Formaldehid Kecernaan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi

commit to user 10 bungkil kelapa sawit cukup tinggi tetapi kandungan protein dan nutrien lainnya memiliki potensi sebagai bahan pakan ternak berkualitas baik. Kandungan asam amino pada bungkil kelapa sawit yaitu Arginin 2,22; 0,40; Methionin 0,29; Glysin 0,66; Histidin 0,3; Isoleusin 0,78; Leusin 1,20; Lisin 0,69; Fenilalanin 0,80; Tirosin 0,56; Treonin 0,58; Triptofan 0,20 dan Valin 0,88 Hartadi et al., 1997.

D. Formaldehid

Perlakuan formaldehid untuk melindungi protein bungkil kedelai dapat menurunkan kelarutan protein dalam rumen sehingga dapat mengurangi hidrolisis protein adalah mikroba. Lebih lanjut dinyatakan bahwa perlakuan 3 ml formaldehid 40 per 100 gram protein bungkil kedelai menurunkan kelarutan protein secara nyata sedangkan perlakuan 1,5 ml tidak memberikan perbedaan yang nyata dibanding kontrol Nishimuta et al., 1973. Menurut Anggraeny et al., 2005 prinsip dasar dari perlakuan protein dengan formaldehid adalah membentuk ikatan kimia dengan protein yang bersifat stabil pada pH netral seperti pH rumen, tetapi menjadi labil pada pH asam seperti pada pH abomasum. Ditambahkan oleh Parakkasi et al., 2004 bahwa pada suasana tingkat keasaman yang rendah seperti di rumen pH sekitar 6, formalin akan lebih tahan terhadap degradasi mikroba rumen. selanjutnya pada saat di abomasum yang berpH rendah sekitar 3 akibat sekresi HCl, ikatan ini akan terlepas dan protein dapat dicerna oleh abomasum.

E. Kecernaan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi

Walaupun nilai potensial suatu bahan pakan dapat ditentukan dengan analisis proksimat, tetapi nilai nyata dari pakan untuk ternak dapat ditentukan hanya bila daya cernanya diketahui. Pakan yang dicerna adalah bagian yang tidak dikeluarkan dari saluran ekskreta feses dan diserap oleh ternak Williamson dan Payne, 1993. Setelah mengetahui jumlah nutrien di dalam commit to user 11 pakan dan jumlah nutrien di dalam feses maka dapat diketahui pula jumlah nutrien tercerna dari pakan tersebut Kamal, 1994. Daya cerna pakan berhubungan erat dengan komposisi kimiawinya dan serat kasar mempunyai pengaruh terbesar terhadap daya cerna ini. Daya cerna semu protein kasar tergantung pada persentase protein kasar dalam pakan. Hal ini dikarenakan nitrogen metabolik konstan jumlahnya, sehingga pengurangan terhadap nitrogen dalam pakan dan protein tetap. Daya cerna suatu bahan pakan juga tergantung pada keserasian nutrien yang terkandung di dalam pakan. Pada ternak ruminansia apabila tidak terdapat satu dari nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme, maka daya cernanya akan berkurang. Akibatnya kadar karbohidrat yang tinggi yang akan mengurangi daya cerna serat kasar Tillman et al. , 1991. Konsumsi pakan akan meningkat bila aliran lewatnya pakan cepat, ukuran partikel pakan yang kecil dan daya cerna pakan yang tinggi Arora, 1989. Ternak yang mempunyai sifat dan kapasitas konsumsi pakan yang tinggi, produksinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ternak yang sejenis dengan kapasitas sifat dan konsumsi pakan rendah Parakkasi, 1998. Tinggi rendahnya konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal lingkungan dan faktor internal kondisi ternak itu sendiri yang meliputi : 1. Temperatur lingkungan Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Semakin tinggi temperatur lingkungan tempat hidupnya, maka pada tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas sehingga kebutuhannya terhadap pakan akan menurun. 2. Palatabilitas Palatabilitas merupakan keadaan fisik dan kimiawi bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh kenampakan, bau, rasa dan teksturnya. Ternak ruminansia lebih menyukai pakan yang memiliki rasa manis dan hambar. Di samping itu ternak ruminansia juga menyukai hijauan yang mengandung unsur nitrogen N serta fosfor P yang lebih tinggi. commit to user 12 3. Selera Pada kondisi lapar, ternak akan berusaha mengatasinya dengan cara mengkonsumsi pakan. 4. Status fisiologis Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin dan kondisi tubuh sangat mempengaruhi konsumsi pakannya. 5. Konsentrasi nutrisi Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi dalam pakan. Konsentrasi energi pakan berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. 6. Bentuk pakan Ternak ruminansia lebih menyukai pakan dalam bentuk butiran. Hal ini berkaitan dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. 7. Bobot badan Bobot badan ternak senantiasa berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot badannya, akan makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. 8. Produksi Produksi ternak ruminansia dapat berupa pertambahan bobot badan, air susu, tenaga, dan buluwol. Makin tinggi produksi yang dihasilkan, makin tinggi pula kebutuhannya terhadap pakan Kartadisastra, 1997. commit to user 13 HIPOTESIS Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan bahan pakan menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit yang terproteksi dengan formaldehid berpengaruh terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik dan protein kasar pada ransum sapi PO betina berfistula. commit to user 14 III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT BERAMONIUM DAN MINERAL ORGANIK PADA RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK PADA SAPI PO

0 6 47

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

0 2 43

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU, MINYAK KELAPA SAWIT, DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN, pH DAN NH3 CAIRAN RUMEN SAPI PO BERFISTUL

0 5 50

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN KECERNAAN SERAT KASAR DOMBA LOKAL JANTAN

0 10 90

PENGARUH PENGGUNAAN MENIR KEDELAI, TEPUNG IKAN DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP pH, KONSENTRASI NH3, VFA DAN PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE BERFISTULA

0 2 52

PENGARUH SUPPLEMENTASI PROBIOTIK BIOPLUS PADA RANSUM BERBASIS LIMBAH KELAPA SAWIT TERHADAP KECERNAAN INVITRO BAHAN KERING (BK), BAHAN ORGANIK (BO) DAN PROTEIN KASAR (PK).

0 2 5

PEMANFAATAN KOMBINASI PELEPAH SAWIT, DAUN SAWIT, LUMPUR SAWIT DAN BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR SECARA In-Vitro.

0 0 6

PENGARUH PENGOLAHAN DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN KASAR SECARA IN-VITRO.

0 1 6

Pengaruh Penggunaan Menir Kedelai dan Minyak Ikan Lemuru Terproteksi terhadap Kecernaan Bahan Organik dan Protein Kasar Sapi Simmental Peranakan Ongole.

0 0 13

PENGGUNAAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU DALAM RANSUM INDUK SAPI PERANAKAN ONGOLE DITINJAU DARI KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR.

0 2 3