ka manjadi kamanakan mamak ‘siapa yang akan dinikahi oleh calon perempuan, suami akan tetap menjadi keluarga paman’ adalah bagian isi dari pepatah-petitih yang maknanya menyamakan kedudukan hak marapulai pengantin laki-laki seperti anak kemenakan mamak nak daro pengantin perempuan. Dengan demikian, jika anak daro dipersunting suku lain, maka marapulai tersebut tetap akan menjadi anak kemenakan paman dari nak daro. Data 2 Pepatah-petitih yang menggambarkan makna membandingkan penyamaan dalam acara Niniak Mamak dapat dilihat dalam contoh data berikut ini: Sigai mancari anau Universitas Sumatera Utara ‘Tangga mencari enau’ Anau tatap sigai baranjak ‘Enau tetap tangga pindah Nan marapulai datang dek bajapuik pai jo baanta ‘Pengantin laki-laki datang karena dijemput pergi dengan diantar’ Nan nak daro mananti di rumah ‘Yang pengantin perempuan menanti di rumah’ Makna dari pepatah-petitih di atas adalah makna membandingkan yang ditemukan pada bagian isi Nan marapulai datang dek bajapuik pai jo baanta, nan nak daro mananti di rumah ‘Pengantin laki-laki datang karena dijemput pergi dengan diantar, yang pengantin perempuan menanti di rumah’ dalam setiap adat pernikahan Minangkabau semua laki-laki akan diantar ke rumah istrinya dan akan dijemput oleh keluarga istrinya secara adat. Mulai sejak itu suami menetap di rumah atau di kampung halaman istrinya. Bila terjadi perceraian, maka suami yang harus pergi dari rumah istrinya. Sedangkan istri tetap tinggal di rumah bersama anak-anaknya sebagaimana telah diatur hukum adat. Bila istri meninggal dunia, maka kewajiban keluarga pihak suami untuk segera menjemput suami yang sudah menjadi duda, untuk dibawa kembali ke dalam lingkungan kampung halaman.

