28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab
akibat. Unit analisis dalam penelitian ini yaitu semua situs resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi cross-sectional, yaitu studi yang dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, Sekaran 2006.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis mengumpulkan dan menganalisis data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari berbagai macam sumber seperti dari internet, jurnal-
jurnal ilmiah, buku-buku teks, dan dari berbagai sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, sehinggga tempat dilakukannya penelitian ini
tidak dapat dinyatakan secara spesifik. 3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas.
Universitas Sumatera Utara
29
3.3.1 Variabel Terikat
Variabel terikat dependent variable adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Melalui analisis terhadap
variabel terikat adalah mungkin untuk menemukan jawaban atas suatu masalah Sekaran, 2006. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
tingkat pengungkapan informasi keuangan di website resmi pemerintahan daerah di Indonesia.
3.3.2 Variabel Bebas
Variabel bebas independent variable adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat secara positif atau negatif bagi variabel
dependen nantinya Sekaran, 2006. Apabila setiap unit kenaikan variabel bebas diikuti oleh kenaikan variabel terikat maka variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat secara positif. Begitu juga sebaliknya, apabila setiap unit penurunan variabel bebas diikuti oleh penurunan
variabel terikat maka variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara negatif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Tipe Pemda X1,
Opini BPK X2, dan Jumlah Penduduk X3.
Universitas Sumatera Utara
30
3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Transparansi Informasi Keuangan di website resmi Pemerintahan
Daerah di Indonesia
Transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah adalah pemberian informasi berupa laporan keuangan melalui
media internet yang dilakukan oleh pemerintahan daerah sekalipun tidak diwajibkan dalam suatu peraturan. Sesuai dengan penelitian
sebelumnya, pengukuran variabel transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah menggunakan variabel dummy
Laswad et al, 2005. Dalam penelitian ini, transparansi informasi keuangan dilihat pada informasi laporan keuangan karena masih sangat
sedikit pemerintah daerah pemda yang mempublikasikan laporan keuangannya. Transparansi informasi keuangan di internet dinilai dari
ada tidaknya APBD, laporan keuangan pemerintah daerah LKPD, atau LAKIP pada situs resmi pemerintahan daerah. LKPD sendiri
terdiri dari empat komponen, yaitu neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Jika seluruh
komponen LKPD tersebut terdapat dalam situs resmi pemerintahan daerah, maka pemerintahan daerah tergolong mengungkapkan
informasi keuangannya. Jika seluruh bagian LKPD dalam pelaporan keuangan tersebut terdapat pada situs resmi pemerintahan daerah diberi
nilai 1 sedangkan jika komponen LKPD yang terdapat pada situs resmi
Universitas Sumatera Utara
31 pemerintahan daerah tidak dipublikasikan secara lengkap maka diberi
nilai 0. 3.4.2 Tipe Pemda
Variabel tipe pemda telah banyak digunakan dalam penelitian mengenai pengungkapan oleh sektor publik, salah satunya oleh Laswad
et al. 2005 yang mendapatkan hasil signifikan mengenai hubungan tipe pemda dengan tingkat pengungkapan informasi keuangan pada
website Pemda. Proksi tipe pemda yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel dummy dimana 1 diberikan jika Pemda berbentuk
Pemerintah Kota dan 0 untuk Pemda berbentuk Pemerintah Kabupaten.
3.4.3 Opini BPK
Kualitas akuntabilitas keuangan daerah dapat dilihat pada penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD. LKPD
pemerintahan daerah sendiri akan diaudit oleh BPK untuk dilihat kewajaran penyajian laporan keuangannya yang kemudian BPK akan
menerbitkan IHPS Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester yang berisi tentang opini audit oleh BPK tentang suatu LKPD. Opini audit secara
bertingkat terdiri atas: Tidak Wajar TW, Tidak Memberikan Pendapat TMP, Wajar Dengan Pengecualian WDP, dan yang terbaik adalah
Wajar Tanpa Pengecualian WTP. Pemda yang mendapat opini WTP akan cenderung melakukan publikasi laporan keuangan melalui internet
untuk menunjukkan sinyal kualitas pengelolaan keuangan yang baik
Universitas Sumatera Utara
32 dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya, opini audit selain WTP
dapat menimbulkan konotasi atau persepsi publik akan adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan daerah, sehingga
pemerintah cenderung menutupi informasi keuangannya. Selanjutnya penghitungan variabel opini BPK dalam penelitian ini menggunakan
variabel dummy, dimana opini BPK atas LKPD yang mendapat opini WTP Wajar Tanpa Pengecualian akan diberikan nilai 1 sedangkan
sisanya selain WTP diberi nilai 0.
