Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
tahun Ke 5 jumlah pupuk NPK sebanyak 15,9 dengan biaya Rp 127.200. Secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani untuk pupuk selama 5 tahun usahatani
andaliman adalah Rp 1685311,6 per petani atau Rp 403641,66 perpetani untuk tahun ke 5. Jenis pupuk yang paling besar adalah jenis pupuk Kompos, karena harga pupuk
kompos yang murah di antara pupuk yang dipergunakan dalam usahatani andaliman ini dan mudah untuk memperolehnya di daerah penelitian ini.
c. Obat-obatan
Obat-obatan merupakan pembasmi hama dan penyakit pada tanaman andaliman. Hama dan penyakit yang ada akan menggangu dari tanaman itu sendiri.
Tanaman yang terserang hama dan penyakit juga akan menurunkan kualitas dari tanaman andaliman itu sendiri. Tapi sejauh ini petani mengatakan tanaman andaliman itu sendiri
tidak banyak membutuhkan obat-obatan karena jarang terserang hama dan penyakit yang sering dijumpai bercak putih pada dahan-dahan apabila terlalu tinggi kelembaban.
Obat-obatan yang biasa dipakai adalah Round-Up yaitu untuk mempermudah proses pencabutan dan pengeringan gulma yang ada pada lahan tanaman andaliman.
Tanaman pengganggu yaitu gulma biasanya diberantas 2 kali dalam setahun. Pemakaian Round-Up yaitu dengan mencampurnya dengan air dengan ukuran yang sudah ditentukan
kemudian disemprot gulmanya sampai kering, supaya proses pelayuan semakin cepat. Harga Round-Up perbotol seharga Rp 45.000. Adapun penggunaan obat-obatan oleh
petani andaliman dapat dilihat pada Tabel 14.
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
Tabel 14. Rata-rata Penggunaan Obat-obatan Usahatani Andaliman di Desa Penelitian Kec. Pollung, 2009
No Uraian
Fisik Botol
Nilai Rp
1
Perpetani
5,36 241500
2
Per 10 Pohon
1,14 51382,97
3
Tahun Ke 5
1,13 51000
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 4
Pada Tabel 14 Rata-rata penggunaan obat-obatan oleh petani di daerah penelitian adalah untuk setiap petani membutuhkan 5,36 botol Rp
241500
, atau per 10 pohon 1.14 Botol Rp
51382,97
, sementara untuk tahun ke 5 adalah sebanyak 1,13 botol Rp51.000. penggunaaan obat-obatan yaitu Round-Up tapi dalam jumlah yang sedikit. Hasil
wawancara dari 30 petani sampel petani bahwa petani tidak pernah mengalami kekurangan obat-obatan. Hal ini berarti ketersediaan pupuk dan obat-obatan di daerah
penelitian cukup baik dan selalu tersedia di kios tani atau apotik tani.
Alat-alat pertanian
Alat-alat pertanian adalah sarana yang sangat penting dalam usahatani karena dalam melaksanakan pengolahan lahan, penanaman dan kegiatan pemanenan diperlukan
peralatan seperti polybag, cangkul, sabit, Semprot dan goni plastik, dan peralatan tersebut digunakan untuk mempermudah kegiatan usahatani mulai dari pembibitan sampai pada
proses siap dijual ke pasar. Petani biasanya dengan mudah mendapatkan peralatan tersebut di pasar kota Dolok Sanggul, yaitu tepatnya di ibukota kabupaten, di mana pada umumnya
permintaan terhadap sarana tersebut tidak banyak karena pemakaian peralatan tersebut bisa mencapai lebih dari 5 tahun, sehingga ketersedian peralatan di pasar sangat baik.
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
Tabel 15. Rata-rata Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Andaliman di Desa Penelitian, Kecamatan Polung Tahun 2009
No Uraian
Biaya Penyusutan 1
Perpetani Rp
290247,5
2 Per 10 Pohon Rp
61754,7
3 Tahun ke 5 Rp
58150
Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 3
Tabel 15 menunjukkan rata-rata biaya penyusutan peralatan dalam usahatani andaliman adalah sebesar Rp 290247,5 perpetani , sementara untuk per 10 pohon biaya
penyusutan peralatan sebesar Rp 61754,7872
.
Dan untuk tanaman tahun ke 5 dibutuhkan biaya penyusutan peralatan sebesar Rp 58150.
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa petani di desa penelitian menyatakan tidak kesulitan dalam memperoleh alat-alat pertanian yang digunakan untuk usahatani
andaliman. Artinya semua peralatan yang dibutuhkan selalu tersedia di daerah penelitian
Biaya Pemasaran Transportasi
Setelah andaliman dipanen maka proses selanjutnya adalah pemasaran andaliman ke Pasar yaitu tepatnya ke Pasar Dolok Sanggul. Sebelum dipasarkan proses penegemasan
andaliman tidak rumit karena hanya pengemasan sederhana, cukup dimasukkan saja ke dalam goni plastik. Pada proses pemasaran petani langsung menjualnya ke Pajak, yaitu
setiap hari Jumat, dan biasanya naik kendaraan, yaitu butuh ongkos pengangkutan sebesar Rp 10.000 dalam sekali proses pemasaran.
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
Tabel 16. Rata-rata Biaya Pemasaran Andaliman Usahatani Andaliman di Desa Penelitian, Kecamatan Polung Tahun 2009
No Uraian
Biaya Pemasaran
1
Perpetani Rp
2232166,667 2
Per 10 Pohon Rp
474929,078 3
Tahun ke 5 Rp
728000
Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 7
Pada Tabel 16 dapat dilihat biaya pemasaran andaliman, untuk setiap petani mengeluarkan biaya sebersar Rp 2232166,667, sementara untuk 10 pohon biaya
pemasaran sebesar Rp 474929,078 dan pada tahun ke 5 maka besarnya biaya pemasaran andaliman sebesar Rp 728000. Secara keseluruhan dapat disimpulkan total biaya produksi
usahatani andaliman dapat dilihat pada Tabel 17
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
Tabel 17 Biaya Produksi Usahatani Andaliman di Desa Penelitian, Kecamatan Polung Tahun 2009
No Uraian
Perpetani Per 10
Pohon Tahun
Ke 5 Persentase
1 Bibit
10766,66 0,14
2290,78 0,14
0,14
2 Pupuk
1685311,66 22,15
358576,95 22,15
403641, 17,73
20,68
3 Obat-obatan
241500 3,17
51382,97 3,17
51000 2,24
2,86
4 Tenaga Kerja
3220875 42,34
685292,52 42,34
1033263, 45,40
43,36
5 Penyusutan
Pealatan
290247,5 3,81
61754,78 3,81
58150 2,55
3,39
6 Pemasaran
2232166,66 29,34
474929,07 29,34
728000 31,98
30,22
Jumlah
7606159,09 1618331,72
2275805,65
100
Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 8
Dari Tabel 17 dapat dikemukakan bahwa persentase komponen biaya produksi tunai adalah bibit 0,14, Pupuk 20,68, Obat-obatan 2,86, Penyusutan peralatan 3,39
, biaya tenaga kerja 43,36 dan untuk biaya pemasaran 30,22. Biaya tenaga kerja ini termasuk biaya produktif tidak tunai karena tidak dibayar langsung namun diperhitungkan
sebagai biaya produktif dalam menganalisis pendapatan bersih usahatani andaliman.
Dengan demikian masalah 2 atau tujuan 2 yang mengatakan apa saja komponen biaya
produksi dalam usahatani andaliman adalah 43,36 biaya untuk tenaga kerja tetapi tidak tunai sementara biaya produksi tunai berturut-turut untuk pemasaran 30,22, pupuk 20,68
, biaya obat-obatan 2,86, penyusutan peralatan 3,39, dan biaya bibit 0,14 . Biaya yang paling besar adalah biaya untuk tenaga kerja dan yang paling kecil biayanya yaitu
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
untuk biaya bibit.
Produksi dan Penerimaan Usahatani Andaliman
Penerimaan adalah nilai rupiah dari total produksi fisik yang dihasilkan atau merupakan perkalian antara produksi fisik dengan harga jual, dalam hal ini adalah
perkalian produksi andaliman dengan harga jual andaliman. Berdasarkan hasil wawancara dari petani bahwa produksi yang diperoleh tiap
tahunnya bervariasi. Tanaman andaliman pertama kali berbuah pada umur 3 tahun yaitu menghasilkan 0,25-10 Literpohontahun, umur 4 tahun menghasilkan 0,75-25
Literpohontahun, dan umur 5 tahun 26-39 Literpohontahun.
