Penetapan Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda
Lampiran 1. Gambar Sampel yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
(2)
Lampiran 2. Komposisi Krim Merek X 1. X krim (PT. KF)
No. Reg : DKL7212416529A1
Expire Date : Agustus 2017
Komposisi :
Tiap gram krim mengandung : Hidrokortison Asetat…...25 mg Kloramfenikol Base….. .20 mg
(3)
Lampiran 3. Gambar Alat
Gambar 2. Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1800)
Gambar 3. Neraca analitik (Mettler Toledo)
(4)
Lampiran 4. Bagan Alir Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Larutan Induk Baku dan Serapan Maksimum Hidrokortison Asetat
ditimbang sebanyak 50 mg
dimasukkan kedalam labu tentukur 100 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan etanol absolut
dipipet 5 mL
dimasukkan kedalam labu tentukur 50 mL dicukupkan dengan etanol absolut
dipipet 2 mL
dimasukkan kedalam labu tentukur 10 mL dicukupkan dengan etanol absolut
diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm
Baku Hidrokortison Asetat
LIB II Hidrokortison Asetat 50 g/mL
Hidrokortison Asetat 10 g/mL g/mL
Panjang gelombang Hidrokortison Asetat 241,8 nm
(5)
Lampiran 4. (Lanjutan)
2. Pembuatan Larutan Induk Baku dan Serapan Maksimum Kloramfenikol
ditimbang sebanyak 50 mg
dimasukkan kedalam labu tentukur 100 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan etanol absolut
dipipet 5 mL
dimasukkan kedalam labu tentukur 50 mL dicukupkan dengan etanol absolut
dipipet 2,8 mL
dimasukkan kedalam labu tentukur 10 mL dicukupkan dengan etanol absolut
diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm
Baku Kloramfenikol
LIB II Kloramfenikol 50 g/mL
Kloramfenikol 14 g/mL
Panjang gelombang Kloramfenikol 274,2 nm
(6)
Lampiran 4. (Lanjutan)
3. Pembuatan Spektrum Serapan Hidrokortison Asetat pada Konsentrasi 5µg/mL; 7,5 µg/mL; 10 µg/mL; 12,5 µg/mL dan 15 µg/mL
dipipet masing-masing sebanyak 1 mL; 1,5 mL; 2 mL; 2,5 mL dan 3 mL
dimasukkan masing-masing kedalam labu tentukur 10 mL
dicukupkan dengan etanol abolut
Larutan Standar Hidrokortison Asetat (5µg/mL; 7,5 µg/mL; 10 µg/mL; 12,5
µg/mL dan 15 µg/mL)
8 g/mL
Spektrum Serapan Hidrokortison Asetat LIB II Hidrokortison Asetat 50 g/mL
diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 200 - 400 nm
(7)
Lampiran 4. (Lanjutan)
4. Pembuatan Spektrum Serapan Kloramfenikol pada Konsentrasi 10 µg/mL, 12 µg/mL, 14 µg/mL; 16 µg/mL dan 18 µg/mL
dipipet masing-masing sebanyak 2 mL; 2,4 mL; 2,8 mL; 3,2 mL dan 3,6 mL
dimasukkan masing-masing kedalam labu tentukur 10 mL
dicukupkan dengan etanol abolut
Larutan Standar Kloramfenikol (10 µg/mL, 12 µg/mL, 14 µg/mL; 16
µg/mL dan 18 µg/mL)
8 g/mL
Spektrum Serapan Kloramfenikol LIB II Kloramfenikol 50 g/mL
diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 200 - 400 nm
(8)
Lampiran 4. (Lanjutan)
5. Penentuan Panjang Gelombang Analisis Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Kloramfenikol 8 g/mL
8 g/mL Hidrokortison Asetat 10 g/mL
8 g/mL
diukur serapan dari masing-masing hidrokortison asetat dan kloramfenikol pada panjang gelombang 200 - 400 nm ditumpang tindihkan
ditentukan 5 titik panjang panjang gelombang analisis
diambil panjang gelombang dari spektrum serapan komponen mulai memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan.
(9)
Lampiran 4. (Lanjutan)
6. Pembuatan Larutan Baku Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL dicukupkan dengan etanol absolut
Larutan diukur pada panjang gelombang 200-400 nm
Lakukan replikasi sebanyak 6 kali
Dipipet 1,6 mL Dipipet 2 mL
Dipipet 5 mL
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL Dilarutkan dan dicukupkan dengan etanol absolut
Dipipet 5 mL
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL Dilarutkan dan dicukupkan dengan etanol absolut Kloramfenikol 50 mg
8 g/mL Hidrokortison Asetat 50 mg
8 g/mL
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL Dilarutkan dan dicukupkan dengan etanol absolut Larutan Hidrokortison Asetat
500 µg/mL
8 g/mL
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL Dilarutkan dan dicukupkan dengan etanol abolut
Larutan Kloramfenikol 500 µg/mL
8 g/mL
Larutan Hidrokortison Asetat 50 µg/mL
8 g/mL
Larutan Kloramfenikol 50 µg/mL
(10)
Lampiran 4. (Lanjutan)
7. Penetapan Kadar Sediaan Krim Merek X
ditimbang
dikeluarkan isi tube, kemudian ditimbang tube kosong
ditimbang setara 25 mg hidrokortison asetat
dihitung kesetaraan kloramfenikol yang terkandung didalamnya
dilakukan penimbangan sebanyak 6 kali pengulangan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL
dilarutkan dengan etanol absolut
dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda dihomogenkan
disaring
dibuang 10 mL filtrat pertama ditampung filtrat selanjutnya dipipet 0,5 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL
dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda diukur pada panjang gelombang 200-400
dihitung Nilai Absorbansi
Kadar 10 tube
(11)
Lampiran 5. Data Kalibrasi Baku Hidrokortison Asetat, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi
Kalibrasi serapan Hidrokortison Asetat pada panjang gelombang 220.6 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 5.0000 0.123
3. 7.5000 0.166
4. 10.0000 0.218
5. 12.5000 0.269
6. 15.0000 0.313
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . − .
. − ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . , = .
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . −. 2][ – . . − . 2]
⥾ = ..
⥾ = 0.9981
No. x y xy x2 y2
1. 0.0000 0.000 0.0000 0.0000 0.00000
2. 5.0000 0.123 0.6150 25.0000 0.01513
3. 7.5000 0.166 1.2450 56.2500 0.02756
4. 10.0000 0.218 2.1800 100.0000 0.04752
5. 12.5000 0.269 3.3625 156.2500 0.07236
6. 15.0000 0.313 4.6950 225.0000 0.09797
Σx = 50
x̅ = 8.33
Σy = 1.089
y̅ = 0.1815
Σxy =
12.0975 Σx 2 =
(12)
Lampiran 5. (Lanjutan)
Kalibrasi serapan Hidrokortison Asetat pada panjang gelombang 241.8 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 5.0000 0.196
3. 7.5000 0.291
4. 10.0000 0.398
5. 12.5000 0.500
6. 15.0000 0.603
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . . − − . ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . , = .
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . .− 2 – ][ . . − . 2] ⥾ = ..
= 0.9998
No. x y xy x2 y2
1. 0.0000 0.000 0.0000 0.0000 0.00000
2. 5.0000 0.196 0.9800 25.0000 0.03842
3. 7.5000 0.291 2.1825 56.2500 0.08468
4. 10.0000 0.398 3.9800 100.0000 0.15840
5. 12.5000 0.500 6.2500 156.2500 0.25000
6. 15.0000 0.603 9.0450 225.0000 0.36361 Σx = 50
x̅ = 8.33
Σy = 1.988
y̅ = 0.3313
Σxy =
22.4375 Σx 2 =
562.5000 Σ y
2 = 0.89511
(13)
Lampiran 5. (Lanjutan)
Kalibrasi serapan Hidrokortison Asetat pada panjang gelombang 250.6 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 5.0000 0.156
3. 7.5000 0.230
4. 10.0000 0.314
5. 12.5000 0.394
6. 15.0000 0.479
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . . − − . ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . , = − .
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . −. 2 – ][ . . − . 2]
⥾ = ..
⥾ = 0.9998
No. X y xy x2 y2
1. 0.0000 0.000 0.0000 0.0000 0.00000
2. 5.0000 0.156 0.7800 25.0000 0.02434
3. 7.5000 0.230 1.7250 56.2500 0.05290
4. 10.0000 0.314 3.1400 100.0000 0.09860
5. 12.5000 0.394 4.9250 156.2500 0.15524
6. 15.0000 0.479 7.1850 225.0000 0.22944 Σx = 50
x̅ = 8.33
Σy = 1.573
y̅ = 0.2622
Σxy =
17.7550 Σx 2 =
(14)
Lampiran 5. (Lanjutan)
Kalibrasi serapan Hidrokortison Asetat pada panjang gelombang 259.2 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 5.0000 0.075
3. 7.5000 0.108
4. 10.0000 0.149
5. 12.5000 0.187
6. 15.0000 0.235
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . . − − . ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . , = − .
