Partai Politik dan Pemilu

2.3. Partai Politik dan Pemilu

Salah satu prasyarat dari terwujudnya demokrasi adalah adanya partai politik yang berfungsi maksimal dan efektif sebagai wadah aspirasi poltik masyarakat dan sebagai media untuk melakukan bargaining kebijakan. Dan dari berbagai pranata sosial yang ada itu , salah satunya adalah partai politik. Schattsneider sebagaimana dikutip Riswandha Imawan 1997, 8 menyebutkan sudah menjadi aksioma dalam ilmu politik bahwa satu negara disebut demokratis kalau terdapat partai – partai politik. Kehadiran partai politik berarti ada pengakuan – pengakuan akan hak warga negara untuk berbeda pendapat walaukemudian disadari bahwa adanya partai politik saja tidak cukup dijadikan tolak ukur untuk menyebut satu negara itu demokratis. Syarat yang tidak kalah pentingnya adalah partai – partai politik tersebut dapat berkompetisi dalam satu Pemilu Pemilihan Umum yang bebas. Meluasnya gagasan bahwa rakyat harus diikutsertakan dalam proses politik maka partai politik telah lahir dan berkembang menjadi penghubung penting antara rakyat dan pemerintah. Gagasan mengenai partisipasi politik rakyat melalui partai politik di negara-negara yang menerapkan sistem politik demokrasi, memiliki dasar budaya politik dan ideologi yang kuat bahwa rakyat berhak ikut serta menentukan seseorang yang akan menjadi pemimpin mereka, dan untuk menentukan isi kebijakan publik yang mempengaruhi kehidupan mereka. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Dari berbagai uraian tentang segmentasi masyarakat yang kemudian terartikulasi pada pelembagaan dalam bentuk partai politik, maka hal ini menjadi bahan dasar dari pertarungan antar kepentingan yang terjadi di Indonesia saat ini. Memang banyak juga kalangan yang melontarkan kritik bahwa pertarungan artikulasi kepentingan yang ada sekarang ini sesungguhnya lebih pada pertarungan kepentingan pragmatis daripada artikulasi kepentingan yang bersifat konseptual normatif. Agregasi kepentingan merupakan cara bagaimana tuntutan-tuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif pembuatan kebijakan publik. Agregasi kepentingan dijalankan dalam sistim politik yang tidak memperbolehkan persaingan partai secara terbuka, fungsi organisasi itu terjadi di tingkat atas, mampu dalam birokrasi dan berbagai jabatan militer sesuai kebutuhan dari rakyat dan konsumen. Agregasi kepentingan ini erat kaitannya dengan relasi antara masyarakat luas yang mengagregasikan diri atau diagregasikan oleh pemimpin politik, terutama di dalam partai politik. Dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi politik, partai sering disebut sebagai perantara dalam suatu bursa ide-ide clearing house of ideas . Kadang dikatakan pula bahwa partai politik sebagai alat pendengar bagi pemerintah dan sebagai pengeras suara bagi masyarakat. Partai politik berkewajiban menggabungkan pendapat dan aspirasi masyarakat yang senada. Proses ini dinamakan penggabungan kepentingan interest aggregation . Setelah digabung, pendapat dan aspirasi diolah dan dirumuskan dalam bentuk yang teratur. Proses ini dinamakan perumusan Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. kepentingan interest articulation . Kegiatan ini dipakai oleh partai politik sebagai usul kebijakan. Usul kebijakan ini dimasukkan pada program partai untuk diperjuangkan dan disampaikan ke pemerintah untuk dijadikan kebijakan publik public policy . Kepentingan – kepentingan yang telah dirumuskan tersebut tentu harus diperjuangkan kader – kader partai politik yang duduk di lembaga legislatif yang dipilih melalui mekanisme Pemilihan Umum Pemilu karena Pemilu diyakini sebagai sarana yang paling demokratis untuk memilih elit politik. Karena sifatnya yang demokratis, maka kegiatan Pemilu selamanya mengikutsertakan mayoritas penduduk yang berhak memilih. Dalam Pemilu, para pemilih bebas menentukan siapa yang dipilih dan calon elit juga bebas mengumbar janji untuk menarik massa sebanyak mungkin. Sebagai alat, demokrasi terutama digunakan untuk membentuk satu pemerintahan yang sesuai dengan aspirasi rakyatnya. Pelaksanaannya dapat dengan berbagai macam cara, namun demokrasi selamanya mengehendaki rakyat terlibat langsung dalam pemilihan wakil – wakilnya. Pengertian terlibat langsung dimaksud adalah rakyat mengetahui betul kualitas dan popularitas dari calon yang hendak dipilih. Kualitas bersangkut paut dengan daya analisis si calon terhadap masalah – masalah sosial yang berkembang. Popularitas berhubungan dengan dikenal atau tidak dikenalnya si calon oleh para pemilih namun popularitas tidak berhubungan langsung dengan kualitas si calon. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Dalam banyak kasus, memilih seorang calon hanya didasarkan pada jauh dekatnya hubungan personal antar mereka seperti terjadi di Thailand. Dalam negara sedang berkembang, faktor – faktor di luar kualitas tampaknya memainkan peranan penting bagi terpilih atau tidaknya si calon. Hal ini berhubungan dengan masih tingginya sentimen primordialisme dalam masyarakat sehingga menurut Riswandha Imawan 1997, 5 , pandangan semacam ini kiranya cocok untuk melihat pola tingkah laku pemilih di Indonesia. Para pakar ilmu politik memandang bahwa demokrasi baru bisa berjalan secara efektif, dalam arti mencapai tujuan kemasyarakatan tanpa harus mengorbankan hak – hak individu, kalau dilaksanakan dengan sistem perwakilan dimana rakyat memberi kepercayaan kepada segelintir orang membentuk representative government. Pembentukan representative government dilakukan melalui Pemilu dimana rakyat tidak sekedar memilih calon atau tokoh politik untuk memerintah tapi lebih penting lagi rakyat mendapat kesempatan untuk mengutarakan aspirasinya agar dilaksanakan oleh pemerintah. Pelaksanaan Pemilu legislatif di Indonesia diatur dalam pasal 1 ayat 1 Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Pemilu . Disebutkan, pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum untuk memilih anggota lembaga perwakilan harus mampu menjamin prinsip keterwakilan, akuntabilitas dan legitimasi Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Proses rekrutmen politik dalam pengisian jabatan politik harus melalui mekanisme demokrasi sehingga partai politik berhak mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan lembaga perwakilan rakyat. Sesuai dengan undang – undang partai politik dan pemilihan umum, sistem pemilihan anggota DPR, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten Kota menggunakan sistem proporsional dengan daftar calon terbuka.

2.4. Elit Politik