4.5. Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan Masyarakat di Bagian Bina Sosial Pemko Lhokseumawe
Responden untuk kategori pertanyaan kualitas pelayanan masyarakat di Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe adalah pegawai Bagian Bina Sosial
Setdako Lhokseumawe sebanyak 23 orang. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk melihat variabel yang mempengaruhi kualitas pelayanan terdiri dari 12 indikator
berhubungan dengan organisasi, kepemimpinan, kemampuan dan keterampilan, serta penghargaan dan pengakuan. Distribusi frekuensi dari masing-masing indikator
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 15. Statistik Distribusi Frekuensi Sub Variabel Organisasi
Pembagian Tugas Kejelasan
Pedoman Kerja Tingkat
Kejelasan N Valid
23 23
23 Missing
Median 3.35
3.00 3.87
Mode 3
4 4
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 1,2,3 Berdasarkan jawaban dari 23 responden terhadap indikator dari variabel
organisasi ternyata seluruh jawaban adalah valid. Diantara 3 butir pernyatan tersebut, nilai tertinggi 4 merupakan hasil pernyataan 2, dan pernyataan 3, sedangkan nilai
terendah 3 adalah pernyataan 1. Sehingga, perlu ditingkatkan kemampuan kerja pegawai melalui program pengembangan pegawai secara terus menerus melalui
pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan kerja.
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 16. Pembagian TugasPekerjaan Berdasarkan pada Kemampuan Kerja No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Sangat Tidak Setuju 1
4.6 2.
Tidak Setuju 5
21.7 3.
Cukup 7
30.4 4.
Setuju 5
21.7 5.
Sangat Setuju 5
21.7 Total
23 100.0
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 1 Sebagian responden berpendapat pembagian tugaspekerjaan berdasarkan
pada kemampuan kerja masing-masing, diantaranya 5 orang 21,7 responden yang menyatakan setuju pembagian tugaspekerjaan berdasarkan kemampuan kerja
masing-masing. Sebanyak 7 orang 30,4 menyatakan cukup, bahkan 5 orang 21,7 responden yang menyatakan sangat setuju, tetapi terdapat 5 responden yang
menyatakan pembagian tugasperkerjaan tidak berdasarkan pada kemampuan kerja mereka dan hanya 1 orang 3,6 menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan data tersebut, menurut pernyataan responden pembagian tugasperkerjaan berdasarkan pada kemampuan kerja masing-masing dianggap sudah
sesuai dengan kemampuan kerja responden. Untuk 6 orang 26,3 masih harus ditingkatkan kemampuan kerja pegawai melalui program pengembangan pegawai
secara terus menerus melalui pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan kerja.
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 17. Kejelasan Pedoman Kerja sebagai Acuan Pelaksanaan Pekerjaan No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Sangat Tidak Setuju 2
8.7 2.
Tidak Setuju 7
30.4 3.
Cukup 4
17.4 4.
Setuju 9
39.1 5.
Sangat Setuju 1
4.3 Total
23 100.0
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 2 Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang 39,1 responden
menyatakan setuju terhadap kejelasan pedoman kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan, ada 1 orang 4,3 responden menyatakan sangat setuju terhadap
kejelasan program kerja. Sedangkan yang menyatakan cukup adalah 4 orang 17,4 responden. Ini berarti bahwa sebanyak 60,8 responden memahami pedoman kerja
sebagai acuan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan sebanyak 9 orang 39,1 diantaranya 7 orang 30,4 menyatakan tidak setuju dan 2 orang
8,7 menyatakan sangat tidak setuju. Artinya, responden menyatakan biasa saja kejelasan pedoman kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Pendapat terakhir
kemungkinan disebabkan spesialisasi dan standarisasi pada rumusan tanggung jawab dalam pembagian kerja di organisasi belum sepenuhnya mereka pahami.
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 18. Tingkat Kejelasan Pembagian Pekerjaan No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Tidak Setuju 3
13.0 2.
Cukup 3
13.0 3.
Setuju 11
47.8 4.
Sangat Setuju 6
26.1 Total
23 100.0
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 3 Berdasarkan tanggapan responden ternyata mayoritas yaitu 11 orang 47,8
menyatakan setuju dan 6 orang 26,1 menyatakan sangat setuju serta 3 orang 13,0 berpendapat cukup terhadap tingkat kejelasan pembagian kerja. Artinya 87
responden menyatakan untuk indikator variabel kejelasan pembagian kerja sudah baik. Beberapa responden menyatakan bahwa tingkat pembagian kerja masih belum
jelas diantaranya 3 orang 13,0 menyatakan tidak setuju. Dari sisi pegawai tingkat kejelasan pembagian kerja dianggap sudah jelas.
