3.6.3.2 Penentuan Spektrum Serapan Kloramfenikol
Dibuat larutan standar kloramfenikol dengan mengambil sebanyak 2 mL; 2,4 mL; 2,8 mL; 3,2 mL; dan 3,6 mL dari LIB II kloramfenikol. Kemudian masing-
masing dimasukkan ke dalam 5 labu tentukur 10 mL. Dilarutkan dengan pelarut etanol absolut. Kemudian dicukupkan dengan pelarut yang sama untuk membuat
larutan standar dengan konsentrasi 10 g mL; 12 µg mL, 14 g mL; 16 µg mL; dan 18 gmL, dibuat sebanyak 6 kali pengulangan. Masing-masing diukur
serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.6.4 Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Dibuat larutan hidrokortison asetat dengan konsentrasi 10 gmL, larutan kloramfenikol dengan konsentrasi 8 gmL. Kemudian kedua larutan ini diukur
serapannya pada panjang gelombang 200–400 nm. Selanjutnya spektrum serapan dari masing-masing komponen di tumpang tindihkan. Kemudian dipilih lima titik
sebagai panjang gelombang yang akan digunakan, pemilihan panjang gelombang diambil dari spektrum serapan komponen mulai memberikan serapan sampai
hampir tidak memberikan serapan.
3.6.5 Penentuan Serapan
Larutan standar hidrokortison asetat dan kloramfenikol yang telah dibuat, diukur absorbansinya pada multi panjang gelombang yang telah ditentukan. Nilai
serapan kedua senyawa ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi yang dioperasikan pada data konsentrasi dan absorbansi masing-masing senyawa pada
setiap panjang gelombang pengukuran. Dari persamaan regresi yang diperoleh, y = ax + b , y adalah harga serapan
A, a adalah koefisien regresi yang menunjukkan nilai serapan, x adalah kadar
Universitas Sumatera Utara
mg100 mL, sedangkan b adalah konstanta.
3.6.6 Penentuan Spektrum Serapan Campuran Baku Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Ditimbang dengan seksama 50 mg baku pembanding hidrokortison asetat kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan 10 mL etanol
absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500
gmL LIB I. Dari larutan LIB I dipipet 5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dicukupkan dengan
etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 50
gmL LIB II. Dibuat larutan induk kloramfenikol dengan melarutkan 50 mg serbuk baku kloramfenikol dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan 10 mL etanol
absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500
gmL LIB I. Dari larutan LIB I dipipet 5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dicukupkan dengan
etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 5
0 gmL LIB II. Dari larutan hidrokortison asetat LIB II dipipet 2 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL labu A, dan dari larutan kloramfenikol
LIB II dipipet 1,6 mL dimasukkan ke dalam labu A, dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 10
gmL dan 8 gmL labu A. Selanjutnya diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm, dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan.
3.6.7 Penentuan Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim