Kebijakan penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI oleh pemerintah, paling tidak telah memotivasi berkembangnya investor lokal individual yang sebenarnya
mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Keberhasilan penjualan ORI seri 001 pada pertengahan tahun 2006 lalu kemudian dilanjutkan tahun
2008 lalu, telah membuktikan bahwa masyarakat mempunyai kesanggupan modal untuk ikut berperan serta dalam rangka mengembangkan pembangunan ekonomi
nasional yang berkelanjutan. Selain itu, jika pasar obligasi negara ritel ORI terus menerus dikembangkan
oleh pemerintah hingga menjadi benchmark investasi lokal, maka sudah barang tentu akan berkorelasi negatif terhadap pinjaman luar negeri yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia saat ini. Artinya, secara perlahan pemerintah bisa mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri dari bangsa lain dengan jalan
mengganti instrumen investasi yang lebih menguntungkan bangsa Indonesia dalam bentuk obligasi negara ritel ORI.
B. Mekanisme Transaksi Obligasi Negara Ritel
1. Pasar Perdana
Pasar perdana primary market
99
mempunyai fungsi sebagai pasar penjualan emisi Obligasi Negara Ritel ORI pertama kali. Di dalam pasar perdana ini, pihak
99
Pasar Perdana Primary Market adalah pasar untuk emisi sekuritas baru, yang dibedakan dari pasar sekunder, yang memperdagangkan sekuritas yang sudah diterbitkan sebelumnya. Suatu
pasar adalah primer bila hasil jual dari penjualan dinikmati oleh emiten dari sekuritas yang dijual. Istilah ini juga berlaku untuk pelelangan sekuritas pemerintah dan penjualan opsi dan futures
pembukaan. Lihat dalam Daftar Istilah, Sapto Rahardjo, Op.cit., hlm. 232
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
emiten dalam hal ini adalah pemerintah akan melakukan penjualan terhadap ORI yang diterbitkannya. Penjualan ORI di pasar perdana merupakan tahap awal dari
perdagangan obligasi. Karena tujuan penerbitan ORI adalah untuk personal investor, maka pada tahap ini ORI tersebut ditawarkan hanya kepada calon pembeli personal
investor. Sama halnya dengan obligasi pada umumnya, harga pembelian ORI pada pasar perdana dibayarkan pada harga nominal
100
par.
101
a. Proses Penerbitan ORI
Dalam melakukan proses penerbitan SUN, perlu dilakukan konsultasi dengan Bank Indonesia dan harus mendapat persetujuan dari DPR. Untuk menyetujui
penerbitan SUN, maka akan dievaluasi nilai bersih maksimal SUN dalam satu tahun anggaran serta pada saat pengesahan APBN. Kewajiban pemerintah yang paling
penting adalah membayar bunga dan pokok utang saat jatuh tempo. Sedangkan dana pembayaran bunga dan pokok obligasi pemerintah disediakan di dalam APBN.
102
100
Harga Nominal par sama dengan nilai nominal atau nilai unjuk dari suatu sekuritas. Dalam Ibid., hlm. 231.
101
Ibid., hlm.162.
102
Ibid., hlm.113-114.
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
5C 5D
Skema 1: Skema Penerbitan ORI
103
Penjelasan: 1.
Government of Indonesian GOI melakukan penunjukan Agen Penjualan 2.
Agen penjual melakukan pemasaran ke investor 3.
Investor menyampaikan minat kepada agen penjual dengan menyetor dana tunai
4. Agen penjual menyampaikan semua minat pembelian investor ke pemerintah
5. a Pemerintah memutuskan dan menyampaikan hasil penjatahan
b Agen penjual mentransfer dana sesuai dengan hasil penjatahan ke rekening pemerintah di Bank Indonesia
c Bank Indonesia menyampaikan hasil transfer dana dari agen penjual kepada pemerintah
103
Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara DPSUN, Obligasi Negara Ritel Seri ORI001 Tahun 2006, www.dmo.or.id. Diakses Tanggal 20 April 2009.
6 5E
7 9C
9A 9B
5B 5A
3 8
1
2 4
10 10
10
B E S B I
AGEN PEN J U AL
INVESTOR G O I
K SEI SU BREG
KPEI
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
d Pemerintah menyampaikan jumbo Obligasi Negara Ritel ORI ke Bank Indonesia untuk selanjutnya dilakukan setelmen
e Bank Indonesia mendistribusikan ORI ke Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI atau subregistry
6. KSEISubregistry menerima daftar hasil penjatahan dari agen penjual, dan
membuat daftar kepemilikan ORI sesuai dengan hasil penjatahan dan hasil distribusi ORI dari Bank Indonesia
7. Agen penjual menyampaikan bukti kepemilikan dari KSEIsubregistry kepada
investor yang mendapat penjatahan, dan mengembalikan sisa dana ke investor yang tidak mendapat penjatahan secara penuh dari pemerintah
8. Pemerintah mendaftarkan ORI ke Bursa Efek Surabaya BES, karena efek
obligasi diperdagangkan di sana 9.
