Karakteristik Obligasi Landasan Konsepsi

B. Karakteristik Obligasi

Obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten penerbit obligasi. Oleh karena itu, emiten obligasi akan memberikan kompensasi bagi investor pemegang obligasi, berupa kupon yang dibayarkan secara periodik terhadap investor. Dengan demikian, obligasi bisa dikatakan sebagai salah satu instrumen pasar modal yang memberikan pendapatan tetap fixed income securities bagi pemegangnya. Sebagai sekuritas pendapatan tetap, obligasi memberikan penghasilan secara rutin. Obligasi memiliki karakteristik sebagaimana karakteristik sekuritas pendapatan tetap fixed income securities lainnya, 53 yaitu: 1 surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum, 2 memiliki jangka waktu tertentu atau masa jatuh tempo, 3 memberikan pendapatan tetap secara periodik, 4 ada nilai nominal. Penerbit emiten obligasi berkewajiban untuk membayarkan bunga dalam jumlah tertentu secara periodik selama obligasi belum jatuh tempo, dan juga melakukan pembayaran kembali nilai prinsipal obligasi tersebut pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan. 54 Secara umum obligasi merupakan produk pengembangan dari surat utang jangka panjang. Prinsip utang jangka panjang dapat dicerminkan dari karakteristik atau struktur yang melekat pada sebuah obligasi. Pihak penerbit obligasi pada dasarnya melakukan pinjaman kepada pembeli obligasi yang diterbitkannya. 53 Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE, 2001, hlm.135. Lihat juga dalam Dyah Ratih Sulistyastuti, Saham dan Obligasi, Ringkasan Teori dan Soal Jawab, Yogyakarta: UAJY, 2002, hlm.51. 54 Robbert Ang, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Mediasoft Indonesia, 1997, hlm.82. Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008 Pendapatan yang didapatkan oleh investor obligasi tersebut berbentuk tingkat suku bunga atau kupon. Selain aturan tersebut telah diatur pula perjanjian untuk melindungi kepentingan penerbit dan kepentingan investor obligasi tersebut. 55 Setiap obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah adalah obligasi tanpa jaminan non-secured bond. Di Indonesia saat ini hanya obligasi Bank Indonesia yang dipasarkan di pasar internasional yang dimaksudkan untuk benchmark bagi obligasi BUMN dan perusahaan swasta nasional. 56 Adapun karakteristik umum yang tercantum pada sebuah obligasi yaitu meliputi: 57 1. Nilai Penerbitan Obligasi jumlah pinjaman dana Dalam penerbitan obligasi maka pihak emiten akan dengan jelas menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan obligasi. Istilah yang ada yaitu dikenal dengan ”jumlah emisi obligasi”. Apabila perusahaan membutuhkan dana Rp. 400 Milyar maka dengan jumlah yang sama akan diterbitkan obligasi senilai dana tersebut. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya. 2. Jangka Waktu Obligasi Setiap obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo maturity. Masa jatuh tempo obligasi kebanyakan berjangka waktu 5 lima tahun. Untuk obligasi 55 Sapto Rahardjo, Op.cit., hlm.8. 56 Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Cetakan ke-4, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, hlm.186. 57 Op.cit., Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008 pemerintah bisa berjangka waktu lebih dari 5 lima tahun sampai 10 sepuluh tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor karena dianggap risikonya semakin kecil. Pada saat jatuh tempo pihak penerbit obligasi berkewajiban melunasi pembayaran pokok obligasi tersebut. 3. Tingkat Suku Bunga Untuk menarik investor membeli obligasi tersebut maka diberikan insentif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik misalnya 17, 18 per tahunnya. Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Istilah tingkat suku bunga obligasi biasanya dikenal dengan nama kupon obligasi. Jenis kupon bisa berbentuk fixed rate dan variable rate untuk alternatif pilihan bagi investor. 4. Jadwal Pembayaran Suku Bunga Kewajiban pembayaran kupon tingkat suku bunga obligasi dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulanan atau semesteran. Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi. 5. Jaminan Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Di dalam penerbitan obligasi sendiri kewajiban penyediaan jaminan tidak harus mutlak. Apabila memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik investor. Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008 Instrumen investasi untuk obligasi terdiri dari obligasi pemerintah dan obligasi swasta. Obligasi pemerintah ORI mempunyai karakteristik tersendiri yaitu hanya bisa dibeli individu walaupun setelah dilakukan lelang, kenyataannya kebanyakan ORI itu dimiliki oleh lembaga keuangan, milik pemerintah dan swasta. Sebenarnya pemerintah dapat mengubah kebijakan pengeluaran obligasi tersebut agar masyarakat dapat menikmati keuntungan sekaligus melakukan pengendalian terhadap keuangan pemerintah. Hal itu juga memperbaiki sistem keuangan dan menjalankan peranannya sebagai intermediary perbankan di Indonesia. 58 Kehadiran obligasi pemerintah merupakan bentuk instrumen utang pemerintah untuk menyerap dana yang ada di pasar domestik. Hal ini merupakan strategi pemerintah guna menutupi defisit anggaran negara. 59 Obligasi di Indonesia diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan milik pemerintah dan perusahaan swasta. Kupon obligasi secara umum dibayarkan setiap tiga bulan baik kupon yang tetap maupun yang mengambang. Investor di Indonesia lebih menyukai obligasi pemerintah dibandingkan dengan obligasi perusahaan swasta karena resikonya sangat kecil. Kecilnya resiko yang dimaksud yaitu resiko gagal bayar, sedangkan resiko tingkat bunga, resiko valuta asing masih tetap dimiliki oleh obligasi pemerintah tersebut. Bila obligasi perusahaan swasta dibandingkan dengan obligasi perusahaan pemerintah yang dikenal dengan BUMN maka obligasi yang dikeluarkan BUMN 58 Adler Haymans Manurung, Pengelolaan Portofolio Obligasi, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007, hlm.8. 59 Sapto Rahardjo, Op.cit., hlm.111. Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008 lebih diminati oleh investor. Seringkali terjadi bahwa obligasi BUMN mencapai oversubcribe emisi laris jauh lebih tinggi dari obligasi perusahaan swasta. 60 Adapun karakteristik Obligasi Negara Ritel di Indonesia adalah: 61 1. Umum a. Dasar Hukum 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara. 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36PMK.062006 Tentang Penjualan Obligasi Negara Ritel di Pasar Perdana. b. Bentuk ORI yang diterbitkan, bentuk ORI adalah tanpa warkat yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder. c. Nominal ORI, ORI diterbitkan dengan nilai nominal per unit sebesar Rp.1.000.000,00 Satu Juta Rupiah. d. Batasan pemesanan pembelian ORI di pasar perdana, pemesanan pembelian ORI minimum 5 lima unit dan dengan kelipatan 5 lima unit. e. Jumlah indikatif ORI yang ditawarkan, jumlah indikatif ORI yang ditawarkan adalah Rp.2.000.000.000.000,00 dua triliun rupiah atau 2.000.000,00 dua juta unit. f. Agen Penjual, Perusahaan Efek: PT Danareksa Sekuritas; PT Trimegah Sekuritas, Tbk; PT Valbury Asia Sekuritas; Bank umum: Citibank N.A.; PT Bank Bukopin; 60 Adler Haymans Manurung, Dasar-Dasar Investasi Obligasi, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006, hlm.11. 61 Departemen Keuangan Republik Indonesia, Memorandum Informasi, Jakarta, 2006 Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008 PT Bank Danamon, Tbk; PT Bank Mandiri Persero, Tbk; PT Bank Mega, Tbk; PT Bank NISP, Tbk; PT Bank Panin, Tbk; PT Bank Permata, Tbk. 2. Kupon ORI Kupon per unit adalah sebesar 12,05 dua belas koma nol lima per seratus per tahun yang dibayar setiap bulan. Kupon per unit yang dibayar setiap bulan adalah sebesar Rp.10.042,00 sepuluh ribu empat puluh dua rupiah, berasal dari Rp.1.000.000 satu juta rupiah x 12,05 x 112. Pembayaran kupon pertama kali dilakukan pada tanggal 9 September 2006. pembayaran kupon kedua dan seterusnya dilakukan setiap tanggal 9, setiap bulan dan pembayaran terakhir dilakukan tanggal 9 Agustus 2009. Jumlah hari kupon day count untuk perhitungan kupon berjalan accured interest menggunakan basis jumlah hari kupon sebenarnya actual per actual. Pembayaran kupon dilaksanakan di Indonesia dan akan dibayarkan kepada pemilik ORI yang tercatat pada tanggal pencatatan kepemilikan record date dengan mengkredit rekening dana pemilik ORI. Apabila pembayaran kupon bertepatan dengan hari dimana operasional sistem pembayaran tidak diselenggarakan oleh Bank Indonesia, maka pembayaran akan dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi bunga. 