masal. Peserta prona berkewajiban untuk menyediakanmenyiapkan alas hakalat bukti perolehanpenguasaan tanah yang akan dijadikan
tanah sesuai dengan yang berlaku.
2. Menunjukan letak dan batas tanah yang dimohon
3. Menyerahkan bukti setor bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
BPHTB dan bukti setor dari pengalihan hak atas tanah dan bangunan di dalam penetapan lokasi prona yang memperhatikan
lokasi kondisi wilayah dan infrastruktur pertanahan.
4. Kondisi Wilayah
Lokasi kegiatan prona diarahkan pada wilayah sebagai berikut:
o Desa miskin atau tertinggal
o Daerah pertanian subur atau berkembang
o Daerah penyangga kota atau daerah miskin kota
o Daerah lokasi bencan alam
o Daerah penyangga, daerah taman nasionl
5. Infrastruktur Pertanahan
Penetapan lokasi wilayah desakelurahn prona, hendaknya memperhatikan ketersediaan infrastruktur antar lain:
o Rencana umum tata ruang wilayah
o Peta penatagunaan tanah
o Mobil dan peralatan larasita
F. Rencana Kegiatan
Sasaran-sasaran Starategis Rencana Kegiatan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia adalah: 1.
Terwujudnya jaminan kepastian hukum hak atas tanah adalah: a.
Tersedianya rumusan kebijakan di bidang Hak Tanah dan pendaftaran Tanah.
b. Bertambahnya jumlah bidang tanah terdaftar
c. Tersedianya database legalitas aset tanah yang berkualitas sesuai
dengan standard. d.
Terwujudnya pengendalian, penguasaan. Kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka
peningkatan akses terhadap sumber ekonomi adalah: e.
Luas Tanah hak dan tanah yang mempunyai dasar penguasaan yang terindikasi terlantar yang di terbitkan.
f. Luas tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritid yang dikelola dan
g. Jumlah masyarakat kurang mampu yang memeperoleh akses
penguatan HAT dan akses sumber-sumber ekonomi. 2.
Terciptanya pengaturan, penguasaan, pemilikan ,penggunaan, dan pemanfaatan tanah secara berkeadilan adalah:
a. Tersususunnya kebijakan dan pelaksanaan penatagunaan tanah yang
optimal. b.
Neraca Penatagunaan Tanah KabupatenKota c.
Penyelenggara retribusi tanah dalam rangka tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan serta tersedianya data tekstual dan
spasial bidang tanah tentang penguasaan , pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah P4T dalam rangka penataan ketimpangan bidang .
d. Penyelenggaraan konsolidasi tanah untuk mewujudkan lingkungan
yang berkualitas, dan e.
Terciptanya penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan da
wilayah tertentu. 3.
Berkurangnya sengketa, konflik, dan perkara pertanahan di seluruh Indonesia adalah:
a. Jumlah pengkajiaan analisa atas sengketa konflik dan perkara
pertanahan b.
Jumlah penanganan, penyelesaian sengketa konflik dan perkara pertanahan, dan
c. Jumhlah percepatan penggajian, penanganan, penyelesaian sengeta dan
konflik pertanahan. 4.
Terpenuhinya infrastruktur pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral, di seluruh Indonesia adalah.
a. Tersedianya cakupan kerangka dasar kadastral nasional di bidang
pertanahan melalui kegiatan pengukuran dasar. b.
Tersedianya cakupan wilayah jaringan refensi satelit pertanahan JRSP untuk mendukung akselarasi pelakasanaan kegiatan pertanahan
melalui kegiatan pengukur dasar.
c. Tersedianya peta dasar pertanahan untuk pendaftaran tanah, pemetaan
tematik, pemetaan nilai dan kegiatan pertanahan lainnya melalui kegiatan pemetaan dasar.
d. Tersedianya peta-peta tematik mendukung perencanaan dan arah
penyelenggaraan kegiatan pertanahan dan berkontribusi dalam penyusunaan data spasial pertanahan nasional melalui kegiatan
tematik. e.
Tersedianya peta dan informasi potensi nilai tanah dan kawasan sebagai refensi dan indicator ekonomi tanah untuk keadialan dan
kesejahteraan rakyat melalui kegiatan surfei potensi tanah hektar. f.
Tersedianya geopasial data base pertanahan sesuai dengan standar infrastruktur data spasial nasional Standar IDSN melalui kegiatan
pemetaan dasar pertanahan, dan g.
