Proses Muculnya Calon Legislatif

4.2. Proses Muculnya Calon Legislatif

Kabupaten Samosir merupakan pemekaran dari Kabupaten Tobasa Toba dan Samosir yang peresmiannya sangat berdekatan dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun 2004 lalu. Dan untuk mengetahui bagaimana proses munculnya calon legislatif, anggota legislatif dan pimpinan dewan sebagai elit politik lokal di daerah yang berpenduduk homogen Batak Toba ini akan dibahas secara mendalam dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan berbagai penjelasan dan data tentang permasalahan tersebut, Penulis mewawancarai beberapa pimpinan partai politik sebagai informan. Dalam penelitian ini, Penulis mewawancarai informan antara lain : 1. Ketua DPC PPD Partai Persatuan Daerah Ir. Oloan Simbolon yang sehari - harinya juga sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Samosir, 2. Sekretaris PPDK Partai Penegak Demokrasi dan Kebangsaaan DR. Poltak Sinaga, MSi, 3. Tumpak Situmorang, fungsionaris Partai Demokrat yang mantan Ketua Bappilu Badan Pemenangan Pemilihan Umum Partai Demokrat pada Pemilu Tahun 2004 lalu, 4. Parulian Situmorang yang fungsionaris Partai Golongan Karya Golkar , Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. 5. Ganda Tambunan yang fungsionaris PDI – Perjuangan sekaligus Ketua FPDI-P DPRD Samosir, 6. Edi Polo Hutabalian, fungsionaris Partai Patriot Pancasila, 7. Marlon Simbolon yang fungsionaris PNBK Partai Nasional Banteng Kemerdekaan , 8. Marco Sihotang dari fungsionaris PKPB Partai Karya Peduli Bangsa , 9. Lundak Sagala dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru PPIB. Para fungsionaris partai politik peserta Pemilu Legislatif Tahun 2004 lalu yang mendapat kursi cukup memberi respon positif terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan proses munculnya elit politik lokal di Kabupaten Samosir sebagai kabupaten pemekaran. Dalam iklim demokrasi, Pemilu merupakan sarana yang dinilai efektif untuk melihat apakah hak memilih dan dipilih itu sudah berjalan dengan baik. Secara umum bisa digambarkan bahwa pada Pemilu Tahun 2004 lalu, jumlah pe milih terdaftar di tiga daerah pemilihan Dapem sebanyak 75. 772 orang namun hanya 225 orang calon legislatif 0,23 yang diajukan 20 partai politik untuk memperebutkan 25 kursi. Berdasarkan data tersebut, ternyata perbandingan jumlah pemilih dengan calon legislatif cukup mencolok padahal gaung pemekaran kabupaten cukup tinggi. Mengenai jumlah pemilih per kelurahan desa di tiga daerah pemilihan dapat dilihat dalam tabel 4.2. berikut ini. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Tabel 4. 2. Jumlah Data Pemilih di Kabupaten Samosir pada Pemilu Tahun 2004 No. Nama Kecamatan Nama Desa Data Pemilih Orang 1 2 3 4 1. Sosor Dolok 269 2. Partungko Naginjang 1,419 3. Hariara Pohan 428 4. Dolok Raja 457 5. Sampur Toba 526 1 Harian 6. Siparmahan 624 7. Turpuk Limbong 390 8. Turpuk Sagala 143 9. Turpuk Malau 274 10.Turpuk Sihotang 236 11. Janji Martahan 211 J u m l a h 4,977 1. Huta Ginjang 354 2. Singkam 377 3. Hasinggaan 736 4. Aek Sipitudai 765 5. Huta Gurgur 393 2 Sianjur Mula- Mula 6. Sianjur Mula - Mula 344 7. Boho 580 8. Siboro 620 9. Sarimarrihit 629 10. Ginolat 551 11. Bonan Dolok 454 J u m l a h 5,803 1. Tamba Dolok 878 2. Cinta Maju 1,154 3 Sitio – tio 3. Buntu Mauli 528 4. Sabulan 705 5. Holbung 455 6. Janji Raja 630 J u m l a h 4,350 1. Suhut Nihuta P 386 2. Gorat Parlombuan 917 3. Urat II 1532 4. Palipi 1199 5. Pardomuan Nauli 546 6. Hatoguan 756 4 Palipi 7. Simbolon Purba 1349 8. Sigaol Simbolon 872 Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. 