Tabel 18. Rata-rata produksi dan Penerimaan Usahatani Andaliman di Desa Penelitian, Kecamatan Polung Tahun 2009
No Uraian Produksi Liter
Penerimaan Rp 1
Perpetani
2509.39 47678422.67
2 Per 10 Pohon
533.91 10144345.25
3 Tahun Ke 5
1211.15 17907183.33
Sumber: Data diolah dari Lampiran 10,14
Tabel 18 menunjukkan Rata-rata produksi dan penerimaan usahatani andaliman. Dengan menggunakan harga Rp Liter pada saat penelitian. Produksi yang dihasilkan
sebesar 22509.39 Liter dengan penerimaan sebesar Rp 47678422.67 per petani, sementara untuk per 10 pohon produksi 533.91 liter dengan penerimaan sebesar Rp 10144345.25
dan pada tahun ke 5 jumlah produksi andaliman adalah 1211.15 liter dengan penerimaan Rp 17907183.33. Dari data lampiran 10 terlihat bahwa penerimaan terkecil diterima pada
saat tanaman andaliman mulai berproduksi pada umur 3 tahun dan penerimaan terbesar pada diperoleh pada saat berumur 5 tahun.
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
Pendapatan Bersih Petani dari Usahatani Andaliman
Pendapatan usahatani merupakan total penerimaan usahatani tersebut dikurang dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Dalam hal ini
pendapatan petani dari usahatani andaliman adalah total penerimaan petani dikurang dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Penerimaan
usahatani didapat dari perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual biaya yang dimaksud adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam usahatani andaliman.
Tabel 18 menyajikan pendapatan petani dari usahatani andaliman selama 5 tahun di daerah penelitian.
Tabel 19 Rata-rata Pendapatan Bersih Usahatani Andaliman di Desa Penelitian, Kecamatan Polung Tahun 2009
No Uraian
Perpetani Per 10 Pohon
Tahun Ke 5 1
Penerimaan Rp
47678422.67 10144345.25
17907183,3
2 Biaya Produksi Rp
7606159,091 1618331,722
2275805,651
3 Pendapatan Bersih
Rp
40072264 8526014
15631377,68
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 11,14
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa untuk tiap petani penerimaan sebesar Rp 47.678.422.67, dengan biaya produksi adalah Rp 7606159,091
.
Maka pendapatannya sebesar Rp 40072264
sementara per 10 pohon penerimaannya sebesar Rp 10.144.345.25, dengan Biaya Produksi sebesar Rp 1618331,722 maka pendapatan yang dihasilkan adalah
Rp 8526014. Maka pada tahun ke 5, penerimaan dari usahatani andaliman adalah Rp 17907183,3, dengan biaya produksi sebesar Rp 2275805,651 sehingga pendapatan yang
dihasilkan pada tahun ke 5 adalah sebesar Rp 15631377,68. Untuk melihat kelayakan usahatani andaliman di daerah penelitian dianalisis
dengan kelayakan usahatani. Analisis kelayakan usahatani andaliman dilakukan untuk
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
mengetahui apakah usahatani andaliman layak diusahakan maka dianalisis dengan menggunakan kriteria kelayakan NPV, Net BC Ratio dan IRR.
Tabel 20. Nilai NPV, Net BC dan IRR Usahatani Andaliman di Desa penelitian, Kecamatan Polung Tahun 2009
Kriteria
Per Petani
Keterangan
NPV
21355433,1
Layak Net BC
23,10
Layak IRR
542,83
Layak
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 12,, 2009
Dari Tabel 20 dapat dikemukakan nilai NPV rata-rata usahatani anadaliman perpetani sebesar Rp 21355433,1 artinya nilai NPV lebih besar dari 0. maka usahatani
andaliman layak diusahakan. Selanjutnya nilai net BC diperoleh sebesar 23, lebih besar dari 1 satu. Artinya setiap satu rupiah yang ditanamankan ke dalam usahatani
andaliman akan mendatangkan keuntungan sebesar Rp23,10. Nilai IRR diperoleh 542,83, artinya lebih besar dari suku bunga Bank yang berlaku yaitu 15 maka
usahatani andaliman layak diusahakan. Maka Hipotesis 1, yang mengatakan usahatani
andaliman layak diusahakan secara ekonomis dapat diterima.