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . .− 2 – ][ . . − . 2]
⥾ = .. = 0.9987
No. X y xy x2 y2
1. 0.0000 0.000 0.0000 0.0000 0.00000
2. 5.0000 0.075 0.3750 25.0000 0.00563
3. 7.5000 0.108 0.8100 56.2500 0.01166
4. 10.0000 0.149 1.4900 100.0000 0.0222
5. 12.5000 0.187 2.3375 156.2500 0.03497
6. 15.0000 0.235 3.5250 225.0000 0.05523 Σx = 50
x̅ = 8.33
Σy = 0.754
y̅ = 0.1257
Σxy =
8.5375 Σx 2 =
(15)
Lampiran 5. (Lanjutan)
Kalibrasi serapan Hidrokortison Asetat pada panjang gelombang 266.6 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 5.0000 0.031
3. 7.5000 0.042
4. 10.0000 0.056
5. 12.5000 0.071
6. 15.0000 0.082
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . . − − . ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . , = . 14
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . .− 2 – ][ . . − . 2]
⥾ = ..
⥾ = 0.9988
No. X y xy x2 y2
1. 0.0000 0.000 0.0000 0.0000 0.00000
2. 5.0000 0.031 0.1550 25.0000 0.00096
3. 7.5000 0.042 0.3150 56.2500 0.00176
4. 10.0000 0.056 0.5600 100.0000 0.00314
5. 12.5000 0.071 0.8875 156.2500 0.00504
6. 15.0000 0.082 1.2300 225.0000 0.00672 Σx = 50
x̅ = 8.33
Σy = 0.282
y̅ = 0.0470
Σxy =
3.1475 Σx 2 =
(16)
Lampiran 6. Data Kalibrasi Baku Kloramfenikol, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi
Kalibrasi serapan Kloramfenikol pada panjang gelombang 220.6 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 10.0000 0.265
3. 12.0000 0.321
4. 14.0000 0.375
5. 16.5000 0.431
6. 18.0000 0.487
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . − .
. − ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . . = − .
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . .− 2 – ][ . . − . 2]
⥾ = ..
No. x y xy x2 y2
1. 0.0000 0 0.0000 0.0000 0.00000
2. 10.0000 0.265 2.65 100.0000 0.07023
3. 12.0000 0.321 3.852 144.0000 0.10304
4. 14.0000 0.375 5.25 196.0000 0.14063
5. 16.5000 0.431 6.896 256.0000 0.18576
6. 18.0000 0.487 8.766 324.0000 0.23717
Σx = 70
x̅ = 11.67
Σy = 1.879
y̅ = 0.3132
Σxy =
27.4140 Σx 2 =
(17)
Lampiran 6. (Lanjutan)
Kalibrasi serapan Kloramfenikol pada panjang gelombang 241.8 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 10.0000 0.103
3. 12.0000 0.125
4. 14.0000 0.142
5. 16.5000 0.163
6. 18.0000 0.184
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . . − − . ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . . = .
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . .− – 2][ . . − . 2]
⥾ = ..
⥾ = 0.9998
No. x y xy x2 y2
1. 0.0000 0.000 0.0000 0.0000 0.00000
2. 10.0000 0.103 1.0300 100.0000 0.01061
3. 12.0000 0.125 1.500 144.0000 0.01563
4. 14.0000 0.142 1.988 196.0000 0.02016
5. 16.5000 0.163 2.608 256.0000 0.02657
6. 18.0000 0.184 3.312 324.0000 0.03386 Σx = 70
x̅ = 11.67
Σy = 0.717
y̅ = 0.1195
Σxy =
10.4380 Σx 2 =
(18)
Lampiran 6. (Lanjutan)
Kalibrasi serapan Kloramfenikol pada panjang gelombang 250.6 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 10.0000 0.149
3. 12.0000 0.181
4. 14.0000 0.206
5. 16.5000 0.237
6. 18.0000 0.268
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . . − − . ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . . = .
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . .− 2 – ][ . . − . 2]
⥾ = .. = 0.9999
No. x y xy x2 y2
1. 0.0000 0.000 0.0000 0.0000 0.00000
2. 10.0000 0.149 1.4900 100.0000 0.02220
3. 12.0000 0.181 2.1720 144.0000 0.03276
4. 14.0000 0.206 2.8840 196.0000 0.04244
5. 16.5000 0.237 3.7920 256.0000 0.05617
6. 18.0000 0.268 4.8240 324.0000 0.07182 Σx = 70
x̅ = 11.67
Σy = 1.041
y̅ = 0.1735
Σxy =
15.1620 Σx 2 =
(19)
Lampiran 6. (Lanjutan)
Kalibrasi serapan Kloramfenikol pada panjang gelombang 259.2 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 10.0000 0.219
3. 12.0000 0.266
4. 14.0000 0.304
5. 16.5000 0.35
6. 18.0000 0.394
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . . − − . ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . . = .
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . .− 2 – ][ . . − . 2]
⥾ = ..
⥾ = 0.9999
No. x y xy x2 y2
1. 0.0000 0.00 0.000 0.0000 0.00000
2. 10.0000 0.219 2.190 100.0000 0.04796
3. 12.0000 0.266 3.192 144.0000 0.07076
4. 14.0000 0.304 4.256 196.0000 0.09242
5. 16.5000 0.350 5.600 256.0000 0.12250
6. 18.0000 0.394 7.092 324.0000 0.15524 Σx = 70
x̅ = 11.67
Σy = 1.533
y̅ = 0.2555
Σxy =
22.3300 Σx 2 =
(20)
Lampiran 6. (Lanjutan)
Kalibrasi serapan Kloramfenikol pada panjang gelombang 266.6 nm
No. Konsentrasi ( g/ml) (x) Absorbansi (y)
1. 0.0000 0.000
2. 10.0000 0.278
3. 12.0000 0.336
4. 14.0000 0.385
5. 16.5000 0.443
6. 18.0000 0.498
Perhitungan persamaan garis regresi
a =n ∑ xy − ∑ x ∑ yn ∑ x − Σx = . . − − . ² = .
= ̅ − ̅
= ̅ − ̅ = . − . . = .
Perhitungan Koefisien Korelasi (⥾)
⥾= ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ 2 − ∑ 2][ ∑ 2 − ∑ 2]
⥾=√ [ . .− 2 – ][ . . − . 2]
⥾ = .. = 0.9999
No. x y xy x2 y2
1. 0.0000 0.000 0.000 0.0000 0.00000
2. 10.0000 0.278 2.780 100.0000 0.07728
3. 12.0000 0.336 4.032 144.0000 0.11290
4. 14.0000 0.385 5.390 196.0000 0.14823
5. 16.5000 0.443 7.088 256.0000 0.19625
6. 18.0000 0.498 8.964 324.0000 0.24800 Σx = 70
x̅ = 11.67
Σy = 1.94
y̅ = 0.3233
Σxy =
28.2540 Σx 2 =
(21)
Lampiran 7. Perhitungan Kadar Teoritis dari Campuran Baku Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
1. Hidrokortison Asetat
Pengulangan 1 (Penimbangan 50,6 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,6 mg100 mL = 506,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II =5 mL x 506 µg/mL50 mL = 50,6000 µg/mL
Kadar Teoritis = 2 mL x 50,6 µg/mL10 mL = 10,1200 µg/mL
Pengulangan 2 (Penimbangan 50,6 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,6 mg100 mL = 506,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 506 µg/mL50 mL = 50,6000 µg/mL
Kadar Teoritis = 2 mL x 50,6 µg/mL10 mL = 10,1200 µg/mL
Pengulangan 3 (Penimbangan 50,7 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,7 mg100 mL = 507,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 507 µg/mL50 mL = 50,7000 µg/mL
Kadar Teoritis = 2 mL x 50,7 µg/mL10 mL = 10,1400 µg/mL
Pengulangan 4 (Penimbangan 50,8 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,8 mg100 mL = 508,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 508 µg/mL50 mL = 50,8000 µg/mL
(22)
Lampiran 7. (Lanjutan)
Pengulangan 5 (Penimbangan 50,9 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,9 mg100 mL = 509,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 509 µg/mL50 mL = 50,9000 µg/mL
Kadar Teoritis = 2 mL x 50,9 µg/mL10 mL = 10,1800 µg/mL
Pengulangan 6 (Penimbangan 50,6 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,6 mg100 mL = 506,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 506 µg/mL50 mL = 50,6000 µg/mL
Kadar Teoritis = 2 mL x 50,6 µg/mL10 mL = 10,1200 µg/mL
2. Kloramfenikol
Pengulangan 1 (Penimbangan 50,6 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,6 mg100 mL = 506,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 506 µg/mL50 mL = 50,6000 µg/mL
Kadar Teoritis = 1,6 mL x 50,6 µg/mL10 mL = 8,0960 µg/mL
Pengulangan 2 (Penimbangan 50,9 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,9 mg100 mL = 509,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 509 µg/mL50 mL = 50,9000 µg/mL
(23)
Lampiran 7. (Lanjutan)
Pengulangan 3 (Penimbangan 50,7 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,7 mg100 mL = 507,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 507 µg/mL50 mL = 50,7000 µg/mL
Kadar Teoritis = 1,6 mL x 50,7 µg/mL10 mL = 8,1120 µg/mL
Pengulangan 4 (Penimbangan 50,8 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,8 mg100 mL = 508,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 508 µg/mL50 mL = 50,8000 µg/mL
Kadar Teoritis = 1,6 mL x 50,8 µg/mL10 mL = 8,1280 µg/mL
Pengulangan 5 (Penimbangan 50,9 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,9 mg100 mL = 509,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 509 µg/mL50 mL = 50,9000 µg/mL
Kadar Teoritis = 1,6 mL x 50,9 µg/mL10 mL = 8,1440 µg/mL
Pengulangan 6 (Penimbangan 50,6 mg)
Konsentrasi LIB I = 50,6 mg100 mL = 506,0000 µg/mL
Konsentrasi LIB II = 5 mL x 506 µg/mL50 mL = 50,6000 µg/mL
(24)
Lampiran 8. Data Penimbangan Baku serta Kadar Teoritis dari Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Pengulangan Hidrokortison Penimbangan Asetat (mg)
Kadar Teoritis Hidrokortison
Asetat (µg/mL)
Penimbangan Kloramfenikol
(mg)
Kadar Teoritis Kloramfenikol
(µg/mL)
1 50,6000 10,1200 50,6000 8,0960
2 50,6000 10,1200 50,9000 8,1440
3 50,7000 10,1400 50,7000 8,1120
4 50,8000 10,1600 50,8000 8,1280
5 50,9000 10,1800 50,6000 8,0960
(25)
Lampiran 9. Contoh Perhitungan Kesetaraan Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim
i. Data penimbangan krim merek X
Berat 10 tube berisi krim merek X = 127,2773 g Berat 10 tube kosong = 27,2016 g
Berat krim merek X = 127,2773 g – 27,2016 g = 100,0757 g ii. Perhitungan Kesetaraan Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam
Sediaan Krim
Sediaan krim yang digunakan adalah krim merek X yang mengandung hidrokortison asetat 25 mg dan kloramfenikol 20 mg.