Tabel 19. Statistik Distribusi Frekuensi Sub Variabel Kepemimpinan Keterlibatan
Pimpinan Pimpinan
Mempunyai Kemampuan
Pimpinan Mempunyai
Komitmen N Valid
23 23
23 Missing
Median 3,61
3.00 4.26
Mode 4
4 4
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 4,5,6 Berdasarkan jawaban dari 23 responden terhadap indikator dari variabel
kepemimpinan ternyata seluruh jawaban adalah valid. Diantara 3 butir pernyataan tersebut, nilai tertinggi 4 merupakan hasil pernyataan 4, pernyataan 5, dan
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
pernyataan 6. Nilai modus menyatakan nilai yang sering muncul. Dari table terlihat bahwa pernyataan 4, pernyataan 5, dan pernyataan 6 yang sering muncul adalah 4,
sehingga untuk indikator ini sebagian besar responden mempunyai nilai setuju. Rincian distribusi frekuensi dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel 20. Keterlibatan Pimpinan dalam Memberikan Dukungan terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1. Tidak Setuju
7 30.4
2. Setuju
11 47.8
3. Sangat Setuju
5 21.7
Total 23
100.0 Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 4
Sebagian besar responden berpendapat keterlibatan pimpinan dalam
memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas pelayanan sudah baik. Diantaranya 11 orang 47,8 responden setuju, 5 orang 21,7 responden
menyatakan sangat setuju terhadap indikator keterlibatan pimpinan dalam memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas pelayanan. Artinya, pimpinan
telah mengajak atau melibatkan semua jajaran yang ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan, mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan
evaluasi program kegiatan pelayanan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Sedangkan 7 orang 30,4 responden menyatakan tidak setuju
terhadap keterlibatan pimpinan dalam memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas pelayanan, kemungkinan responden merasakan peran pimpinan dalam
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas pelayanan masih di tingkat biasa saja.
Tabel 21. Pimpinan Mempunyai Kemampuan dalam Melakukan Perbaikan dan Mengupayakan Inovasi yang Baru
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1. Sangat Tidak Setuju
1 4.3
2. Tidak Setuju
9 39.1
3. Cukup
3 13.0
4. Setuju
9 39.1
5. Sangat Setuju
1 4.3
Total 23
100.0 Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 5
Berdasarkan tanggapan 9 orang 39,1 responden yang berpendapat setuju terhadap indikator variabel pimpinan mempunyai kemampuan dalam melakukan
perbaikan dan mengupayakan inovasi yang baru, 3 orang 13,0 responden menyatakan cukup 1 orang 4,3 responden menyatakan sangat setuju. Artinya,
56,4 responden pegawai di bagian bina sosial, kemampuan pimpinan dalam melakukan perbaikan dan mengupayakan inovasi yang baru dianggap sudah
maksimal. Namun demikian, 9 orang 39,1 responden menyatakan tidak setuju dan bahkan ada 1 orang 4,3 menyatakan sangat tidak setuju terhadap indikator
variabel pimpinan mempunyai kemampuan dalam melakukan perbaikan dan mengupayakan inovasi yang baru. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kemampuan pimpinan dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan kualitas pelayanan secara berkesinambungan sudah baik.
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 22. Pimpinan Mempunyai Komitmen yang Tinggi untuk Terciptanya Budaya Kualitas Pelayanan yang Baik
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1. Sangat Tidak Setuju
2 8.7
2. Tidak Setuju
7 30.4
3. Setuju
11 47.8
4. Sangat Setuju
3 13.0
Total 23
100.0 Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 6
Berdasarkan tanggapan responden ternyata mayoritas yaitu 11 orang 47,8 responden dan 3 orang 13,0 responden menyatakan setuju dan sangat setuju
terhadap indikator variabel pimpinan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terciptanya budaya kualitas pelayanan yang baik, tetapi 9 orang 39,1 responden
menyatakan biasa saja terhadap peran pimpinan dalam menggalakkan budaya kualitas pelayanan yang baik. Diantaranya 7 orang 30,4 responden menyatakan tidak
setuju dan 2 orang 8,7 responden sangat tidak setuju. Dari sisi pegawai indikator variabel ini, dianggap sudah baik, artinya pimpinan sudah mempunyai inisiatif dan
komitmen untuk meningkatkan kinerja kualitas pelayanannya. Tabel 23. Statistik Distribusi Frekuensi Sub Variabel Kemampuan dan Keterampilan
Pemberian Kesempatan
Pekerjaan Dapat Diselesaikan
Pekerjaan yang Diselesaikan
N Valid 23
23 23
Missing Median
4.00 3.00
3.00 Mode
4 3
4 Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 7,8,9
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Berdasarkan jawaban dari 23 responden terhadap indikator dari variabel kemampuan dan keterampilan ternyata seluruh jawaban adalah valid. Diantara 3 butir
pernyataan tersebut, nilai tengah tertinggi 4 merupakan hasil pernyataan 7 , dan pernyataan 9, sedangkan nilai terendah 3 adalah pernyataan 8. Dengan demikian
perlu ditingkatkan kemampuan kerja pegawai dalam melayani masyarakat melalui efisiensi waktu penyelesaian pekerjaan.
