Pakan Ruminansia PENGARUH MENIR KEDELAI, TEPUNG IKAN DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR RANSUM SAPI PO BERFISTULA

commit to user 6 menghidrolisa lipid dan amilase serta disakarida, sedangkan nukleosidase bekerja pada asam nukleat Arora, 1989. Protein murni yang terdegradasi di dalam retikulorumen dirombak oleh peptidase dan proteinase yang dihasilkan bakteri proteolitik dan protozoa ordo oligothrica menjadi asam amino yang akan dipakai untuk sintesa protein mikroba dan dideaminasi untuk membentuk asam-asam organik, amonia dan CO 2 Arora, 1989 dan Tillman et al., 1991.

C. Pakan Ruminansia

Pakan ternak sapi potong merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan reproduksi ternak. Pakan sangat esensial bagi ternak sapi, karena pakan yang baik akan menjadikan ternak sanggup menjalankan fungsi metabolisme dalam tubuh secara normal. Selain itu, pakan juga berguna untuk menjaga keseimbangan jaringan tubuh dan penghasil energi sehingga mampu melakukan peran dalam proses metabolismenya Murtidjo, 2003. 1. Konsentrat Tujuan dari pemberian konsentrat pada sapi potong adalah: agar sapi dapat cepat dijual, untuk memenuhi permintaan tertentu terhadap kualitas karkas sebagai hasil penggemukan, dan untuk memenuhi permintaan akan biji- bijian yang tidak digunakan manusia Parakkasi, 1998. Konsentrat adalah pakan yang mengandung nutrien tinggi dengan kadar serat kasar rendah. Pakan penguat terdiri dari biji-bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan seperti jagung giling, tepung kedelai, menir, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan umbi. Pakan penguat berperan untuk meningkatkan nilai nutrien yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat Akoso, 1996. 2. Jerami Padi Fermentasi Menurut Siregar 1994, hijauan diartikan sebagai pakan yang mengandung serat kasar atau bahan tidak tercerna yang relatif tinggi. Jenis commit to user 7 pakan hijauan ini antara lain hay, silase, rumput-rumputan, leguminosa, dan limbah pertanian misal: jerami padi, pucuk tebu, dan daun jagung. Jerami cukup populer sebagai sumber pakan untuk ruminan di negara-negara Asia, karena keberadaanya yang cukup melimpah Doyle et al., 1986. Rumput tropika termasuk jerami memiliki lebih banyak lignin daripada rumput di daerah beriklim sedang. Jerami dan sekam mempunyai kandungan lignin yang sangat tinggi yaitu lebih dari 10. Lignin mengurangi kecernaan karbohidrat melalui pembentukan ikatan hidrogen pada sisi kritis sehingga membatasi aktivitas selulase. Silikat merupakan unsur struktur dinding sel dan terdapat sebagai kompleks organik serta berfungsi seperti halnya dengan lignin dalam pakan Arora, 1989. Jerami mempunyai kandungan serat kasar lebih dari 18 . Kartadisastra, 1997. Nilai gizi jerami begitu saja kurang cukup, tetapi apabila jerami dipotong pada saat yang tepat, dikeringkan serta disimpan baik ditambah dengan dikombinasikan dengan bahan makanan yang kaya gizi maka dapat digunakan dalam jumlah besar dan merupakan campuran makanan yang baik Doyle et al., 1986. 3. Menir Kedelai Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai kandungan protein kurang lebih sebesar 42,7 dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 KkalKg, kandungan serat kasar rendah berkisar 6, tetapi memiliki kandungan methionin rendah Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, 1996. Bungkil kedelai yang dipanaskan pada suhu 100 C dalam waktu 2 jam dapat menekan degradasi protein dalam rumen sebesar 54,51 sedangkan pemanasan pada suhu 110 C dalam selama 60 menit dapat menekan tingkat degradasi protein dalam rumen sebesar 52,23 Widyobroto et al., 1997. Selain itu Soeparno 2005 menyatakan bahwa pemanasan tepung kedelai dapat menurunkan degradasi protein kasar commit to user 8 dalam rumen serta meningkatkan nitrogen yang memasuki usus kecil, sehingga absorbsi asam-asam amino meningkat. Kandungan asam amino pada menir kedelai yaitu Arginin 3,11; Sistin 0,61; Methionin 0,60; Glysin 2,22; Histidin 1,1; Isoleusin 2,42; Leusin 3,44; Lisin 2,67; Fenilalanin 2,33; Tirosin 1,01; Treonin 1,88; Triptofan 0,58 dan Valin 2,24 Hartadi et al., 1997. 4. Tepung Ikan Kualitas dari tepung ikan bervariasi berdasarkan macam ikan dan bagian mana yang masuk dalam tepung ikan ikan tersebut. Proses pembuatan tepung ikan juga mempengaruhi kualitasnya. Bahan yang digunakan dalam pembuatan tepung ikan adalah sisa-sisa ikan atau ikan kecil yang tidak terpakai pada industri pengalengan ikan Rasyaf, 1994. Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein yang tinggi. Namun perlu diketahui bahwa kandungan gizi tepung ikan ini berbeda, sesuai dengan jenis ikannya. Proses pengeringan ikan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan tersebut disamping jenis ikannya. Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari merupakan proses termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar proteinnya. Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai kandungan protein kasar hanya 51-55. Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan gizi yang sangat baik ini menyebabkan harga tepung ikan menjadi mahal. Oleh karena itu, untuk menekan harga ransum, pengguna tepung ikan dibatasi dibawah 8. Tepung ikan ada beberapa macam baik produk lokal maupun import dengan kualitas yang beragam. Sehingga peternak disarankan membeli dari penjual yang terpercaya dan biasa menjual tepung ikan yang baik Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, 1996 . commit to user 9 Tepung ikan adalah protein yang tidak mudah terdegradasi di dalam rumen. Ditinjau dari segi biologis, tepung ikan dalam batas-batas tertentu merupakan sumber nitrogen yang baik untuk ruminan yang mendapat hijauan berkadar nitrogen rendah. Terkadang didapatkan problem palatabilitas tepung ikan diberikan kepada ruminan. Pemberian tepung ikan pada sapi pedaging, terutama yang sedang tumbuh dapat meningkatkan pertambahan bobot badan Parakkasi, 1998. Kandungan asam amino pada tepung ikan yaitu Arginin 3,71; Sistin 0,62; Methionin 1,51; Glysin 4,7; Histidin 1,7; Isoleusin 2,63; Leusin 4,4; Lisin 4,62; Fenilalanin 2,84; Tirosin 2,12; Treonin 2,62; Triptofan 0,52 dan Valin 3,24 Hartadi et al., 1997. 5. Bungkil kelapa sawit Kelapa sawit Elais guineensis jacq merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia. Tanaman kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon yang tingginya mencapai 24 meter. Sistematika taksonomi dari kelapa sawit Elais guineensis jacq menurut Anonim 2007 adalah: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliosida Ordo : Arecales Famili : Arecaceae Jenis : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis Perbedaan kualitas bungkil sawit dari proses pengepresan dan proses ekstrasi dengan pelarut adalah sangat kecil, secara umum bungkil sawit dari proses mekanik mengandung lebih banyak minyak 4-8 dibandingkan bungkil sawit hasil ekstraksi dengan pelarut 1-2 Alimon 2004 cit Syahriadi 2009. Komposisi nutrien bungkil kelapa sawit adalah Bahan Kering 91,83, Protein kasar 16,33, Serat Kasar 36,68, Lemak Kasar 6,49, abu 4,14, BETN 28,19, Ca 0,56, P 0,84 dan GE 5,178 kalg Mathius, 2008. Kandungan serat kasar commit to user 10 bungkil kelapa sawit cukup tinggi tetapi kandungan protein dan nutrien lainnya memiliki potensi sebagai bahan pakan ternak berkualitas baik. Kandungan asam amino pada bungkil kelapa sawit yaitu Arginin 2,22; 0,40; Methionin 0,29; Glysin 0,66; Histidin 0,3; Isoleusin 0,78; Leusin 1,20; Lisin 0,69; Fenilalanin 0,80; Tirosin 0,56; Treonin 0,58; Triptofan 0,20 dan Valin 0,88 Hartadi et al., 1997.

