Komposisi di DPRD Kabupaten Samosir

pendukung yang bisa meyakinkan masyarakat bahwa si calon juga tidak hanya melibatkan diri untuk urusan duniawi tapi juga urusan agama. Rangkuman pendapat para fungsionaris partai politik di atas, faktor popularitas yang bersangkut paut dengan dikenal atau tidaknya si calon oleh para pemilih masih mendominasi, yang menunjukkan sentimen primordialisme dan patrimonialisme masih tinggi dalam masyarakat Kabupaten Samosir. Hal ini berkaitan dengan pendapat yang disampaikan Dhanasarijt bahwa dalam banyak kasus, memilih seseorang calon hanya didasarkan pada jauh dekatnya hubungan personal antar mereka.

4.2.2. Komposisi di DPRD Kabupaten Samosir

Pelaksanaan Pemilu Tahun 2004 di Kabupaten Samosir sudah menghasilkan 25 orang anggota DPRD yang dalam komposisinya terdiri dari 5 fraksi yakni Fraksi Golongan Karya Golkar , Fraksi PDI Perjuangan , Fraksi Partai Persatuan Daerah PPD , Fraksi PPDK Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan dan Fraksi Gabungan walau sebelumnya hanya dua fraksi yakni Fraksi Partai Golkar dan Fraksi Gabungan. Pembentukan fraksi – fraksi sebagai perpanjangan tangan masing – masing partai politik atau koalisi beberapa partai politik tersebut menggambarkan perolehan kursi di DPRD Kabupaten Samosir. Pembentukan fraksi – fraksi tersebut masih akan berlanjut dengan kompetisi untuk mendapatkan jabatan unsur pimpinan fraksi. Kalau pada saat Pemilu , para calon legislatif untuk memperoleh dukungan suara melalui pendekatan kekerabatan kolektivitas marga maka pemilihan pimpinan dewan, Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. pimpinan fraksi maupun ketua – ketua komisi juga menggambarkan kompetisi marga yang berasal dari 3 daerah pemilihan. Pada saat pemilihan unsur pimpinan dewan juga tergambar adanya kompetisi marga disamping fraksi ataupun daerah pemilihan Dapem . Hal ini bisa tergambar dari hasil pemilihan unsur Pimpinan DPRD Kabupaten Samosir yakni Ketuanya bermarga Naibaho Fraksi PDI Perjuangan dari Dapem 1, Wakil Ketua masing – masing bermarga Sinaga Fraksi Golkar dari Dapem 2 dan bermarga Simbolon Fraksi PPD dari Dapem 1. Komposisi unsur pimpinan dewan inipun berdampak pada pengisian komposisi pimpinan fraksi – fraksi yang antara lain; Ketua Fraksi Golkar bermarga Sagala Dapem 3 , Wakil Ketua bermarga Sinaga Dapem 2 dan Sekretaris bermarga Situmorang Dapem 2 , Ketua Fraksi PDI Perjuangan bermarga Tambunan Dapem 1 , Wakil Ketua bermarga Lumban Tungkup Dapem 2 dan Sekretaris bermarga Habeahan Dapem 3 . Ketua Fraksi PPD bermarga Rumapea Dapem 2 , Wakil Ketua bermarga Sihombing Dapem 2 dan Sekretaris bermarga Sihotang Dapem 1, Ketua Fraksi PPDK bermarga Sagala Dapem 3 , Wakil Ketua bermarga Sitinjak Dapem 2 dan bermrga Sagala Dapem 3 . Dan Fraksi Gabungan diketuai marga Situmorang Dapem 2 , wakil ketua Hutabalian Dapem 2 dan sekretaris marga Sinaga Dapem 1 . Fraksi – fraksi di DPRD Kabupaten Samosir tersebut diantaranya ada yang merupakan koalisi partai politik dan hanya Fraksi Golkar murni berdiri sendiri beranggotakan 4 orang. Fraksi PDI Perjuangan merupakan koalisi PDI Perjuangan Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. dan PNBK beranggotakan 5 orang, Fraksi PPD koalisisi PPD dan PKPB beranggotakan 5 orang, Fraksi PPDK koalisi PPDK dan PPIB beranggotakan 4 orang dan Fraksi Gabungan koalisi Partai Demokrat, Partai Patriiot Pancasila dan PBSD. Pengisian komposisi alat – alat kelengkapan dewan seperti Panitia Anggaran Panggar