Ditimbang krim setara dengan 25 mg hidrokortison asetat, maka jumlah krim yang ditimbang adalah:
Jumlah hidrokortison asetat dalam 10 tube = 10 tube x �� � x � �
= 2500 mg = 2.5 g
x
= � . �. � = 1.0007 gKemudian dihitung kesetaraan kloramfenikol yang terkandung dalam1.0007 g krim Y = � . � � = 20.014 mg
(26)
Lampiran 10. Data Penimbangan dan Serapan dari Krim Merek X
Pengulangan Penimbangan (gram) 220,6 Serapan pada Panjang Gelombang nm 241,8 nm 250,6 nm 259,2 nm 266,6 nm
1 1,0007 0,417 0,491 0,439 0,352 0,276
2 1,0560 0,421 0,491 0,439 0,352 0,276
3 1,0270 0,411 0,492 0,447 0,342 0,288
4 1,0788 0,413 0,495 0,448 0,349 0,288
5 1,0224 0,421 0,491 0,445 0,348 0,276
(27)
Lampiran 11. Data Perhitungan Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dengan Operasi Matriks
Pengulangan 1 (�� ) = -( . . . . . . . . . . ( . . . . . . . . . . )) −
X . . . . . . . . . . ( , . . . . ) (�� ) = ( . . ) Pengulangan 2 (�� ) = -( . . . . . . . . . . ( . . . . . . . . . . )) −
x . . . . . . . . . . ( . . . . . ) (�� ) = ( .. ) Pengulangan 3 (�� ) = -( . . . . . . . . . . ( . . . . . . . . . . )) −
x .. . . . . . . . . ( . . . . . ) (�� ) = ( .. ) Pengulangan 4 (�� ) = -( . . . . . . . . . . ( . . . . . . . . . . )) −
x . . . . . . . . . . ( . . . . . ) (�� ) = ( .. ) Pengulangan 5 (�� ) = -( . . . . . . . . . . ( . . . . . . . . . . )) −
x .. . . . . . . . . ( . . . . . ) (�� ) = ( .. ) Pengulangan6 (�� ) = -( . . . . . . . . . . ( . . . . . . . . . . )) −
x .. . . . . . . . . ( . . . . . ) ( ) = ( .. )
(28)
Lampiran 12. Perhitungan Kadar Akurasi dari Hasil Matriks Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Pengulangan 1 hidrokortison asetat = ,
, x 100,663% =100,58% kloramfenikol = , , x 98,89% = 98,80% Pengulangan 2 hidrokortison asetat = , , x 100,663% =100,54%
kloramfenikol = ,, x 98,89% = 98,83% Pengulangan 3 hidrokortison asetat = ,
, x 100,663% =100,47% kloramfenikol = ,
, x 98,89% = 98,94% Pengulangan 4 hidrokortison asetat = ,
, x 100,663% =100,79% kloramfenikol = ,
, x 98,89% = 99,54% Pengulangan 5 hidrokortison asetat = ,
, x 100,663% =100,69% kloramfenikol = ,, x 98,89% = 98,66% Pengulangan 6 hidrokortison asetat = , , x 100,663% =100,47%
kloramfenikol = ,
, x 98,89% = 97,97%
Rata – rata akurasi dari perhitungan matriks Hidrokortison Asetat = 100,59% Rata – rata akurasi dari perhitungan matriks Kloramfenikol = 98,79%
(29)
Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim Merek X
1. Kadar Hidrokortison Asetat
No.
(x) Kadar Akurasi
dari hasil
matriks (%) x - x (x - x)
2
1. 100,58 -0,01 0,0001
2. 100,54 -0,05 0,0025
3. 100,47 -0,12 0,0144
4. 100,79 0,2 0,04
5. 100,69 0,1 0,01
6. 100,47 -0,12 0,0144
x = 100,59 (x - x)2 = 0,0814
SD =√∑ x−x− 2=√ , - = √ , = 0,1276
Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α = 0,05 ; dk = n-1 = 6-1 = 5 Diperoleh ttabel= (1 – ½ α); dk
= (1 – 0,025); 5 = 0,975; 5 = 2,5706
Dasar penerimaan data jika t hitung ≤ t tabel t hitung = | x−x
S √⁄ |
t hitung 1 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 0,1919 (diterima) t hitung 2 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 0,9598 (diterima) t hitung 3 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 2,3036 (diterima) t hitung 4 = |S √x-x⁄ | = | , , ⁄√ | = 3,8393 (ditolak)
(30)
Lampiran 13. (Lanjutan)
t hitung 5 = |S √x-x⁄ | = | , , ⁄√ | = 1,9197 (diterima) t hitung 6 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 2,3036 (diterima)
Data 4 ditolak karena nilai t hitung ≥ t tabel, maka data yang dipakai adalah data 1,2,3,5,6.
No.
(x) Kadar Akurasi
dari hasil matriks (%)
x - x (x - x)2
1. 100,58 0,03 0,0009
2. 100,54 -0,01 0,0001
3. 100,47 -0,08 0,0064
5. 100,69 0,14 0,0196
6. 100,47 -0,08 0,0064
x = 100,55 (x - x)2 = 0,0334
SD =√∑ x−x− 2=√ , ,- = √ , = 0,09138
Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α = 0,05 ; dk = n-1 = 5-1 = 4 Diperoleh ttabel= (1 – ½ α); dk
= (1 – 0,025); 4 = 0,975; 5 = 2,77645
Dasar penerimaan data jika t hitung ≤ t tabel
t hitung = | x−x S √⁄ |
t hitung 1 = |S √x-x⁄ | = | , , ⁄√ | = 0,7341 (diterima) t hitung 2 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 0,2474 (diterima) t hitung 3 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 1,9576 (diterima)
(31)
Lampiran 13. (Lanjutan)
t hitung 5 = |S √x-x⁄ | = | , , ⁄√ | = 3,4257 (ditolak) t hitung 6 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 1,9576 (diterima)
Data 5 ditolak karena nilai t hitung ≥ t tabel, maka data yang dipakai adalah data 1,2,3,6.
No.
(x) Kadar Akurasi
dari hasil
matriks (%) x - x (x - x)
2
1. 100,58 0,06 0,0036
2. 100,54 0,02 0,0004
3. 100,47 -0,05 0,0025
6. 100,47 -0,05 0,0025
x = 100,52 (x - x)2 = 0,009
SD =√∑ x−x− 2=√ ,- = √ , = 0,05477
Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α = 0,05 ; dk = n-1 = 4-1 = 3 Diperoleh ttabel= (1 – ½ α); dk
= (1 – 0,025); 3 = 0,975; 5 = 3,1824
Dasar penerimaan data jika t hitung ≤ t tabel t hitung = | x−x
S √⁄ |
t hitung 1 = |S √x-x⁄ | = | , , ⁄√ | = 2,1909 (diterima) t hitung 2 = |S √x-x⁄ | = | , , ⁄√ | = 0,7303 (diterima) t hitung 3 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 1,8248 (diterima)
(32)
Lampiran 13. (Lanjutan)
t hitung 6 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 1,8248 (diterima)
Semua data diterima, maka kadar hidrokortison asetat sebenarnya adalah: = (x̅ ± ttabel x S
√ ) %
= (100,52 ± 3,1824 x , √4 ) % = (100,52 ± 0,08715) %
2. Kadar Kloramfenikol
No. Kadar akurasi (x) hasil matriks
(%)
x - x (x - x)2
1. 98,80 0,01 0,0001
2. 98,83 0,04 0,0016
3. 98,94 0,15 0,0225
4. 99,54 0,75 0,5625
5. 98,66 -0,13 0,0169
6. 97,97 -0,82 0,6724
x = 98,79 (x - x)2 = 1,276
SD = √∑ x−x− 2= √ ,− = √ , = 0,5052
Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α = 0,05 ; dk = n-1 = 6-1 = 5 Diperoleh ttabel= (1 – ½ α); dk
= (1 – 0,025); 5 = 0,975; 5 = 2,5706
Dasar penerimaan data jika t hitung ≤ t tabel
t hitung =| x−x S √⁄ |
t hitung 1 = |S √x−x⁄ | = | , , ⁄√ | =0,04849 (diterima) t hitung 2 = | x−x | = | , | = 0,1939 (diterima)
(33)
Lampiran 13. (Lanjutan)
t hitung 3 = |S √x−x⁄ | = | , , ⁄√ | = 0,7273 (diterima) t hitung 4 = |S √x−x⁄ | = | , , ⁄√ | = 3,6364 (ditolak) t hitung 5 = |S √x−x⁄ | = | ,− , ⁄√ | = 0,6303 (diterima) t hitung 6 = |S √x−x⁄ | = | ,− , ⁄√ | = 3,9758 (ditolak)
Data 4 dan 6 ditolak karena nilai t hitung ≥ t tabel, maka data yang dipakai adalah data 1,2,3,5.
