Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan)
ANALISIS USAHATANI ANDALIMAN DAN SUMBANGANNYA
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA
(Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan)
SKRIPSI
OLEH :
JUN VERAWATI SIREGAR
050309013
PKP
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
(2)
ANALISIS USAHATANI ANDALIMAN DAN SUMBANGANNYA
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA
(Studi Kasus: Desa Riaria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan)
SKRIPSI
OLEH :
JUN VERAWATI SIREGAR
050309013
PKP
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai gelar Sarjana Pada Departemen Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
(Ir. A.T. Hutajulu, MS) (
Ketua Anggota Ir. H. Hasman Hasyim,MSi)
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
ABSTRAK
Jun Verawati Siregar(050309013) dengan judul “Analisis Usahatani Andaliman
dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga”.Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2009 dan dibimbing oleh Ir. A.T. Hutajulu MS, dan
Ir.H. Hasman Hasyim, MSi.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sistem usahatani
andaliman di daerah penelitian, mengetahui komponen biaya produksi dalam usahatani
andaliman, mengetahui dan menganalisis kelayakan usahatani andaliman di daerah
penelitian, mengetahui besarnya kontribusi andaliman terhadap pendapatan keluarga
petani andaliman, mengetahui masalah-masalah yang dihadapi petani dalam
mengusahakan andaliman di daerah penelitian, dan mengetahui upaya-upaya yang
dilakukan dalan menyelesaikan masalah dalam usahatani andaliman.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Stratified Random
Sampling, yaitu berdasarkan jumlah pohon andaliman yang diusahakan dengan tujuan
supaya sample terwakili dari semua populasi. Jumlah populasi yang terda[pai di desa
Ria-Ria adalah 60 KK, dan sampel yang dijadikan adalah sebanyak 30 sampel. Analisis data
yang digunakan adalah analisis deskripsi, analisis NPV, Net B/C, IRR dan analisis
kontribusi andaliman terhadap pendapatan keluarga adalah pendapatan andaliman dibagi
pendapatan keluarga dikali seratus persen.
Dari hasil penelitian yang diperoleh:
1. Sistem usahatani andaliman di daerah penelitian masih tregolong sederhana atau
tradisional
(4)
peralatan 3,39%, biaya pemupukan 20,68%, biaya obat-obatan 2,86%, biaya tenaga
kerja 42,36% dan biaya pemasaran 30,22%.
3. Analisis kelayakan adalah Nilai NPV yaitu sebesar Rp 21.355.433,1 sedangkan nilai
Net B/C yaitu sebesar Rp 23,10 dan nilai IRR (tingkat pengembalian terhadap Bunga
Bank) yaitu sebesar 542,83%
4. Kontribusi andaliman terhadap pendapatan keluarga adalah sebesar 36,67%
5. Masalah yang dihadapi oleh petani adalah yang dihadapi oleh petani andaliman di
daerah penelitian pada umumnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
teknik budidaya tanaman andaliman yang baik dan kurangnya modal
6. Upaya-upaya yang dilakukan oleh petani dalam mengatasi masalahyang dihadapi
oleh petani adalah mengadakan kerjasama dengan petani adaliman dan memeahkan
setiap masalah menyangkut andaliman
(5)
RIWAYAT HIDUP
Jun Verawati Siregar lahir pada tanggal 14 Juni 1987 di Pollung sebagai anak ke 4
dari 5 bersaudara dar pasangan J.M. Siregar dan T.M Pardede.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1990 masuk Sekolah Dasar SDN 173410 Pollung dan tamat tahun 1999
2. Tahun 1999 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat pertama di Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama di SLTP N 1 Pollung dan tamat tahun 2002
3. Tahun 2002 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA HKBP 2 Tarutung dan
tamat tahun 2005
4. Tahun 2005 diteima sebagai mahasiswa Universitas Sumatera Utara di
Departemen Agribisnis dengan Program Studi Penyuluhan Komunikasi Pertanian
dan lulus tahun 2008
5. Bulan Juni 2009 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa , Kecamatan Lae
Itam Siempat Nempu Hilir Kabupaten Dairi
6. Bulan Mei 2009 melaksanakan penelitian di desa Ria-Ria, Kecamaytan Pollung,
Kabupaten Humbang Hasundutan
Selama menjadi mahasiswa penulis terlibat dalam organisasi IMASEP (Ikatan
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjtakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan kasihNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul
skripsi ini adalah “Analisis Usahatani Andaliman dan Sumbangannya Terhadap
Pendapatan Keluarga”. Penelitian ini dilakukan di desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung,
Kabupaten Humbang Hasundutan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP sebagai ketua Departemen Agribisnis
2. Ibu Ir. A.T Hutajulu, MS selaku ketua komisi pembimbing yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan motivasi untuk mengerjakan skripsi
3. Bapak Ir.H.Hasman Hasyim, MSi selaku anggota komisi pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi untuk mengerjakan skripsi
4. Seluruh Staff pengajar dan pegawai di Departemen Agribisnis khususnya di
Fakultas Pertanian umumnya
5. Bapak Kepala desa Nora yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian
skripsi ini
6. para tresponden yang telah memberikan waktu dan kesempatan pada penulis
selama penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini
Terimakasih terbesar penulis ucapkan kepada Ayahanda J.M Siregar dan Ibunda
T.M Pardede untuk semua doa, dukungan, dan kasih sayangnya yang sungguh tidak
ternilai untuk penulis.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk pembaca dan
(7)
DAFTAR ISI
RINGKASAN………i
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Identifikasi Masalah ... 7
Tujuan Penelitian ... 8
Hipotesis Penelitian ... 8
Kegunaan Penelitian ... 8
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan agronomis ………9
Tinjauan Ekonomis ... 14
Landasan Teori ... 15
Kerangka Pemikiran ... 21
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 25
Metode Penelitian ... 25
Metode Pengumpulan Data ... 26
(8)
Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi ... 29
Batasan Operasional ... 30
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian Luas dan Letak geografis ... 31
Jenis dan penggunaan lahan ... 32
Pemerintahan Desa ... 33
Keadaan Penduduk ... 33
Sarana dan Prasarana ... 37
Karakteristik Petani Sampel ... 39
HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya tanaman Andaliman ... 40
Analisis Ekonomi Usahatani Andaliman. ... 44
Lahan ... 44
Tenaga Kerja... 45
Sarana Produksi. ... 47
Biaya Pemasaran ... 47
Produksi dan Penerimaan Usahatani Andaliman. ... 55
Pendapatan Bersih Usahatani Andaliman ... 56
Kontribusi Andaliman Terhadap Pendapatan Keluarga ... 58
Masdalah yang dihadapi peytani dalam Usahatani Andaliman ... 61
Upaya-upaya masalah usahatani andaliman ... 61
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 65
Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
1. Luas Panen Produksi, Produktivitas Andaliman ... 6
2. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata produksi andaliman menurut Jumlah Tanaman Andaliman ... 6
3. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Andaliman ... 46
4. Jumlah Bibit Tanaman andaliman ... 47
5. Biaya Pennggunaan Pupuk Usahatani Andaliman ... 49
6. Biaya Obat-obatan ... 50
7. Biaya Pemasaran Andaliman ... 52
8. Total Biaya ... 54
9. Pendapatan Bersih Usahatani Andaliman Tahhun Ke 5 ... 55
10. Pendapatan bersih Selama 3 tahun ... 55
11. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR usahatani Andaliman ... 56
12. Pendapatan Bersih Usahatani Padi ... 58
13. Pendapatan bersih Usahatni Kopi ... 58
(10)
DAFTAR TABEL
No Hal
1. Populasi dan Sampel menurut Jumlah Pohon Andaliman ... 25
2. Spesifikasi Pengumpulan Data ... 27
3. Jenis-Jenis Penggunaan Lahan, di desa Penelitian ... 32
4. Keadaan Penduduk Desa penelitian ... 33
5. Distribusi Pendduduk Menurut Kelompok Umur ... 34
6. Distribusi Pendduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian ... 34
7. Distribusi Pendduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 36
8. Sarana dan Prsarana di Desa Penelitian... 37
9. Karakteristik Petani Sampel... 39
10.Luas Lahan Tidur ... 45
11.Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani andaliman ... 46
12.Rata-rata Biaya Bibit Usahatani Andaliman ... 47
13.Rata-rata Jumlah dan Biaya Pupuk Usahatani Andaliman ... 49
14.Rata-rata Jumlah dan Biaya Penggunaan Obata-obatan ... 50
15.Rata-rata Biaya Penyusutan ... 52
16.Rata-rata Biaya Pemasaran ... 53
17.Biaya Produksi Usahatani andaliman ... 54
18.Rata-rata Produksi dan Penerimaan Usahatani Andaliman ... 55
19.Rata-rata pendapatan Bersih Usahatani Andaliman ... 56
20.Nilai NPV,Net B/C dan IRR Usahatani Andaliman ... 55
21.Rata-rata Pendapatan petani dari luar Usahatani Andaliman ... 58
(11)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumber daya tanaman
rempah-rempah. Begitu eksotiknya rempah Nusantara, perusahaan persatuan dagang Belanda
untuk Hindia Timur atau VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) sekitar 400 tahun
lampau datang untuk menguasainya. Namun, setelah kita lepas dari tangan penjajah,
kekayaan ini belum sepenuhnya digali dan hanya mengandalkan komoditas primer.
Industri pengolahan rempah tidak berkembang sebab petani dan pelaku usaha kurang
memahami kebutuhan pasar ekspor yang menginginkan produk siap pakai yang telah
diolah (Sihotang, B., 2008).
Salah satu jenis rempah yang pemanfaatannya hingga sekarang masih sebatas
komoditas primer adalah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC). Di Indonesia,
tumbuhan rempah yang satu ini hanya terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang
Hasundutan, pada daerah berketinggian 1.500 m dpl. Selain di sumatera Utara, andaliman
yang masuk dalam famili Rutacea (keluarga jeruk-jerukan) terdapat di India, RRC, dan
Tibet. Bentuknya mirip lada (merica) bulat kecil, berwarna hijau, tetapi jika sudah kering,
agak kehitaman. Bila digigit tercium aroma minyak atsiri yang wangi dengan rasa yang
khas getir sehingga merangsang produksi air liur (Ambarita, D.D., 2008).
Andaliman adalah bumbu masakan khas Batak yang termasuk tanaman liar. Rasanya
pedas, tapi tidak seperti cabai. Tanaman andaliman sebenarnya termasuk tumbuhan liar,
tanaman ini menurut penuturan sejumlah warga dulunya tumbuh sendiri, seperti halnya
Kemenyan (Haminjon) banyak tumbuh di tanah kering di dataran tinggi dan rendah.
