Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
2. Sarana dan Prasarana Desa
Ketersediaan sarana dan prasarana desa menjadi faktor yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat desa. Sarana dan prasarana yang baik akan mendukung
kelancaran perekonomian desa, termasuk dalam pemasaran hasil-hasil pertanian dan akses informasi.
Dalam pemasaran hasil pertanian harus didukung dengan sarana dan prasarana jalan ataupun transportasi yang memadai, sebab hasil-hasil pertanian di daerah ini harus
dijual ke pasar yang letaknya berada di ibukota Kabupaten. Sarana dan prasarana yang terdapat di desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Penelitian, Tahun 2008
No Fasilitas Sarana dan Prasaran Jumlah
1 Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
3 1
- 2
Kesehatan
Puskesmas Pembantu
- 1
3 Peribadatan
Gereja 5
4 Sosial
Balai Desa
MCK
1 1
Sumber: Data Monografi Desa Penelitian, 2008
Dari Tabel 8 menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana desa penelitian di bidang pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, dan Sosial cukup baik, akan tetapi masih
perlu dibenahi bidang pendidikan, di mana di desa ini Fasilitas tersedia pendidikan SD dan SLTP sedangkan SLTA ada di ibukota Kecamatan dengan
jarak tempuh biasanya berjalan kaki biasanya 1 jam atau menggunakan jasa angkutan yang ada di desa ini. Dengan cara demikian maka akan semakin meningkatkan minat anak desa
ini untuk sekolah.
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
Di desa ini hanya memiliki satu unit Puskesmas Pembantu, padahal pusat kesehatan masyarakat ini sangat diperlukan oleh masyarakat untuk berobat maupun unuk
mendapatkan penyuluhan maupun informasi kesehatan. Sarana kesehatan masih kurang, harapan masyarakat kepada pemerintah agar menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga
medis yang memadai supaya kesehatan masyarakat akan terjamin karena hal ini berkaitan dengan kualitas hidup penduduk desa tersebut.
Fasilitas peribadatan dan sosial keberadanya cukup tersedia bagi masyarakat. Namun perlu diperhatikan dalam pemakaiannya di mana gereja sebagai tempat beribadah dan
balai desa adalah tempat pertemuan bagi masyarakat jikalau ada rapatperkumpulan masyarakat. Sementara MCK masih belum cukup karena keberadaanya tidak berfungsi
dengan baik karena masyarakat kurang memperhatikan keberadaannya sebagai suatu fasilitas dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu saat ini dalam setiap keluarga sudah
tersedia MCK yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga tersebut
Karakterisitik Petani Sampel
Karakterisitik petani sampel pada penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah pohon andaliman yang diusahakan, luas tanah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 9. Karakteristik petani sampel di desa Penelitian, Kecamatan Pollung, 2009 No Uraian
Range Rataan
1 Umur Tahun
30-63 51,4
2 Tingkat pendidikan Tahun
9-12 10,2
3 Pengalaman Bertani Tahun
7-10 8,7
4 Jumlah Pohon pohon
15-120 47
5 Luas tanaman Ha
0.06-3.1 0.30
Sumber: Data Diolah dari Lampiran 1 dan 2
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
Dari Tabel 9 diketahui bahwa umur rata-rata petani adalah 51,4 tahun dengan range 30-63 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong pada usia
produktif, karena dari segi umur masih potensial untuk mengerjakan usahatani andaliman. Sedangkan tingkat pendidikan petani sampel hanya pada tingkat SMA 10,2 tahun
dengan range 9-12. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh petani cukup tinggi Sementara pengalaman bertani tiap petani yaitu 8,7 tahun. Hal ini
akan berpengaruh pada keahlian dan pengetahuannya di dalam mengatasi masalah- masalah budidaya andaliman untuk meningkatkan produksi andaliman. Jumlah tanaman
andaliman rata-rata 47 pohon dengan range 15-120 pohon yang ditanam pada lahan dengan luas rata 0,42 Ha dengan range 0,06-3.1.
Jun Verawati Siregar : Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Budidaya Tanaman Andaliman
Beberapa kegiatan budidaya usahatani andaliman yang dillakukan oleh petani di daerah penelitian berdasarkan observasi secara langsung dan hasil wawancara yaitu
sebagai berikut: 1.
Pembibitan Persemaian
Petani yang menanam tanaman andaliman pada umumnya memulai dengan pembibitan sebelum dilakukan penanaman di lahan. Petani mendapatkan biji andaliman
dengan cara membeli biji kemudian dikeringkan biji andaliman sampai kering. Setelah kering kemudian direndam ke dalam air untuk mengetahu biji yang bagus atau tidak. Biji
andaliman yang bagus adalah biji yang tenggelam, sedangkan yang mengapung ke atas akan dibuang dan tidak cocok dilakukan untuk pembibitan.
Kemudian disediakan lahan untuk persemaian yang teduh ukurannya 1X1M atau sesuai dengan banyaknya biji andaliman yang ditanam. Biji andaliman ditaburkan,
ditimbun dengan tanah tapi jangan terlalu tebal, lalang atau rumput kering ditebarkan di lahan pembibitan, kemudian dibakar, dengan tujuan supaya kulit tanduk lebih cepat
pecah. Masa pembibitan dibiarkan hingga andaliman tumbuh 1 bulan. Kemudian dipindahkan ke dalam polibag yang sudah berisi tanah atau kompos selama 2 bulan
kemudian dipindahkan ke lahan pertanaman yang telah disiapkan.
2. Persiapan Lahan