No. Kadar akurasi (x) hasil matriks
(%)
x - x (x - x)2
1. 98,80 -0,01 0,0001
2. 98,83 0,02 0,0004
3. 98,94 0,13 0,0169
5. 98,66 0,15 0,0225
x = 98,81 (x - x)2 = 0,0399
SD =√∑ x−x− 2=√ , - = √ , = 0,1153
Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α = 0,05 ; dk = n-1 = 4-1 = 3 Diperoleh ttabel= (1 – ½ α); dk
= (1 – 0,025); 3 = 0,975; 5 = 3,1824
Dasar penerimaan data jika t hitung ≤ t tabel t hitung =| x−x
S √⁄ |
t hitung 1 = |S √x-x⁄ | = | , - , ⁄√ | = 0,1735 (diterima) t hitung 2 = |S √x-x⁄ | = | , , ⁄√ | = 0,3469 (diterima)
(34)
Lampiran 13. (Lanjutan)
t hitung 3 = |S √x-x⁄ | = | , , ⁄√ | = 2,2549 (diterima) t hitung 5 = |S √x-x⁄ | = | , , ⁄√ | = 2,6019 (diterima) Semua data diterima, maka kadar kloramfenikol sebenarnya adalah:
= (x̅ ± ttabel x S√ ) %
= (98,81 ± 3,1824 x ,√4 ) % = (98,81 ± 0,1835) %
(35)
Lampiran 14. Perhitungan %KV (Koefisien Variasi) Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
%KV = Sx x 100%
%KV Hidrokortison Asetat = , , x 100% = 0,05 % %KV Kloramfenikol = , , x 100% = 0,11 %
(36)
Lampiran 15. Spektrum Serapan dari Larutan Standar Hidrokortison Asetat yang Dibuat Sebanyak 6 Kali Pengulangan
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 0.751 0.600 0.400 0.200 0.000 -0.069 nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 0.757 0.600 0.400 0.200 0.000 -0.070 nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 0.757 0.600 0.400 0.200 0.000 -0.070
Konsentrasi 5 µg/mL Konsentrasi 7,5 µg/mL
Konsentrasi 15 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12,5 µg/mL
Konsentrasi 5 µg/mL Konsentrasi 7,5 µg/mL
Konsentrasi 15 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12,5 µg/mL
Konsentrasi 5 µg/mL Konsentrasi 7,5 µg/mL
Konsentrasi 15 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12,5 µg/mL
(37)
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 0.732 0.600 0.400 0.200 0.000 -0.068
Lampiran 15.(Lanjutan) Pengulangan 4
Pengulangan 5
Pengulangan 6
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 0.757 0.600 0.400 0.200 0.000 -0.070 nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 0.755 0.600 0.400 0.200 0.000 -0.070
Konsentrasi 5 µg/mL Konsentrasi 7,5 µg/mL
Konsentrasi 15 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12,5 µg/mL
Konsentrasi 5 µg/mL Konsentrasi 7,5 µg/mL
Konsentrasi 15 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12,5 µg/mL
Konsentrasi 5 µg/mL Konsentrasi 7,5 µg/mL
Konsentrasi 15 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12,5 µg/mL
(38)
Lampiran 16. Spektrum Serapan dari Larutan Standar Kloramfenikol yang Dibuat Sebanyak 6 Kali Pengulangan
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 0.978 0.500 0.000 -0.089 nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 1.083 1.000 0.500 0.000 -0.099
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 1.151 1.000 0.500 0.000 -0.105
Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12 µg/mL
Konsentrasi 18 µg/mL Konsentrasi 14 µg/mL Konsentrasi 16 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12 µg/mL
Konsentrasi 18 µg/mL Konsentrasi 14 µg/mL Konsentrasi 16 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12 µg/mL
Konsentrasi 18 µg/mL Konsentrasi 14 µg/mL Konsentrasi 16 µg/mL
(39)
Lampiran 16. (Lanjutan) Pengulangan 4
Pengulangan 5
Pengulangan 6
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A bs. 0.919 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 -0.084 nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 0.919 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 -0.084 nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A b s. 1.087 1.000 0.500 0.000 -0.099
Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12 µg/mL
Konsentrasi 18 µg/mL Konsentrasi 14 µg/mL Konsentrasi 16 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12 µg/mL
Konsentrasi 18 µg/mL Konsentrasi 14 µg/mL Konsentrasi 16 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12 µg/mL
Konsentrasi 18 µg/mL Konsentrasi 14 µg/mL Konsentrasi 16 µg/mL
(40)
Lampiran 17. Spektrum Serapan dari Larutan Baku Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol yang Dibuat Sebanyak 6 Kali Pengulangan
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.584
0.400
0.200
0.000 -0.053
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.610
0.400
0.200
0.000 -0.056
Ab
s.
0.608
0.400
0.200
(41)
Lampiran 17. (Lanjutan) Pengulangan 4
Pengulangan 5
Pengulangan 6
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.565
0.400
0.200
0.000 -0.052
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.600
0.400
0.200
0.000 -0.055
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.560
0.400
0.200
0.000 -0.051
(42)
Lampiran 18. Spektrum Serapan dari Sampel Sediaan Krim Merk X yang Dibuat Sebanyak 6 Kali Pengulangan.
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.610
0.400
0.200
0.000 -0.056
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.724
0.600
0.400
0.200
0.000 -0.066
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.732
0.600
0.400
0.200
0.000 -0.067
(43)
Lampiran 18. (Lanjutan) Pengulangan 4
Pengulangan 5
Pengulangan 6
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.718
0.600
0.400
0.200
0.000 -0.066
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.632 0.600
0.400
0.200
0.000 -0.058
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Ab
s.
0.699 0.600
0.400
0.200
0.000 -0.064
(44)
(45)
(46)
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Y.C. (2009). Validasi Metode Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Secara Spektrofotometri UV dengan Aplikasi Panjang Gelombang Berganda. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Halaman 1-2 dan 23-26.
Cairns, D. (2008). Essentials of Pharmaceutical Chemistry. Edisi III. London: Pharmaceutical Press. Halaman 168.
Day, R. A., dan Underwood, A. L. (1998). Quantitative Analysis. Edisi VI. Penerjemah: Sopyan, I. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi VI.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman 383 dan 399-404.
Ditjen POM RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 8.
Ditjen BKAK. (2014). Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Halaman 536 dan 686.
Ermer, J., dan McB Miller, J.H. (2005). Method Validation in Pharmaceutical Analysis, A Guide to Best Practice. Weinheim: Wiley-Vch Verlag GmbH & Co. KGaA. Halaman 201-202 dan 210.
Febriani, C. (2016). Aplikasi Metode Spektrofotometri Secara Panjang Gelombang Berganda Terhadap Penetapan Kadar Teofilin dan Efedrin Hidroklorida dalam Sediaan Tablet. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Ganjar, I.G., dan Rohman, A. (2009). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hal. 31-33.
Hamdani, S., Maimonah, S., dan Akmal. (2014). Optimasi Fase Gerak pada Penetapan Kadar Kloramfenikol dan Hidrokortison Asetat dalam Sediaan Krim Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Skripsi. Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia.
Harmita.(2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.
Majalah Ilmu Kefarmasian.1(3): 117-135.
Khopkar, S.M. (1985). Basic Concepts of Analytical Chemistry. Penerjemah: Saptorahardjo, A. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia. Halaman 215-217.
Maftuhah, H., dan Abidin, T. (2009). Referat Oral Corticosteroid dalam Rangka Mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian SMF Penyakit Kulit dan
(48)
Kelamin. Mataram: RSU Mataram/Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Halaman 1.
Moffat, A.C., Osselton, M.D., dan Widdop, B. (2005). Clarke’s Analysis of Drug and Poisons. Edisi III. London: Pharmaceutical Press.
Mulja, M., dan Suharman. (1995). Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 35 dan 52.
Munson, J.W. (1984). Pharmaceutical Analysis. Modern Methods. Part B. Penerjemah:Harjana. (1991). Analisis Farmasi. Metode Modern. Parwa B. Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 334 dan 385.
Sastrohamidjojo, H. (1985). Spektroskopi. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Halaman 39-40.
Satiadarma, K., Mulja, M., Tjahjono, D.H., dan Kartasasmita, R.E. (2004). Asas Pengembangan Prosedur Analisis. Edisi I. Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 90 dan 94.
Setiabudy, R. (1980). Golongan Tetrasiklin dan Kloramfenikol. Dalam Buku Farmakologi dan Terapi. Edisi II. Editor: Sulistia Gan Gunawan. Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI. Halaman 533.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Edisi VI. Bandung: Penerbit Tarsito. Halaman 168.
Syafrisal, A. (2015). Penetapan Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalama sediaan krim secara pektrofotometri derivatif dengan metode zero crossing. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Syamsuni, H.A. (2012). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 14.