Andaliman tumbuh liar di antara semak seperti Harimonting di tanah-tanah kering yang
(12)
sendiri tanpa ada yang mengembangkannya. Bentuk buahnya lonjong seperti anggur
berwarna merah, dan di dalamnya mempunyai biji. Anak-anak suka sekali memakannya
terutama ketika saat menggembalakan kerbaunya ataupun pada saat mencari kayu bakar di
hutan. Rasanya manis dan agak sepat atau asam. Sementara tanaman andaliman ini
merupakan komoditi pelengkap masakan khas orang Batak. Tingginya bisa mencapai satu
sampai satu setengah meter. Buahnya kecil-kecil, dan dalam satu batang sekali musim
berbuah bisa mencapai satu sampai tiga ons. Berbagai jenis masakan khas Batak seperti
Sangsang, Na niura, Na tinombur, atau Arsik, rasanya tidak klop tanpa kehadiran
Andaliman. Beberapa pengusaha rumah makan Batak di Tarutung dan Siborong-borong
mengakui, tanpa andaliman, masakan seperti sangsang atau arsik, rasanya hambar. Ada
citarasa spesifik ketika ditumbuk dengan cabai, membuat bumbu masakan menimbulkan
aroma dan taste (citarasa) yang mengundang selera makan (Simanjuntak, L., 2008).
Kembali menggali bumbu pangan Indonesia, kali ini dari daerah asal Sumatera
Utara. Bagi masyarakat Indonesia yang kenal dengan masakan khas Sumatera Utara, pasti
mengenal andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC). Salah satu jenis rempah yang
pemanfaatannya hingga sekarang masih sebatas komoditas primer. Andaliman merupakan
salah satu bahan pangan yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai sumber
antioksidan alami. Tanaman ini ditemukan tumbuh liar di daerah Tapanuli, Sumatera
Utara, pada ketinggian 1500 m dpl. Digunakan sebagai rempah pada masakan adat Batak.
Utara, Di negeri Tirai Bambu itu andaliman dicampur untuk makanan mapo-berkuah.
'Masyarakat Sin Jiang muslim menyebut andaliman dengan lada, ketumbar, dan
garam-semuanya disangrai-lalu dijadikan cocolan daging panggang
(Ambarita, D.D, 2008).
(13)
tetapi andaliman merupakan nama yang popular hingga saat ini. Misalnya di daerah Batak
Toba disebut dengan andaliman, di daerah Simalungun, Karo dan Dairi disebut Tuba, serta
di Tapanuli Selatan disebut dengan nama Siyarnyar. Pemberian nama andaliman
tergantung dari bentuk, ukuran, buah dan bentuk duri yang melekat pada batang. Di daerah
Tapanuli Utara dikenal 2 jenis andaliman, yaitu jenis Merah dan Hijau. Jenis merah
durinya berbentuk segitiga dan tegak lurus menurut posisi bentang. Sedangkan jenis Hijau
berbentuk segitiga tetapi agak membengkok (Tarigan, A., 2006).
Manfaat Tanaman Andaliman
Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan salah satu bahan pangan
yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai sumber antioksidan alami. Sebagai rempah,
andaliman memiliki keistimewaan seperti yang dinyatakan oleh pengusaha Rumah makan
di Tarutung bahwa masakan khas Batak yang menggunakan andaliman umumnya
memiliki daya awet yang lebih lama. Oleh karena itu, andaliman diduga mengandung
senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antimikroba dan antioksidan. Di bidang
pangan antioksidan digunakan untuk melindungi lemak/minyak terhadap kerusakan
oksidatif. Dalam kaitan dengan aplikasinya, aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh sistem
pangan yang merupakan medium bagi antioksidan tersebut. Proses panas yang diterapkan
pada pengolahan pangan serta pH makanan turut pula mempengaruhi kestabilan aktivitas
antioksidan (Tensiska, dkk., 2003).
Tanpa andaliman, masakan seperti sangsang atau arsik, rasanya hambar. Ada
citarasa spesifik ketika ditumbuk dengan cabai, membuat bumbu masakan menimbulkan
aroma dan taste (citarasa) yang mengundang selera makan. Rasa pedas dan aroma
(14)
masakan pedas menggigit. Andaliman diduga mengandung senyawa yang mempunyai
aktivitas sebagai antimikroba dan antioksidan. Buah andaliman juga kaya akan vitamin C
dan E yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Anonimous, 2008).
Andaliman (Zanthoxylum achantopodium DC) merupakan tanaman yang banyak
ditemukan di daerah Sumatera Utara dan selama ini hanya dimanfatkan sebagai bumbu
masak. Tanaman ini mempunyai biji yang sering dimanfatkan sebagai bumbu masak
terutama untuk masakan tradisional batak Tanaman ini mempunyai potensi sebagai
tanaman obat karena mengandung berbagai senyawa aromatic dan minyak esensial antara
lain Zanthalene dan geranol asetat yang tidak dijumpai pada tanaman lain. Andaliman
merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi karena mengandung
berbagai jenis senyawa aromatic dan minyak essensial yang sangat berguna bagi dunia
kesehatan dan industri kosmetika. Spesies dari Zanthoxylum umumnya mempunyai rasa
pedas dan getir yang menyengat bila buah telah matang sempurna. Di Negara-negara maju
seperti Amerika dan juga China buah jenis Zantoxylum ini telah dimanfaatkan tidak hanya
sebagai bahan bumbu akan tetapi juga untuk industri (Katzer, 2004).
Zanthoxylum spp ditemukan di berbagai Negara lain seperti Amerika, Eropah,
China dan India telah banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat-obatan seperti Z.
piperitum, Z. siilans, Z. fagara, Z. rhifolium antara lain untuk memperbaiki hati sebagai
bakterisida, di Indonesia, Andaliman (Z. achantopodium) belum dimanfaatkan sebagai
obat. Berdasarkan penelitian, andaliman dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan
embrio dicerminkan meningkatnya kehilangan praimplantasi embrio, menurunnya jumlah
implantasi selain itu meningkatnya kematian intra uterus berupa embrio resorp
(15)
Pembudidayaan tanaman andaliman sampai sekarang belum diketahui dengan
baik, dan umumnya tumbuh alamiah. Menurut informasi dari masyarakat petani tanaman
ini serimg terdapat di kebun-kebun perladangan yang baru dibuka dengan cara merambah
dan membakar hutan-hutan. Setelah hutan dibakar beberapa minggu kemudian tanaman
andaliman sudah didapati tumbuh di daerah tersebut. Tanaman andaliman yang tumbuh
mungkin disebabkan oleh burung yang memakan buah andaliman dan bijinya tersebar
melalui kotoran burung tersebut. Masalah pembudidayaan belum diketahui dengan pasti.
Mengingat semakin berkembangnya pasar perlu diusahakan pengembangan budidaya
andaliman, tetapi belum diketahui cara perbanyakannya (Simanjuntak, S.P, 2006).
Fakta menunjukkan bahwa di Sumatera Utara ada 2 Kabupaten sebagai sentra
penghasil tanaman andaliman yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang
Hasundutan seperti tertera pada lampiran 19
Dari Lampiran 20 dapat ditemukan bahwa Kabupaten yang memiliki luas, dan
produksi terbesar adalah Kabupaten Humbang Hasundutan dengan Luas Panen 25,00 Ha
dan produksinya 77,50 Ton. Sementara pada Kabupaten Tapanuli Utara memiliki luas
panen dan Produksi yang lebih kecil dibandingkan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Oleh sebab itulah peneliti mengambil Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai daerah
penelitian. Karena hampir semua kecamatan penghasil andaliman seperti terlihat pada
Lampiran 20
Dari Lampiran 21 dapat dilihat bahwa ada tiga kecamatan yang mempunyai
rata-rata produksi yang sama akan tetapi yang menjadi sampel dalam penelitian ini terletak
pada Kecamatan Pollung, dengan rata-rata produksi pertahun 31,00 Kw/Ha, Luas
Panennya 5 Ha dan Produksinya adalah 15 Ton akan tetapi di Kabupaten ini di antara 10
(16)
Pakkat dan Tarabintang.. Daerah ini sangat potensial sebagai penghasil andaliman.
Walaupun sebenarnya tanaman ini bukan menjadi tanaman utama bagi masyarakat di
daerah penelitian tetapi cukup memberikan sumbangan yang besar terhadap pendapatan
keluarga. Adapun tanaman yang ditanam lainnya adalah tanaman kopi, padi sawah.
Melihat prospek komoditi yang satu ini, sejak beberapa waktu lalu, Pemkab
Humbang Hasundutan (melalui Dinas Pertanian, telah memasukkan andaliman dalam
daftar produk tanaman perkebunan rakyat, yang layak dikembangkan. Daerah ini
potensial untuk pengembangan andaliman, terutama di Kecamatan Pollung, Desa Ria-Ria,
di desa ini terdapat 61 Kepala Keluarga (KK), yang mengusahakan tanaman andaliman.
Hasil wawancara dari petani mengatakan tanaman andaliman ini sangat menguntungkan
terutama pada bulan Oktober sampai Januari, karena harganya lebih tinggi dari
bulan-bulan biasanya. Karena pada bulan-bulan seperti ini harga andaliman akan naik seperti pada
tahun yang lalu harga adaliman berkisar Rp 33.000.,/liter dan kalau bulan biasa harganya
hanya Rp 15.000.,-Rp 19.000.,/Liter. Biasanya petani menjual ke pasar dalam Liter,
namun pedagang pengumpul di pasar akan menjualnya kembali dalam Kilogram. Dimana
satu Kilogram andaliman sekitar 2 Liter. Walaupun demikian petani akan tetap merasa
untung karena ternyata tidak banyak kegiatan perawatan tanaman ini dan tidak banyak
menuntut penggunaan sarana produksi. Pengusahaan tanaman andaliman di daerah
penelitian masih sederhana oleh karena itu perlu dilakukan penelitian keberadaan
(17)
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka disusun permasalahan sebagai berikut yaitu
bagaimana sistem usahatani tanaman andaliman di daerah penelitian?, apa saja komponen
biaya produksi dalam usahatani andaliman?, apakah usahatani tanaman andaliman layak
diusahakan di daerah penelitian?, berapa besar kontribusi/ sumbangan pendapatan
usahatani andaliman terhadap pendapatan keluarga?, apa masalah yang dihadapi petani
dalam mengusahakan andaliman di daerah penelitian? Dan apa upaya-upaya yang
dilakukan petani dalam mengatasi masalah usahatani tanaman andaliman?.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan Identifikasi Masalah maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui sistem usahatani andaliman di daerah penelitian, mengetahui komponen biaya
produksi dalam usahatani andaliman, mengetahui dan menganalisis kelayakan usahatani
andaliman di daerah penelitian, mengetahui besarnya kontribusi andaliman terhadap
pendapatan keluarga petani andaliman, mengetahui masalah-masalah yang dihadapi
petani dalam mengusahakan andaliman di daerah penelitian, mengetahui upaya-upaya
yang dilakukan dalan menyelesaikan masalah dalam usahatani andaliman.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut Usahatani tanaman andaliman di daerah penelitian layak
diusahakan secara ekonomis dan kontribusi pendapatan usahatani andaliman terhadap
(18)
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi petani
tanaman andaliman yang mengusahakannya, sebagai bahan informasi dan studi bagi
pihak–pihak terkait terhadap perkembangan komoditi tanaman andaliman, baik untuk
pertimbangan ekonomis maupun untuk akademis, sebagai bahan informasi dan referensi
(19)
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Agronomis
Batang Andaliman
Tanaman andaliman hidup subur di atas 1.200-1500 m dpl. Andaliman
(Zanthoxylum acanthopodium DC) tumbuh sebagai pohon berbatang kuas, bukan
merambat. Batang-batangnya berdahan banyak, daunnya kecil-kecil, mirip seperti bunga
mawar. Di sekujur batang, ranting, dari bawah ke ujung dipenuhi duri-duri yang tajam,
seperti duri mawar. Namun duri andaliman lebih besar dan kokoh. Tinggi pohon rata-rata
2-4 meter, jarang lebih dari 5 meter. Usia produktif kurang dari 7 tahun. Buah andaliman
muncul dari antara duri-duri itu, lazimnya diapit duri-duri, buah tumbuh di antara duri.
