Pelaporan Keuangan Pemerintahan Daerah Teori Stakeholder

17 pengambilan keputusan oleh pemerintahan daerah terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban laporan keuangan pemerintah daerah. Dalam PP Nomor 65 Tahun 2010 Pasal 4 yang mengatur tentang pelaksanaan pelaporan informasi keuangan oleh daerah kepada pemerintah haruslah mencakup: 1. APBD dan realisasi APBD provinsi, kabupaten, dan kota. 2. Neraca daerah. 3. Laporan arus kas. 4. Catatan atas laporan keuangan daerah. 5. Dana dekosentrasi dan dana tugas pembantuan. 6. Laporan keuangan pemerintah daerah. 7. Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah.

2.5 Pelaporan Keuangan Pemerintahan Daerah

Pelaporan keuangan merupakan suatu bentuk pengungkapan informasi keuangan. Pengungkapan memiliki arti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang berkepentingan. Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus kelompok tertentu saja Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2007. Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan diungkapkan demi mencapai tujuan ekonomi dan sosial negara Universitas Sumatera Utara 18 Menurut PP Nomor 65 Tahun 2010, menyatakan bahwa unsur-unsur yang ada dalam informasi keuangan daerah adalah APBD dan LKPD, adapun APBD terdiri atas: 1. Anggaran pendapatan, di antaranya: a. Pendapatan Asli Daerah, terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, dan penerimaan lain-lain. b. Dana Perimbangan, terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. 2. Anggaran belanja, diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. Anggaran belanja ini digunakan untuk membiayai penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah. 3. Pembiayaan, terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Sedangkan LKPD terdiri atas : 1. Laporan realisasi anggaran. 2. Laporan Arus Kas. 3. Neraca. 4. Catatan atas laporan keuangan.

2.6 Teori Stakeholder

Ghozali dan Chariri 2007 berpendapat bahwa Stakeholder Theory merupakan perusahaan, bukanlah suatu entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi para stakeholder- Universitas Sumatera Utara 19 nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan stakeholder kepada perusahaan tersebut. Gray, Kouhi, dan Adams 1994 dalam Ghozali dan Chariri 2007 berpendapat bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan itu harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah mencari dukungan tersebut. Semakin powerful stakeholder, maka akan semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Deegan 2000 berpendapat bahwa setiap stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi mengenai pengaruh stakeholder terhadap organisasi, sekalipun stakeholder memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut ataupun stakeholder tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap keberlangsungan organisasi. Dengan adanya ”hak atas informasi” itu, Gray, Owen, dan Adams 1996 dalam Deegan 2000 membuat accountability model, yang menganggap pelaporan reporting lebih sebagai wujud pertanggungjawaban dibanding wujud pemenuhan tuntutan. Dengan kata lain, tiap pihak dalam lingkungan organisasi memiliki hak untuk diinformasikan mengenai operasi organisasi. Hal ini juga berlaku pada pemerintahan daerah, dimana transparansi informasi keuangan pemerintahan daerah di internet dapat memberikan dampak yang positif bagi para stakeholder masyarakat. Dengan adanya website resmi pemerintahan daerah, maka transparansi informasi keuangan pemerintahan daerah dapat dengan mudah dilakukan demi mendapatkan dukungan dari para stakeholder. Apabila pemerintahan daerah telah berhasil mendapatkan dukungan Universitas Sumatera Utara 20 dan respon yang positif dari para stakeholder, maka aktivitas pemerintahan daerah dapat berjalan dengan baik dan lancar.

2.7 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

1 7 97

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 11

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 7

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 11

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

1 1 9

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 4 18

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 4

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 18