2. Makna Menasehati

Pepatah-petitih yang menggambarkan makna menasehati dalam adat Niniak Mamak dapat dilihat dari contoh berikut : Data 3 Ko ado kayu gadang di tangah padang ‘Jika ada pohon besar di tengah padang’ Mako ka manjadi tampek balinduang kapanasan ‘Maka akan menjadi tempat berlindung kepanasan’ Ko ado duri nan mancucuak dalam kaluargo Universitas Sumatera Utara ‘Kalau ada duri yang menusuk dalam keluarga Mako basamo-samo baselo jo kaluargo ‘Maka sama-sama bersila dengan keluarga’ Makna dari pepatah-petitih di atas adalah makna menasehati, pepatah-petitih ini disampaikan oleh urang nan tuo kepada kedua pengantin, tugas seorang suami adalah sebagai pelindung bagi keluarganya, sebagai hakim yang memutuskan semua masalah dalam keluarga. Makna menasehati yang ditemukan pada bagian isi Ko ado duri nan mancucuak dalam kaluargo, mako basamo-samo baselo jo kaluargo ‘kalau ada duri yang menusuk dalam keluarga, maka bersama-sama bersila dengan keluarga’ ini merupakan nasehat untuk kedua pengantin yang artinya, jika ada masalah dalam keluarga sebaiknya sama-sama diselesaikan dengan duduk tenang dan tetap satu hati untuk membina rumah tangga yang penuh dengan cinta. Data 4 Pepatah-petitih yang menggambarkan makna menasehati dalam adat Niniak Mamak dapat dilihat dari contoh berikut : Malompek samo patah ‘Melompat sama patah’ Manyaruduak samo bungkuak ‘Menyeruduk sama bungkuk’ Tatungkuik samo makan tanah ‘Tertelungkup sama makan tanah’ Susah sanang samo samo ‘Susah senang sama-sama’ Masalah datang dihadang baduao ‘Masalah datang dihadang berdua’ Universitas Sumatera Utara Makna dari pepatah-petitih di atas adalah makna menasehati yang ditemukan pada bagian isi susah sanang samo-samo, masalah datang dihadang baduo ‘susah senang sama-sama, masalah datang dihadang berdua’ yang ditujukan untuk kedua calon pengantin. Pepatah-petitih ini dapat disimpulkan bahwa suami istri harus mempunyai sifat setia, yang dimaksud dengan setia adalah teguh hati, merasa senasib dan menyatu dalam lingkungan keluarga. Apapun yang terjadi dalam rumah tangga baik susah ataupun senang sama-sama dilalui dengan sabar. Pengantin diberi nasehat agar berjanji tidak boleh berpisah atau bercerai kecuali dipisahkan oleh kematian. Pengantin juga harus saling melengkapi satu sama lain agar terjalin hubungan yang harmonis, saling pengertian agar seia-sekata dalam suka dan duka dan menjadi pasangan yang satu perasaan dan satu pemikiran. Data 5 Pepatah-petitih yang menggambarkan makna menasehati dalam adat Niniak Mamak dapat dilihat dari contoh berikut : Gunuang biaso timbunan kabuik ‘Gunung biasa timbunan kabut’ Lurah biaso timbunan aie ‘Lurah biasa timbunan air’ Lauik biaso timbunan ombak ‘Laut biasa timbunan ombak’ Ko baribuik hati kaduonyo ‘Kalau ribut hati berdua ini suami istri’ Nan suami harus mangalah Yang suami harus mengalah Makna dari pepatah-petitih di atas adalah makna menasehati. Biasanya petuah ini disampaikan kepada pengantin laki-laki harus mempunyai sifat arif bijaksana yang dapat Universitas Sumatera Utara memahami pandangan orang lain, dapat mengerti apa yang tersurat maupun tersirat. Isi pepatah- petitih yang mengandung makna menasehati ditemukan pada bagian isi ko baribuik hati kaduo ko, nan suami harus mangalah ‘kalau ribut hati berdua ini suami istri, yang suami harus mengalah’ seorang suami mampu menangkis setiap bahaya yang akan datang. Serta mampu menerima segala cobaan dengan dada yang lapang dan mampu mencarikan jalan keluar dengan pikiran yang jernih. Data 6 Pepatah-petitih yang menggambarkan makna menasehati dalam adat Niniak Mamak dapat dilihat dari contoh berikut : Bakati samo barek ‘Menimbang sama berat’ Maukue samo panjang ‘Mengukur sama panjang’ Tibo di mato indak dipiciangkan ‘Tiba di mata tidak dipicingkan’ Tibo di paruik indak dikampihkan ‘Tiba di perut tidak dikempiskan’ Tibo di dado indak dibusuangkan ‘Tiba di dada tidak dibusungkan’ Jiko bakato marapulai ko nan manieh ‘Jika berkata suami haruslah manis’ Walau baban dipikua surang ‘Walau beban dipikul sendiri’ Makna dari pepatah-petitih di atas adalah makna menasehati, yang ditujukan kepada calon suami marapulai yang disampaikan oleh Niniak-Mamak. Marapulai diberi arahan agar Universitas Sumatera Utara dapat bersifat adil, adil adalah dapat mengambil sikap yang tidak berat sebelah dan berpegang teguh pada kebenaran. Serta seorang suami harus pandai membawakan diri dan harus bijaksana, sehingga dapat mempertahankan keutuhan rumah tangga kelak. Makna menasehati terdapat pada isi jiko bakato marapulai ko nan manieh, walau baban dipikua surang ‘jika berkata lelaki haruslah manis, walau beban dipikul sendiri’ yang artinya meskipun suami memiliki beban kerja yang banyak sebaiknya tidak dilampiaskan kepada istri, dan suami hendaklah menguntaikan kalimat yang baik atau manis untuk memikat istri tersebut. Data 7 Pepatah-petitih yang menggambarkan makna menasehati dalam adat Niniak Mamak dapat dilihat dari contoh berikut : Dalam awa akhie membayang ‘Dalam awal akhir terbayang’ Dalam baiak kanalah buruak ‘Dalam baik ingatlah buruk’ Dalam galak tangieh kok tibo ‘Dalam tawa tangis menghadang’ Hati gadang hutang kok tumbuah ‘Hati ria hutang tumbuh’ Kok ado rundiang ba nan batin ‘Jika ada masalah yang membantin’ Patuik baduo jan batigo ‘Diselesaikan berdua saja jangan bertiga’ Nak jan lahia didanga urang Jangan sampai didengar orang Universitas Sumatera Utara Makna pepatah-petitih di atas adalah makna menasehati, ditujukan untuk kedua calon pengantin. Bahwa ketika sudah berumah tangga suami istri harus mempunyai rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat. Makna menasehati terdapat pada bagian isi kok ado rundiang ba nan batin patuik baduo jan batigo nak jan lahia didanga urang ‘kalau ada masalah yang membantin, diselesaikan berdua saja jangan bertiga, jangan sampai didengar orang’ maksudnya adalah dalam setiap permasalahan selalu diselesaikan dengan akal sehat dan diselesaikan berdua saja, menggunakan akal pikiran dengan baik, serta menggunakan otak untuk berfikir dan memanfaatkan alam untuk hidup dan kehidupannya. Serta masalah setidaknya jangan sampai didengar oleh orang banyak.