Memetik andaliman perlu konsentrasi tinggi. Karena banyaknya duri. Buahnya kecil-kecil,
butirannya lebih kecil dari merica. Buahnya bertangkai, lebih mudah membayangkan
seperti leunca, kalau di Tatar Sunda. Ukuran andaliman kira-kira seperduapuluh leunca
Kalau masih muda, buah berwarna hijau, dan matang berwarna merah. Dan kalau kering,
hitam. Buah andaliman yang baru dipetik sebaiknya dibungkus daun pisang, sebab kalau
dibiarkan terbuka, akan cepat rusak. Buahnya langsung berubah hitam, dan pecah-pecah.
Biji keluar dari kulit (Simanjuntak, S.P., 2006).
Daun Andaliman
Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan tanaman yang termasuk
pada famili Rutaceae dengan ciri-ciri famili yang dipunyainya antara lain adalah
mempunyai daun majemuk, bunga majemuk terbatas dalam anak payung serta mempunyai
perhiasan bunga satu lingkaran, yaitu kelopak bunga tersusun oleh lima daun kelopak
(20)
keanekaragaman genetik yang cukup tinggi, terbukti dengan jumlah spesiesnya yang
mencapai 250 spesies sebagian besar tersebar di benua Amerika, sedangkan di Asia
banyak ditemukan di daratan China dan India. Daun andaliman tersebar, bertangkai dan
merupakan daun majemuk menyirip beranak daun gasal, dengan panjang berkisar 5-20
Cm dan lebar 3 – 15 cm, terdapat kelenjar minyak (Sabri, dkk, 2008)
Bunga Andaliman
Andaliman merupakan tanaman semak ataupun pohon kecil yang mempunyai
cabang rendah, tegak dengan tinggi dapat mencapai 5 meter. Tanaman ini merupakan
tanaman menahun dan mempunyai batang serta cabang-cabangnya berduri. Daun
andaliman tersebar, bertangkai dan merupakan daun majemuk menyirip beranak daun
gasal, dengan panjang berkisar 5-20 Cm dan lebar 3 – 15 cm, terdapat kelenjar minyak.
Bunga andaliman adalah bunga majemuk terbatas yang terletak dibagian ketiak daun,
ukuran bunga kecil dengan dasar bunga rata atau berbentuk kerucut. Kelopak bunga 5-7,
panjang 1-2 cm, berwarna kuning pucat dan berkelamin dua. Buah berbentuk kotak sejati
atau kapsul, diameter 2-5 mm, pada saat muda berwarna hijau sedangkan pada saat tua
berwarna hitam mengkilat. Mempunyai kulit yang keras dan setiap buahnya mempunyai
biji satu (Siregar,S, 2003).
Perkembangbiakan andaliman dilakukan melalui biji dengan tipe perkecambahan
epigea disebut epigeal apabila dalam perkecambahannya kotiledon muncul di atas
permukaan tanah/media tumbuh. Andaliman menghasilkan jumlah biji yang cukup
banyak, akan tetapi daya kecambah biji-biji tersebut sangat rendah yaitu hanya 14%,
sehingga anakan andaliman tidak banyak. Pada umunya penyebaran biji dilakukan oleh
(21)
anakan andaliman di sekitar induknya (Siregar, S., 2003).
Tanaman andaliman hingga kini hanya diketahui tumbuh di daerah tertentu saja.
Perbanyakan tanaman andaliman belum diketahui secara ekonomis dan praktis, apakah
secara vegetatif atau generatif. Perbanyakan secara vegetatif kurang efisien dilakukan
karena minimnya pohon induk yang dapat digunakan, sedangkan secara generatif sulit
dikembangkan karena biji andaliman sulit berkecambah. Salah satu aspek yang penting
dalam budidaya tanaman adalah perbanyakan bahan tanaman. Sementara benih andaliman
sulit berkecambah dan daya kecambahnya rendah (Tarigan, A., 2006).
Pembiakan vegetatif memiliki keunggulan yaitu sifatnya sama dengan sifat
induknya. Perbanyakan vegetatif pada umumnya dilakukan pada tanaman yang sulit
mengalami segregasi akibat sifatnya yang menyerbuk silang. Pembikaan generatif
dilakukan dengan menggunakan biji. Biasanya cara ini merupakan cara yang paling
mudah dan tidak memerlukan biaya tinggi. Di sampng itu biji pada umumnya dapat
disimpan dalam waktu yang cukup lama. Biji yang disimpan secara kering dan dingin
umumnya tetap memiliki viabilitas yang baik sejak saat panen sampai musim tanam
berikutnya. Pada keadaan penyimpanan yang cocok, biji mempunyai viabilitas
(kemampuan benih untuk tumbuh) yang tinggi selama bertahun-tahun
(Simanjuntak, S.P., 2006).
Memetik andaliman perlu konsentrasi tinggi. Karena banyaknya duri, buahnya
kecil-kecil. Kalau masih muda buah berwarna hijau dan matang berwarna merah dan kalau
kering hitam. Buah andaliman yang baru dipetik sebaiknya dibngkus dengan daun pisang,
sebab kalau dibiarkan terbuka akan cepat rusak. Memanen andaliman perdana biasanya
lebih mudah, karen atangkainya lebih panjang-panjang sehingga lebih mudah memetik,
(22)
ada jaminan tangan tidak tertancap duri (Ambarita, D.D., 2008).
Kondisi tanaman andaliman Mulai dari umur 2 tahun, dapat dilihat pada Gambar 1-6 yang
tertera pada berikut
Tanaman Andaliman
Gbr 1. Andaliman Berumur 2 tahun Gbr 2.Dengan daun semakin besar
Gbr 3. Bunga Andaliman umur 3 Tahun Gbr 4. Andaliman Umur 4 Tahun Banyak Cabang
(23)
Tinjauan Ekonomis
Usahatani tanaman andaliman ini sangat menguntungkan bagi petani. Alasannya
usahatani tersebut tidak memerlukan banyak waktu untuk mengusahakannya,
perawatannyapun tidak terlalu sulit. Harga andaliman di pasar mengalami fluktuasi namun
petani tetap merasa untung, harga penjualan andaliman mencapai Rp 33.000.,/Liter harga
ini biasanya pada bulan Oktober hingga Januari. Petani akan mendapat untung, karena
bulan-bulan tersebut permintaan pasar akan andaliman sangat banyak karena banyak
masyrakat yang mengadakan pesta Adat, karena untuk berbagai bumbu masakan maka
masyarakat akan membelinya dalam jumlah yang besar. Sementara pada bulan
Februari-Agustus harga andaliman yang dijual petani terkadang hingga mencapai Rp 15.000-Rp
19000.,/Liter. Namun petani mengatakan tetap untung karena tidak menuntut perawatan
yan intensif dan penggunaan input produksi yang tinggi. Petani akan menjual andaliman
ini ke pasar Dolok Sanggul yaitu setiap hari Jumat. Pemasarannya hanya pada tingkat
Kabupaten sementara untuk selajutnya Pedagang pengumpul di tingkat Kabupaten yang
akan menjual ke tingkat Provinsi bahkan diekspor keluar negeri. Di beberapa kecamatan,
andaliman sudah diremajakan dengan cara tersendiri, seperti halnya di wilayah Humbang.
Hasil produksi andaliman pemasarannya kini semakin luas, terutama di daerah-daerah
komunitas etnik Batak, seperti Jakarta, Pekan Baru, Batam, Medan, Siantar, bahkan
banyak pedagang andaliman sudah mencoba pemasarannya ke Surabaya, Bandung, dan
Makasar meski dalam jumlah terbatas. Sementara pengemasan Andaliman ini tidak terlalu
sulit dan sederhana yaitu dibungkus dengan daun pisang atau dimasukkan ke dalam plastik
atau ke dalam goni plastik lalu siap untuk dijual.
Produksi tanaman ini tentu akan semakin baik dan banyak jika petani
(24)
Kg. Jadi bisa dibayangkan berapa untung yang diperoleh petani. Pola pemetikan hasil
tanaman ini masih sangat sederhana yaitu secara manual yaitu dengan tangan dengan
tingkat kehati-hatian sangat diperlukan. Biasanya petani memetik tanaman ini sekali
dalam 2 minggu, kalau hasilnya tidak diambil maka akan kering (gosong) dan tidak laku
dijual di pasar. Tanaman andaliman ini jika diperhitungkan dalam satu tahun pertama
panen produksi yang dihasilkan berkisar 0,25-10 liter/pohon/tahun, pada tahun ke 4
produksinya meningkat yaitu 0,75-25 liter dan pada tahun ke 5 menghasilkan 26-39
liter/pohon/tahun perbatang atau 13-18 Kg. Tanaman andaliman sudah menghasilkan pada
umur 3 tahun. Masa usia produktif tanaman ini mencapai umur 5 tahun, artinya mulai
umur 3 sampai 5 tahun merpakan waktu yang memberikan hasil produktif bagi petani.
Dengan perhitungan sederhana apabila seorang petani menanam 50 batang maka rata-rata
produksinya pada tahun ke 5 adalah 1300-1950 Liter.