3.4.4 Jumlah Penduduk
Sesuai dengan Stakeholder Theory, penduduk merupakan salah satu stakeholder terpenting pemerintahan daerah. Oleh karena itu,
semakin banyak jumlah penduduk maka tekanan untuk meminta informasi juga semakin besar. Dalam hubungannya dengan transparansi
di bidang informasi sosial dan lingkungan di website pemerintahan daerah di Spanyol, jumlah penduduk juga menunjukkan relasi yang
sama Garcia-Sanchez, 2013. Daerah dengan jumlah penduduk yang lebih banyak memiliki tingkat pengungkapan yang lebih tinggi
dibandingkan daerah dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit sehingga untuk mengukur tingkat kependudukan pada penelitian ini
diukur dari jumlah penduduk yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
33
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
No. Variabel
Defenisi Indikator
Skala 1
Transparansi Informasi
Keuangan di website
resmi Pemerintahan
Daerah Y Transparansi informasi
keuangan di website resmi pemerintahan
daerah adalah pemberian informasi keuangan
melalui media internet yang dilakukan oleh
pemerintahan daerah sekalipun tidak
diwajibkan dalam suatu peraturan.
Transparansi informasi keuangan
di internet dinilai dari tersedia atau
tidaknya laporan keuangan
pemerintah daerah LKPD
secara lengkap pada situs
resmi pemerintahan daerah.
Dummy
2 Tipe Pemda X1
Tipe pemda didefinisikan sebagai bentuk
pemerintahan daerah. Pemerintah daerah di
Indonesia
ada yang berbentuk
pemerintah kota dan ada pula yang
berbentuk pemerintah
kabupaten. Pengukuran variabel
tipe pemda dalam penelitian ini dengan
cara memberi nilai 1 untuk pemerintah
kota dan nilai 0 untuk pemerintah
kabupaten. Dummy
3 Opini BPK X2
Opini BPK adalah penilaian yang diberikan
BPK kepada suatu daerah terkait atas pemeriksaan
LKPD-nya. Pengukuran variabel
opini BPK dalam penelitian ini dengan
cara memberi nilai 1 untuk opini WTP
dan sisanya diberi nilai 0.
Dummy
4 Jumlah
Penduduk X3 Jumlah penduduk
menunjukkan banyaknya penduduk yang
bertempat tinggal di wilayah tersebut. Daerah
dengan jumlah penduduk yang lebih banyak
memiliki tingkat pengungkapan yang lebih
tinggi dibandingkan daerah dengan jumlah
penduduk yang lebih sedikit.
Untuk mengukur tingkat
kependudukan pada penelitian ini diukur
dari jumlah penduduk di suatu
daerah tersebut. Nominal
Universitas Sumatera Utara
34
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik sama Indriantoro dan Supomo, 2012. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Website Pemda Kabupaten dan Kota di Indonesia.
Pengambilan sampel digunakan dengan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu Daulay, 2010.
Adapun kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1.
Memiliki situs resmi pemerintahan daerah dan masih aktif. 2.
Menyediakan neraca keuangan pemerintahan daerah kota dan kabupaten yang telah diaudit oleh BPK yang terdapat pada situs resmi pemerintahan daerah.
Sampling adalah proses pengambilan sebagian elemen dari suatu populasi sebagai wakil dari populasi tersebut. Besaran sampel yang tepat untuk penelitian
adalah lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 Sekaran, 2006.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan sumber data sekunder. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diolah terlebih dahulu dan merupakan data yang telah dipublikasikan kepada umum melalui lembaga resmi
yang telah ditentukan. Menurut waktu pengumpulan data yang digunakan dalam
Universitas Sumatera Utara
35 penelitian ini digolongkan ke dalam cross section. Data cross section adalah data
yang berasal dari satu tahun tetapi terdiri dari banyak sampel. Data dari penelitian ini selama tahun 2015. Data variabel dependen yaitu transparansi informasi
keuangan di website resmi pemerintahan daerah yang dapat dilihat dari ketersediaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD secara lengkap yang
terdapat pada situs resmi pemerintahan daerah dan diperoleh dengan mengamati secara langsung. Alamat situs resmi pemerintahan daerah didapat dari
www.kemendagri.go.id. 3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan studi dokumentasi. Data-data dan teori dalam penelitian ini
diperoleh dari literatur, artikel, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan landasan teori. Data juga diperoleh dari studi dokumentasi yang
dilakukan dengan menggunakan data sekunder baik dari lembaga yang mengeluarkan data tersebut dan juga melalui internet.
3.8 Metode Analisis 3.8.1 Analisis Deskriptif