Tabel 24. Pemberian Kesempatan untuk Mengembangkan Kecakapan Kerja No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Sangat Tidak Setuju 2
8.7 2.
Tidak Setuju 7
30.4 3.
Setuju 11
47.8 4.
Sangat Setuju 3
13.0 Total
23 100.0
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 7 Data dalam Tabel 24. di atas memberikan penjelasan bahwa 11 orang 47,8
responden menyatakan setuju terhadap indikator pemberian variabel pemberian kesempatan untuk mengembangkan kecakapan kerja dan 3 responden 13,0
menyatakan sangat setuju. Tetapi, sebanyak 9 orang 39,1 menyatakan masih kurang terhadap indikator variabel pemberian kesempatan untuk mengembangkan
kecakapan kerja diantaranya 7 orang 30,4 responden dan 2 orang 8,7 responden berpendapat sangat tidak setuju. Artinya, responden merasakan
kesempatan untuk mengembangkan kecakapan kerja dan menunjang pelaksanaan pelayanan masyarakat masih di tingkat biasa saja.
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Solusi atau metode yang dapat ditawarkan dalam upaya meningkatkan kesempatan pegawai untuk mengembangkan kecakapan kerja adalah melalui
pendidikan dan pelatihan secara terus menerus untuk dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan pelaksana dalam pelaksanaan tugaspekerjaan
pelayanan agar dapat memenuhi keinginan semua pihak baik manajemen itu sendiri maupun masyarakat.
Tabel 25. Pekerjaan Dapat Diselesaikan Dalam Waktu yang Relatip Singkat No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Tidak Setuju 7
30.4 2.
Cukup 8
34.8 3.
Setuju 7
30.4 4.
Sangat Setuju 1
4.3 Total
23 100.0
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 8 Berdasarkan tanggapan responden yaitu 8 orang 34,8 menyatakan cukup
terhadap indikator variabel pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang relatip singkat, 7 orang 30,4 responden menyatakan setuju dan 1 responden 4,3
sangat setuju. Artinya, kemampuan 69,6 pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya dan sudah memadai. Namun, sebanyak 7 orang 30,4
responden menyatakan mereka belum mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu yang ditentukan. Artinya, 30,4 pegawai sering tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat waktunya. Dengan demikian, peningkatan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan sesingkat mungkin perlu dilakukan.
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 26. Pekerjaan yang Dikerjakan Sesuai dengan Keahlian No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Sangat Tidak Setuju 2
8.7 2.
Tidak Setuju 8
34.8 3.
Cukup 3
13.0 4.
Setuju 9
39.1 5.
Sangat Setuju 1
4.3 Total
23 100.0
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 9 Berdasarkan tanggapan responden ternyata 9 orang 39,1 dan 1 orang
4,3 responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju serta 3 orang 13,0 berpendapat cukup terhadap pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan keahliannya.
Artinya, 13 orang 56,4 responden menyatakan pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan dengan kemampuannya. Sementara 10 orang 43,5 dengan 8 orang
34,8 dan 2 orang 8,7 responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan keahlian. Terhadap 10 orang
43,5 responden perlu ditingkatkan kemampuan kerja dalam rangka memperlancarmempermudah dalam pelaksanaan tugas dan kemampuan kerja sesuai
bidang masing-masing.