Landasan Teori
Usahatani pada dasarnya merupakan usaha untuk meningkatkan produksi pertanian
yang berkualitas dan berdaya saing. Oleh karena itu pengembangan suatu komoditas
pertanian harus mempertimbangkan permintaan pasar, berkonsentrasi pada produk
unggulan yang berdaya saing tinggi mampu memenuhi fungsi sebagai komoditas ekonomi
dan sosial, mampu memaksimalkan sumber daya alam terutama lahan berwawasan
lingkungan serta mempunyai keterkaitan yang erat dengan sektor lain baik backward
lingkagees dan forward lingkages. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka itu
dihadapkan perubahan-perubahan eksternal pertanian terutama persaingan pasar dapat
diantisipasi oleh pertanian kita (Soekartawi, dkk, 1984).
Keberhasilan usahatani dimulai dari awal yaitu penentuan tujuan dan harapan yang
(25)
demikian seringkali petani karena kesibukannya tidak menganggap penting penentuan
tujuan. Mereka menganggap mengelola usahatani adalah kewajiban dan pekerjaan
sehari-hari yang dari dulu hingga saat ini hanya begitu-begitu saja, tidak berubah dan tanpa
tujuan yang pasti. Dengan demikian untuk mengukur keberhasilan di kemudian hari akan
mengalami kesulitan. (Suratiyah, K, 2008).
Setiap petani memperhitungkan biaya dan hasil, betapapun primitif atau majunya
metode bertaninya pertimbangannya mengenai biaya selalu mencakup jerih payah yang
dikeluarkan. Biaya tunai untuk peralatan dan bahan yang ia pergunakanpun
diperhitungkannya. Petani memperhitungkan pula dana-dana ketika menghadapai
berbagai resiko kegagalan panen, kemungkinan jatuhnya harga pasar pada waktu panen
dan ketidak pastian tentang efektifnya metode baru yang sedang ia pertimbangkan
masukan dan keluaran mencakup biaya dan hasil pada pertanian primitif biaya utama
adalah kegiatan jerih payah dan ketrampilan petani beserta keluaranya. Setelah pertanian
lebih maju semakin banyak biaya dan penerimaan yang berupa uang tunai. Uang yang
dibayarkan untuk sarana dan peralatan produksi dan kadang-kadang untuk membayar
upahtenaga kerja, upah diterima dari penjualan berbagai komoditi atau produk
( Mosher, A.T., 1987).
Sebagai ciri dari suatu usaha produksi yang belum maju adalah cara si pengusaha
mengadakan perhitungan biaya dalam perusahaannya. Ada dua jenis biaya dalam
perusahaan itu, yang keduanya amat perlu akan tetapi yang satu tidak sama dengan yang
lain, yaitu biaya usaha dan biaya pokok barang yang dihasilkan. Biaya usaha adalah
seluruh pengeluaran yang terjadi dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu biasanya
ditetapkan dalam dua belas bulan. Biaya usaha boleh diperbesar apabila dengan demikian
(26)
semakin besar pula. Keuntungan yang lebih besar tidak selalu diperoleh karena biaya
usaha diikhtiarkan ditekan serendah-rendahnya (Adiwilaga, A, 1982).
Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu usaha, demikian pula dengan
usaha tani. Suatu usaha tani sebagai bisnis menjadi lebih efisien dan menguntungkan
seringkali disebabkan oleh perubahan-perubahan yang dilaksanakan dalam rangka
pengembangan usaha tani. Suatu usaha tani dikatakan berhasil apabila usaha tani tersebut
dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat-alat yang digunakan, upah
tenaga luar serta sarana produksi dan dapat menjaga kelestarian usahanya
(Suratiyah, K, 2008).
Pendapatan kotor usahatani ( gross farm income) didefenisikan sebagai nilai
produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan kotor usaha tani adalah
ukuran hasil perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usaha tani. Pengeluaran
usaha total usahatani (total farm expenses) nilai semua masukan yang habis terpakai atau
dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani.
Pengeluaran usaha tani mencakup pengeluaran tunai dan tidak tunai. Jadi nilai barang dan
jasa untuk keperluan usaha tani yang dibayar dengan benda atau berdasarkan kredit harus
dimasukkan sebagai pengeluaran. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan
pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani (net farm income). Ini
merupakan keuntungan usahatani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan
beberapa usahatani (Soekartawi, dkk, 1984).
Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan
untuk menghasilkan sesuatu produk dalam dalam suatu periode produksi. Nilai biaya
dinyatakan dengan uang, yang termasuk dalam biaya adalah:
(27)
bunga modal dalam penanaman lain.
• Lahan seperti sewa lahan baik berupa uang atau natura, pajak, iuran pengairan, taksiran biaya penggunaan jika yang digunakan ialah tanah milik sendiri
• Biaya dari alat-alat produksi tahan lama, yaitu seperti bangunan, alat dan perkakas yang berupa penyusutan
• Tenaga kerja dari petani itu sendiri dan anggota keluarganya, tenaga kerja tetap atau tenaga bergaji tetap
• Biaya-biaya lain (Prawirokusumo, S., 1990)
Pendapatan tenaga kerja petani yaitu pendapatan pengelola ditambah upah tenaga
kerja petani. Penerimaan usahatani adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi
dalam satu kali periode produksi. Ada beberapa pembagian tentang pendapatan, yaitu:
a. Pendapatan bersih (Net income) adalah pendapatan usaha dikurangi biaya
b. Pendapatan tenaga kerja (Labour income) adalah jumlah seluruh penerimaan
dikurangi biaya produksi kecuali biaya tenaga kerja
c. Pendapatan tenaga kerja keluarga (Familiy’s income) adalah total pendapatan tenaga
kerja ditambah tenaga kerja dalam keluarga
d. Pendapatan keluarga pengolah (Famiy’s income) adalah pendapatan bersih ditambah
tenaga kerja dalam keluarga (Prawirokusumo, 1990).
Kegiatan suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan dan mempunyai
titik tolak dan titik akhir biaya mapun hasil yang diperoleh suatu keseluruhan kegiatan
bahwa proyek-proyek yang menggunakan sumber-sumber untok memperoleh manfaat
(benefit) dapat pula dikatakan suatu kegiatan dengan pengeluaran biaya dan dengan
(28)
dibiayai dan dilaksanakan sebagai suatu unit. Tujuan analisis proyek dimaksudkan untuk
memperbaiki penilaian investasi. Hal ini disebabkan sumber-sumber yang tersedia terbatas
sehingga perlu diadakan pemilihan dari berbagai alternatif yang ada. Oleh karena itu
sebelum proyek dilaksanakan perlu diperhitungkan biaya dan manfaat benefit yang dapat
diharapkan dari proyek tersebut (Anonimous, 2008).
Kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR) Net Benefit Cost (Net B/C). Net Present Value (NPV) nilai kas bersih yang
dimiliki pada saat akhir usaha dan dihitung nilai sekarangnya dengan mengacu pada
tingkat bunga pinjaman yang berlaku. Apabila nilai penerimaan kas bersih di masa yang
akan datang lebih besar dari pada nilai investasi sekarang maka usaha tersebut
menguntungkan sehingga dikatakan layak, demikian juga sebaliknya. Internal Rate of
Return (IRR) adalah bunga di mana nilai tunai dari arus kas yang diharapkan dari suatu
usaha adalah sama dengan biaya dari investasi usaha tersebut. IRR dapat juga dipakai
sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, asal setiap benefit
bersih yang diwujudkan secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan
mendapatkan tingkat keuntungan i yang sama yang diberi bungan selama sisa umur
proyek. IRR ditentukan dengan menetapkan NPV=0. Net Benefit Cost (Net B/C) adalah
perbandingan antara keuntungan dengan biaya dari investasi usaha tersebut, Net B/C
dihitung dengan membagi NPV nilai positip dengan NPV yang bernilai negatif (Kadariah,
dkk, 1976 ).
Tingkat pegembalian internal (IRR) merupakan parameter yang dipakai apakah
suatu uasaha tani mempunyai kelayakan usaha tau tidak. Keriteria layak atau tidak layak
bagi usahatani bila bila IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku saat usahatani itu
(29)
Present Value, NPV=0). Oleh karena itu untuk menghitung IRR diperlukan nilai NPV
terlebih dulu (Soekartawi, 1995).
Dalam analisis ini, digunakan analisis untuk profit dan profitabilitas. Profit adalah
jumlah rupiah yang didapat dari pendapatan bersih suatu uasaha. Profitabilitas merupakan
suatu ukuran dari keuntungan yang bersifat relatif terhadap suatu input yang dipakai untuk
menghasilkan suatu profit. Suatu usaha dapat mempunyai laba yang positip tetapi
mempunyai nilai profitabilitas yang kecil terhadap ukuran usahanya. Pendapatan petani
(Farmers Income) adalah pendapatan tenaga kerja petani ditambah bunga modal milik
sendiri dan sewa tanah milik sendiri. Pendapatan keluarga petani (Family’s Income)
merupakan pendapatan tenaga kerja keluarga petani ditambah bunga modal sendiri
(Prawirokusumo, 1990).
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya maka
dirumuskan sebagai berikut:
Pd = TR-TC
Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Penerimaan Total (Total Revenue=TR) adalah jumlah output yang dikalikan harga
jual atau TR= YXPy, penerimaan rat-rata (Average Revenue=AR) adalah TR dibagai Y
(30)
Kerangka Pemikiran
Petani tanaman andaliman adalah petani yang mengusahakan dan membudidayakan
tanaman andaliman, walaupun seperti penjelasan sebelumnya untuk budidaya tanaman
andaliman ini sulit tumbuh karena tumbuh sendiri seperti di hutan yang baru dibuka
dengan cara membakar hutan. Akan tetapi setelah berjalannya waktu petani sudah ada
yang mengusahakannya karena hasil andaliman ini setelah dijual sangat membantu
terhadap pendapatan keluarga.
Sumber pendapatan dari petani yang di daerah ini adalah dari Usahatani andaliman,
Usaha non andaliman, dan non usahatani. Namun didaerah ini dominan masyarakat
mengusahakan andalimann dan non usahatani andaliman yang terdiri dari tanaman kopi
dan padi. Hasil yang didapat dari tanaman kopi dan tanaman padi merupakan pendapatan
utama bagi keluarga, sedangkan andaliman hanya sebagai pendapatan sampingan bagi
keluarga.
Usahatani andaliman ini pastinya memberikan keuntungan yang besar yaitu dengan
melihat hasil produksi dari andaliman setiap tahun. Di mana untuk setiap pohon pada
tahun ke 5 menghasilkan 1-2 liter, sedangkan pada tahun 3-4 menghasilkan 0,3-1 Liter.
