50
Gambar 2.11.
Ilustrasi dari Beberapa Hasil Lempung Terpilar dengan Menggunakan Prekursor agen pemilar yang Berbeda: A Al-
PILC, B Zr-PILC, C Ti-PILC, dan D Fe-PILC Vansant, 1998
2.3.3. Interkalasi Agen Pemilar
Al–lempung dan Zr–lempung dapat dipertimbangkan sebagai sebuah model sehingga preparasinya lebih mendetil dan diskusinya difokuskan pada
kedua sistem ini. Proses kimia yang terjadi adalah pertukaran ion Ion Exchanging. Dapat diprediksikan kemudian bahwa faktor fisika dan kimia akan
mempengaruhi derajat pertukaran dan distribusi kation dalam partikel lempung. Faktor tersebut antar lain: konsentrasi dan pH larutan, adanya kation lain di satu
sisi, dan batas difusi di sisi lain.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007. USU e-Repository © 2008
51
Secara umum, berbagai spesies ion terdapat dalam larutan seperti Al
13 7+
, Al
3+
, Al
8 4+
dan H
+
. Proses yang terjadi dapat dijelaskan sebagai kompetisi antara ion ini dengan kation asli lempung. Selektivitas pertukaran kation dalam
silikat tergantung pada muatan dan ukuran kation. Selektivitas akan tinggi apabila kation bermuatan besar dan laju pertukaran menjadi lebih rendah untuk spesies
yang lebih meruah. Dapat diperkirakan bahwa pada kesetimbangan termodinamik, kation Al
13 7+
dan Zr
4 8+
akan mengalami pertukaran secara spesifik meskipun situasi intermediet mungkin saja berbeda bila kation ini memiliki ukuran yang
besar, yang seharusnya dapat dikeluarkan dari lempung. Al dan Zr yang terdapat pada keadaan steady state tidak tergantung
pada kondisi eksperimen kecuali pH yang mengontrol distribusi spesies ionik dalam larutan. Hal ini dapat diamati dengan membandingkan hasil yang berbeda
dalam literatur yaitu d
001
spacing dan luas permukaan surface area. Distribusi spesies polimer kationik dalam partikel tergantung pada
batas difusi dan kompetisi dengan kation lain, dan hal ini lebih sulit untuk direproduksi karena tergantung pada kondisi eksperimen. Pertukaran makro kation
Zr dalam lempung montmorilonit merupakan suatu proses random, seperti ditunjukkan dengan evolusi garis 001. Inisial sampel adalah sangat kristalin dan
garis 001 pertama yang melebar dan menurun intensitasnya selama pertukaran ion selanjutnya meningkat dan menajam saat derajat pertukaran meningkat.
Luas permukaan juga berpengaruh, yaitu akan menurun apabila ukuran partikel lempung meningkat. Menarik untuk dicatat bahwa stabilitas termal dari 2
dua sampel yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut ini:
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007. USU e-Repository © 2008
52
Tabel 2.5. Evolusi Luas Permukaan 2 dua Zr-PILC Kalsinasi pada Temperatur yang Berbeda
Luas Permukaan m
2
g setelah Kalsinasi pada Suhu Sampel
250°C 500°C 700°C Zr-PILC 360
260 205
Zr-PILC 280 210
130 Pengaruh distribusi pilar dalam lempung terhadap stabilitas termal
Lempung Terpilar PILC dapat dijelaskan dengan fakta jarak rata-rata antar pilar, sehingga dapat memfasilitasi sintering yang tergantung pada distribusi ini. Jadi,
dapat dihipotesis bahwa stabilitas termal merupakan determinasi tidak langsung dari distribusi pilar yang tergantung pada kondisi eksperimen pertukaran ion.
Secara garis besar, pengaruh temperatur yang digunakan terhadap penampilan pertukaran ion telah diselidiki oleh Bartley dan Burch. Keduanya
mengamati stabilitas termal yang lebih baik untuk Zr–lempung yang dipreparasi melalui refluks terhadap larutan ZrOCl
2
dengan lempung. Kation dari lempung juga menunjukkan beberapa pengaruh, seperti
ditunjukkan pada Tabel 2.6 dalam kasus Zr–lempung dan Al–lempung. Pada Zr–
lempung, stabilitas termal sangat jelas berpengaruh dan struktur lempung terinterkalasi rusak pada suhu yang lebih rendah bila padatan dipreparasi dari
bentuk Na–lempung menggunakan jenis lempung yang sama. Pada sampel ini, garis 001 tidak muncul melalui kalsinasi pada suhu 500°C. Dapat dikatakan,
bahwa luas permukaan sedikit lebih tinggi pada sampel yang dipreparasi dari bentuk Ca–lempung. Pada kasus Al–lempung, pengaruh kation lempung terhadap
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007. USU e-Repository © 2008
53
tekstur material yang dihasilkan juga sangat jelas. Difraksi Sinar-X tidak merefleksikan variasi terlalu banyak tetapi luas permukaan menunjukkan
interkalasi lempung yang lebih baik bila kation lempung memiliki muatan positif yang lebih besar. Pengaruh ini dapat dijelaskan melalui kompetisi antara kation
asal dengan agen pemilar. Selektivitas pertukaran kation meningkat dengan meningkatnya muatan sehingga kompetisi antara Na
+
dengan Al
13 7+
lebih baik atau lebih menguntungkan terhadap inkorporasi Al dibandingkan dengan
kompetisi antara Ce
3+
dengan Al
13 7+
. Dengan tidak adanya kompetisi ion, Al
13 7+
bertukar secara cepat dan akan bergerak ke pusat partikel. Penggunaan kompetisi ion, seperti Cl
3+
, akan menurunkan kekuatan adsorbsi dan daya kation Al
13 7+
dalam partikel sehingga menghasilkan distribusi kation yang homogen dan luas permukaan yang lebih besar.
Tabel 2.6. Pengaruh Kation Asal Lempung terhadap Sifat Tekstur Lempung
Terpilar PILC
a
250°C 400°C 500°C
b
Kation Asal
d
001
Å 25°C
S m
2
g d
001
Å d
’ 001
Å S
m
2
g Zr-montmorilonit
Na 21,5 288 21 Rusak - Ca 21 323 21 18,0 284
Al-montmorilonit
Na-Ca 20 18,4 329
Li 20 18,0
295 Ca 20
18,2 453
La 20 18,6
430 Kozo Ishisaki, 1998
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007. USU e-Repository © 2008
54
Keterangan:
a
Jenis lempung yang digunakan adalah Na–bentonit
b
Zr–montmorilonit dikalsinasi
pada suhu
500°C dan
Al–montmorilonit dikalsinasi pada suhu 400°C.
2.3.4. Preparasi Lempung Terpilar