1 2 3 4 9. Urat Timur 816 10. Saornauli Hatoguan 853 11. Parsaoran Urat 381 12. Huta Ginjang 516 13. Sigaol Marbun 921 J u m l a h 11,044 1. Pakpahan 554 2. Huta Hotang 671 3. Sitinjak 737 4. Pardomuan 679 5. Tambun Sukkean 535 5 Onan Runggu 6. Rina Bolak 418 7. Onan Runggu 798 8. Sitamiang 491 9. Janji Matogu 297 10. Silima Lombu 164 11. Sipira 892 12. Harian 859 J u m l a h 7,095 1. Parhusip III 310 2. Siruma Hombar 797 3. Pangaloan 516 4. Huta Rihit 874 5. Sinaga Uruk P 808 6 Nainggolan 6. Toguan Galung 741 7. Pananggangan 857 8. Pasaran P 784 9. Sipinggan Lbn Siantar 1,007 10. Sibonor Oppuratus 490 11. Nainggolan 1,109 12. Pasar I 461 J u m l a h 8,754 1. Pasar Pangururan 1,714 2. Pintu Sona 731 3. Siogung - Ogung 615 4. Lbn Suhi - Suhi Dolok 606 5. Lbn Suhi - Suhi Toruan 960 6. Parbaba Dolok 282 7. Huta Tinggi 528 8. Parhorasan 394 9. Pardomuan Nauli 167 10. Parsaoran I 570 11. Rianiate 1,210 12. Huta Bolon 325 Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. 1 2 3 4 13. Panampangan 344 7 Pangururan 14. Pardugul 428 15. Huta Namora 1,031 16. Parlondut 409 17. Tanjung Bunga 1,025 18. Parmonangan 488 19. Saitnihuta 392 20. Situngkir 307 21. Sianting – anting 375 22. Sialanguan 283 23. Lumban Pinggol 333 24. Pardomuan I 2,065 25. Sitolu Huta 327 26. Sinabulan 261 27. Aek Nauli 221 28. Siopat Sosor 284 J u m l a h 16,675 1. Salaon Toba 469 2. Lintong Nihuta 890 3. Salaon Tonga – Tonga 322 8 Ronggur Nihuta 4. Salaon Dolok 398 5. Ronggur Nihuta 810 6. Sabungan Nihuta 616 7. Paraduan 672 8. Sijambur 887 J u m l a h 5,064 1. Tuk – Tuk Siadong 1,269 2. Tomok 2,019 3. Sihusapi 269 4. Maduma 415 5. Dos Roha 694 6. Ambarita 1,177 7. Martoba 883 9 Simanindo 8. Garoga 725 9. Simanindo Sangkal 1,177 10. Cinta Dame 990 11. Huta Ginjang 620 12. Pardomuan 315 13. Parmonangan 345 14. Parbalohan 244 15. Tanjungan 303 16. Simarmata 565 J u m l a h 12,010 Jumlah Keseluruhannya 75,772 Sumber : KPU Kabupaten Samosir Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Pemilih tersebut tersebar di 117 kelurahan desa dan sesuai pola perkampungan penduduk di Kabupaten Samosir , biasanya berkaitan dengan marga yang menempatinya. Misalnya, di Kecamatan Nainggolan dan Onanrunggu , marga – marga yang tinggal di sana antara lain Nainggolan, Gultom, Pakpahan dan lainnya sedang di Kecamatan Palipi didominasi dengan marga Situmorang , Sinaga, Sitohang, Sihombing dan lainnya. Oleh sebab itulah, calon legislatif dari daerah pemilihan tertentu akan menggambarkan marga – marga yang tinggal di wilayah tersebut. Di Kecamatan Pangururan, Ronggur Ni Huta, Simanindo , marga – marga yang berdiam di sana antara lain Simbolon, Sitanggang, Naibaho, Situngkir, Silalahi, Simarmata, Ambarita dan lainnya, sehingga calon – calon legilatifnya pun diwarnai marga – marga tersebut. Di Kecamatan Harian, Sianjur Mula – Mula dan Sitio – tio, antara lain dihuni marga Sagala, Limbong, Habeahan, Sihotang, Tamba dan lainnya. Komposisi marga – marga tersebut berkaitan dengan pendapat fungsionaris Partai Perhimpunan Indonesia Baru PPIB Lundak Sagala bahwa secara garis besarnya di Samosir itu ada 3 kelompok marga yakni Lontung, Parna dan Borbor walau masih ada kelompok kecil lainnya. Tapi biasanya, untuk melihat dari segi kekerabatan marga di Samosir, tidak bisa terlepas membahas tiga kelompok marga tersebut. Secara umum, kondisi kolektivitas marga di satu wilayah akan mempengaruhi proses rekrutmen dan seleksi para calon legislatif di masing – Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. masing partai politik karena akan terkait dengan faktor dikenal atau tidaknya si calon daerah pemilihan tersebut. Mengenai proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif, dari penjelasan para fungsionaris partai politik, secara garis besarnya dikategorikan dalam dua kategori. Untuk partai politik yang sudah mapan seperti