Dari produksi yang dihasilkan akan dijual oleh petani dengan harga jual Rp 19.000
sehingga dapat diketahui penerimaan petani setiap tahun. Dalam usahatani andaliman ini
tidak terlepas dari biaya-biaya produksi, dengan mengetahu faktor produksi yang
dilakukan oleh petani, maka dapat diketahui besar pendapatan bersih dari usahatanai
tanaman andaliman setelah adanya pengurangan biaya produksi. Harga penjualan tanaman
andaliman ini akan menentukan seberapa besar kontribusi yang diberikan terhadap
pendapatan keluarga yang sudah dikurangi dengan segala pengeluaran yang telah ada
(31)
Suatu usaha yang dilakukan dengan baik, pasti juga akan menghasilkan produksi
yang baik. Tanaman andaliman sudah memberikan hasil bagi petani. Penerimaaan yang
diperoleh itulah dari penjualan hasil. Dalam proses produksi tanaman pasti tidak lepas dari
biaya produksi. Biaya produksi tersebut diperoleh dengan menghitung keseluruhan biaya
yang dikeluarkan oleh petani selama proses kegiatan produksi. Dari total produksi yang
dihasilkan petani yang dikalikan dengan harga jual maka dapat diketahui penerimaan yang
diterima oleh petani. Dan pendapatan bersih diterima dari jumlah penerimaan dikurangi
dengan biaya produksi. Kelayakan usahatani andaliman ini di daerah penelitian ini, akan
menentukan peluang pengmbangan andaliman ini, dengan menganalisis usahatni
andaliman dan menganalisis apakah layak atau tidak untuk diusahakan di daerah
(32)
Adapun skema dari kerangka pemikiran dapat kita lihat pada kerangka berikut ;
Kerangka Pemikiran
Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Usahatani Andaliman dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga
Usaha Tani Andaliman
Produksi
Penerimaan
Pendapatan Bersih Pendapatan
Usaha Non Andaliman
Non Usahatani
Biaya produksi Harga jual
Pendapatan Keluarga
Layak
Petani Andaliman
Analisis Kelayakan
Tidak layak
Menyatakan ada hubungan
Analisis Usahatani
(33)
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penentuan Lokasi
Daerah penelitian ini ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja di daerah
pertanian yang ditanami tanaman Andaliman di Desa Riaria, Kecamatan Pollung
Kabupaten Humbang Hasundutan. Dengan pertimbangan bahwa di desa ini terdapat petani
yang menanam Andaliman, sebagai tanaman sampingan yang mempunyai kontribusi
terhadap pendapatan keluarga.
Metode Pengambilan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani tanaman andaliman yang terdapat di
Desa Ria-ria, Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan. Di Desa ini terdapat
61 KK yang mengusahakan tanaman andaliman. Pengambilan sampel dilakukan secara
Stratified Random Sampling berdasarkan jumlah pohon andaliman yang diusahakan
dengan tujuan supaya sample terwakili dari semua populasi
Strata I : Petani yang mengusahakan andaliman ≤ 50 Pohon
Starata II : Petani yang mengusahakan andaliman ≥ 50 Pohon Jumlah sampel ditentukan sebanyak 30 Kepala Keluarga (KK
Tabel 1. Populasi dan Sampel Menurut Junlah Pohon yang Diusahakan, Desa Riaria, Kec. Pollung, Kab. Humbang Hasundutan Tahun 2009
Jumlah Pohon Populasi (KK) Sampel (KK)
≤ 50 30 15
≥ 50 31 15
Jumlah 61 30
Sumber: Kepala Desa Riaria, Tahun 2009
(34)
Hal ini sesuai dengan (Soepono, 1997), dalam pengambilan sample dipergunakan
rumus:
Keterangan:
n = Jumlah Sampel Strata
N = Jumlah Sampel
Spl = Jumlah Sampel
JS = Jumlah Sampel yang dibutuhkan
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani di Desa ria-ria
melalui survey maupun data kuesioner yang suadah disiapkan. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari kantor atau instansi terkait seperti Kantor Camat, Kantor Kepala Desa, dan
Badan Pusat Statistik. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan daat dilihat pada Tabel 2.
(35)
Tabel 2. Spesifikasi Pengumpulan Data
Jenis Data Sumber Data Metode Dan
lain-lain Wawancara Observasi
Identifikasi Petani Petani Responden √ Tehnik Usahatani Petani Responden √ √ Biaya Produksi Petani Responden √ √ Besarnya Pendapatan usahatani Andaliman Petani Responden √ √ Masalah-masalah yang dihadapi dan upaya mengatasinya Petani Responden √ √
Metode Analisis Data
Analisa dapat dilakukan setelah data-data dikumpulkan dengan lengkap.
Untuk tujuan 1, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengamati atau
mengumpulkan informasi mengenai sistem Usahatani Andaliman di daerah penelitian.
Untuk tujuan 2, dianalisis secara deskriptif dengan menganalisis apa saja komponen
biaya dalam usahatani Andaliman
Untuk tujuan 3 pada Hipotesis 1, dianalisis dengan metode analisis Net B/C Ratio,
net Present Value (NPV) dan Internal Rate Return (IRR) yaitu:
Net B/C yaitu menghitung perbandingan nilai selisih biaya manfaat yang positip dan
negatif yaitu:
(
) ( )
(
) ( )
/1 }{ } 1 / { / 1 1 negatif bernilai yang i C B positif bernilai yang i C B C NetB t n i t n i + − + − =
∑
∑
= =(36)
Jika Net B/C > 1 Maka Usahatani Layak Diusahakan
Jika Net B/C < 1 Maka Usahatani tidak Layak Diusahakan
NPV merupakan selisih antara Present Value dari benefit dan Present Value dari
biaya. Rumusannya sebagai berikut:
∑
= − + = n i i C B NPV 1 ) 1 /( ) ( tJika NPV ≥ 0 Maka usahatani Layak diusahakan Jika NPV ≤ 0 Usahatani tidak layak diusahakan
Jadi cara menghitung IRR menggunakan Rumus sebagai berikut:
IRR= it+(1-it) {PV(+)/PVt+PV(-)}
Jika IRR ≥ Social Discount Rate Maka usahatani layak diusahakan Jika IRR ≤ Social Discount Rate Maka usahatani Tidak layak diusahakan
NPV = Net Present Value (nilai neto sekarang)
IRR = Internal Rate Return (tingkat pengembalian modal)
n = Banyaknya kegiatan
T = Banyaknya waktu
B = Benefit
C = Cost (biaya)
i = Tingkat bunga Bank yang berlaku
PV(+) = Nilai sekarang positif
PV(-) = Nilai sekarang negatif
Untuk tujuan 4, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengetahui kontribusi
usahatani andaliman terhadap pendapatan keluarga dengan Rumus:
Kontribusi Pendapatan UT Andaliman =
100% arg tan lim tan tan x a Kelu Pendapa an Anda i Usaha Pendapa
(37)
Keterangan, dengan ketentuan apabila :
Kontribusi Pendapatan Usahatani Andaliman > 30% Kontribusinya besar
Kontribusi Pendapatan Usahatani Andaliman < 30% Kontribusinya rendah
Untuk tujuan 5, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengumpulkan informasi
masalah yang dihadapi petani dalam pengembangan usahatani andaliman
Untuk tujuan 6, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengetahui upaya yang
dilakukan untuk mengatasi masalah dalam usahatani andaliman
Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi
1. Petani adalah petani yang mengusahakan tanaman andaliman mulai dari penanaman
hingga menghasilkan
2. Usahatani adalah kegiatan untuk mengembangkan dan memelihara tanaman
andaliman
3. Produksi adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan usahatani tanaman andaliman
yang siap dijual
4. Pendapatan bersih adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya
5. Kontribusi pendapatan adalah pendapatan yang diterima dari usahatani andaliman
dibagi dengan pendapatan keluarga dan dikalikan dengan100%
6. Pendapatan keluarga dari usahatani adalah pendapatan bersih usahatani ditambah
dengan nilai tenaga kerja dalam keluarga dan nilai input yang diusahakan sendiri
oleh petani
7. Total pendapatan keluarga adalah pendapatan keluarga yang berasal dari Usahatani
(38)
8. Penerimaan adalah harga jual komoditi dikalikan dengan berapa produksinya
Batasan Operasinal
1. Daerah penelitian adalah Desa Ria-Ria Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang
Hasundutan
2. Sampel penelitian adalah petani yang mengusahakan tanaman andaliman dan juga
sebagai petani yang mengusahakan tanaman kopi dan padi sawah
(39)
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian a. Luas dan Letak Geografis
Desa Penelitian memiliki areal seluas 5385 Ha, berada pada ketinggian 1600 dari
permukaan laut (mdpl). Jarak desa penelitian dengan ibukota kecamatan sekitar 5 Km
sementara dengan ibukota kabupaten sekitar ±300 Km dan jarak dengan ibukota provinsi
sekitar ±300 Km. Desa Penelitian terdiri dari 5 dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III,
Dusun IV, dan Dusun V.
Adapun desa Penelitian berada pada batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Samosir
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pollung
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Hutapaung/Hutajulu
(40)
b. Jenis dan Penggunaan Lahan
Di desa ini terdapat berbagai jenis lahan hal ini dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3. Jenis-jenis dan Penggunaan Lahan, di Desa Penelitian Tahun 2008
No Jenis Penggunaan Tanah
Luas (Ha)
Persentase (%)
1 Sawah dan Ladang 350 43,75
2 Pemukiman 45 5,62
3 Tanah yang ditanami
Andaliman
35 4,34
4 Tanah yang belum
dikelola
375
46.58
Jumlah 805 100
Sumber: Data Monografi Desa Penelitian, 2008
Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa jenis penggunaan lahan untuk sawah dan
ladang seluas 350 Ha, sedangkan lahan Pemukiman 45 Ha, dan tanah yang ditanami
andaliman seluas 35 Ha (4,34%) dan tanah yang belum dikelola (lahan tidur) adalah 375
Ha. Dapat kita simpulkan bahwa jenis Penggunaan Tanah yang belum dikelola lebih besar
yakni 375 Ha atau (46,58%), sementara penggunaan tanah untuk sawah dan ladang yaitu
350 Ha (43.75%) dan penggunaan tanah untuk pemukiman yaitu 45 Ha (43.75%),
sedangkan lahan yang yang ditanami andaliman adalah 35 Ha (4,34%)
. Dari uraian di atas dapat dikemukakan masih ada tanah yang belum diolah yaitu
46,58% lagi, keadaan ini sebenarnya menjadi peluang yang besar bagi masyarakat jika
mau membuka lahan dan mengolahnya untuk lahan pertanian. Hal ini membuktikan
(41)
b. Pemerintahan Desa
Desa Penelitian dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bertugas dalam
mengorganisasi struktur pemerintahan desa yang bertujuan membantu kepentingan
masyarakat yang berhubungan dengan pembangunan desa kepada pemerintahan pusat.