Kontribusi Andaliman Terhadap Pendapatan Keluarga
Sumber pendapatan keluarga di daerah penelitian adalah dari usahatani kopi ,padi dan andaliman. Usahatani padi dan kopi merupakan merupakan usahatani utama
sementara usahatani andaliman adalah usahatani sampingan. Namun usahatani andaliman setelah umur 3-5 tahun merupakan sumber pendapatan yang dapat dipanen setiap kali
dalam 2 minggu sehingga memberi sumbangan yang besar terhadap pendapatan keluarga sama seperti tanaman kopi. Sementara tanaman padi dipanen sekali dalam setahun yaitu
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
panen biasanya pada bulan Mei- Juni. Namun nilai sosialnya tinggi karena hanya menunggu 5 bulan setelah ditanam hasilnya dapat dipanen an dapat langsung disunakan
untuk konsumsi keluarga. Besarnya pendapatan dari luar usahatani anadaliman dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Rata-Rata Pendapatan Petani dari Luar Usahatani Andaliman di Desa Penelitian, Kecamatan Polung Tahun 2009
No Usahatani Non Andaliman
Per Petani Rp
1 Padi
13150508.27
2 Kopi
13840258.33
Total
26990766.6
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 16,18 , 2009
Berdasarkan Tabel 21 di atas menunjukkan rata-rata pendapatan yang diperoleh petani dari luar usahatani andaliman. Dari usahatani Padi jumlah pendapatan yang
diperoleh tiap tahunnya adalah Rp
13150508.27
sementara pendapatan yang diperoleh dari tanaman kopi adalah sebesar Rp
13840258.33.
Jadi dapat dilihat bahwa pendapatan dari usahatani kopi lebih besar dari pada pendapatan dari usahatani padi. Dengan demikian
besar pendapatan petani dari luar usahatani non andaliman sebesar Rp 26990766.6 setiap
tahun. Untuk mengetahui besar penghasilan keluarga petani andaliman di daerah
penelitian, maka pendapatan di luar usahatani andaliman ditambah pendapatan usahatani andaliman pertahun seperti tertera pada tabel 22.
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
Tabel 22. Kontribusi Pendapatan Andaliman Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Penelitian, Kecamatan Polung Tahun 2009
No Uraian
Jumlah RpTahun
Jumlah RpBulan
Persentase
1 Usahatani
Andaliman
15631377,68 1302614,807
36,67
2 Usahatani
Non Andaliman
26990766.6 2249230,55
63,32
3 Total
Pendapatan Keluarga
42622144,28 3551845,357
100
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 19
Dari Tabel 22 menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi yang diberikan oleh pendapatan andaliman terhadap pendapatan keluarga. Dapat dilihat bahwa andaliman
memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga untuk tiap petani sebesar 36,67 yakni besar dari 30 , Sementara dari pendapatan usahatani non andaliman Padi dan
kopi mempunyai kontribusi terhadap pendapatan keluarga sebesar 63,33. Hal ini berarti usahatani non andaliman memberikan kontribusi pendapatan yang besar terhadap total
pendapatan keluarga.
Dapat dibayangkan bahwa pendapatan yang berasal dari andaliman memberikan pendapatan yang besar dalam memenuhi kebutuhan keluarga, ditambahi dengan
pendapatan dari non usahatani andaliman lainnya. Pendapatan yang diperoleh dari usahatani non andaliman adalah sebesar Rp 26990766.6 tahun, hal ini berarti pendapatan
yang diterima untuk setiap bulan sebesar RP 2249231. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga rasanya masih kurang karena keluarga harus memenuhi kebutuhan hidup,
tanggungan sekolah anak-anak, dan kebutuhan lainnya seperti pesta. Namun jika ditambah dengan pendapatan yang diterima dari pendapatan andaliman untuk setahun RP
16723470.83 maka pendapatan yang diperoleh untuk setiap bulan sebesar Rp
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
1393622.569, hal ini tentu memberikan tambahan pendapatan yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga. Sehingga dengan mengusahakan tanaman andaliman maka dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga karena pendapatan andaliman memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan keluarga.
Selain itu dapat diketahui berdasarkan Upah Minimum Regional di Sumatera Utara berdasarkan sumber Dinas pendapatan Daerah, yakni sebesar Rp 800.000-Rp
900.000Bulan. Sementara di daerah penelitian ini total jumlah pendapatan keluarga setiap bulan adalah Rp 3.551.845,357, hal ini berarti bahwa pendapatan yang diterima
keluarga sudah sesuai dengan standard UMR di Sumatera Utara, bahkan melebihi dari strandard yang ditentukan yaitu 3 kali lipat dari standard yang ditentukan dari Dinas
Pendapatan Daerah Sumaatera Utara.
Maka sesuai dengan Hipotesis 2, maka Diterima karena kontribusi andaliman
terhadap pendapatan keluarga adalah cukup besar 30.
Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Usahatani Andaliman
a. Masalah internal