dan Panitia Musyawarah Panmus juga tergambar variasi fraksi, daerah pemilihan dan marga. Anggota panitia anggaran masing – masing marga Situmorang, Sihotang, Sinaga, Hutabalian, Simbolon dan Sitanggang. Sedang keanggotaan Panmus bermarga Sitinjak, Sagala, Situmorang, Togatorop dan Gultom. Masing – masing fraksi berusaha menempatkan anggotanya untuk duduk di alat kelengkapan dewan untuk memperjuangkan garis partai dan aspirasi masyarakat dengan tetap mempertimbangkan faktor daerah pemilihan dan marga. Alat kelengkapan dewan lainnya seperti pengisian komisi – komisi tergambar pertimbangan unsur fraksi, daerah pemilihan dan marga. Komisi A yang membidangi pemerintahan diketuai marga Simbolon, wakil ketua Lumban Tungkup dan sekretaris Tambunan. Komisi B yang membidangi perekonomian dan keuangan diketuai marga Sitanggang, wakil ketua Sinaga dan sekretaris marga Habeahan. Komisi C yang membidangi pembangunan diketuai marga Sitinjak, wakil ketua marga Sihotang, sekretaris marga Sagala. Komisi D membidangi Kesra diketuai marga Simbolon. Wakil ketua Sinaga dan sekretaris Sihombing Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Badan Kehormatan BK diketuai marga Sagala, wakil ketua marga Sitinjak dan Togatorop. Dari berkas – berkas yang diperoleh dari Sekretariat DPRD Kabupaten Samosir, untuk alat – alat kelengkapan dewan seperti Panitia Anggaran Panggar dan Panitia Musyawarah Panmus , unsur pimpinan dewan sekaligus merangkap sebagai ketua dan wakil ketua. Berdasarkan keterangan di atas bisa dikatakan bahwa pengisian jabatan - jabatan di DPRD Samosir selalu mempertimbangkan unsur fraksi, daerah pemilihan yang dibungkus persaingan kelompok marga. Selain unsur fraksi dan daerah pemilihan, pengisian jabatan – jabatan di DPRD Kabupaten Samosir selalu menggambarkan ‘persaingan ‘ fraksi, daerah pemilihan yang dibungkus kelompok marga, mulai dari tingkat unsur pimpinan dewan, pimpinan fraksi – fraksi dan ketua – ketua komisi. Hal itulah yang khas di daerah Samosir sebagai kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tobasa walau hampir sebagian besar ketua – ketua partai politik berada di tangan marga – marga dari Dapem 1. Secara umum sudah dibahas mengenai proses munculnya calon legislatif, anggota dewan dan unsur pimpinan dewan sebagai elit politik lokal di Kabupaten Samosir sebagai kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tobasa pada Pemilu Tahun 2004 lalu. Sebagai daerah otonom baru, ternyata pemekaran telah memberi ruang pendidikan politik bagi warga Samosir untuk memilih dan dipilih sebagi calon legislatif melalui Pemilu Tahun 2004. Dalam proses tersebut, pendekatan kekerabatan kolektivitas marga masih mendominasi perolehan dukungan suara bagi masing – masing calon legislatif di Kabupaten Samosir yang masih kental dengan adat budayanya. Pangihutan Sirumapea : Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal di Kabupaten Samosir. USU e-Repository © 2008. Prinsip falsafah “ Dalihan Na Tolu “ menjadi perekat bagi kehidupan masyarakat demi kemajuan Kabupaten Samosir walau terdapat perbedaan struktur dan perbedaan prinsip. Falsafah “ Dalihan Na Tolu “ ini sekaligus menjadi landasan Motto Kabupaten Samosir “ Satahi Saoloan “ yang merupakan satu kalimat singkat namun mengandung makna filosofis untuk menciptakan persatuan dan kesatuan dengan asas kebersamaan atau gotong royong demi suksesnya seluruh aspek pembangunan.

4.3. Gambaran Umum Kaitan Pemekaran dan Munculnya Elit Politik Lokal