Dalam menjalankan kegiatannya, Kepala Desa dibantu oleh seoang sekretaris desa, 3
orang Kaur (Kepala Urusan), dan seorang bendahara desa serta 5 orang Kepala Dusun
untuk tiap-tiap wilayah bagian dalam satu kesatuan desa Penelitian.
c. Keadaan Penduduk
Penduduk desa penelitian berjumlah 1878 jiwa atau 436 KK 436 KK. seperti tertera
pada Tabel 4
Tabel 4. Keadaan Penduduk di Desa Penelitian tahun 2008 No Jenis Kelamin Jumlah
(jiwa)
Persentase (%)
1 Laki-laki 980 52,18%
2 Perempuan 898 47,81%
Jumlah 1878 100%
Sumber: Data Monografi Desa Penelitian, 2008
Dari Tabel 4 menunjukkan keadaan penduduk desa Penelitian terdiri dari Laki-laki
berjumlah 980 Jiwa (52,18%) dan Perempuan berjumlah 898 Jiwa (47,81%). Dengan
demikian data menunjukkan bahwa di desa ini jumlah penduduk Laki-laki lebih banyak
daripada jumlah penduduk Perempuan
Selanjutnya distribusi penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel
(42)
Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur desa Penelitian Tahun 2008
No Umur
(Tahun)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Persentase (%)
1 0-5 265 14,11%
2 6-17 548 29,17%
3 18-59 731 38,92%
4 >60 334 17,78%
Jumlah 1878 100%
Sumber: Data Monografi Desa Penelitian, 2008
Tabel 5 menunjukkan bahwa kelompok umur 0-5 terdapat 265 jiwa (14,11%),
kelompok umur 6-17 tahun sebesar 548 jiwa (29,17%), kelompok umur 18-59 sebesar 731
(38,92%), serta kelompok usia >60 sebesar 334 jiwa (17,78%). Berdasarkan data di atas
dapat dikemukakan bahwa penduduk menurut kelompok umur 18-59 tahun adalah
penduduk jumlahnya yang paling tinggi yaitu 731 jiwa (38,92%). Hal ini menunjukkan
bahwa di desa ini memiliki tenaga kerja yang produktif yang masih dapat menghasilkan
pendapatan bagi keluarga.
Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di Desa penelitian terdiri
Petani, PNS/Pensiunan, Lain-lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Penelitian Tahun 2008
No Uraian Jumlah Penduduk
(KK)
Persentase (%)
1 PNS/Pensiunan 45 4,76
2 TANI 850 89,94
3 Lainnya 50 5,29
Total 945 100
(43)
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk desa Penelitian adalah
bermata pencaharian sebagai Petani yaitu 850 KK atau 89,94%, sementara penduduk
yang mempunyai mata pencaharian lain (Tukang, Pedagang) adalah 50 KK atau 5,29%
dan penduduk yang bermata pencaharian PNS/Pensiunan sekitar 45 KK atau 4,76%
Selanjutnya gambaran penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di desa Penelitian Tahun 2008
No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1 TK 30 3,39%
2 SD 300 33,9%
3 SMP 200 22,65%
4 SMA 200 22,65%
5 D3 75 8,49%
6 S1 78 8,83%
Total 883 100%
Sumber: Data Monografi Desa Penelitian, 2008
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tingkat pendidikan (TK
dan SD) sebanyak 37,29%, tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA) sebanyak
45,3% dan tingkat pendidikan tinggi (D3 dan S1) sebanyak 17,32%. Jika dilihat dari
tingkatan pendidikan maka tingkatan Pendidikan menengah (SMP dan SMA) memiliki
jumlah yang paling banyak yaitu 400 0rang atau 45,3% sementara tingkatan pendidikan
Tk dan SD sekitar 330 orang atau 37,29%, dan tingkatan Pendidikan (D3 dan S1) hanya
153 atau (17,32%).
Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian ini memandang
pendidikan formal sangat penting untuk mengubah pola pikir dan cara pandang dalam
(44)
2. Sarana dan Prasarana Desa
Ketersediaan sarana dan prasarana desa menjadi faktor yang sangat penting dalam
pembangunan masyarakat desa. Sarana dan prasarana yang baik akan mendukung
kelancaran perekonomian desa, termasuk dalam pemasaran hasil-hasil pertanian dan akses
informasi.
Dalam pemasaran hasil pertanian harus didukung dengan sarana dan prasarana
jalan ataupun transportasi yang memadai, sebab hasil-hasil pertanian di daerah ini harus
dijual ke pasar yang letaknya berada di ibukota Kabupaten. Sarana dan prasarana yang
terdapat di desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Penelitian, Tahun 2008
No Fasilitas Sarana dan Prasaran Jumlah
1 Pendidikan SD
SLTP
SLTA
3 1 -
2 Kesehatan Puskesmas
Pembantu
- 1
3 Peribadatan Gereja 5
4 Sosial Balai Desa
MCK
1 1
Sumber: Data Monografi Desa Penelitian, 2008
Dari Tabel 8 menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana desa penelitian di
bidang pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, dan Sosial cukup baik, akan tetapi masih
perlu dibenahi bidang pendidikan, di mana di desa ini Fasilitas
tersedia pendidikan SD dan SLTP sedangkan SLTA ada di ibukota Kecamatan dengan
jarak tempuh biasanya berjalan kaki biasanya 1 jam atau menggunakan jasa angkutan yang
ada di desa ini. Dengan cara demikian maka akan semakin meningkatkan minat anak desa
(45)
Di desa ini hanya memiliki satu unit Puskesmas Pembantu, padahal pusat kesehatan
masyarakat ini sangat diperlukan oleh masyarakat untuk berobat maupun unuk
mendapatkan penyuluhan maupun informasi kesehatan. Sarana kesehatan masih kurang,
harapan masyarakat kepada pemerintah agar menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga
medis yang memadai supaya kesehatan masyarakat akan terjamin karena hal ini berkaitan
dengan kualitas hidup penduduk desa tersebut.
Fasilitas peribadatan dan sosial keberadanya cukup tersedia bagi masyarakat. Namun
perlu diperhatikan dalam pemakaiannya di mana gereja sebagai tempat beribadah dan
balai desa adalah tempat pertemuan bagi masyarakat jikalau ada rapat/perkumpulan
masyarakat. Sementara MCK masih belum cukup karena keberadaanya tidak berfungsi
dengan baik karena masyarakat kurang memperhatikan keberadaannya sebagai suatu
fasilitas dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu saat ini dalam setiap keluarga sudah
tersedia MCK yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga tersebut
Karakterisitik Petani Sampel
Karakterisitik petani sampel pada penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan,
pengalaman bertani, jumlah pohon andaliman yang diusahakan, luas tanah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 9. Karakteristik petani sampel di desa Penelitian, Kecamatan Pollung, 2009
No Uraian Range Rataan
1 Umur (Tahun) 30-63 51,4
2 Tingkat pendidikan (Tahun) 9-12 10,2
3 Pengalaman Bertani (Tahun) 7-10 8,7
4 Jumlah Pohon (pohon) 15-120 47
5 Luas tanaman (Ha) 0.06-3.1
0.30
(46)
Dari Tabel 9 diketahui bahwa umur rata-rata petani adalah 51,4 tahun dengan range
30-63 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong pada usia
produktif, karena dari segi umur masih potensial untuk mengerjakan usahatani andaliman.
Sedangkan tingkat pendidikan petani sampel hanya pada tingkat SMA (10,2 tahun)
dengan range 9-12. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
petani cukup tinggi Sementara pengalaman bertani tiap petani yaitu 8,7 tahun. Hal ini
akan berpengaruh pada keahlian dan pengetahuannya di dalam mengatasi
masalah-masalah budidaya andaliman untuk meningkatkan produksi andaliman. Jumlah tanaman
andaliman rata-rata 47 pohon dengan range 15-120 pohon yang ditanam pada lahan
(47)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Budidaya Tanaman Andaliman
Beberapa kegiatan budidaya usahatani andaliman yang dillakukan oleh petani di
daerah penelitian berdasarkan observasi secara langsung dan hasil wawancara yaitu
sebagai berikut:
1. Pembibitan (Persemaian)
Petani yang menanam tanaman andaliman pada umumnya memulai dengan
pembibitan sebelum dilakukan penanaman di lahan. Petani mendapatkan biji andaliman
dengan cara membeli biji kemudian dikeringkan biji andaliman sampai kering. Setelah
kering kemudian direndam ke dalam air untuk mengetahu biji yang bagus atau tidak. Biji
andaliman yang bagus adalah biji yang tenggelam, sedangkan yang mengapung ke atas
akan dibuang dan tidak cocok dilakukan untuk pembibitan.
Kemudian disediakan lahan untuk persemaian yang teduh ukurannya 1X1M atau
sesuai dengan banyaknya biji andaliman yang ditanam. Biji andaliman ditaburkan,
ditimbun dengan tanah tapi jangan terlalu tebal, lalang atau rumput kering ditebarkan di
lahan pembibitan, kemudian dibakar, dengan tujuan supaya kulit tanduk lebih cepat
pecah. Masa pembibitan dibiarkan hingga andaliman tumbuh 1 bulan. Kemudian
dipindahkan ke dalam polibag yang sudah berisi tanah atau kompos selama 2 bulan
kemudian dipindahkan ke lahan pertanaman yang telah disiapkan.
2. Persiapan Lahan
Sebelum diadakan penanaman maka perlu adanya pengolahan lahan, yaitu terlebih
dahulu membersihkan lahan yang akan ditanam, dan pembabatan rumput-rumput liar
(48)
dapat dilakukan dengan sabit atau menggunakan Round-Up supaya lebih cepat
pengeringan gulma. Persiapan lahan yaitu dengan membuat lubang tanam dengan ukuran
1,5X1,5 meter dan jarak satu lubang tanam dengan lubang tanaman lainnya sekitar 5-6
meter hal ini dibuat karena tanaman ini setiap tahunnya akan bertambah tinggi dan
melebar ke samping..
3. Penanaman
Proses penanaman yaitu proses pemindahan bibit tanaman andaliman yang dari
polibag ke lahan yang sudah disiapkan. Akan tetapi pada penanaman perlu diperhatikan
harus ada tanaman pelindung, biasanya tanaman andaliman tumpang sari terhadap
tanaman lain seperti Kopi, Kemenyan dan lain-lain., karena hal ini akan mempermudah
proses pertumbuhan tanaman. Setelah tanah diolah maka ditambah pupuk kompos sebagai
timbunannya, dan jika modal cukup maka dapat ditambahi dengan pupuk kimia sekitar 1-2
ons tiap pohon. Namun fakta yang terjadi di lapangan pada saat penanaman petani hanya
memberikan pupuk kompos sekitar 2 Kg per pokok tanaman.
4. Pemupukan
Proses pemupukan sangat penting untuk mempercepat proses pertumbuhan tanaman.
Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk kompos, biasanya diberikan 2 kali setahun.
Pemberian pupuk tepatnya diberikan pada Maret dan ketika musim hujan tiba sekitar
bulan September karena akan semakin mempercepat proses pertumbuhan dan
menghasilkan buah yang banyak. Pupuk anorganik diberikan sekali atau duakali setahun,
biasanya diberikan TSP, NPK akan tetapi petani jarang memberikannya karena
ketersediaan pupuk dan modal yang kurang. Dosis yang diberikan oleh petani pada saat
penanaman untuk pupuk kompos sebanyak 2 kg perpohon tanaman, sementara untuk
(49)
terhadap tanaman andaliman setiap tahunnya akan bertambah karena sudah bertambah
besar dan kebutuhan pupuk lebih banyak.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan terhadap tanaman sangat penting untuk mencegah hama penyakit
tanaman serta perawatan terhadap pertumbuhan tanaman. Pemeliharaan yang biasa
dilakukan oleh petani adalah pembersihan gulma secara berkala yaitu pemberantasan
gulma, tapi pada tanaman ini perakaran gulma tidak ikut dibabat karena tanaman ini
mempunyai akar yang sensitif akan tetapi petani menggunakan Round-Up untuk
memberantas gulma. Sedangkan obat-obat untuk memberantas hama dan penyakit tidak
ada karena menurut petani penyakit tanaman ini jarang diserang jika ada tanaman biasanya
tanaman akan berjamur yaitu timbulnya bercak putih pada tanaman andaliman. Dan cara
penanggulangannya petani biasanya membuangnya dengan cara manual
6. Panen
Proses pemanenan merupakan proses menghasilkannnya tanaman dan petani akan
memetik hasilnya setelah berumur 3 tahun sejak masa tanam. Buah andaliman yang bisa
dipanen adalah berwarna hijau sebesar merica. Pemanenan dilkaukan secara manual yaitu
dengan memetik hasilnya dengan tangan. Dalam pemanenan perlu konsentrasi yang tinggi
dan hati-hati karena tanaman andaliman setiap dahan mempunyai banyak duri.
Dari penjelasan tentang usahatani andaliman maka tujuan 1 dapat dijawab yaitu
usahatani andaliman di daerah penelitian dilakukan penngusahaannya masih tergolong
sederhana dan tradisional, hal ini dapat dibuktikan yaitu selama proses pengolahan lahan,
perawatan tanaman hingga ke pemanenan dikerjakan secara sederhana atau tidak
(50)
Ketersediaan Faktor Produksi (Lahan, Tenaga kerja, dan Input Produksi)
1. Lahan
Ketersediaan lahan dalam usahatani adalah faktor yang sangat penting dalam suatu
usahatani. Demikian juga dalam usahatani andaliman ini, lahan juga menjadi hal yang
penting diperhatikan oleh petani andaliman. Lahan untuk tanaman andaliman ini adalah
milik mereka sendiri. Namun lokasi dari tanaman andaliman ini ada yang dekat dengan
rumah petani namun ada juga yang jauh dari lokasi pemukiman warga. Lahan yang
menjadi tempat usahatani andaliman ada yang dekat dengan rumah biasanya tumpang sari
dengan tanaman kopi atau tanaman pelindung lainnya dan biasanya masyarakat
menanamnya dalam jumlah kecil (lebih kecil dari 50 pokok tanaman), sementara jika
lokasi usahatani andaliman jauh dari pemukiman warga biasanya di hutan yang disebut”
Hadian Padang”, jarak yang ditempuh petani ke tempat ini sekitar 45 menit dengan
menggunakan kereta atau berjalan kaki hingga ke kebun masing-masing petani. Mengenai
kesuburan tanah, daerah ini subur, akan tetapi perlu adanya penambahan pupuk.
Sedangkan jika di kebun (hutan) masih subur oleh karena banyak mengandung kompos
daun-daunan atau kandungan hara yang cukup tinggi.
Tabel 10. Luas Lahan Tidur di Desa Penelitian, Kec. Pollung Tahun 2009
No Uraian Luas
(Ha)
1 Sawah dan Ladang 350
2 Tanah yang ditanami
Andaliman
35
3 Tanah belum dikelola 370
(Sumber:Data Monografi Desa Penelitian, 2008)
(51)
cukup luas yaitu 370 Ha.Keadaan luas lahan yang ditanami petani rata-rata adalah 0,30 Ha
dengan rata-rata jumlah tanaman yang ditanam adalah 47 pohon. Berdasarkan pengalaman
petani bahwa produksi yang diperoleh pada tahun ke 5 per pohon 26-39
Liter/Pohon/Tahun atau 13-18,5 Kg. Dengan demikain. Jika jumlah pohon yang
diusahakan oleh petani ditambah atau lebih banyak dengan memanfaatkan lahan tidur
yang tersedia, maka peluang usahatani andaliman untuk dikembangkan cukup besar.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu usahatani karena
tenaga kerja merupakan penunjang terhadap keberlangsungan dari usahatani di daerah
penelitian. Dalam pengelolaan usahatani terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga (TKDK)
dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) yang berasal dari masyarakat yang tinggal di
daerah penelitian dengan upah harian sebesar Rp 25000/hari (8 jam Kerja). Namun pada
usahatani andaliman, pada umumnya petani tidak mempergunakan TKLK karena masih
cukup tersedia tenaga kerja dalam keluarga, mengingat jumlah tanaman andaliman yang
ditanam tidak terlalu banyak jika diratakan hanya 47 pohon. Namun jika dibandingkan
untuk tanaman kopi dan padi, biasanya petani akan memberikan upah TKLK.
Rata-rata distribusi penggunanan TK pada usahatani andaliman di desa Penelitian
(52)
Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Tenaga kerja Usahatani Andaliman Di desa Penelitian, Kec. Pollung 2009
s
Jenis Pekerjaan
Per Petani Per 10 Pohon Tahun Ke 5
Fisik (HKP)
Nilai (Rp)
Fisik (HKP)
Nilai (Rp)
Fisik (HKP)
Nilai (Rp) 1 Pengolahan/
penanaman
2.95 73791.66
0.62 15700.35
2 Pemeliharaan 24.61 615.437,5 5.2 130944.14 4.73
118,420.
3 Pemupukan 17.27 419037,5 3.6 89156,91 3.448 83879,16 4 Panen 85,96 2112608, 18,29 449491,13 33,28 895766,6 Total 130,8 3220875 27,83 685292 42.58 1033263
(Sumber: Data Diolah dari Lampiran 6)
Dari Tabel 11 dapat dikemukakan bahwa penggunaan tenaga kerja dalam
mengelola usahatani andaliman ini adalah berasal dari tenaga kerja dalam keluarga
(TKDK). Dalam setiap kegiatan usahatani yang terdiri dari pengolahan lahan/penanaman,
pemeliharaan, pemupukan dan panen jumlah tenaga kerja yang digunakan berbeda-beda.
Rata-rata curahan tenaga kerja per petani mulai dari pengolahan sampai panen umur 5
tahun adalah 130,8 HKP dengan nilai Rp 3.220.875 dan untuk tanaman pada tahun ke 5
dibutuhkan tenaga kerja sebesar 42,58 HKP dengan nilai Rp 1.033.263.
3. Sarana Produksi a. Bibit
Petani tanaman andaliman mendapatkan bibit dari hasil tanaman mereka sendiri
atau dengan cara membelinya. Biasanya yang dibeli masih dalam bentuk biji dan akan
dibibitkan kemudian sebelum ditanam di lahan yang sudah disediakan. Sehingga setelah
beberapa minggu andaliman yang telah dibibitkan akan dipindahkan ke lahan penanaman
yang sudah disediakan sebelumnya. Ketersediaan bibit di daerah ini masih cukup baik dan
(53)
dengan ukuran liter. Biasanya petani menjualnya dalam ukuran Liter/Takaran. Dengan
harga Rp 19000/Liter. Jumlah dan biaya bibit rata-rata dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Rata-rata Biaya Bibit Tanaman Andaliman, di Desa Penelitian Kec. Pollung Tahun 2009
N0. Uraian Per Petani Per 10 Pohon
1
Fisik (Liter) 0.56 0.12
2
Biaya (Rp) 2290.78 10766.66
(Sumber: Data Diolah dari Lampiran 2)
Tabel 12 menunjukkan rata-rata biaya bibit usahatani andaliman, perpetani
sebanyak 0,56 liter dengan biaya Rp 10766.66 sementara untuk per 10 pohon 0,12 liter
dengan biaya RP 2290.78. Hasil wawancara dari 30 petani sample bahwa petani tidak
pernah mengalami kekurangan bibit andaliman. Hal ini berarti ketersediaan bibit
andaliman di daerah penelitian cukup baik dan tersedia di pasar.
b. Pupuk
Pemupukan adalah proses yang dilakukan oleh petani dengan pemberian unsur
hara baik secara kimia maupun organik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan unsur hara
pada lahan dan juga tanaman akan semakin mempunyai produksi yang baik. Pemupukan
sangat baik dilakukan terhadap tanaman jika petani mempunyai modal untuk
menggunakan pupuk dengan dosis yang cocok untuk perkembangan tanaman tersebut.
Pemupukan yang dilakukan oleh petani umumnya dilaksanakan pada saat
pemeliharaan dan periode pemupukan pada bulan Maret dan September. Jenis pupuk yang
(54)
5000 per sak, sedangkan harga pupuk TSP seharga Rp7000/Kg dan harga pupuk NPK Rp
8000/Kg. Menurut petani, biasanya pupuk yang diberikan petani adalah pupuk kimia,
namun keterbatasan biaya menyebabkan dosis pupuk hampir sama setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan karena petani lebih mementingkan pemeliharaan dan pemupukan tanaman
padi dan kopi. Pemberian pupuk di desa ini untuk tanaman andaliman tidak dilakukan
secara optimal sehingga produksi tanaman cenderung berfluktuasi dan belum mencapai
hasil yang maksimal. Gambaran jumlah pupuk yang digunakan untuk tanaman andaliman
di desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 13
Tabel 13. Rata-rata Jumlah dan Biaya Pupuk untuk Usahatani Andaliman di Desa Penelitian, Kec. Pollung 2009
No
Uraian
Per petani Per 10 pohon Tahun ke 5
Fisik (kg)
Nilai (Rp)
Fisik (kg)
Nilai (Rp)
Fisik (kg)
Nilai (Rp) 1 Kompos 329,2 329233,3 70,0496 70049,6 70,7 70700
2 TSP 125,7 880331 26,75 187304,61 29,39 205741,67
3 NPK 59,4 475746,6 12,6 101222,6 15,9 127200
Total 514,4 1685311 109,46 358576,95 115,99 403641,66
(Sumber: Data Diolah dari Lampiran 5)
Dari Tabel 13 dapat dikemukakan bahwa jenis pupuk yang digunakan oleh petani
adalah pupuk Kompos, TSP dan NPK. Rata-rata kebutuhan pupuk pada tiap petani selama
5 tahun untuk pupuk Kompos adalah 329,2 Kg dengan biaya Rp 329233,3 dan pada
tahun ke 5 kebutuhan pupuk kompos adalah 70,7 Kg dengan biaya Rp 70.700 per petani .