Watson, D.G. (2005). Pharmaceutical Analysis: A Textbook for Pharmacy Students and Pharmaceutical Chemists. Edisi II. Penerjemah: Syarief, W.R. (2010).
Analisis Farmasi: Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi. Edisi II. Jakarta: EGC. Halaman 126-127.
Zainuddin, M. (1999). Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda pada Analisis Multikomponen Secara Spektrofotometri Terhadap Campuran Fenilbutazon dan Metampiron. Majalah Farmasi Indonesia. 10(4): 218.
(49)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yaitu untuk menetapkan kadar campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam sediaan krim merek X secara spektrofotometri ultraviolet (UV) dengan aplikasi metode panjang gelombang berganda.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2016 di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.3 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Visible, Personal Computer (PC) yang dilengkapi software UV Probe 2.43 (UV-1800 Shimadzu), neraca analitik (Mettler Toledo), kuvet, kertas saring, bola karet, spatula, alat-alat gelas (Oberoi) dan alat-alat lainnya yang diperlukan dalam penyiapan sampel.
3.4 Bahan
Bahan yang digunakan adalah etanol absolut (Moffat, dkk., 2005), baku hidrokortison asetat (Tianjin Tianyao, China) (sertifikat pengujian dapat dilihat pada Lampiran 20 halaman 83), baku kloramfenikol (Nanjing, Baijingyu-China) (sertifikat pengujian dapat dilihat pada Lampiran 21 halaman 84), dan krim merek X yang mengandung hidrokortison asetat dan kloramfenikol.
(50)
3.5 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, yaitu ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan yang diteliti (Sudjana, 2005). Sampel yang digunakan yaitu krim merek X yang mengandung hidrokortison asetat 25 mg dan kloramfenikol 20 mg (gambar sediaan dan daftar spesifikasi sediaan krim dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 39 dan Lampiran 2 halaman 40).
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Pembuatan Larutan Induk Baku
3.6.1.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Hidrokortison Asetat
Ditimbang dengan seksama 50 mg baku pembanding hidrokortison asetat kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan 10 mL etanol absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500 g/mL (LIB I). Dari larutan LIB I dipipet 5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 50 g/mL (LIB II).
3.6.1.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Kloramfenikol
Dibuat larutan induk kloramfenikol dengan melarutkan 50 mg serbuk baku kloramfenikol dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan 10 mL etanol absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500 g/mL (LIB I). Dari larutan LIB I dipipet 5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dicukupkan dengan
(51)
50 g/mL (LIB II).
3.6.2 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum
3.6.2.1 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum Hidrokortison Asetat Diambil sebanyak 2 mL dari LIB II hidrokortison asetat kemudian dimasukan ke dalam labu tentukur 10 mL (konsentrasi = 10 g/mL) kemudian ditambahkan etanol absolut. Selanjutnya larutan diencerkan dengan pelarut yang sama hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen untuk memperoleh larutan hidrokortison asetat dengan konsentrasi 10 g/mL. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.6.2.2 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum Kloramfenikol
Diambil sebanyak 2,8 mL dari LIB II kloramfenikol kemudian dimasukan ke dalam labu tentukur 10 mL (konsentrasi = 14 g/mL) kemudian ditambahkan etanol absolut. Selanjutnya larutan diencerkan dengan pelarut yang sama hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen untuk memperoleh larutan kloramfenikol dengan konsentrasi 14 g/mL. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.6.3 Penentuan Spektrum Serapan
3.6.3.1 Penentuan Spektrum Serapan Hidrokortison Asetat
Dibuat larutan standar hidrokortison asetat dalam 5 labu tentukur 10 mL dengan konsentrasi masing-masing 5 g/mL; 7,5 g/mL; 10 g/mL; 12,5 g/mL; dan 15 g/mL, dengan cara mengencerkan sebanyak 1 mL; 1,5 mL; 2 mL; 2,5 mL; dan 3 mL secara berurutan dari LIB II hidrokortison asetat menggunakan pelarut etanol absolut, dibuat sebanyak 6 kali pengulangan. Masing-masing diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
(52)
3.6.3.2 Penentuan Spektrum Serapan Kloramfenikol
Dibuat larutan standar kloramfenikol dengan mengambil sebanyak 2 mL; 2,4 mL; 2,8 mL; 3,2 mL; dan 3,6 mL dari LIB II kloramfenikol. Kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam 5 labu tentukur 10 mL. Dilarutkan dengan pelarut etanol absolut. Kemudian dicukupkan dengan pelarut yang sama untuk membuat larutan standar dengan konsentrasi 10 g/ mL; 12 µg/ mL, 14 g/ mL; 16 µg/ mL; dan 18 g/mL, dibuat sebanyak 6 kali pengulangan. Masing-masing diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.6.4 Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Dibuat larutan hidrokortison asetat dengan konsentrasi 10 g/mL, larutan kloramfenikol dengan konsentrasi 8 g/mL. Kemudian kedua larutan ini diukur serapannya pada panjang gelombang 200–400 nm. Selanjutnya spektrum serapan dari masing-masing komponen di tumpang tindihkan. Kemudian dipilih lima titik sebagai panjang gelombang yang akan digunakan, pemilihan panjang gelombang diambil dari spektrum serapan komponen mulai memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan.
3.6.5 Penentuan Serapan
Larutan standar hidrokortison asetat dan kloramfenikol yang telah dibuat, diukur absorbansinya pada multi panjang gelombang yang telah ditentukan. Nilai serapan kedua senyawa ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi yang dioperasikan pada data konsentrasi dan absorbansi masing-masing senyawa pada setiap panjang gelombang pengukuran.
Dari persamaan regresi yang diperoleh, y = ax + b , y adalah harga serapan (A), a adalah koefisien regresi yang menunjukkan nilai serapan, x adalah kadar
(53)
(mg/100 mL), sedangkan b adalah konstanta.
3.6.6 Penentuan Spektrum Serapan Campuran Baku Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Ditimbang dengan seksama 50 mg baku pembanding hidrokortison asetat kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan 10 mL etanol absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500 g/mL (LIB I). Dari larutan LIB I dipipet 5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 50 g/mL (LIB II). Dibuat larutan induk kloramfenikol dengan melarutkan 50 mg serbuk baku kloramfenikol dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan 10 mL etanol absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500 g/mL (LIB I). Dari larutan LIB I dipipet 5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 50 g/mL (LIB II). Dari larutan hidrokortison asetat LIB II dipipet 2 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL (labu A), dan dari larutan kloramfenikol LIB II dipipet 1,6 mL dimasukkan ke dalam labu A, dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 10 g/mL dan 8 g/mL (labu A). Selanjutnya diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm, dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan.
3.6.7 Penentuan Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim
Ditimbang 10 tube krim merek X yang mengandung hidrokortison asetat 25 mg dan kloramfenikol 20 mg dalam tiap gram kemudian dikeluarkan isinya dari
(54)
dalam tube, kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass. Selanjutnya ditimbang seksama krim setara dengan 25 mg hidrokortison asetat, dihitung kesetaraan kloramfenikol yang terkandung di dalamnya (penimbangan krim dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan). Selanjutnya dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dan ditambahkan etanol absolut 10 mL, disonikasi selama 15 menit, sampai larut, kemudian dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda, dikocok sampai homogen. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10 mL filtrat pertama dibuang. Filtrat selanjutnya ditampung. Kemudian dari filtrat ini dipipet sebanyak 0,5 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL, dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan yang didalamnya terdapat hidrokortison asetat dengan konsentrasi 10 g/mL dan kloramfenikol konsentrasi 8 g/mL. Diukur serapan pada panjang gelombang 200−400 nm. 3.6.8 Perhitungan Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan
Kloramfenikol dengan Menggunakan Perhitungan Matriks
Menurut Zainuddin (1999) dan Andrianto (2009), perhitungan kadar masing-masing komponen dalam campuran dilakukan atas dasar serapan campuran (Ac) dan serapan tiap komponen pada multi panjang gelombang yang telah diketahui dari hasil pengukuran dengan menggunakan persamaan matriks:
[c] = [[a] x [a1]]-1 x [a] x Ac] Keterangan :
[c] : kadar komponen dari campuran
[a] : matriks serapan senyawa penyusun campuran
[a1] : transpose matriks serapan senyawa penyusun campuran [[a] X [a1]]-1 : invers matriks dikali transpose matriks serapan senyawa
penyusun campuran
(55)
Data perhitungan kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji ttabel. Menurut Sudjana (2005) analisis metode standar deviasi dilakukan menggunakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SD =
1 -n
x
-xi 2
Menurut Sudjana (2005) untuk mencari t hitung digunakan rumus:
t hitung =
n SD
x xi
/
Data diterima jika thitung ≤ ttabel pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,005.
Keterangan :
SD : standard deviation / simpangan baku xi : kadar dalam satu perlakuan
X : kadar rata-rata dalam satu sampel (mg/100g) n : jumlah pengulangan
α : tingkat kepercayaan
Menurut Sudjana (2005) untuk menghitung kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol sebenarnya dalam sampel secara statistik dapat digunakan rumus:
µ = x ± (t(α/2, dk) x SD / √n ) Keterangan :
SD : standard deviation / simpangan baku
X : kadar rata-rata dalam satu sampel n : jumlah pengulangan
t : harga ttabel sesuai dengan derajat kepercayaan 3.6.10 Uji Validasi
(56)
Analisis hasil dilakukan untuk mengetahui validitas metode yang digunakan dalam penelitian, berikut parameter yang diukur:
3.6.10.1 Uji Akurasi
Menurut Zainuddin (1999) dan Andrianto (2009) nilai akurasi dihitung dari hasil matriks kadar yang terukur dibandingkan dengan kadar teoritis dikalikan persentase kadar baku pada sertifikat analisis. Akurasi dikatakan baik jika berada dalam rentang 90-110% (Andrianto, 2009).