Proses pembayaran bunga dan pokok saat ORI jatuh tempo 10.
Perdagangan ORI di pasar sekunder mengikuti mekanisme bursa
b. Tata Cara Pemesanan Pembelian ORI di Pasar Perdana
104
1. Pemesanan yang Berhak
Individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia yang ditunjukkan dengan bukti identitas kartu tanda penduduk KTP atau surat izin mengemudi SIM
yang masih berlaku.
104
Memorandum Informasi Obligasi Negara Republik Indonesia, Seri ORI-001, Bab IV, Jakarta: Departemen Keuangan, 2006
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
2. Prosedur pemesanan Pembelian ORI
a Mendatangi kantor pusatcabang agen penjual yang siap untuk melayani
pemesanan pembelian ORI b
Membuka rekening dana jika diperlukan pada salah satu bank umum dan rekening surat berharga jika diperlukan pada salah satu subregistry atau
partisipanNasabah subregistry c
Menyediakan dana yang cukup sesuai jumlah pesanan untuk pembelian ORI melalui agen penjual
d Mengisi formulir pemesanan FP-01
e Menyampaikan formulir pemesanan FP-01, fotocopy KTPSIM, dan bukti
setor jika diperlukan kepada agen penjual dan menerima tanda terima bukti penyerahan dokumen tersebut dan agen penjual.
Pembukaan rekening dana di bank umum dimaksudkan untuk menampung dana tunai atas pembayaran kupon dan pokok ORI pada saat jatuh tempo.
Pembukaan rekening surat berharga di subregistry atau partisipannasabah subregistry dimaksudkan untuk mencatat kepemilikan ORI atas nama
investor. Setiap pemesanan pembelian bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan, ditarik kembali atau diubah setelah akhir masa penawaran.
3. Masa Penawaran
Masa penawaran ORI akan dimulai pada tanggal 17 Juli 2006 pukul 09.00 WIB dan ditutup pada tanggal 4 Agustus 2006 pukul 09.00 WIB.
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
4. Jumlah Minimum Pemesanan ORI
Setiap pemesanan pembelian yang diajukan berjumlah sekurang-kurangnya sebesar 5 lima unit atau sebesar Rp.5.000.000,00 lima juta rupiah dan
selebihnya dengan kelipatan 5 lima unit atau sebesar Rp.5.000.000,00 lima juta rupiah
5. Penjatahan ORI
Seluruh pemesanan pembelian yang diterima sampai dengan akhir masa penwaran yang dilakukan sesuai dengan tata cara pemesanan pembelian yang
ditelah ditetapkan akan diikut sertakan dalam proses penjatahan. Penjatahan akan dilakukan 1 satu hari kerja setelah akhir masa penawaran. Pemerintah
berhak menentukan jumlah emisi sesuai dengan kebutuhannya. Pemesanan Rp.5.000.000,00 lima juta rupiah sampai dengan Rp.50.000.000,00 lima
puluh juta rupiah akan memperoleh penjatahan secara penuh. Pemesanan di atas Rp.50.000.000,00 lima puluh juta rupiah akan memperoleh penjatahan
minimal Rp.50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. Apabila target yang ditetapkan oleh pemerintah belum terpenuhi maka menggunakan penjatahan
minimum berjenjang dengan kelipatan Rp.5.000.000,00 lima juta rupiah. Namun, kemudian dirubah menjadi seluruh pemesanan pembelian yang
diterima sampai dengan akhir masa penawaran yang dilakukan sesuai dengan tata cara pemesanan pembelian yang ditetapkan akan dikut sertakan dalam
proses penjatahan. Pemesanan pembelian sekurang-kurangnya sebesar 5 lima unit atau Rp.5.000.000,00 lima juta rupiah. Pemesanan tidak
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
membatasi jumlah maksimum pemesanan ORI. Pemerintah berhak menentukan jumlah emisi ORI. Penjatahan akan dilakukan 1 satu hari kerja
setelah akhir masa penawaran.
105
Dengan perubahan memorandum informasi tersebut, pemerintah menegaskan bahwa:
106
a. Pemerintah tidak membatasi jumlah maksimum pemesanan pembelian
dari calon investor b.