Partai Golkar dan PDI Perjuangan tidak mengenal calon legislatif dari luar partai politiknya namun partai ‘ pendatang ‘ baru agaknya lebih longgar memberi kesempatan bagi anggota masyarakat yang sudah mempersiapkan diri menjadi calon legislatif dari daerah pemilihannya. Pola rekrutmen dan seleksi calon legislatif yang diterapkan partai ‘ pendatang ‘ baru tersebut berkaitan dengan teori ilmu politik yang mengenal adanya mekanisme rekrutmen politik secara terbuka, syarat serta prosedur untuk menampilkan seseorang tidak harus datang dari kalangan partai sendiri. Cara ini memberi kesempatan bagi rakyat untuk melihat dan menilai kemampuan elit politiknya bahkan dinilai lebih kompetitif. Ganda Tambunan PDI –Perjuangan dan Parulian Situmorang dari Partai Golongan Karya mengatakan aturan di partai politiknya sudah jelas bahwa calon legislatif harus anggota resmi dan tidak mengenal istilah calon ‘cabutan’ dari luar partai sebab pengkaderan anggota sudah cukup dilaksanakan di semua tingkatan kepengurusan. Ketentuan rekrutmen di kedua partai politik ini cukup ketat sehingga tidak terbuka peluang kepada para anggota masyarakat yang bukan anggota partai politik apalagi yang tidak pernah mendapat pengkaderan partai menjadi calon legislatif. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Dalam proses rekrutmen dan seleksi calon legislatif, partai politik tetap memperhatikan faktor akseptabilitas dan kredibilitas apalagi masyarakat di Kabupaten Samosir yang sangat kental dengan adat budaya dan sistem kekerabatan “ Dalihan Na Tolu “. Hampir semua partai politik yang menjadi peserta Pemilu sangat memperhatikan kedua faktor tersebut walau persentasinya berbeda. Para fungsionaris partai politik lama maupun partai politik ‘pendatang ‘ baru mengakui bahwa masyarakat sudah semakin kritis terhadap sehingga calon legislatif yang bakal diajukan harus benar –benar orang yang bisa diterima di tengah masyarakat daerah pemilihan. Hal ini berkaitan dengan prinsip Pemilu bahwa para pemilih bebas menentukan siapa yang dipilih walau para calon elit politik juga bebas mengumbar janji untuk menarik massa sebanyak mungkin. Masyarakat pemilih terlibat langsung untuk menentukan pilihannya artinya rakyat mengetahui betul kualitas dan popularitas dari calon yang hendak dipilih. Kualitas bersangkut paut dengan daya analisis si calon terhadap masalah – masalah sosial yang berkembang sedang popularitas si calon berhubungan dengan dikenal atau tidak dikenalnya si calon oleh para pemilih di daerah pemilihan tersebut. Berikut ini akan dipaparkan dalam tabel 4.3. jumlah calon legislatif per partai politik di 3 Dapem . Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Tabel 4.3. Jumlah Calon Legislatif Per Daerah Pemilihan Dapem pada Pemilu Tahun 2004 di Kabupaten Samosir Dapem Jumlah No. Partai I II III Orang 1 2 3 4 5 6 1 Partai Nasional Indonesia Maehaenisme 5 2 1 8 2 Partai Buruh Sosial Demokrat 3 4 1 8 3 Partai Bulan Bintang 2 2 1 5 4 Partai Merdeka 2 1 3 5 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 5 4 3 12 6 Partai Perhimpunan Indonesia Baru 8 6 2 16 7 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 7 4 4 15 8 Partai Demokrat 7 5 4 16 9 Partai Keadilan Persatuan Indonesia 3 3 10 Partai Penegak Demokrasi Indonesia 1 1 1 3 11 Partai Amanat Nasional 3 3 1 7 12 Partai Karya Peduli Bangsa 3 3 2 8 13 Partai Kebangkitan Bangsa 2 5 1 8 14 PDI Perjuangan 9 9 5 23 15 Partai Damai Sejahtera 8 4 3 15 16 Partai Golkar 10 6 5 21 17 Partai Patriot Pancasila 5 5 2 12 18 Partai Sarikat Indonesia 1 3 2 6 19 Partai Persatuan Daerah 9 9 4 22 20 Partai Pelopor 8 4 2 14 Jumlah 98 83 44 225 Sumber : KPU Kabupaten Samosir Berdasarkan data di atas, jumlah calon legislatif paling banyak di Dapem Daerah Pemilihan 1 yakni 98 orang memperebutkan 11 kursi, disusul Dapem Daerah Pemilihan 2 sebanyak 83 orang memperebutkan 9 kursi dan di Dapem 3 sebanyak 44 orang memperebutkan 5 kursi. Dari segi partai politik, calon legislatif terbanyak dari PDI Perjuangan 23 orang disusul PPD sebanyak 22 orang dan 21 orang dari Partai Golkar. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Faktor lain dalam proses pencalonan legislatif ini adalah kepengurusan partai politik yang selalu terkait antara marga pengurus dengan marga calon legislatif. Tujuannya untuk mencari dukungan para pimpinan partai politik yang biasanya “menarik” calon – calon legislatif dari satu marganya atau kerabatnya. Hal ini terlihat dari marga – marga calon legislatif, misalnya, Partai Golkar diketuai marga Sitanggang dari Dapem 1 dan sekretarisnya bermarga Situmorang akan berusaha memperjuangkan semarganya agar masuk daftar calon legislatif yang diajukan ke KPU Komisi Pemilihan Umum setempat. Tentunya penentuan calon legislatif tersebut harus melewati proses seleksi dan rekrutmen di partai politik tersebut. Daftar nama calon legislatif di Dapem 1 dan 2 misalnya, Partai Persatuan Daerah PPD yang diketuai marga Simbolon juga berupaya mencari calon legislatif yang memungkinkan dari semarganya untuk mendukung perolehan suara. Bagi marga lain juga terbuka kesempatan tersebut dengan terlebih dahulu melalui proses seleksi dan rekrutmen yang sudah ditetapkan partai politiknya. Untuk menggambarkan keterkaitan tersebut, maka berikut ini akan dipaparkan nama dan marga pimpinan partai politik dalam tabel 4.4. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Tabel 4.4. Nama – Nama Pimpinan Partai Politik Kabupaten Samosir No Nama Partai Politik Nama Pengurus Ketua 1 2 3 1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jhonny Naibaho 2. Partai Pelopor Martua Simbolon 3. Partai Persatuan Daerah Ir. Oloan Simbolon 4. Partai Sarikat Indonesia Lasman Nainggolan 5. Partai Patriot Pancasila Ir. Tahi Sitanggang 6. Partai Golongan Karya Drs.Lazarus P.Sitanggang 7. Partai Damai Sejahtera Beston Sinaga SPd, S.H 8. Partai Kebangkitan Bangsa St. Ir. Tumpal Simbolon 9. Partai Karya Peduli Bangsa Ir. Naris Sitanggang 10. Partai Amanat Nasional Drs. Marsiat Turnip 11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia Drs. Lesko Limbong 12. Partai Keadilan Persatuan Indonesia Binsar H. Parhusip 13. Partai Demokrat Robert PBJ Nainggolan 14 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan Marlon Simbolon 15. Partai Perhimpunan Indonesia Baru Drs. Lundak Sagala 16. Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan Tuaman Sagala 17. Partai Merdeka Huntal Sinurat 18. Partai Bulan Bintang Ir. Jindar Gurning 19. Partai Buruh Sosial Demokrat Nasib Simbolon 20. PNI Marhaenisme Luhut Manik Sumber : KPU Kabupaten Samosir Mengenai calon legislatif tersebut, Oloan Simbolon mengatakan mencari calon legislatif yang benar – benar bisa diharapkan dapat mendulang suara dan berkualitas tidaklah gampang untuk ukuran Samosir. Diakuinya, orang yang berkeinginan itu memang banyak tapi yang memenuhi persyaratan dan yang siap Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. ‘bertanding’ tidak gampang dicari sebab mobilitas si calon harus tinggi untuk mengkampanyekan dirinya sebagai calon legislatif dan program –program partainya di Kabupaten Samosir. Mencari calon berkualitas tidaklah gampang pada Pemilu Tahun 2004 lalu dan kalaupun ada biasanya orang yang selama ini sudah merantau dan pulang kampung saat pemilihan umum. Makanya, para calon legislatif yang maju sudah benar – benar memperhitungkan kemampuannya untuk meraih suara dengan melihat kegiatan – kegiatan yang selama ini sudah dilakukannya di tengah