D. Formaldehid

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT BERAMONIUM DAN MINERAL ORGANIK PADA RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK PADA SAPI PO

0 6 47

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

0 2 43

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU, MINYAK KELAPA SAWIT, DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN, pH DAN NH3 CAIRAN RUMEN SAPI PO BERFISTUL

0 5 50

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN KECERNAAN SERAT KASAR DOMBA LOKAL JANTAN

0 10 90

PENGARUH PENGGUNAAN MENIR KEDELAI, TEPUNG IKAN DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP pH, KONSENTRASI NH3, VFA DAN PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE BERFISTULA

0 2 52

PENGARUH SUPPLEMENTASI PROBIOTIK BIOPLUS PADA RANSUM BERBASIS LIMBAH KELAPA SAWIT TERHADAP KECERNAAN INVITRO BAHAN KERING (BK), BAHAN ORGANIK (BO) DAN PROTEIN KASAR (PK).

0 2 5

PEMANFAATAN KOMBINASI PELEPAH SAWIT, DAUN SAWIT, LUMPUR SAWIT DAN BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR SECARA In-Vitro.

0 0 6

PENGARUH PENGOLAHAN DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN KASAR SECARA IN-VITRO.

0 1 6

Pengaruh Penggunaan Menir Kedelai dan Minyak Ikan Lemuru Terproteksi terhadap Kecernaan Bahan Organik dan Protein Kasar Sapi Simmental Peranakan Ongole.

0 0 13

PENGGUNAAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU DALAM RANSUM INDUK SAPI PERANAKAN ONGOLE DITINJAU DARI KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR.

0 2 3