Pemerintah memberikan keleluasaan kepada masing-masing agen penjual untuk menentukan urutan prioritas pemesanan dari nasabahnya sampai
dengan batas target penjualannya yang telah disampaikan kepada pemerintah, dengan tetap mengutamakan pemesanan pembelian sampai
dengan Rp.50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. c.
Pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan kepastian penjatahan sampai dengan Rp.50.000.000,00 lima puluh juta rupiah
6. Pembayaran Pemesanan Pembelian ORI
Pembayaran pemesanan oleh investor kepada agen penjual dilakukan sejak dibuka masa penawaran.
7. Distribusi ORI
Pemerintah Republik Indonesia akan menerbitkan ORI secara global jumbo dan menyerahkan kepada Bank Indonesia untuk didistribusikan kepada
105
Siaran Pers, Biro Hubungan Masyarakat Humas, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Nomor 35HMS2006, 27 Juli 2006.
106
Ibid.,
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
subregistry pada tanggal 9 Agustus 2006 yang akan diteruskan oleh masing- masing subregistry kepada pemesan.
8. Pencatatan ORI pada Bursa Efek Surabaya
Pencatatan ORI pada Bursa Efek Surabaya akan dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2006
9. Lain-lain
Agen Penjual berhak untuk menolak pemesanan pembelian yang tidak memenuhi syarat.
c. Jadwal Proses Penjatahan ORI
1 Pada tanggal 4 agustus 2006 di akhir masa penawaran, Agen Penjual
menyampaikan seluruh pemesanan pembelian kepada pemerintah. 2
Pada tanggal penjatahan 7 Agustus 2006, pemerintah menetapkan hasil penjatahan kepada Agen Penjual.
3 Pada tanggal setelmen di pasar perdana 9 Agustus 2006 sampai dengan
pukul 10:00 WIB, Agen Penjual menyetorkan dana ke rekening pemerintah Bank Indonesia Nomor 500.000003 atas nama Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran untuk pengelolaan Surat Utang Negera, sesuai dengan jumlah hasil penjatahan yang diperoleh.
Pembayarantransfer dana oleh Agen Penjual atau bank yang ditunjuk
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
Agen Penjual ke rekening pemerintah di Bank Indonesia dilakukan melalui sistem BI-RTGS.
4 Pada tanggal setelmen di pasar perdana 9 Agustus 2006 sampai dengan
pukul 14:00 WIB, Bank Indonesia mendistribusikan ORI kepada masing- masing subregistry yang telah ditunjuk oleh agen penjual sesuai hasil
penjatahan. 5
Pada tanggal setelmen di pasar perdana 9 Agustus 2006, subregistry menyampaikan konfirmasi kepemilikan ORI secara langsung kepada
investor atau melalui agen penjual dengan memuat informasi sekurang- kurangnya sebagaimana contoh lampiran. Konfirmasi kepemilikan ORI
diterima oleh investor selambat-lambatnya pada tanggal 16 Agustus 2006. d.
Kekurangan dan Kelebihan Pemesanan Pembelian yang Diterima Menteri Keuangan berhak menerbitkan jumlah ORI lebih rendah atau lebih
tinggi dari target indikatif yang ditawarkan.
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder secondary market
107
adalah tempat dimana dilakukan transaksi jual dan beli produk sekuritas setelah diterbitkan melalui pasar perdana.
Produk yang diperjual belikan, misalnya obligasi termasuk Obligasi Negara Ritel, akan saling ditawarkan antara investor jual dengan calon investor beli. Pihak
perantara investor-investor tersebut adalah broker atau dealer perusahaan sekuritas atau perbankan. Pembayaran pembelian obligasi tersebut bisa masuk langsung ke
pihak penjual obligasi. Kalau harga pasar obligasi tersebut naik, pihak penjual akan mendapatkan spread margin.
Pihak broker atau dealer obligasi akan mendapatkan imbalan dari transaksi di pasar sekunder dengan mendapatkan fee transaksi atau bisa juga mendapatkan spread
dari harga jual dan harga beli yang direalisasi. Persaingan antara broker atau dealer obligasi di pasar sekunder sedemikian ketat sehinggga seringkali produk yang
diperjual belikan telah melewati tangan beberapa broker. Hal ini sering membuat proses transaksi obligasi di pasar sekunder berjalan cukup lamban.
Sebagai contoh, perdagangan obligasi di pasar perdana antara pihak penjual dan pembeli jelas sekali prosedur tahapan penjualannya, juga alokasi penjatahan
sampai pembayaran pokok obligasi dan fee transaksinya. Ini sangat berbeda sekali dengan kondisi yang ada di pasar sekunder. Besaran fee atau komisinya tidak
seragam, tergantung dari kepentingan pihak pembeli dan penjual.