Tersedianya kebijakan teknis mengenai pembuatan dan pengelolaan dan spasial pertanahan nasional melalui kegiatan penyusunan
pedoman dan standarisasi
BAB III PENGEDALIAN INTERNAL ATAS GAJI DAN UPAH
PADA KEMENTERIAN AGRARI DAN TATA RUANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Dalam PerusahaanInstansi Pemerintahan yang ruang lingkupnya besar maka akan memerlukan suatu penanganan yang baik dimana hal ini
menyangkut banyaknya jumlah karyawan, hal ini akan mendatangkan masalah apabila tidak mendapatkan perhatian, karena suatu pihak karyawan
memberikan jasa, sehingga harus diberikan kompensasi sebagai balas jasa yang diberikan oleh perusahaan, dalam salah satu kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan adalah aktivitas penggajian . Aktivitas penggajian yang dimaksudkan yaitu kegiatan perusahaan yang mengatur jumlah gaji yang
seharusnya diberikan kepada karyawan agar tidak terjadi kekeliuran dalam pemberian gaji, pemberian gaji oleh perusahaan dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan motivasi kerja untuk mengurangi tingkat keluar masuknya karyawan yaitu dengan memberikan gaji yang besar dan tepat
waktu sesuai dengan jasa yang diberikan karyawan kepada perusahaan. A.
Pengertian Gaji dan Upah
Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran yang kepala pegawai yang diberi tugas – tugas administrative dari pemimpinnya. Jumlah gaji yang
di bayar biasanya secara berkala dan tetap . sedangkan imbalan diberikan kepada buruh – buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak
mengandalkan kekuatan fisik yang di sebut dengan upah. Jumlah gaji pada
umumnya ditetapkan bulanan, sedangkan jumlah upah ditetapkan secara
harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan.
Selain itu ada beberapa defenisi menurut para ahli ekonomi mengenai
gaji dan upah, antara lain : Menurut Hadi Poernomo, 1071 adalah : “ Gaji merupakan pengganti
jasa tenaga kerja dengan tugas yang sifatnya lebih konstan, sedangkan upah merpuakan jumlah keseluruhan yang di tetapkan sebagai pengganti jasa yang
telah dikeluarkan oleh tenaga masa atu syarat tertentu.’’ Menurut Mulyadi 2001:377 adalah : “ Gaji pada umumnya
merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manager, dan dibayarkan secara
tetap perbulan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana buruh umumnya dibayarkan
berdasarkan hari kerja atau jumlah suatu produk yang di hasilkan oleh karyawan”.
Menurut Malayu 2005:118 adalah : “ Gaji adalah balas jasa yang
dibayar secara periodic kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya, gaji akan tetap dibayarkan walaupun pekerja tersebut tidak
masuk kerja”. Menurut Thomas H, Stone Drs. Moekijat 1992:4 adalah : “ Wages
refer to direct compensation received by an employee paid according to
hourly rates. upah menunjukan kompensasi langsung yang akan diterima oleh seorang pegawai yang dibayar menurut tarif jaman – jaman ”.
Menurut Edi Purnomo 2009:183 adalah :“Gaji merupakan salah satu
alasan mengapa sekelompok pegawai bertahan untuk bekerja di sebuah
perusahaan atau meninggalkannya”.
Menurut Lin Grensing-Pophal 2008:183 adalah: “tunjangan
merupakan biaya besar bagi perusahaan manapun, tapi juga berlaku sebagai cara untuk menarik karyawan”.
Dari defenisi –defenisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gaji merupakan balas jasa yang bersifat tetap yang di berikan oleh para penulis
diatas terlihat adanya perbedaan antara gaji dan upah yaitu : a.
Upah adalah balas jasa yang sifat pekerjaannya tidak tetap, sedangkan gaji diberikan kepada pekerjaan bersifat tetap dan juga berdasarkan jenjang
pendidikan. b.
Pembayaran gaji tidak didasarkan pada jam kerja atau unit yang dihasilkan. Sedangkan upah diberikan dengan tarif atau standar tertentu
yang di dasarkan pada jumlah jam kerja atau jumlah unit produksi yang dihasilkan. Diman tarif upah minimal telah ditetapkan pemerintah, jadi
balas jasa yang diberikan dalam bentuk gaji selalu tetap, sedangkan upah dapat berubah – ubah sesuai dengan kemampuan kerja.
B. Unsur – unsur Gaji dan Upah