masyarakat Samosir yang dikenal kental budaya dan kekerabatan. Oloan Simbolon, Lundak Sagala dan Ganda S Tambunan mengistilahkan yang punya keluarga kerabat banyaklah yang berpeluang besar untuk mendulang suara di daerah pemilihannya. Biasanya, untuk memastikan agar bisa mendapatkan kursi maka calon nomor urut satu berusaha mencari kerabat – kerabat dekatnya untuk urutan berikutnya atau saling menarik kerabatnya agar masuk anggota partai politik tersebut. Pendapat ini makin menunjukkan bahwa faktor popularitas, dalam arti ‘dikenal atau tidaknya’ si calon akan mempengaruhi perolehan suara dan terkadang menomorduakan faktor kualitas. Secara rinci, berikut ini akan digambarkan jumlah calon legislatif dari masing – masing partai politik berdasarkan marga pada Pemilu Tahun 2004 lalu sesuai daerah pemilihannya Dapem . Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Tabel 4.5. Jumlah Calon Legislatif menurut Partai Politik dan Marga Per Daerah Pemilihan Dapem di Kabupaten Samosir pada Pemilu Tahun 2004 No. Urut Partai Politik Marga Dapem Jlh Partai I II III Org 1 2 3 4 5 6 7 1 PNI – Marhaenisme Manik 1 1 Samosir 2 1 3 Simarmata 1 1 Simbolon 1 1 Tamba 1 1 Turnip 1 1 2 Partai Buruh Sosial Demokrat Gultom 2 2 Nadeak 1 1 Samosir 1 1 Silalahi 1 1 Simbolon 2 2 Sinaga 1 1 3 Partai Bulan Bintang Gurning 1 1 Manurung 1 1 2 Samosir 1 1 Tak Bermarga 1 1 4 Partai Merdeka Manik 1 0 0 1 Sinurat 1 1 Sirumahombar 1 1 5 Partai Persatuan Demokrasi Panjaitan 1 1 Kebangsaan Pasaribu 1 1 Sagala 1 1 Siallagan 1 1 Silalahi 1 1 Simanjuntak 1 1 Sinaga 1 1 Siregar 1 1 Sitinjak 1 1 Situmorang 1 1 Situngkir 1 1 Tampubolon 1 1 Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. 1 2 3 4 5 6 7 6 Partai Perhimpunan Indonesia Baru Harianja 1 1 Limbong 1 1 Manik 1 1 Rumapea 2 2 Sagala 1 1 2 Sidabalok 1 1 Simbolon 3 1 4 Sinaga 1 1 Sitanggang 1 1 Sitohang 1 1 Sitorus 1 1 7 Partai Nasional Benteng Kemerdekaan Batubara 1 1 Gultom 1 1 Lumban Tungkup 0 1 1 Naibaho 1 1 Napitupulu 1 1 Simbolon 2 1 3 Sinaga 1 1 Sitanggang 1 1 2 Situmorang 1 1 2 Situngkir 1 1 Tambunan 1 1 8 Partai Demokrat Manik 1 0 0 1 Marbun 1 1 Naibaho 2 2 Nainggolan 1 1 1 3 Sagala 2 2 Sihotang 1 1 2 Siringo-ringo 1 1 Sitanggang 1 1 Situmorang 1 1 2 Togatorop 1 1 9 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sinaga 3 3 10 Partai Penegak Demokrasi Limbong 1 1 Indonesia Sinaga 1 1 Tak Bermarga 1 1 Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. 1 2 3 4 5 6 7 11 Partai Amanat Nasional Nurak 1 1 Simalango 1 1 Sinaga 1 1 Sitohang 1 1 Situmorang 1 1 Turnip 1 1 2 12 Partai Karya Peduli Bangsa Parhusip 1 1 Sihombing 1 1 Sihotang 1 1 Simbolon 1 1 2 Sinaga 1 1 Sitanggang 1 1 Tak Bermarga 1 1 13 Partai Kebangkitan Bangsa PKB Lumban Raja 1 1 Lumban Siantar 1 1 Nainggolan 1 1 Panjaitan 1 1 Siallagan 1 1 Sianturi 1 1 Simbolon 1 1 Siregar 1 1 14 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Habeahan 0 1 1 Lumban Raja 1 1 Lumban Siantar 1 1 Naibaho 1 1 Sagala 2 2 Siallagan 1 1 Sidabutar 2 2 Sihotang 1 1 Sijabat 1 1 Silaen 1 1 Simarmata 1 1 Simbolon 1 1 2 Sinaga 2 2 Sinurat 1 1 Siregar 1 1 2 Sitanggang 1 1 Tak Bermarga 1 1 Tambunan 1 1 Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. 1 2 3 4 5 6 7 15 Partai Damai Sejahtera PDS Naibaho 1 1 Parhusip 1 1 Rumahorbo 1 1 Rumapea 1 1 Sidabutar 1 1 Simanihuruk 1 1 Sinaga 1 1 1 3 Sinurat 1 1 Siregar 1 1 Sitanggang 1 1 Sitinjak 1 1 1 3 16 Partai Golongan Karya Golkar Naibaho 1 1 Pasaribu 1 1 Sagala 3 3 Samosir 1 1 Siallagan 1 1 Sidabutar 1 1 Sihotang 1 1 Simbolon 1 1 Simorangkir 1 1 Sinaga 2 2 Sinurat 1 1 Siringo - ringo 1 1 Sitanggang 3 1 4 Sitohang 1 1 Situmorang 1 1 17 Partai Patriot Pancasila Ambarita 1 1 Gurning 1 1 Hutabalian 1 1 Siahaan 1 1 Siallagan 1 1 Sibatuara 1 1 Sidabutar 1 1 Sinaga 1 1 Sitanggang 1 1 Sitohang 1 1 Situmeang 1 1 Tak Bermarga 1 1 Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. 