commit to user 16
3. Kandang dan Peralatannya Kandang yang digunakan berjumlah tiga buah kandang individual
yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Peralatan lain yang digunakan diantaranya meliputi timbangan sapi merk
Ruddweight
dengan kapasitas 1000 kg kepekaan 1 kg, timbangan merk
Five Goats
kapasitas 10 kg kepekaan 10 g, timbangan elektrik merk
Weston
kapasitas 5 kg kepekaan 1g, untuk menimbang pakan, sisa pakan dan feses. Selain itu
juga alat-alat dan bahan untuk analisis proksimat.
C. Cara Penelitian
1. Persiapan Penelitian
a. Persiapan kandang
Kandang beserta dinding kandang terlebih dahulu dibersihkan dan dilabur dengan batu kapur untuk membunuh parasit-parasit penyebab
penyakit sebelum sapi PO yang digunakan untuk penelitian dimasukan ke dalam kandang. Sedangkan tempat pakan dan minum dibersihkan
dan disucihamakan dengan larutan
Lysol
dengan dosis 15 mlliter air. b.
Persiapan sapi Sebelum penelitian, sapi ditimbang terlebih dahulu sebagai dasar
dalam penyusunan ransum. Sapi PO sebelum digunakan untuk penelitian diberi obat cacing merk
Kalbazen
dengan dosis 1 ml10 kg berat badan untuk menghilangkan parasit dalam saluran pencernaan.
c. Persiapan Ransum
Ransum yang digunakan terdiri dari jerami padi fermentasi, konsentrat basal, menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit
terproteksi. Bahan pembuatan Jerami Padi Fermentasi JPF adalah jerami padi
sekitar 1 ton, starbio 1 kg, urea 1 kg, fermentor 1,5 liter dan tetes 0,5 liter. Sedangkan cara pembuatannya sebagai berikut:
1. Menumpuk jerami setinggi 30 cm kemudian menaburkan urea,
fermentor dan starbio serta memercikkan air hingga kadar air 60.
commit to user 17
2. Mengulangi perlakuan tersebut diatas hingga ketinggian 1 meter.
3. Proses fermentasi jerami berjalan selama 7 hari, setelah itu segera
dibongkar untuk dikeringkan. Bahan pakan berprotein tinggi yaitu menir kedelai, tepung ikan dan
bungkil kelapa sawit diproteksi dengan formaldehid. Caranya yaitu langkah pertama mempersiapkan larutan formaldehid 70 sebanyak
2 dari bahan kering menir kedelai, tepung ikan dan bungkil sawit kemudian diencerkan dengan air sedikit. Setelah itu larutan
formaldehid tersebut disemprotkan secara merata kedalam menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit kemudian diperam dan
didiamkan 24 jam. 2.
Pelaksanaan Penelitian a.
Macam Penelitian Penelitian tentang pengaruh pakan protein tinggi terproteksi
formaldehid dalam ransum terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik dan protein sapi PO berfistula dilakukan secara eksperimental.
b. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang dipergunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin RBSL dengan tiga perlakuan dan tiga kali periode.
Masing-masing perlakuan diulang tiga kali dan setiap ulangan terdiri dari satu ekor sapi.
Ransum yang digunakan terdiri dari Jerami Padi Fermentasi JPF, Konsentrat Basal KB, Menir Kedelai terproteksi MK, Tepung Ikan
terproteksi TI dan Bungkil Kelapa Sawit terproteksi BS. Perlakuan yang diberikan adalah pada tiap periode dilakukan penggantian
konsentrat basal dengan ransum pakan protein tinggi yaitu pada menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit terproteksi.
Adapun ketiga perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : TI = JPF 40 + KB 54 + TI 6
MK = JPF 40 + KB 54 + MK 6 BS = JPF 40 + KB 54 + BS 6
commit to user 18
c. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga periode. Setiap periode dilakukan selama dua minggu yaitu satu minggu untuk tahap adaptasi
dan satu minggu selanjutnya untuk tahap koleksi data. Setiap sapi diberi perlakuan pakan yang berbeda pada tiap periodenya. Sehingga
di dalam penelitian ini setiap sapi mendapat pakan TI, MK dan BS dalam periode yang berbeda sesuai rancangan bujur sangkar latin.