Akurasi dari hasil matriks = KK × % Kadar baku pada sertifikat analisis
3.6.10.2 Uji Presisi
Penentuan presisi berdasarkan nilai koefisian variasi (KV) atau Coefficient of variation (CV). Jika KV lebih kecil dari 2% maka dinilai mempunyai presisi yang baik (Andrianto, 2009).
Menurut Zainuddin (1999) dan Andrianto (2009) koefisien variasi (KV) diperoleh dengan rumus:
(57)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penentuan Spektrum Serapan Maksimum Hidrokortison Asetat
dan Kloramfenikol
Penentuan spektrum serapan maksimum dilakukan pada panjang gelombang 200–400 nm. Pengukuran hidrokortison asetat pada konsentrasi 10 g/mL, sedangkan untuk kloramfenikol pada konsentrasi 14 g/mL. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh panjang gelombang maksimum hidrokortison asetat pada 241,8 nm dan kloramfenikol pada 274,2 nm. Spektrum serapan maksimum hidrokortison asetat konsentrasi 10 g/mL dan kloramfenikol konsentrasi 14 g/mL masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Spektrum serapan maksimum hidrokortison asetat konsentrasi 10
g/mL
Gambar 4.2 Spektrum serapan maksimum kloramfenikol konsentrasi 14 g/mL
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A
bs.
0.486
0.400
0.200
0.000 -0.046
nm .
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A
bs.
0.829
0.600
0.400
0.200
0.000 -0.075
(58)
4.2 Hasil Penentuan Spektrum Serapan Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Spektrum serapan hidrokortison asetat dan kloramfenikol dari berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan 4.4, sedangkan spektrum tumpang tindih serapan hidrokortison asetat dan kloramfenikol dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.3 Spektrum serapan hidrokortison asetat dengan konsentrasi 5-15 g/mL
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A
b
s.
0.919
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000 -0.084
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A
b
s.
0.732
0.600
0.400
0.200
0.000 -0.068
Konsentrasi 5 µg/mL Konsentrasi 7,5 µg/mL
Konsentrasi 15 µg/mL Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12,5 µg/mL
Konsentrasi 10 µg/mL Konsentrasi 12 µg/mL
Konsentrasi 18 µg/mL Konsentrasi 14 µg/mL Konsentrasi 16 µg/mL
(59)
Gambar 4.5 Tumpang tindih spektrum serapan Hidrokortison Asetat konsentrasi 10 µg/mL dan Kloramfenikol 8 µg/mL
Spektrum serapan hidrokortison asetat dan kloramfenikol dengan berbagai konsentrasi dalam etanol absolut menunjukkan bahwa konsentrasi tidak mengubah bentuk spektrum dari masing-masing zat. Spektrum tumpang tindih merupakan penggabungan kedua serapan dari hidrokortison asetat dan kloramfenikol yaitu konsentrasi 10 µg/mL dan 8 µg/mL dan juga merupakan perbandingan dari kandungan masing masing zat dalam sampel yaitu 10:8.
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa hasil tumpang tindih serapan hidrokortison asetat dan kloramfenikol adalah spektrum serapan yang berimpit. Metode spektrofotometri biasa tidak dapat dilakukan untuk menetapkan kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam campuran, maka dilakukan penetapan kadar masing-masing komponen secara spektrofotometri ultraviolet (UV) dengan aplikasi metode panjang gelombang berganda.
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A
b
s.
0.464
0.400
0.200
0.000 -0.043
Hidrokortison Asetat 10 µg/mL Kloramfenikol 8 µg/mL
(60)
4.3 Penentuan Panjang Gelombang Analisis Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Gambar4.6 Lima titik panjang gelombang yang akan digunakan
Berdasarkan Gambar 4.6 maka diperoleh lima panjang gelombang analisis yang digunakan. Lima panjang gelombang analisis yang digunakan adalah 220,6 nm pada panjang gelombang ini hidrokortison asetat dan kloramfenikol sudah memberikan serapan dan merupakan titik potong kedua kurva serapan hidrokortison asetat dan kloramfenikol. Pada panjang gelombang 241,8 nm kloramfenikol sudah memberikan serapan dan merupakan serapan maksimum hidrokortison asetat. Pada panjang gelombang 250,6 nm serapan hidrokortison asetat sudah menurun dan serapan kloramfenikol mulai meningkat. Pada panjang gelombang 259,2 nm hidrokortison asetat dan kloramfenikol masih sama-sama memberikan serapan dan merupakan titik potong kedua kurva serapan hidrokortison asetat dan kloramfenikol. Pada panjang gelombang 266,6 nm serapan
nm.
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
A
b
s.
0.464
0.400
0.200
0.000
-0.043
266.6 259,2 250,6 241.8
220.6
Hidrokortison Asetat 10 µg/mL Kloramfenikol 8 µg/mL
(61)
4.4 Hasil Penentuan Serapan (a)
Setelah dilakukan pengukuran serapan masing-masing larutan pada panjang gelombang analisis 220,6; 241,8; 250,6; 259,2 dan 266,6 nm dengan pengulangan sebanyak enam kali. Data perhitungan serapan hidrkortison asetat dan kloramfenikol dapat dilihat pada Tabel 4.1-4.12.
Tabel 4.1 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan I Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
5 0.123 0.274 0.216 0.105 0.031
7.5 0.166 0.378 0.299 0.144 0.042
10 0.218 0.483 0.382 0.185 0.056
12.5 0.269 0.588 0.465 0.227 0.071
15 0.313 0.682 0.54 0.264 0.082
a=0.02073 a=0.04507 a=0.03569 a=0.01745 a=0.00547
b=0.0088 b=0.0252 b=0.0196 b=0.0088 b=0.0014
r=0.9981 r=0.9969 r=0.9971 r=0.9975 r=0.9988
Tabel 4.2 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan II Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
5 0.135 0.287 0.228 0.112 0.036
7.5 0.167 0.38 0.301 0.146 0.044
10 0.215 0.485 0.384 0.186 0.056
12.5 0.268 0.591 0.467 0.227 0.07
15 0.313 0.688 0.545 0.265 0.082
a=0.02038 a=0.04515 a=0.03571 a=0.01733 a=0.00531 b=0.0131 b=0.0289 b=0.0232 b=0.0116 b=0.0037 r=0.9950 r=0.9960 r=0.9959 r=0.9956 r=0.9941
(62)
Tabel 4.3 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan III Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
5 0.131 0.285 0.225 0.108 0.032
7.5 0.173 0.382 0.302 0.146 0.044
10 0.223 0.489 0.386 0.187 0.057
12.5 0.271 0.592 0.468 0.227 0.069
15 0.318 0.692 0.548 0.267 0.082
a=0.02085 a=0.04544 a=0.03597 a=0.01753 a=0.00539
b=0.0123 b=0.0280 b=0.0218 b=0.0098 b=0.0024
r=0.9966 r=0.9963 r=0.9965 r=0.9970 r=0.9980
Tabel 4.4 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan IV Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
5 0.14 0.283 0.222 0.108 0.032
7.5 0.182 0.385 0.304 0.148 0.045
10 0.242 0.491 0.388 0.19 0.059
12.5 0.276 0.591 0.467 0.227 0.069
15 0.325 0.689 0.545 0.265 0.083
a=0.02127 a=0.04533 a=0.03588 a=0.01746 a=0.00545 b=0.0169 b=0.0288 b=0.0220 b=0.0109 b=0.0026 r=0.9931 r=0.9961 r=0.9964 r=0.9962 r=0.9975
Tabel 4.5 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan V Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
5 0.123 0.196 0.156 0.075 0.031
7.5 0.166 0.291 0.23 0.108 0.042
10 0.218 0.398 0.314 0.149 0.056
12.5 0.269 0.5 0.394 0.187 0.071
15 0.313 0.603 0.479 0.235 0.082
(63)
Tabel 4.6 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan VI Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
5 0.138 0.28 0.221 0.107 0.032
7.5 0.179 0.385 0.305 0.148 0.045
10 0.239 0.49 0.386 0.188 0.058
12.5 0.274 0.59 0.466 0.226 0.069
15 0.323 0.686 0.543 0.264 0.081
a=0.02115 a=0.04522 a=0.03575 a=0.01738 a=0.00535
b=0.0159 b=0.0284 b=0.0222 b=0.0106 b=0.0029
r=0.9938 r=0.9962 r=0.9963 r=0.9964 r=0.9969
Tabel 4.7 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan I Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
10 0.266 0.102 0.149 0.222 0.281
12 0.31 0.122 0.179 0.267 0.337
14 0.363 0.144 0.209 0.31 0.39
16 0.431 0.171 0.25 0.374 0.472
18 0.495 0.197 0.286 0.425 0.532
a=0.02710 a=0.01080 a=0.01571 a=0.02338 a=0.02935
b=-0.0053 b=-0.0033 b=-0.0044 b=-0.0065 b=-0.0071
r=0.9986 r=0.9981 r=0.9983 r=0.9982 r=0.9985
Tabel 4.8 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan II Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
10 0.353 0.127 0.187 0.275 0.344
12 0.398 0.157 0.227 0.331 0.412
14 0.433 0.165 0.246 0.363 0.455
16 0.489 0.188 0.279 0.413 0.518
18 0.556 0.217 0.315 0.463 0.579
a=0.03047 a=0.01188 a=0.01742 a=0.02568 a=0.03215
b=0.0160 b=0.0038 b=0.0058 b=0.0079 b=0.0096
(64)
Tabel 4.9 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan III Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
10 0.361 0.139 0.201 0.297 0.371
12 0.406 0.156 0.226 0.332 0.414
14 0.472 0.186 0.262 0.377 0.468
16 0.504 0.195 0.286 0.421 0.527
18 0.577 0.223 0.321 0.467 0.582
a=0.03184 a=0.01235 a=0.01782 a=0.02595 a=0.03237
b=0.0152 b=0.0057 b=0.0081 b=0.0129 b=0.0160
r=0.9958 r=0.9955 r=0.9967 r=0.9962 r=0.9961
Tabel 4.10 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan IV Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
10 0.265 0.095 0.138 0.205 0.261
12 0.321 0.12 0.175 0.26 0.33
14 0.375 0.141 0.206 0.303 0.384
16 0.431 0.163 0.237 0.35 0.443
18 0.487 0.184 0.268 0.394 0.498
a=0.02701 a=0.01024 a=0.01492 a=0.02195 a=0.02776
b=-0.0020 b=-0.0023 b=-0.0034 b=-0.0041 b=-0.0045
r=0.9999 r=0.9991 r=0.9991 r=0.9993 r=0.9994
Tabel 4.11 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan V Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
10 0.265 0.103 0.149 0.219 0.278
12 0.321 0.125 0.181 0.266 0.336
14 0.375 0.142 0.206 0.304 0.385
16 0.431 0.163 0.237 0.35 0.443
18 0.487 0.184 0.268 0.394 0.498
a=0.02701 a=0.01020 a=0.01484 a=0.02186 a=0.02764
(65)
Tabel 4.12 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan VI Konsentrasi
µg/mL
1 2 3 4 5
220.6 nm 241.8 nm 250.6 nm 259.2 nm 266.6 nm
10 0.342 0.132 0.192 0.281 0.349
12 0.388 0.151 0.222 0.327 0.408
14 0.431 0.166 0.246 0.364 0.456
16 0.498 0.191 0.281 0.415 0.519
18 0.547 0.212 0.312 0.46 0.577
a=0.03043 a=0.01174 a=0.01732 a=0.02558 a=0.03207
b=0.0127 b=0.0050 b=0.0068 b=0.0094 b=0.0106
r=0.9970 r=0.9969 r=0.9975 r=0.9979 r=0.9982
Pemilihan nilai serapan (a) dapat ditentukan berdasarkan harga r hitungnya. Nilai r ≥ 0,97 dapat diterima dan memenuhi kriteria validasi (Ermer dan McB Miller, 2005).