3. Biaya dan Perpajakan a. Biaya pemesanan ORI di pasar perdana adalah biaya materi Rp.6.000,00 enam ribu rupiah untuk membuka rekening tabungan pada bank, biaya Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008 materai Rp.6.000,00 enam ribu rupiah untuk membuka rekening surat berharga pada subregistry atau melalui partisipannasabah subregistry yang ditunjuk dan biaya transfer dana untuk menampung dana pemesanan ORI. Masing-masing agen penjual dapat membebaskan sebagian atau seluruh komponen biaya pemesanan sebagaimana tersebut di atas dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabahnya. Masing-masing agen penjual dilarang untuk membebankan biaya pemesanan di luar ketiga komponen biaya tersebut dalam rangka pemesanan ORI di pasar perdana. Pada dasarnya investor dapat membuka rekening dana di bank umum dan rekening Surat Berharga di subregistry atau partisipannasabah subregistry yang dikehendaki. Namun mengingat pemesanan ORI dilakukan melalui agen penjual yang telah menjalin kerjasama dengan bank umum dan subregistry tertentu maka dalam rangka efisiensi biaya, pembukaan rekening dana dan surat berharga sebaiknya dilakukan melalui bank umum dan subregistry yang telah bekerjasama dengan agen penjual. Apabila investor membuka rekening surat berharga di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang merupakan partisipannasabah subregistry, maka rekening surat berharga investor merupakan sub rekening dari partisipannasabah registry. Dalam rangka membantu pemerintah untuk memasarkan ORI kepada investor, masing- masing agen penjual akan memperoleh komisi fee atas hasil pemesanan yang dimenangkan oleh Pemerintah. Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008 b. Biaya penyimpanan dan transfer kuponpokok ORI Biaya penyimpanan dari rekening surat berharga umumnya dikenakan untuk periode satu tahun dan besarannya disesuaikan dengan kebijakan masing- masing subregistry atau partisipannasabah subregistry. Besaran biaya transfer kupon dan pokok ORI disesuaikan dengan kebijakan masing-masing subregistry atau partisipannasabah subregistry. Masing-masing subregistry atau partisipannasabah subregistry dapat membebaskan biaya penyimpanan dari rekening surat berharga danatau biaya transfer kupon dan pokok dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabahnya. c. Biaya transaksi di pasar sekunder Biaya transaksi ORI di pasar sekunder dapat berbeda-beda baik dengan mekanisme Bursa Efek maupun transaksi di luar Bursa Efek over the counter. Biaya transaksi di pasar sekunder antara lain berupa biaya transfer surat berhargadana dan biaya perantara pedagang. d. Biaya perpajakan Berlaku peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. 4. Pelunasan Pokok ORI Pelunasan pokok ORI dilakukan tanggal 9 Agustus 2009 sebesar Rp.1.000.000,00 satu juta rupiah untuk setiap unit ORI yang dimiliki oleh pemilik ORI yang namanya tercatat dalam registry pada tanggal pencatatan kepemilikan record date. Pembayaran pokok ORI dilaksanakan di Indonesia dan akan dibayarkan Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008 kepada pemilik ORI yang tercatat pada tanggal pencatatan kepemilikan record date dengan mengkredit rekening dana pemilik ORI. Apabila pembayaran ORI tidak diselenggarakan oleh Bank Indonesia, maka pembayarannya akan dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi bunga. 5. Pembelian Kembali buy back Pemerintah dapat membeli kembali ORI sebelum jatuh tempo pada harga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan harga pasar di pasar sekunder secondary market. Program buy back obligasi dilakukan untuk mengurangi eksposur jumlah obligasi yang beredar di pasar atau di tangan investor. Dengan melakukan pembelian kembali obligasi yang sudah diterbitkan, berarti pihak pemerintah mempunyai dana lebih dari sisa usaha yang dilakukan untuk membeli kembali obligasi sebelum jatuh tempo. Pemerintah yang melakukan buy back akan menghemat biaya bunga dan bisa mendapatkan untung bila harga obligasi di pasar sedang mengalami penurunan.

1. Obligasi Sebagai Surat Berharga