1 2 3 4 5 6 7 18 Partai Sarikat Indonesia Harianja 1 1 Nainggolan 1 1 Parhusip 1 1 Samosir 1 1 Sihotang 1 1 Situmorang 1 1 19 Partai Persatuan Daerah Naibaho 1 1 Pintu Batu 1 1 Rumapea 1 1 Sihotang 1 1 Simarmata 1 1 Simbolon 3 2 2 7 Sinaga 1 1 2 Siregar 1 1 Siringo - ringo 2 2 Sitanggang 1 1 Sitohang 1 1 Situmorang 1 1 2 Tak Bermarga 1 1 20 Partai Pelopor Manurung 1 1 Naibaho 1 1 Nainggolan 1 1 Panjaitan 1 1 Simbolon 5 5 Siringo - ringo 1 1 Sitanggang 1 1 Sitohang 1 1 Situmorang 1 1 Tak Bermarga 1 1 Total Keseluruhan 225 Sumber : KPU Kabupaten Samosir Sistem Daerah Pemilihan Dapem makin membuka peluang bagi para calon legislatif untuk berkompetisi merebut kuota kursi di masing – masing wilayahnya. Untuk itulah, proses rekrutmen calon legislatif menekankan orang- orangyang berada di daerah pemilihan tersebut , yang tentunya terkait dengan Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. kelompok marga – marga di daerah tersebut. Dari data di atas jelas terlihat bahwa marga – marga calon legislatif yang diajukan masing – masing partai politik merupakan marga – marga yang tinggal di daerah pemilihan tersebut karena akan berkaitan dengan faktor dikenaltidaknya seseorang di daerah pemilihannya. DR. Poltak Sinaga, MSi menambahkan sebagai daerah adat dan budaya yang masih kuat hubungan emosional kekerabatan “Dalihan Natolu” , faktor – adat dan budaya sangat mempengaruhi dikenal atu tidaknya seseorang di daerah pemilihannya. Perilaku sehari-hari dalam acara adat dan budaya serta sistem kekerabatan yang sudah hidup di tengah masyarakat akan memberi nilai tersendiri bagi orang- orang yang mau maju sebagai calon legislatif. Dikenal atau tidaknya seseorang di daerahnya , tidak cukup hanya karena keaktifan di partai politik saja tetapi bagimana seseorang itu bergaul dalam sistem kekerabatan dan adat isitiadat justru sangat penting untuk mendapat dukungan suara. Makanya, masing – masing calon legislatif, tidak begitu saja mendapat dukungan dari satu marga atau kerabat lainnya tetapi jauh – jauh dalam pergaulan sehari – hari sudah harus berbuat ditengah-tengah masyarakat sekitar. Dalam penjelasan di atas sudah dipaparkan bahwa pola rekrutmen dan seleksi calon legislatif oleh masing – masing partai politik berkaitan dengan marga – marga yang ada di 3 Dapem Daerah Pemilihan . Berikut ini dapat dilihat pada tabel 4.6. tentang jumlah anggota calon legislatif dari masing – masing marga per daerah pemilihan. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Tabel 4.6. Jumlah Calon Legislatif Menurut Marga Per Daerah Pemilihan Dapem di Kabupaten Samosir pada Pemilu Tahun 2004 No. M a r g a Dapem Jumlah I II III Orang 1 2 3 4 5 6 1 Ambarita 1 1 2 Batubara 1 1 3 Gultom 1 2 3 4 Gurning 2 2 5 Habeahan 1 1 6 Harianja 2 2 7 Hutabalian 1 1 8 Limbong 2 2 9 Lumban Raja 2 2 10 Lumban Siantar 2 2 11 Lumban Tungkup 1 1 12 Manik 4 4 13 Manurung 2 1 3 14 Marbun 1 1 15 Nadeak 1 1 16 Naibaho 8 8 17 Nainggolan 2 3 1 6 18 Napitupulu 1 1 19 Nurak 1 1 20 Panjaitan 1 2 3 21 Parhusip 3 3 22 Pasaribu 2 2 23 Pintu Batu 1 1 24 Rumahorbo 1 1 25 Rumapea 4 4 26 Sagala 1 9 10 27 Samosir 2 5 7 28 Siahaan 1 1 29 Siallagan 4 1 5 30 Sianturi 1 1 31 Sibatuara 1 1 32 Sidabalok 1 1 33 Sidabutar 5 5 34 Sihombing 1 1 35 Sihotang 2 1 4 7 Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. 