3. Makna Mengharapkan Sesuatu

Pepatah-petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang mengandung makna mengharapkan sesuatu terdapat pada data berikut : Data 8 Bajalan anak surang tak dahulu ‘Berjalan anak sendiri tidak dahulu’ Bajalan baduo tak ditangah ‘Berjalan berdua tidak di tengah’ Diharoik hemat cermat anak selalu ‘Diharap hemat cermat anak selalu’ Martabat nan ditanam tidaklah lengah ‘Martabat yang ditanam tidaklah lengah’ Makna dari pepatah-petitih tersebut adalah, makna mengharapkan sesuatu yang terdapat pada kata diharoik hemat cermat anak selalu dan martabat nan ditanam tidaklah lengah ‘diharap hemat cermat anak selalu, martabat yang ditanam tidaklah lengah’ makna sebuah Universitas Sumatera Utara harapan yang ditujukan kepada suami istri agar kelak mendapatkan anak yang mempunyai sifat hemat dan cermat, serta diharap anak juga dapat bertindak pada saat dan waktunya, melihat kepada tempat dan keadaan, pandai menyesuaikan diri pada setiap tingkatan masyarakat, tidak merasa rendah diri dalam pergaulan, dan anak yang hormat kepada orang tua serta mempunyai sifat terbuka. Data 9 Pepatah-petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang mengandung makna mengharapkan sesuatu terdapat pada data berikut : Indak bataratak anak bakato asiang ‘Tidak bertempat anak berkata asing’ Bukan mahariak mahantam tanah ‘Bukan melawan menghantam tanah’ Samoga pandai anak batinggang di nan rumik ‘Semoga pandai anak menyesuaikan di tempat rumit’ Dapek anak bakisa di nan sampik ‘Dapat anak hidup di tempat sempit’ Makna dari pepatah-petitih di atas adalah makna mengharapkan sesuatu, terdapat pada isi pepatah-petitih samoga pandai anak batinggang di nan rumik, dapek anak bakisa di nan sampik ‘semoga pandai anak menyesuaikan di tempat rumit, dapat anak hidup di tempat sempit’ diharapkan agar ketika suami dan istri mempunyai anak semoga anak tersebut selalu mempunyai sifat lapang hati, tidak mudah marah dan angkuh, pemaaf, serta mempunyai ketenangan dalam menghadapi segala hal. Diharapkan anak mempunyai sifat ramah tamah, sopan santun, hormat dan mencerminkan tingkah laku yang berlandaskan budi luhur orang Minang. Universitas Sumatera Utara Data 10 Pepatah-petitih Minangkabau pada acara Niniak-Mamak yang mengandung makna mengharapkan sesuatu terdapat pada data berikut : Rumah gadang di dapan lumbuang nan tarukir ‘Rumah gadang di depan lumbung yang terukir’ Jo nan kuaso yang Maha Pencipto ‘Itu karena kuasa yang Maha Pencipta’ Kok lai punyo anak laki-laki ‘Jika punya anak laki-laki’ Samoga ka dapek anak yang nan bijaksano pandai mamimpin ‘semoga mendapat anak yang bijaksana pandai memimpin’ Kok lai punyo anak padusi Jika punya anak perempuan Samoga pandai batutur kato nan elok ‘Semoga pandai bertutur kata yang baik’ Makna dari pepatah-petitih di atas adalah makna mengharapkan sesuatu, yang terdapat pada isi pepatah-petitih kok lai dapek anak laki-laki, samoga ka dapek anak nan bijaksano pandai mamimpin ‘jika punya anak laki-laki, semoga mendapat anak yang bijaksana pandai memimpin’ isi pepatah-petitih ini ditujukan suami istri jika mempunyai anak laki-laki, diharapkan anak laki-laki dalam keluarga selalu berhati-hati dalam bertingkah laku dan perbuatannya yang akan merusak nama baik keluarga, karena kelak nantinya anak laki-laki dijadikan pemimpin keluarga hendaklah mencerminkan perilaku yang baik dan sempurna baik dari perkataan, duduk, minum, makan, berjalan, berpakaian sehingga dapat menjadi contoh untuk masa yang akan datang. Sedangkan pada kata kok lai dapek anak padusi, samoga pandai batutur Universitas Sumatera Utara kata nan elok ‘jika dapat anak perempuan, semoga pandai bertutur kata yang baik’ yang artinya diharapkan ketika mendapat anak perempuan mampu bertutur kata yang baik dan bertingkah laku yang sopan layaknya anak gadis Minang.

4.2 Nilai-Nilai Budaya yang Terdapat Pada Acara Niniak-Mamak dalam Pernikahan Minagkabau.