c = konsentrasi
2.2.4 Kegunaan Spektrofotometri
Penggunaan utama spektrofotomteri ultraviolet-visible adalah dalam analisis kuantitatif, yaitu menentukan kadar senyawa yang mengabsorpsi radiasi
ultraviolet-visible dengan membandingkan absorban sampel terhadap absorban senyawa standar yang konsentrasinya diketahui, diukur pada kondisi larutan yang
sama Satiadarma, dkk., 2004. Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dalam analisis kualitatif sangat
terbatas karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena
itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan untuk dilakukan Satiadarma, dkk., 2004.
Metode spektrofotometri memiliki beberapa keuntungan antara lain kepekaan yang tinggi, ketelitian yang baik, mudah dilakukan, cepat pengerjaannya
dan dapat digunakan untuk menentukan senyawa campuran Munson, 1984.
2.3 Analisis Multikomponen dengan Spektrofotometri
Analisis kuantitatif campuran dua komponen merupakan teknik pengembangan analisis kuantitatif komponen tunggal. Prinsip pelaksanaanya
adalah mencari absorban atau beda absorban di tiap-tiap komponen yang memberikan korelasi yang linier terhadap konsentrasi, sehingga akan dapat
dihitung masing-masing kadar campuran zat tersebut secara serentak atau salah satu komponen komponen dalam campurannya dengan komponen lainnya Mulja dan
Suharman, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Day dan Underwood 1998 ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada spektrum absorban dua komponen sebagai berikut:
a. Kemungkinan I
Gambar 2.6 Spektrum absorban senyawa X dan Y
Pada Gambar 2.6 diatas menunjukkan terjadi kemungkinan spektrum tidak tumpang tindih pada dua panjang gelombang yang digunakan. X dan Y semata-
mata diukur masing-masing pada panjang gelombang
1
dan
2.
b. Kemungkinan II
Gambar 2.7 Spektrum absorban senyawa X dan Y, spektrum X bertumpang
tindih pada spektrum Y Terjadi tumpang tindih satu cara dari Gambar 2.7 dimana Y tidak
mengganggu pengukuran X pada
1,
tetapi X memang menyerap cukup banyak bersama-sama Y pada
2.
Konsentrasi X ditetapkan langsung dari absorban larutan
Universitas Sumatera Utara
pada
1,
kemudian absorban yang dsumbangkan oleh larutan X pada
2
dihitung dari absortivitas molar X pada
2
yang telah diketahui sebelumnya. Sumbangan imi dikurangkan dari absorban terukur larutan pada
2
sehingga akan diperoleh absorban yang disebabkan oleh Y, kemudian konsentrasi Y dapat diukur dengan
cara yang umum. c.
Kemungkinan III
Gambar 2.8 Spektrum absorban senyawa X dan Y saling tumpang tindih
Pada Gambar 2.8 spektrum X dan Y saling tumpang tindih secara keseluruhan. Pada absorbansi maksimum dari komponen X pada
1,
komponen Y memiliki absorbansi tersendiri. Begitu juga komponen Y pada
2 ,
komponen X memiliki absorbansi sendiri.
Pada penetapan kadar campuran multikomponen sulit dilakukan, sehingga untuk mengatasi hal itu diperkenalkan analisis multikomponen menggunakan
prinsip persamaan regresi berganda melalui perhitungan matriks dengan metode pengamatan beberapa panjang gelombang berganda Zainuddin, 1999.
Panjang gelombang dipilih berdasarkan spektrum tersebut mulai memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan, dimana konsentrasi
larutan yang dipakai serapannnya memenuhi hukum Lambert dan Beer yaitu 0,2-
Universitas Sumatera Utara
0,8. Penentuan panjang gelombang dengan memilih lima panjang gelombang secara variabel bebas. Pada metode ini tidak diperlukan proses pemisahan
komponen zat aktif karena kadar komponen kedua zat dapat ditetapkan secara bersama-sama Andrianto, 2009.
2.4 Hasil Beberapa Penelitian Penetapan Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Campuran
Hasil beberapa penelitian penetapan kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam campuran dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Hasil Beberapa Penelitian Penetapan Kadar Hidrokortison Asetat dan
Kloramfenikol dalam Campuran
RUJUKAN Nurul Suci
2016
Hamdani, dkk. 2014
Syafrisal 2015
Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Spektrofotometri derivatif secara
zero-crossing Spektrofotometri
UV secara panjang gelombang berganda
Pelarut
Fase gerak: metanol-air-asam
asetat glasial 0,1 75:25
Laju alir: 1,0 mLmenit
Etanol Absolut Etanol Absolut
Panjang Gelombang
256 nm hidrokortison asetat
pada 222,2 nm dan kloramfenikol pada
228,4 nm 220,6 nm; 241,8 nm;
250,6 nm; 259,2 nm; dan 266,6 nm
Kadar Hidrokortison
Asetat
101,56 ± 0,43 100,08 ± 1,23
100,52 ± 0,08
Kadar Kloramfenikol
98,405 ± 1,27 102,32 ± 3,90
98,81 ± 0,18
2.5 Validasi Metode