Nilai serapan (a) yang dipakai adalah nilai serapan dari hidrokortison asetat dan kloramfenikol adalah pada pengulangan V. Data serapan jenis yang diperoleh ini kemudian digunakan untuk menetapkan kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam campuran dengan perhitungan matriks.
4.5 Hasil Kadar Teoritis Campuran Baku Hidrokortison Asetat dan
Kloramfenikol
Data penimbangan masing-masing baku hidrokortison asetat dan kloramfenikol digunakan untuk menghitung kadar teoritis campuran campuran hidrokortison asetat dan klramfenikol. Data penimbangan baku hidrokortison asetat dan kloramfenikol dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 62.
(66)
Tabel 4.13 Data Kadar Teoritis Campuran Baku Hirokortison Asetat dan Kloramfenikol
No. Baku Hidrokortison Asetat Kadar Teoritis (µg/mL)Kloramfenikol
1 10.120 8.096
2 10.120 8.144
3 10.140 8.112
4 10.160 8.128
5 10.180 8.096
6 10.120 8.096
4.6 Hasil Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
dalam Sediaan Krim dengan Menggunakan Perhitungan Matriks
Sampel yang berupa sediaan krim yang hidrokortison asetat dan kloramfenikol yang telah dipreparasi kemudian diukur pada panjang gelombang 200–400 nm. Berdasarkan spektrum yang didapat lalu ditentukan serapan hidrokortison asetat dan kloramfenikol pada panjang gelombang analisis yang telah dipilih sebelumnya, yaitu panjang gelombang 220,6; 241,8; 250,6; 259,2 dan 266,6 nm.
Data serapan larutan sampel yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur kadar masing-masing, dengan menggunakan perhitungan matriks. Kemudian dari perhitungan akan diperoleh kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol. Perhitungan matriks dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 65.
Tabel 4.14 Data Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim dengan Menggunakan Perhitungan Matriks
No. Sampel Kadar Perolehan Matriks (µg/mL)
Hidrokortison Asetat Kloramfenikol
1 10.11200 8.08834
2 10.10729 8.13936
3 10.12049 8.11601
4 10.17306 8.18174
5 10.18223 8.07698
(67)
4.7 Hasil Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim dengan Analisis secara Statistik
Kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam sediaan krim merek X dengan analisis secara statistik pada metode panjang gelombang berganda dan juga penelitian yang telah dilakukan oleh Syafrisal (2015) secara spektrofotometri derivatif dengan teknik zero crossing dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim
Merek X dengan Analisis Secara Statistik Rujukan
Syafrisal (2015) Suci (2016)
Metode zero crossing panjang gelombang berganda
Pelarut etanol absolut etanol absolut
yang digunakan
hidrokortison asetat pada 222,2 nm dan kloramfenikol pada
228,4 nm
220,6nm; 241,8nm; 250,6 nm; 259,2 nm; dan
266,6 nm Kadar
hidrokortison
asetat (100,08 ± 1,23) % (100,52 ± 0,08) %
Kadar
kloramfenikol (102,32 ± 3,90) % (98,81 ± 0,18) %
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas, kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam sediaan krim merek X memenuhi persyaratan menurut Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 untuk sediaan krim hidrokortison asetat yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada label, dan untuk krim kloramfenikol yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% dari jumlah yang tertera pada label. Kadar hidrokortison asetat yang diperoleh dengan metode panjang gelombang berganda lebih besar daripada dengan metode spektrofotometri derivatif teknik zero crossing, dan kadar kloramfenikol yang diperoleh dengan metode panjang gelombang berganda lebih kecil dari pada dengan metode spektrofotometri derivatif teknik zero crossing. Hal ini bisa disebabkan karena adanya perbedaan pada pengambilan panjang gelombang
(68)
analisisnya. Perhitungan statistik dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 67.
4.8 Hasil Uji Validasi
4.8.1 Akurasi Hasil Matriks
Diperoleh rentang akurasi dari hasil matriks masing-masing 100.47%-100.79% untuk hidrokortison asetat dan 97.97%-99.54% untuk kloramfenikol. Nilai rentang kadar akurasi hidrokortison asetat dan kloramfenikol memiliki akurasi yang baik karena berada pada rentang 90%-110% untuk hidrokortison asetat dan 90%-130% untuk kloramfenikol. Data hasil uji akurasi dari hasil matriks hidrokortison asetat dan kloramfenikol pada sediaan krim merek Xdapat dilihat pada Tabel 4.15. Perhitungan kadar akurasi hasil matriks dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 66.
Tabel 4.16 Data Kadar Akurasi Hasil Matriks Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim
No. Sampel Kadar Akurasi Hasil Matriks (%)
Hidrokortison Asetat Kloramfenikol
1 100.58 98.80
2 100.54 98.83
3 100.47 98.94
4 100.79 99.54
5 100.69 98.66
6 100.47 97.97
4.8.2 Presisi
Diperoleh hasil uji presisi yaitu koefisien variasi (%KV) untuk masing-masing hidrokortison asetat dan kloramfenikol adalah 0.05% dan 0.11%. Koefisien variasi yang diperoleh telah memenuhi syarat presisi yaitu ≤ 2% (Gandjar dan Rohman, 2009). Perhitungan koefisien variasi (%KV) dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 73.
(69)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
a. Kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam campuran dapat ditentukan secara spektrofotometri ultraviolet dengan aplikasi metode panjang gelombang berganda.
b. Kadar hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam campuran memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014 dengan persentase kadar sebesar 100,52% ± 0,08% dan 98,81% ± 0,18% masing-masing untuk hidrokortison asetat dan kloramfenikol.
5.2 Saran
Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut pada penetapan kadar campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol dengan metode lain, misalnya secara spektrofotometri derivatif dengan metode rasio.
(70)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Bahan
2.1.1 Hidrokortison Asetat
Menurut Ditjen. BKAK., (2014), uraian tentang hidrokortison asetat adalah sebagai berikut :
Rumus Struktur :
Gambar 2.1 Struktur Hidrokortison Asetat
Nama Kimia : Pregn 4-ene-3,20 dione-11β,17α dihidroksi-21-asetat
Rumus Molekul : C23H32O6
Berat Molekul : 404,50
Kandungan : Mengandung hidrokortison asetat, C23H32O6 tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Pemeriaan : Serbuk hablur; putih hingga praktis putih; tidak berbau.
(71)
Hidrokortison asetat merupakan obat golongan kortikosteroid. Sebagian besar khasiat yang diharapakan dari pemakaian kortikosteroid adalah sebagai antiinflamasi, antialergi. Karena khasiat inilah kortikosteroid banyak digunakan dalam bidang dermatologi. Di bidang dermatologi pada umumnya lebih digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antialergi (Maftuhah dan Abidin, 2009).
