Konsumsi Bahan Organik Konsumsi Protein Kasar

commit to user 22 Selain itu perbedaan yang tidak nyata dari konsumsi bahan kering disebabkan oleh kandungan energi yang relatif sama antar pakan perlakuan. Kandungan energi dalam ransum pada masing-masing perlakuan dengan kisaran 55,20 hingga 55,64 . Hal ini sesuai dengan pendapat Wahju 1985 yang menyatakan bahwa ransum dengan kandungan energi yang relatif sama antar perlakuan menyebabkan tidak adanya perbedaan pada konsumsi. Konsumsi bahan kering dipengaruhi oleh kandungan energi pakan. Menurut Kamal 1994 tinggi rendahnya kandungan energi dalam pakan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya konsumsi pakan. Ditambahkan oleh Parakkasi 1998 bahwa yang membatasi tingkat konsumsi adalah kebutuhan energinya yaitu ternak akan berhenti makan ketika kapasitas fisik telah tercapai atau kebutuhan energinya tercukupi.

B. Konsumsi Bahan Organik

Berdasarkan hasil analisis data konsumsi bahan organik maka didapatkan tabel 5 yang menunjukkan konsumsi bahan organik sapi PO betina berfistula. Tabel 5. Data Konsumsi Bahan Organik Sapi PO Betina Berfistula gramekorhari Periode Perlakuan TI MK BS I 4415,79 5611,59 5647,61 II 5528,85 5457,31 4743,28 III 4378,29 5581,82 4504,79 Rata-rata 4774,31 5550,24 4965,23 Rata-rata konsumsi bahan organik dari perlakuan TI, MK, BS berturut- turut adalah 4774,31; 5550,24 dan 4965,23 gramekorhari. Hasil analisis variansi menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata P ≥ 0,05. Perbedaan yang tidak nyata dalam konsumsi bahan organik dari penggunaan tepung ikan, menir kedelai dan bungkil kelapa sawit terproteksi selaras dengan konsumsi bahan kering. Susila 1994 menyatakan bahwa konsumsi bahan kering antar perlakuan berbeda tidak nyata menyebabkan konsumsi bahan organiknya juga berbeda tidak nyata. Ditambahkan oleh Kamal 1994 bahwa konsumsi bahan organik pada pakan yang sama commit to user 23 dipengaruhi oleh total konsumsi bahan kering karena nutrien yang dikandung BO juga terkandung dalam BK. Lebih diperjelas oleh Tillman et al., 1991 yang menyatakan semakin tinggi konsumsi bahan kering maka konsumsi bahan organiknya akan meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamal 1994 bahwa banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi besarnya nutrien lain yang dikonsumsi, sehingga semakin banyak pakan yang dikonsumsi akan meningkatkan konsumsi nutrien lainya. Besarnya konsumsi bahan organik berbanding lurus dengan besarnya kandungan bahan organik pakan. Konsumsi bahan organik dipengaruhi oleh banyaknya konsumsi pakan dan kandungan bahan organik pakan tersebut. Semakin tinggi konsumsi pakan dan kandungan bahan organik pakan maka semakin tinggi pula konsumsi bahan organik.

C. Konsumsi Protein Kasar

Berdasarkan hasil analisis data maka didapatkan tabel 6 yang menunjukkan konsumsi protein kasar sapi PO betina berfistula. Tabel 6. Data Konsumsi Protein Kasar Sapi PO Betina Berfistula gramekorhari Periode Perlakuan TI MK BS I 647,94 907,51 784,25 II 808,98 868,00 652,57 III 603,49 912,65 616,19 Rata-rata 686,80 b 896,05 a 684,34 b Keterangan: rata-rata yang diikuti superskrip yang berbeda menunjukkan berbeda nyata P ≤ 0,05. Rata-rata konsumsi protein kasar pada perlakuan TI, MK, BS pada masing-masing adalah 686,80; 896,05; 684,34 gramekorhari. Berdasar hasil analisis variansi menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dalam konsumsi protein kasar untuk penambahan tepung ikan, menir kedelai dan bungkil sawit terproteksi P ≤ 0,05. Konsumsi protein dipengaruhi oleh banyaknya konsumsi pakan dan kandungan protein bahan pakan tersebut. Semakin tinggi konsumsi pakan dan kandungan protein bahan pakan maka semakin tinggi pula konsumsi protein. commit to user 24 Berdasar hasil uji lanjut Duncan didapatkan MK berbeda nyata dengan TI dan BS, tetapi pada TI dan BS berbeda tidak nyata. Secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 1. 200 400 600 800 1000 MK TI BS Konsumsi protein kasar gramekorhari Gambar 1. Grafik Rata-Rata Konsumsi Protein Sapi PO Betina Berfistula Perlakuan MK menunjukkan konsumsi protein kasar yang paling tinggi. Hal ini dikarenakan kandungan protein kasar pada perlakuan MK paling tinggi serta dapat dilihat bahwa konsumsi bahan kering pada perlakuan MK memiliki kecenderungan lebih tinggi sehingga nilai konsumsi protein kasar pada perlakuan MK meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamal 1994 bahwa banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi besarnya nutrien lain yang dikonsumsi, sehingga semakin banyak pakan yang dikonsumsi akan meningkatkan konsumsi nutrien lainya. Sedangkan perbedaan yang tidak nyata dari perlakuan TI dan BS dikarenakan kandungan protein kasar pada tiap bahan pakan masih relatif sama.

D. Kecernaan Bahan Kering

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT BERAMONIUM DAN MINERAL ORGANIK PADA RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK PADA SAPI PO

0 6 47

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

0 2 43

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU, MINYAK KELAPA SAWIT, DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN, pH DAN NH3 CAIRAN RUMEN SAPI PO BERFISTUL

0 5 50

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN KECERNAAN SERAT KASAR DOMBA LOKAL JANTAN

0 10 90

PENGARUH PENGGUNAAN MENIR KEDELAI, TEPUNG IKAN DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP pH, KONSENTRASI NH3, VFA DAN PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE BERFISTULA

0 2 52

PENGARUH SUPPLEMENTASI PROBIOTIK BIOPLUS PADA RANSUM BERBASIS LIMBAH KELAPA SAWIT TERHADAP KECERNAAN INVITRO BAHAN KERING (BK), BAHAN ORGANIK (BO) DAN PROTEIN KASAR (PK).

0 2 5

PEMANFAATAN KOMBINASI PELEPAH SAWIT, DAUN SAWIT, LUMPUR SAWIT DAN BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR SECARA In-Vitro.

0 0 6

PENGARUH PENGOLAHAN DAN KELAPA SAWIT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN KASAR SECARA IN-VITRO.

0 1 6

Pengaruh Penggunaan Menir Kedelai dan Minyak Ikan Lemuru Terproteksi terhadap Kecernaan Bahan Organik dan Protein Kasar Sapi Simmental Peranakan Ongole.

0 0 13

PENGGUNAAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU DALAM RANSUM INDUK SAPI PERANAKAN ONGOLE DITINJAU DARI KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR.

0 2 3