Tabel 27. Statistik Distribusi Frekuensi Sub Variabel Penghargaan dan Pengakuan Pemberian
Penghargaan Adanya
Motivasi Keterlibatan
dalam Proses N Valid
23 23
23 Missing
Median 3.00
4.00 4.00
Mode 3
4 5
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 10, 11, 12
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Berdasarkan jawaban dari 23 responden terhadap indikator dari variabel penghargaan dan pengakuan ternyata seluruh jawaban adalah valid. Diantara 3 butir
pernyataan tersebut, nilai tengah tertinggi 4 merupakan hasil pernyataan 11, dan nilai tengah tertinggi 5 merupakan hasil pernyataan 12, sedangkan nilai terendah 3
adalah pernyataan 10. Dengan demikian perlu ditingkatkan perhatian kepada pegawai yang berprestasi baik melalui pemberian penghargaan dan prestasi pegawai diakui
untuk dapat memotivasi dan rasa kepemilikan setiap pegawai dalam organisasi yang akhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar bagi instansi serta masyarakat yang
dilayani. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah dengan pemberdayaan sumber daya manusia.
Tabel 28. Pemberian Penghargaan Kepada yang BerjasaBerprestasi No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Sangat Tidak Setuju 1
4.3 2.
Tidak Setuju 5
21.7 3.
Cukup 7
30.4 4.
Setuju 5
21.7 5.
Sangat Setuju 5
21.7 Total
23 100.0
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 10 Setiap pegawai yang berprestasi baik perlu diberi penghargaan dan
prestasinya diakui. Berdasarkan tanggapan responden pada Tabel 28 di atas, ternyata 7 orang 30,4 responden berpendapat cukup, 5 orang 21,7 responden
menyatakan setuju terhadap indikator variabel pemberian penghargaan kepada yang berjasa dan berprestasi. Bahkan 5 orang 21,7 responden menyatakan sangat setuju
terhadap indikator variabel ini. Artinya, 73,8 responden menyatakan bahwa
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
organisasi telah mengakui prestasi kerja karyawan dengan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi baik. Tetapi, sebanyak 6 orang 26,1 responden
menyatakan bahwa indikator variabel pernyataan 10 biasa saja. Dalam artian pemberian penghargaan itu masih di tingkat biasa saja.
Tabel 29. Adanya Motivasi yang Baik dalam Melaksanakan Pekerjaan No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Tidak Setuju 3
13.0 2.
Cukup 3
13.0 3.
Setuju 12
52.2 4.
Sangat Setuju 5
21.7 Total
23 100.0
Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 11 Berdasarkan tanggapan 12 orang 52,2 responden menyatakan setuju
terhadap indikator variabel adanya motivasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan dan 5 orang 21,7 menyatakan sangat setuju terhadap indikator variabel
adanya motivasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan. Sedangkan 3 orang 13,0 menyatakan cukup. Dalam hal ini 87 responden menyatakan dalam
melaksanakan pekerjaannya mempunyai motivasi yang baik untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Sedangkan 3 orang 13,0
menyatakan tidak setuju. Artinya, pegawai dalam melaksanakan pekerjaan tidak mempunyai motivasi yang tinggi. Dalam hal ini, kemungkinan kebutuhan pegawai
tidak terpenuhi oleh organisasi. Untuk memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan adalah dengan memperhatikan kebutuhan pegawai terhadap kondisi kerja
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
yang dilaksanakan dan kompensasi yang mempengaruhi perilaku keanggotaan pegawai dalam meningkatkan prestasi kerja.
Tabel 30. Keterlibatan dalam Proses Pengambilan Keputusan yang Berhubungan dengan Tugas
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1. Sangat Tidak Setuju
4 17.4
2. Tidak Setuju
4 17.4
3. Cukup
3 13.0
4. Setuju
5 21.7
5. Sangat Setuju
7 30.4
Total 23
100.0 Sumber: Kuesioner pernyataan nomor 12
Berdasarkan tanggapan responden yaitu terdapat 5 orang 21,7 responden yang menyatakan setuju terhadap indikator variabel keterlibatan dalam proses
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan tugas dan 7 orang 30,4 responden menyatakan sangat setuju. Ada 3 orang 13,0 responden menyatakan
cukup. Artinya, 65,1 pegawai merasakan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan tugas. Sedangkan beberapa
responden menyatakan bahwa indikator pernyataan 12 masih kurang yaitu 8 orang 34,8 responden dimana 4 orang 17,4 responden menyatakan tidak setuju dan 4
orang 17,4 menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian, 34,8 pegawai merasakan keterlibatan dalam proses
pengambilan keputusan belum signifikan. Artinya, peningkatan kewenangan dan kebebasan pegawai dalam mengambil keputusan perlu dilakukan. Salah satu upaya
untuk meningkatkan kewenangan dan kebebasan pegawai untuk mengambil
T. Mansur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
keputusan adalah dengan memperhatikan, mempertimbangkan serta menindaklanjuti masukan-masukan dari pegawai.
4.6. Distribusi Frekuensi dan Presentasi Kualitas Pelayanan