Dalam etanol, hidrokortison asetat memiliki panjang gelombang maksimum
sebesar 240 nm (A11 = 435a) (Moffat, dkk., 2005).
Gambar 2.2 Spektrum Hidrokortison Asetat (Moffat, dkk., 2005)
2.1.2 Kloramfenikol
Menurut Ditjen. BKAK., (2014), uraian tentang kloramfenikol adalah sebagai berikut :
Rumus struktur :
(72)
Nama Kimia : D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-[ − hidroksi − −
hidroksimetil − p − nitrofenetil]asetamida
Rumus Molekul : C11H12Cl2N2O5
Berat Molekul : 323,13
Kandungan : Tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang;
hingga putih kelabu atau putih kekuningan; Larutan praktis netral terhadap lakmus P; stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam
propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.
Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat pada ribosom 50s dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman (Setiabudy, 1980).
Gambar 2.4 Spektrum Kloramfenikol (Moffat, dkk., 2005)
(73)
278 nm (A1
1 = 298a) dan dalam alkohol memiliki panjang gelombang maksimum
sebesar 271 (A11 = 178a) (Moffat, dkk., 2005).
2.2 Spektrofotometri
2.2.1 Pengertian Spektrofotometri
Spekrofotometri merupakan salah satu teknik analisis spektrofotometri yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar ultraviolet dan sinar
tampak dengan memakai instrumen spektrofotometer (Gandjar dan Rohman, 2009).
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 1985).
2.2.2 Komponen Spektrofotometri
Suatu diagram sederhana dari spektrofotometer ultraviolet-visible dapat
dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Diagram spektrofotometer Ultraviolet-Visible (Sastrohamidjojo,
1985)
a. Sumber tenaga radiasi: Sumber radiasi ultraviolet yang banyak digunakan adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium (Sastrohamidjojo, 1985). Sedangkan untuk sumber radiasi visible digunakan lampu tungsten (Cairns, 2004).
(74)
b. Monokromator: Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis (Khopkar, 1985).
c. Sel absorpsi: Pada pengukuran di daerah visible kuvet kaca dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah ultraviolet kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10 mm. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi (Khopkar, 1985).
d. Detektor: Peranan detekor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang (Khopkar, 1985).
2.2.3 Hukum Lambert-Beer
Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert-Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan (Gandjar dan Rohman, 2009).
Hukum Lambert-Beer umumnya dikenal dengan persamaan sebagai berikut:
A = abc Keterangan: A = absorbansi a = absorptivitas b = tebal kuvet (cm)
(75)
c = konsentrasi
2.2.4 Kegunaan Spektrofotometri
Penggunaan utama spektrofotomteri ultraviolet-visible adalah dalam
analisis kuantitatif, yaitu menentukan kadar senyawa yang mengabsorpsi radiasi
ultraviolet-visible dengan membandingkan absorban sampel terhadap absorban
senyawa standar yang konsentrasinya diketahui, diukur pada kondisi larutan yang sama (Satiadarma, dkk., 2004).
Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dalam analisis kualitatif sangat terbatas karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan untuk dilakukan (Satiadarma, dkk., 2004).
Metode spektrofotometri memiliki beberapa keuntungan antara lain kepekaan yang tinggi, ketelitian yang baik, mudah dilakukan, cepat pengerjaannya dan dapat digunakan untuk menentukan senyawa campuran (Munson, 1984).
2.3 Analisis Multikomponen dengan Spektrofotometri
Analisis kuantitatif campuran dua komponen merupakan teknik pengembangan analisis kuantitatif komponen tunggal. Prinsip pelaksanaanya adalah mencari absorban atau beda absorban di tiap-tiap komponen yang memberikan korelasi yang linier terhadap konsentrasi, sehingga akan dapat dihitung masing-masing kadar campuran zat tersebut secara serentak atau salah satu komponen komponen dalam campurannya dengan komponen lainnya (Mulja dan Suharman, 1995).
(76)
Menurut Day dan Underwood (1998) ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada spektrum absorban dua komponen sebagai berikut:
a. Kemungkinan I
Gambar 2.6 Spektrum absorban senyawa X dan Y
Pada Gambar 2.6 diatas menunjukkan terjadi kemungkinan spektrum tidak tumpang tindih pada dua panjang gelombang yang digunakan. X dan Y
semata-mata diukur masing-masing pada panjang gelombang 1 dan 2.
b. Kemungkinan II
Gambar 2.7 Spektrum absorban senyawa X dan Y, spektrum X bertumpang
tindih pada spektrum Y
Terjadi tumpang tindih satu cara dari Gambar 2.7 dimana Y tidak
(1)
4.3 Penentuan Panjang Gelombang Analisis Hidrokortison
Asetat dan Kloramfenikol ... 27
4.4 Hasil Penentuan Serapan (a) ... 28
4.5 Hasil Kadar Teoritis Campuran Baku Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol... 32
4.6 Hasil Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim dengan Menggunakan Perhitungan Matriks ... 33
4.7 Hasil Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim dengan Analisis secara Statistik ... 34
4.8 Hasil Uji Validasi ... 35
4.8.1 Akurasi Hasil Matriks ... 35
4.8.2 Presisi ... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 36
5.1 Kesimpulan ... 36
5.2 Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
(2)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Hasil Beberapa Penelitian Penetapan Kadar Hidrokortison
Asetat dan Kloramfenikol dalam Campuran ... 13
4.1 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan I ... 28
4.2 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan II ... 28
4.3 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan III. ... 29
4.4 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan IV ... 29
4.5 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan V ... 29
4.6 Data Perhitungan Serapan Hidrokortison Asetat Pengulangan VI ... 30
4.7 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan I ... 30
4.8 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan II ... 30
4.9 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan III ... 31
4.10 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan IV ... 31
4.11 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan V ... 31
4.12 Data Perhitungan Serapan Kloramfenikol Pengulangan VI ... 32
4.13 Data Kadar Teoritis Campuran Baku Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol ... 33
4.14 Data Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim dengan Menggunakan Perhitungan Matriks 33 4.15 Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam SediaanKrim Merek X dengan Analisissecara Statistik ... 34
4.16 Data Kadar Akurasi Hasil Matriks Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim ... 35
(3)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Hidrokortison Asetat ... 5
2.2 Spektrum Hidrokortison Asetat ... 6
2.3 Struktur Kloramfenikol ... 6
2.4 Spektrum Kloramfenikol ... 7
2.5 Diagram Spektrofotometer Ultraviolet-Visible ... 8
2.6 Spektrum Absorban Senyawa X dan Y ... 11
2.7 Spektrum Absorban Senyawa X dan Y, Spektrum X Bertumpang Tindih pada Spektrum Y... 11
2.8 Spektrum Absorban Senyawa X dan Y Saling Tumpang Tindih ... 12
4.1 Spektrum Serapan Maksimum Hidrokortison Asetat Konsentrasi 10 g/mL ... 24
4.2 Spektrum Serapan Maksimum Kloramfenikol Konsentrasi 14 g/mL ... 24
4.3 Spektrum Serapan Hidrokortison Asetat Dengan Konsentrasi 5 g/mL-15 g/mL ... 25
4.4 Spektrum Serapan Kloramfenikol Dengan Konsentrasi 10 g/mL-18 g/mL ... 25
4.5 Spektrum Tumpang Tindih Hidrokortison Asetat Konsentrasi 10 µg/mL dan Kloramfenikol 8 µg/mL ... 26
4.6 Lima TitikPanjang Gelombang yang Akan Digunakan ... 27
(4)
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN
Gambar Halaman
1 Sampel yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan
Kloramfenikol ... 41
2 Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1800) ... 41
3 Neraca analitik (Mettler Toledo) ... 41
(5)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Gambar Sampel yang Mengandung Hidrokortison Asetat
dan Kloramfenikol ... 39
2 Komposisi Krim Merek X ... 40
3 Gambar Alat ... 41
4 Bagan Alir Prosedur Penelitian ... 42
5 Data Kalibrasi Baku Hidrokorton Asetat, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi ... 49
6 Data Kalibrasi Baku Kloramfenikol, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi ... 54
7 Perhitungan Kadar Teoritis dari Campuran Baku Baku Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol... 59
8 Data Penimbangan Baku serta Kadar Teoritis dari Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol ... 62
9 Perhitungan Kesetaraan Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim ... 63
10 Data Penimbangan dan Serapan dari Krim Merek X ... 64
11 Data Perhitungan Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dengan Operasi Matriks ... 65
12 Perhitungan Kadar Akurasi dari Hasil Matriks Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol ... 66
13 Perhitungan Statistik Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam Sediaan Krim Merek X ... 67
14 Perhitungan %KV (Koefisien Variasi) Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol ... 73
15 Spektrum Serapan dari Larutan Standar Hidrokortison Asetat yang dibuat Sebanyak 6 Kali Pengulangan ... 74
16 Spektrum Serapan dari Larutan Standar Kloramfenikol yang Dibuat Sebanyak 6 Kali Pengulangan ... 76
(6)
17 Spektrum Serapan Dari Larutan Baku Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol yang dibuat
Sebanyak 6 Kali pengulangan ... 78
18 Spektrum Serapan dari Sampel Sediaan Krim Merek X yang Dibuat Sebanyak 6 Kali Pengulangan ... 80
19 Daftar Nilai Distribusi T ... 82
20 Sertifikat Pengujian Hidrokortison Asetat ... 83