Penggunaan pupuk TSP rata-rata 125,7 Kg dengan biaya Rp 880.331 per petani dan
kebutuhan pupuk pada tahun ke 5 adalah 29,39 Kg dengan biaya Rp 205.741,67.
(55)
tahun Ke 5 jumlah pupuk NPK sebanyak 15,9 dengan biaya Rp 127.200. Secara
keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani untuk pupuk selama 5 tahun usahatani
andaliman adalah Rp 1685311,6 per petani atau Rp 403641,66 perpetani untuk tahun ke
5. Jenis pupuk yang paling besar adalah jenis pupuk Kompos, karena harga pupuk
kompos yang murah di antara pupuk yang dipergunakan dalam usahatani andaliman ini
dan mudah untuk memperolehnya di daerah penelitian ini.
c. Obat-obatan
Obat-obatan merupakan pembasmi hama dan penyakit pada tanaman
andaliman. Hama dan penyakit yang ada akan menggangu dari tanaman itu sendiri.
Tanaman yang terserang hama dan penyakit juga akan menurunkan kualitas dari tanaman
andaliman itu sendiri. Tapi sejauh ini petani mengatakan tanaman andaliman itu sendiri
tidak banyak membutuhkan obat-obatan karena jarang terserang hama dan penyakit yang
sering dijumpai bercak putih pada dahan-dahan apabila terlalu tinggi kelembaban.
Obat-obatan yang biasa dipakai adalah Round-Up yaitu untuk mempermudah
proses pencabutan dan pengeringan gulma yang ada pada lahan tanaman andaliman.
Tanaman pengganggu yaitu gulma biasanya diberantas 2 kali dalam setahun. Pemakaian
Round-Up yaitu dengan mencampurnya dengan air dengan ukuran yang sudah ditentukan
kemudian disemprot gulmanya sampai kering, supaya proses pelayuan semakin cepat.
Harga Round-Up perbotol seharga Rp 45.000. Adapun penggunaan obat-obatan oleh
(56)
Tabel 14. Rata-rata Penggunaan Obat-obatan Usahatani Andaliman di Desa Penelitian Kec. Pollung, 2009
No Uraian Fisik
(Botol)
Nilai (Rp)
1 Perpetani 5,36 241500
2
Per 10 Pohon 1,14
51382,97
3 Tahun Ke 5 1,13 51000
(Sumber: Data Diolah dari Lampiran 4)
Pada Tabel 14 Rata-rata penggunaan obat-obatan oleh petani di daerah penelitian
adalah untuk setiap petani membutuhkan 5,36 botol (Rp 241500), atau per 10 pohon 1.14
Botol (Rp 51382,97), sementara untuk tahun ke 5 adalah sebanyak 1,13 botol (Rp51.000).
penggunaaan obat-obatan yaitu Round-Up tapi dalam jumlah yang sedikit. Hasil
wawancara dari 30 petani sampel petani bahwa petani tidak pernah mengalami
kekurangan obat-obatan. Hal ini berarti ketersediaan pupuk dan obat-obatan di daerah
penelitian cukup baik dan selalu tersedia di kios tani atau apotik tani.
Alat-alat pertanian
Alat-alat pertanian adalah sarana yang sangat penting dalam usahatani karena
dalam melaksanakan pengolahan lahan, penanaman dan kegiatan pemanenan diperlukan
peralatan seperti polybag, cangkul, sabit, Semprot dan goni plastik, dan peralatan tersebut
digunakan untuk mempermudah kegiatan usahatani mulai dari pembibitan sampai pada
proses siap dijual ke pasar. Petani biasanya dengan mudah mendapatkan peralatan tersebut
di pasar kota Dolok Sanggul, yaitu tepatnya di ibukota kabupaten, di mana pada umumnya
permintaan terhadap sarana tersebut tidak banyak karena pemakaian peralatan tersebut
(1)
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan), 2010.
Lampiran 17.Total Biaya Produksi Usahatani Kopi No.Sampel Biaya produksi Total Tenaga Kerja Biaya Tenaga
Kerja Pupuk
Biaya Obat-obatan
1 55 1375000 400000 135000 1910000
2 77 1925000 600000 135000 2660000
3 55,3 1382500 600000 90000 2072500
4 42,75 1068750 200000 90000 1358750
5 70,8 1770000 400000 90000 2260000
6 20,925 523125 200000 90000 813125
7 50,8 1270000 800000 90000 2160000
8 64,85 1621250 800000 135000 2556250
9 52,5 1312500 800000 135000 2247500
10 60,4 1510000 800000 135000 2445000
11 55,7 1392500 600000 135000 2127500
12 50,575 1264375 600000 45000 1909375
13 45,75 1143750 600000 90000 1833750
14 46,2 1155000 400000 135000 1690000
15 35,54 888500 400000 90000 1378500
16 45,75 1143750 400000 90000 1633750
17 78 1950000 600000 135000 2685000
18 61,8 1545000 600000 135000 2280000
19 67,89 1697250 400000 90000 2187250
20 110,8 2770000 600000 135000 3505000
21 68,75 1718750 800000 135000 2653750
22 79,55 1988750 800000 135000 2923750
23 74 1850000 600000 135000 2585000
24 67,8 1695000 400000 90000 2185000
25 142,8 3570000 600000 135000 4305000
26 69,87 1746750 800000 135000 2681750
27 35 875000 400000 135000 1410000
28 59,54 1488500 400000 90000 1978500
29 47,85 1196250 400000 135000 1731250
30 45,6 1140000 600000 135000 1875000
Total 1839,09 45977250 16600000 3465000 66042250
(2)
Lampiran 18. Pendapatan bersih Usahatani Kopi
no.Sampel Jumlah Produksi (Liter) Benefit Total Biaya Pendapatan Bersih
1 1350 13500000 1910000 11590000
2 1300 13000000 2660000 10340000
3 1500 15000000 2072500 12927500
4 1350 13500000 1358750 12141250
5 1300 13000000 2260000 10740000
6 1500 15000000 813125 14186875
7 1500 15000000 2160000 12840000
8 1500 15000000 2556250 12443750
9 1800 18000000 2247500 15752500
10 1500 15000000 2445000 12555000
11 1600 16000000 2127500 13872500
12 1450 14500000 1909375 12590625
13 1700 17000000 1833750 15166250
14 1900 19000000 1690000 17310000
15 2500 25000000 1378500 23621500
16 2000 20000000 1633750 18366250
17 1800 18000000 2685000 15315000
18 2100 21000000 2280000 18720000
19 1240 12400000 2187250 10212750
20 1350 13500000 3505000 9995000
21 1500 15000000 2653750 12346250
22 1800 18000000 2923750 15076250
23 1750 17500000 2585000 14915000
24 1670 16700000 2185000 14515000
25 1500 15000000 4305000 10695000
26 1600 16000000 2681750 13318250
27 1670 16700000 1410000 15290000
28 1445 14450000 1978500 12471500
29 1500 15000000 1731250 13268750
30 1450 14500000 1875000 12625000
Over All 48125 481250000 66042250 415207750
(3)
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan), 2010.
Lampiran 19. Kontribusi Andaliman terhadap Pendapatan Keluarga
No.Sampel Pendapatan Bersih Pendapatan Kopi Pendapatan Padi
Total Pendapatan Non Usahatani
Total Pendapatan Keluarga
Kontribusi (%)
1 5258375 11590000 9268748 20858748 26117123 20,13
2 7511250 10340000 7840000 18180000 25691250 29,24
3 7096750 12927500 8270000 21197500 28294250 25,08
4 10165375 12141250 9245000 21386250 31551625 32,22
5 7376675 10740000 8410000 19150000 26526675 27,81
6 6814200 14186875 8370000 22556875 29371075 23,20
7 5156500 12840000 8602500 21442500 26599000 19,39
8 7757075 12443750 8615000 21058750 28815825 26,92
9 9471375 15752500 8840000 24592500 34063875 27,80
10 10556125 12555000 9232500 21787500 32343625 32,64
11 11166400 13872500 10165000 24037500 35203900 31,72
12 5909775 12590625 9495000 22085625 27995400 21,11
13 6366500 15166250 8740000 23906250 30272750 21,03
(4)
15 10522000 23621500 8308750 31930250 42452250 24,79
16 27149250 18366250 151917500 170283750 197433000 13,75
17 28611625 15315000 9247500 24562500 53174125 53,81
18 27405000 18720000 11360000 30080000 57485000 47,67
19 29508875 10212750 9173750 19386500 48895375 60,35
20 32250000 9995000 11032500 21027500 53277500 60,53
21 26456250 12346250 7546750 19893000 46349250 57,08
22 22039750 15076250 6592500 21668750 43708500 50,42
23 46838000 14915000 8147500 23062500 69900500 67,01
24 60973250 14515000 5577500 20092500 81065750 75,21
25 32943455,46 10695000 5170000 15865000 48808455,46 67,50
26 35211000 13318250 5847500 19165750 54376750 64,75
27 36934250 15290000 7626000 22916000 59850250 61,71
28 34375875 12471500 4957500 17429000 51804875 66,36
29 18034750 13268750 9802500 23071250 41106000 43,87
30 41657375 12625000 12171250 24796250 66453625 62,69
Over All 622081330,5 415207750 394515248 809722998 1431804328 1247,98
(5)
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan), 2010.
(6)
Lampiran 20. Luas Panen Produksi dan Produstivitas Andaliman
Kabupaten
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas (Kw/Ha)
Tapanuli Utara
17,75
8,34
46,98
Humbang
Hasundutan
25,00
77,50
31
Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2007 dan Humbang Hasundutan Dalam Angka 2007
Lampiran 21. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Andaliman menurut
Jumlah Tanaman Andaliman Kecamatan Di Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2007
No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produksi
(Kw/Ha)
1 Onan Ganjang
3,00
9,30
31,00
2 Sijamapolang
2,00
6,20
31,00
3 Lintong Nihuta
2,00
6,20
31,00
4 Paranginan
5,00
15,50
31,00
5 Dolok Sanggul
5,00
15,50
31,00
6 Pollung
5,00
15,50
31,00
7 Parlilitan
2,00
6,20
31,00
8 Bakti raja
1,00
3,10
31,00
Jumlah 25,00 77,50 31,00
Sumber: Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2007