commit to user 5
II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Diet CFGF
Casein Free Gluten Free
Diet casein dan gluten CFGF merupakan diet yang dilaksanakan oleh anak ASD Autism Spectrum Disorder guna memperbaiki gangguan
pencernaan serta memiliki efek terhadap perilaku anak ASD. Diet CFGF dilakukan dengan menghilangkan makanan yang mengandung gluten dan
kasein dari menu makanan yang dikonsumsi oleh anak ASD. Gluten dapat ditemukan pada gandum-ganduman serta semua jenis makan yng
mengunakan campuran terigu, sedangkan kasein dapat ditemukan pada susu sapi serta semua produk yang mengunakan campuran kasein seperti
keju Ningsih, 2006. Diet bebas gluten dan casein merupakan terapi penunjang yang tidak
dapat bersifat langsung menyembuhkan autisme, namun diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan Hasan, 2010. Menurut Soenardi
2009 perbaikan atau penurunan gejala autisme dengan diet CFGF biasanya dapat dilihat dalam waktu antara 1-3 minggu. Apabila setelah
beberapa bulan menjalankan diet tersebut tidak ada kemajuan, berarti diet tersebut tidak cocok dan anak dapat diberi makanan seperti sebelumnya.
Diet CFGF merupakan terapi yang dilaksanakan dari dalam tubuh dan apabila dilaksanakan dengan terapi lain, seperti terapi perilaku, terapi
wicara, dan terapi okupasi yang bersifat fisik akan lebih baik. Setelah mengikuti dan menjalani diet CFGF banyak anak autisme mengalami
perkembangan pesat dalam kemampuan bersosialisasi dan mengejar ketinggalan dari anak-anak lain. Diet CFGF dilaksanakan dengan cara
mengganti semua bahan makanan yang berasal dari susu sapi dan tepung terigu. Hal ini dikarenakan tubuh anak autis tidak bisa mencerna kasein
dalam susu dan gluten dalam tepung terigu secara sempurna, sehingga rantai protein tidak terpecah total melainkan menjadi rantai-rantai pendek
asam amino yang disebut peptida. Uraian senyawa yang tidak sempurna
commit to user 6
masuk ke pembuluh darah dan sampai ke otak sebagai morfin. Keberadaan morfin jelas mempengaruhi kerja otak dan pusat-pusat saraf sehingga anak
berperilaku aneh dan sulit berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan diet kasein dan gluten dapat meminimalkan gangguan morfin dan
merangsang kemampuan anak dalam menerima terapi Nurdin, 2008. Pada susu 80 proteinnya berupa kasein. Kasein termasuk jenis
phospoprotein yang terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida. Kasein relatif tidak bisa larut dan cenderung
membentuk struktur yang disebut misel yang meningkatkan kelarutannya di air. Ukuran misel kasein tidak seragam, berkisar antara 30–300 mµ.
Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet dan alkohol. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan oleh asam yang
terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikrobia Belqis, 2008. Gluten adalah zat yang hanya ada pada tepung terigu dan pada jenis
tepung lainnya tidak ada. Sifat dari zat ini adalah kenyal dan elastis. Gluten sangat penting dan diperlukan dalam pembuatan roti agar dapat
mengembang dengan baik dan mie supaya kenyal atau beberapa produk makanan yang memerlukan gluten yang tinggi, seperti pembuatan kulit
martabak telur supaya tidak mudah robek, dan sebagainya. Gluten akan terbentuk lebih sempurna apabila waktu umur tepung minimal 7 hari
setelah digiling dan diberikan energi proses aduk. Banyak atau sedikitnya gluten yang didapat tergantung dari berapa banyak jumlah
protein dalam tepung itu sendiri, semakin tinggi proteinnya maka semakin banyak jumlah gluten yang didapat Rustandy, 2009. Menurut Wulandari
2010 beberapa contoh makanan yang sebagian besar terbuat dari tepung
terigu sehingga mengandung gluten yaitu roti, mie, sereal, pasta, kue dan
biskuit.
commit to user 7
2. Kedelai