107
Pasar Sekunder secondary market adalah bursa dan pasar paralel tempat sekuritas diperjualbelikan sesudah pertama kali diterbitkan, dan dilaksanakan di pasar primer. Lihat dalam
Daftar Istilah, Sapto Rahardjo, Op.cit., hlm.235
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
Sebagai sarana pendukung dalam melakukan transaksi obligasi di pasar sekunder, pihak Bursa Efek Surabaya BES memberikan fasilitas infrastruktur sistem
perdagangan yang disebut OTC-FIS over the counter-Fixed Income services, yang menyajikan informasi perdagangan dan data-data yang terkait dengan pasar obligasi,
seperti informasi rating, aksi korporasi, jadwal RUPO Rapat Umum Pemegang Obligasi, dan beberapa informasi penting lainnya.
108
Pada umumnya, semakin berkembang sebuah pasar obligasi semakin banyak transaksi obligasi di pasar
sekunder. Semakin maju sebuah pasar obligasi semakin banyak transaksi yang berlangsung di bursa.
109
Investor Beli
Investor Jual
PE
A P PEBANK
BURSA OTC
PE
A P PEBANK
Skema 2: Skema Perdagangan ORI di Pasar Sekunder
110
108
Sapto rahardjo, Ibid., hlm.163-164.
109
Jaka E. Cahyana, Langkah taktis Metodis Berinvestasi di Obligasi, Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, 2004, hlm.312.
110
DPSUN, Ibid., www.dmo.or.id. Diakses Tanggal 20 April 2009.
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
a. Penjelasan Proses Pembelian ORI di Pasar Sekunder
1 Nasabah datang kepada bank umum atau Perusahaan Efek PE untuk
mendapatkan pelayanan dalam rangka pembelian ORI di pasar sekunder. 2
Nasabah membuka rekening surat berharga pada perusahaan efek dengan mengisi formulir pembukaan rekening yang antara lain mewajibkan penyebutan nomor
rekening tabungan yang sudah dimiliki pada salah satu bank umum. 3
Nasabah mengisi formulir pemesanan pembelian dengan antara lain menyebutkan nomor rekening surat berharga, nomor rekening tabungan, harga beli dinyatakan
dalam persen, dengan dua angka di belakang koma, dan jumlah nominal pembelian minimal Rp.5.000.000,00 dengan kelipatan Rp.5.000.000,00.
4 Perusahaan efek menyampaikan minat beli nasabah ke Bursa Efek Surabaya
BES untuk mendapatkan nasabah lain yang bermaksud menjual ORI pada harga yang sesuai dengan permintaan nasabah yang berminat membeli.
5 Dalam hal terjadi kesesuaian harga antara nasabah pembeli dan nasabah penjual,
maka transaksi pembelian diselesaikan melalui mekanisme bursa yang melibatkan PT. Bursa Efek Surabaya BES, PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia KPEI,
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI, dan Perusahaan Efek PE. 6
Jumlah dana yang harus dibayar oleh nasabah pembeli adalah sejumlah harga ORI ditambah dengan bunga berjalan.
Elvira Fitriyani Pakpahan : Analisis Hukum Terhadap Penerbitan Obligasi Negara Ritel ORI, 2009 USU Repository © 2008
b. Penjelasan Proses Penjualan ORI di Pasar Sekunder
1 Nasabah datang kepada bank umum atau Perusahaan Efek PE untuk
mendapatkan pelayanan dalam rangka penjualan ORI di pasar sekunder. 2
Nasabah mengisi formulir pemesanan penjualan dengan antara lain menyebutkan nomor rekening surat berharga, nomor rekening tabungan, harga beli dinyatakan
dalam persen, dengan dua angka di belakang koma, dan jumlah nominal pembelian minimal Rp.5.000.000,00 dengan kelipatan Rp.5.000.000,00.
3 Perusahaan efek menyampaikan minat beli nasabah ke Bursa Efek Surabaya
BES untuk mendapatkan nasabah lain yang bermaksud menjual ORI pada harga yang sesuai dengan permintaan nasabah yang berminat menjual.
4 dalam hal terjadi kesesuaian harga antara nasabah penjual dan nasabah pembeli,
maka transaksi penjualan diselesaikan melalui mekanisme bursa yang melibatkan PT. Bursa Efek Surabaya BES, PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia KPEI,
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI, dan Perusahaan Efek PE. 5
Jumlah dana yang akan diterima oleh nasabah penjual adalah sejumlah harga ORI clean price ditambah dengan bunga berjalan setelah memperhitungkan pajak
dan biaya transaksi.
C. Kedudukan Hukum bagi Pemegang Obligasi Negara Ritel ORI