Periode pertama sapi satu diberi pakan TI, sapi dua diberi pakan MK dan sapi tiga diberi pakan BS. Periode kedua dilakukan pertukaran
yaitu sapi satu diberi pakan MK, sapi dua diberi pakan BS dan sapi tiga diberi pakan TI. Periode ketiga juga dilakukan pertukaran yaitu
sapi satu diberi pakan BS, sapi dua diberi pakan TI dan sapi tiga diberi pakan MK.
Pemberian pakan sesuai dengan masing-masing perlakuan. Pakan diberikan dua kali sehari. Pemberian pertama yaitu untuk konsentrat
diberikan pada pukul 08.00 dan JPF pukul 11.00 WIB. Sedangkan pemberian kedua yaitu pukul 13.00 untuk pemberian konsentrat dan
pukul 15.00 WIB pemberian JPF. Pemberian air minum dilakukan secara
adlibitum.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap koleksi data yaitu mencatat konsumsi pakan harian dan menimbang feses yang dihasilkan selama
24 jam. Penimbangan feses dilakukan sebelum pemberian pakan. Sampel sisa pakan dan feses diambil 10 dari total sisa pakan dan
feses. Sampel sisa pakan dan feses dikumpulkan selama 7 hari lalu dikeringkan dengan sinar matahari, setelah kering ditimbang kemudian
dikomposit. Sampel pakan dan feses kemudian dianalisis dalam laboratorium untuk mengetahui kandungan bahan kering, bahan
organik, dan proteinnya sesuai metode AOAC 1984. Sedangkan konsumsi pakan dihitung dengan menimbang selisih antara pakan yang
diberikan dengan sisa pakan setiap harinya.
commit to user 19
Pengambilan cairan rumen menggunakan peralon yang dilengkapi dengan
spuit untuk
mengambil cairan
rumen. Pengukuran
fermentabilitas ransum dilakukan pada waktu yang telah ditentukan untuk menentukan kinetika rumen yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18 dan
24 jam setelah makan. Pengambilan cairan rumen pertama pada pukul 08.00 sebelum pakan didistribusikan kemudian berturut-turut pada
pukul 09.00; 10.00; 11.00; 12.00; 14.00; 17.00; 20.00; 02.00 dan 08.00 WIB. Setelah cairan rumen terambil dilakukan pengukuran pH dengan
menggunakan pHmeter digital. d.
Peubah Penelitian Peubah penelitian yang diamati adalah :
1. Konsumsi Bahan Kering BK grekorhari
Konsumsi BK dihitung dengan cara mencari selisih pakan yang diberikan dalam BK dengan sisa pakan dalam BK.
Konsumsi BK = pemberian x BK pakan – sisa x BK sisa pakan
2. Konsumsi Bahan Organik grekorhari
Konsumsi BO dihitung dengan cara mengalikan antara konsumsi BK dengan BO pakan.
Konsumsi BO = konsumsi BK x BO pakan 3.
Konsumsi Protein grekorhari Konsumsi protein diperoleh dari jumlah ransum yang
dikonsumsi dikalikan dengan kandungan protein pakan Konsumsi PK = Konsumsi BK x PK pakan
4. Kecernaan Bahan Kering BK
Kecernaan BK dihitung dengan cara mencari selisih antara konsumsi BK dengan BK feses kemudian membaginya dengan BK
feses dan mengalikannya 100. Kecernaan Bahan Kering = konsumsi BK – BK feses x 100
konsumsi BK
commit to user 20
5. Kecernaan Bahan Organik BO
Kecernaan BO dihitung dengan cara mencari selisih antara konsumsi BO dengan BO feses kemudian membaginya dengan BO
feses dan mengalikannya 100 . Kecernaan Bahan Organik = konsumsi BO – BO feses x 100
konsumsi BO 6.
Kecernaan Protein Kasar PK Kecernaan Protein = konsumsi PK- PK feses x 100
Konsumsi PK 7.
Nutritive Value Index
Bahan Kering NVI BK NVI BK= konsumsi BK x Kecernaan BK
8.
Nutritive Value Index
Bahan Organik NVI BO NVI BO= konsumsi BO x Kecernaan BO
9.
Nutritive Value Index
Protein Kasar NVI PK NVI PK= konsumsi PK x Kecernaan PK
D. Analisis Data