1 2 3 4 5 6 36 Sijabat 1 1 37 Silaen 1 1 38 Silalahi 2 2 39 Simalango 1 1 40 Simanihuruk 1 1 41 Simanjuntak 1 1 42 Simarmata 3 3 43 Simbolon 18 7 3 28 44 Simorangkir 1 1 45 Sinaga 3 14 3 20 46 Sinurat 4 4 47 Siregar 1 3 2 6 48 Siringo - ringo 4 1 5 49 Sirumahombar 1 1 50 Sitanggang 11 1 2 14 51 Sitinjak 1 2 1 4 52 Sitohang 1 5 6 53 Sitorus 1 1 54 Situmeang 1 1 55 Situmorang 2 6 3 11 56 Situngkir 2 2 57 Tamba 1 1 58 Tambunan 2 2 59 Tampubolon 1 1 60 Togatorop 1 1 61 Turnip 2 1 3 62 Tak Bermarga 2 4 1 7 Total Keseluruhan 98 83 44 225 Sumber : KPU Kabupaten Samosir Berdasarkan data di atas, terdapat 61 marga yang berkompetisi melalui partai politik untuk memperebutkan 25 kursi di Kabupaten Samosir. Marga – marga calon legislatif ini biasanya merupakan gambaran marga yang ada di daerah pemilihan tersebut. Misalnya, Dapem 1 Kecamatan Pangururan, Simanindo dan Ronggur Nihuta terdapat marga Sitanggang, Naibaho, Simbolon, Situngkir, Simarmata, dan lainnya. Di Dapem 2 Kecamatan Palipi, Onan Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Runggu, Nainggolan terdapat marga Situmorang, Sinaga, Nainggolan, Gultom, Samosir, dan lainnya. Dapem 3 Kecamatan Harian, Sianjur Mula – Mula, Sitio – tio terdapat marga Sagala, Limbong, Sihotang, Habeahan, Tamba, dan lainnya. Kondisi ini , bila dikaitkan dengan penelitian yang pernah dilakukan para ahli, bahwa di negara sedang berkembang faktor-faktor di luar kualitas tampaknya memainkan peranan penting bagi terpilih atau tidaknya si calon. Hal ini berhubungan dengan masih tingginya sentimen primordialisme dan patrimonialisme ditengah masyarakat Samosir. Dalam hal ini, faktor popularitas dan akseptabilitas saling mendukung sebab kalau faktor popularitas menyangkut dikenal atau tidaknya seorang calon maka faktor akseptabilitas menunjuk kepada penerimaan masyarakat terhadap seorang tokoh politik. Penerimaaan ini akan muncul manakala rakyat merasa sang tokoh benar-benar dapat menyuarakan kepentingan mereka. Pada Pemilu Tahun 2004 lalu, kedua faktor ini memberi suatu kepastian bagi si calon sebab bila seorang calon mampu meraih suara sesuai kuota di daerah pemilihannya, secara otomatis akan duduk sebagai anggota dewan tapi kalau tidak suara penuh dengan kuota, suara yang diperolehnya akan dikumpulkan untuk suara partai politik yang menguntungkan nomor urut 1. Selain itu, para calon legislatif juga sudah membina dirinya melalui keterlibatan di berbagai kegiatan orgainisasi keagamaan, sosial, kepemudaan, ornop LSM , kemahasiswaan, profesi, olah raga dan lainnya yang diharapkan sebagai pendukung untuk perolehan suara pada Pemilu Tahun 2004 lalu. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Berdasarkan data formulir BB 1 data pribadi calon yang diperoleh dari KPU Kabupaten Samosir, bahwa meski tidak seluruhnya para calon legislatif mengisi pengalaman organisasi namun secara umum selain aktif di partai politik, mereka terlibat di berbagai bidang pengabdian lainnya ditengah masyarakat. Data formulir tersebut bisa digambarkan bahwa calon legislatif dari PDI Perjuangan dan Partai Golongan Karya di Kabupaten Samosir , hampir semuanya mengikuti proses pengkaderan dengan mencantumkan jabatan di kepengurusan partai politik di semua tingkatan. Sedang partai ‘ pendatang ‘ baru agaknya tidak terlihat secara nyata tingkat pengkaderannya karena memang diantara calon tersebut ada yang sebelumnya berasal dari partai politik lainnya sehingga kurang jelas pengkaderan politik yang sudah diikutinya. Mengingat masyarakat Kabupaten Samosir yang homogen dengan adat budaya serta kekerabatan yang cukup kental maka pengenalan diri kampanye yang dilakukan lebih efektif secara pribadi atau dari pintu ke pintu door to door serta dari kampung ke kampung untuk menemui kerabat dekat dan jauh. Dengan demikian, mereka lebih efektif meyakinkan para pemilih agar memilihnya sekaligus memperkenalkan partai politik yang mengusungnya. Dalam prosesnya, sebelum menyatakan niatnya untuk maju sebagai calon, biasanya si calon minta ‘restu’ terlebih dahulu dari para kerabat dekatnya sebab mereka itulah nantinya yang akan bergerak untuk meyakinkan kerabat jauh lainnya. Hal ini juga perlu untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya calon lainnya dari kerabat dekat tersebut. Agar perolehan suara banyak , maka si calon nomor urut satu akan berusaha mendekati keluarga dekat atau kerabat lainnya Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. bersedia ikut sebagai calopada nomor urut berikutnya. Masyarakat itu sendiri akan langsung bertanya kepada si calon, nomor urut yang diperolehnya dan barulah kemudian menanyakan partai politik mana yang mengusungnya atau sebagai ‘ kenderaan’ politiknya. Penuturan para fungsioanris partai politik khususnya ‘ pendatang ‘ baru , yang pertamakali ditanya para pendukungnya adalah nomor urut berapa dan barulah kemudian mempertanyakan masalah kepartaian. Cara yang efektif digunakan adalah memperkenalkan diri dengan nomor urut, kemudian memperkenalkan partai politik beserta nomor urut partai politik tersebut. Meski pendekatan secara kekerabatan, tetapi aspirasi yang akan diperjuangkan si calon merupakan wacana yang cukup serius dibahas antara si calon dengan pendukungnya. Mereka menginginkan agar tempat tinggalnya juga dapat menikmati hasil – hasil pembangunan terutama pengaspalan jalan yang selama ini tak tersentuh selaam bergabung dengan kabupaten induk. Dikaitkan dengan pendapat Nie,Verba dan Petrocik bahwa dalam masyarakat heterogen para tokoh politik harus lebih lihai bermain sandiwara dibanding dengan masyarakat yang relatif homogen. Soalnya, mereka harus dapat menarik perhatian dari berbagai kelompok masyarakat yang memiliki kepentingan atau aspirasi yang berbeda. Dalam masyarakat yang heterogen, akan dijumpai tokoh –tokoh politik yang lebih lihai berargumentasi dibandingkan dengan tokoh politik dalam masyarakat homogen. Masyarakat Kabupaten Samosir relatif homogen maka pendekatannya tidak terlalu membutuhkan banyak janji – janji akan tetapi aspirasi dan Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. kepentingan masyarakat itulah yang perlu diperjuangkan secara nyata sebagai bukti keseriusan membangun daerahnya. Meski demikian, para fungsionaris partai tetap menekankan bahwa pengenalan partai politik dan program – program partai tetap dilakukan kepada para calon legislatif sebagai bekal pada saat kampanye umum ataupun kampanye terbatas. Berdasarkan hasil wawancara, partai politik yang sudah mapan dalam pengkaderan seperti PDI Perjuangan dan Partai Golkar pemantapan lanjutan tetap dilaksanakan namun partai politik ‘pendatang’ baru masih cukup minim. Kesemuanya itu tergantung roda organisasi partai politik di tingkat kepengurusan propinsi dan pusat. Pembekalan bagi para calon legislatif dilakukan saat menjelang Pemilu terutama menjelang jadwal kampanye – kampanye baik perorangan maupun kampanye umum. Mengingat tenggang waktu antara terbentuknya daerah otonom baru dengan jadwal Pemilu Tahun 2004 lalu yang cukup singkat, partai – partai politi memfokuskan sasaran perolehan kursi di DPRD Kabupaten Samosir dan belum memikirkan untuk membagi kadernya ke jenjang lebih tinggi seperti tingkat propinsi maupun pusat. Secara umum, calon legislatif untuk tingkat propinsi maupun pusat masih ‘didrop’ dari tingkat propinsi dan pusat. Menurut penuturan para fungsionaris partai politik tersebut, sistem itu ukuran kabupaten yang baru terbentuk cukup menguntungkan karena saat kampanye akbar akan dihadiri jurkam juru kampanye , calon legislatif dan pengurus baik dari tingkat propinsi maupuin tingkat pusat yang biasanya menjadi daya tarik bagi masyarakat. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008.

4.2. 1. Perolehan Kursi di DPRD