278 nm A
1 1
= 298a dan dalam alkohol memiliki panjang gelombang maksimum sebesar 271 A
1 1
= 178a Moffat, dkk., 2005.
2.2 Spektrofotometri
2.2.1 Pengertian Spektrofotometri
Spekrofotometri merupakan salah satu teknik analisis spektrofotometri yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar ultraviolet dan sinar
tampak dengan memakai instrumen spektrofotometer Gandjar dan Rohman, 2009
. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai
fungsi dari panjang gelombang Khopkar, 1985. 2.2.2 Komponen Spektrofotometri
Suatu diagram sederhana dari spektrofotometer ultraviolet-visible dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Diagram spektrofotometer Ultraviolet-Visible Sastrohamidjojo,
1985 a.
Sumber tenaga radiasi: Sumber radiasi ultraviolet yang banyak digunakan adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium Sastrohamidjojo, 1985.
Sedangkan untuk sumber radiasi visible digunakan lampu tungsten Cairns, 2004.
Sumber Monokromator
Sel Penyerap
Meter atau Pencatat
Detektor
Universitas Sumatera Utara
b. Monokromator: Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang
monokromatis Khopkar, 1985. c.
Sel absorpsi: Pada pengukuran di daerah visible kuvet kaca dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah ultraviolet kita harus
menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10 mm. Sel yang biasa digunakan
berbentuk persegi Khopkar, 1985. d.
Detektor: Peranan detekor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang Khopkar, 1985.
2.2.3 Hukum Lambert-Beer
Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert- Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi dan
ketebalan sel, hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan
Gandjar dan Rohman, 2009 .
Hukum Lambert-Beer umumnya dikenal dengan persamaan sebagai berikut:
A = abc Keterangan:
A = absorbansi a = absorptivitas
b = tebal kuvet cm
Universitas Sumatera Utara
c = konsentrasi
2.2.4 Kegunaan Spektrofotometri