Sistem Pengendalian Internal Gaji Dan Upah Pada Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN

PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN Oleh :

ZULKARNAIN LUBIS 122102193

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : ZULKARNAIN LUBIS

NIM : 122102193

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL GAJI

DAN UPAH PADA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN

Tanggal: 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19511114 198203 1 002 Drs.Rustam, M.Si, Ak ,CA

Tanggal: 2015 Ketua Program Diploma III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA

Tanggal: 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ZULKARNAIN LUBIS

NIM : 122102193

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL GAJI

DAN UPAH PADA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN

Medan, Juni 2015

ZULKARNAIN LUBIS NIM. 122102193


(4)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirahim,

Puji dan syukur penulis atas kahadirat Allah SWT, karen atas limpahan Rahmat, rejeki dan ridho-Nya sehingga penulis dpat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ‘‘Sistem Pengendalian Internal Gaji dan Upah Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.’’ Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada Fakultas Ekonomi USU.

Selama dalam tahap pertama hingga penyelesaian paper ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Ucapan terima kasih peneliti ucapkan untuk Ayahanda tercinta Miswaruddin Lubis, dan Ibunda Suryati, yang telah memberikan kasih sayang serta dorongan yang sangat berarti bagi peneliti, dengan kesabaran dan kasih sayang mereka telah mengobarkan semangat peneliti mulai dari persiapan hingga selesainya Tugas Akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan pembimbing yang telah membantu peneliti dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dalam Penelitian Tugas Akhir ini.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Ekonomi Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

6. Pimpinan dan seluruh karyawan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan yang telah membantu penulisan dalam menyusun tugas akhir ini.

7. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Abang Saya yaitu: Ahmad Azroi Lubis yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

8. Ucapan terima kasih juga peneliti ucapkan kepada sahabat-sahabat seperjuangan cut tante, ira sunge deli, ovi, ami embung, rahmi laura, ucek, fifi, andrea, irdo, saso, djrot, randy, roid, cekno, zul, ibe, coral, agung, dan lain lain yang selalu berjuang bersama-sama dalam menyusun Tugas Akhir, kalian luar biasa.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih banyak, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-NYA kepada kita semua dan semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.

Amin yaa Rabbal Alamin . . .

Medan, Agustus 2015 Penulis,

Zulkarnain Lubis Nim:122102193


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. . Tujuan Penelitian ... 4

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Survey/Observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II : KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN ... 8

A. Sejarah Ringkas... 8

B. Struktur Organisasi ... 12

C. Job Description ... 13

D. Jaringan Kegiatan ... 23

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 23


(7)

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN ... 29

A. Pengertian Gaji dan Upah ...29

B. Unsur-unsur Gaji dan Upah...31

C.Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah…...33

D.Tujuan Pengendalian Internal…...38

E. Pengendalian Internal Gaji dan Upah…...39

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan...43

B. Saran...44


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Struktur Organisasi Kementerain Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan ... 13


(10)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tenaga Kerja merupakan bagian penting dalam sebuah perusahan karena tenaga kerja adalah penggerak utama yang menjalankan kebijakan perusahaan termasuk di dalamnya mengambil sebuah keputusan atau memberikan jasa yang baik kepada masyarakat yang menjadikan faktor tenaga kerja mempunyai peranan penting dan dapat diharapkan oleh perusahaan maupun instansi pemerintahan.

Suatu instansi atau perusahaan dapat dikatakan baik apabila tenaga kerja di dalamnya memiliki kompentsi serta profesional dalam menjalankan tugas yang di tunjukan kepadanya.

Tenaga kerja adalah faktor yang sangat penting dalam sebuah perusahaan atua instansi pemerintahan. Karena tenaga kerja sudah ambil bagian dalam meningkatkan kinerja suatu perusahaan atua instansi pemerintahan sejak tenaga kerja tersebut resmi diterima bekerja atau di rekrut menjadi pegawai di perusahaan atau instansi pemerintahan tersebut. Bentuk ambil bagian dapat diberikan alam bentuk, pikiran, ide-ide yang kreatif, pengalaman maupun keahlian. Sebagai imbalan atas apa yang di kerjakan maka mereka berhak mendapatkan balas jasa berupa gaji dan upah. Oleh karena itu, perusahaan atau instansi pemerintahan harus dapat mengontol dan mengawasi kesejahteraan para pegawainya, yaitu dengan mengadakan pengendalian internal penggajian dan upah yang baik dan efektif.


(11)

Gaji mempunyai pengaruh yang sangat besar karena dapat

mempengaruhi sikap dan sifat tenaga kerja dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Masalah tersebut tidak hanya menyangkut beban pekerjaan maupun yang berkaitan dengan moral dan tanggung jawab organisasi terhadap kehidupan pegawai dan keluarganya. Paa hakikatnya, tenaga kerja akan lebih produktif dan memiliki rasa cinta terhadap perusahaan dan instansi pemerintahan apabila tenaga kerja tersebut menerima gaji dan upah yang seimbang dangan kontribusi mereka terhadap perusahaan atua instansi pemerintahan, dan sebaliknya apabila tenaga kerja tersebut tidak menerima gaji dan upah yang tidak sesuai dangan kontribusinya, maka akan ada kemungkinan timbul tindakan-tindakan yang tidak diinginkan yang tidak sesuai dengan ketentuan perusahaan atau instansi pemerintahan dan dapat merugikan perusahaan.

Gaji dan upah merupakan masalah yang sering di persoalkan oleh tenaga kerja dan menjadi komponen penting bagi setiap perusahaan atau instansi pemerintahan. Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan mengembangkan suatu kebijakan yaitu pengendalian internal. Dengan adanya pengendalian internal penggajian dan upah, sistem penggajian tersebut bisa terlaksana dengan baik tanpa ada kecurangan dari berbagai pihak. Perusahaan atau sebuah instansi pemerintahan harus membuat pengendalian internal khusus tehadap gaji dan upah dengan menunjuk beberapa orang ahli, yang dapat bertanggung jawab dalam pencatatan gaji dan upah agar tidak terjadi penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan dan pegawai, karena hal tersebut bisa menjadi penghambat bagi tercapainya suatu tujuan perusahaan.


(12)

Dengan adanya pengendalian internal terhadap penggajian dan upah yang baik dan efektif di harapkan akan membuat pegawai merasa bekerja dengan nyaman dan membuat kineraj para peagwai menjadi semakin produktif. Dalm pengendalian internal penggajian dan upah ini pula dapat di harapkan terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pegawai. Pemberian gaji dan upah serta tunjangan yang lainnya merupakan salah satu usaha perusahaan dalam memotivasi pegawai.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional merupakan badan pertanahan yang berada di bawah naungan dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia melalui kepala kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional tentunya menginginkan setiap pegawai yang bekerja pada perusahaan dapat memberikan kontribusi yang terbaik dan merasa nyaman selama berada di tempat kerja. Mengingat gaji dan upah merupakan hal yang sangat perlu mendapatkan pengendalian internal atas penggajian dan upah untuk menhindari penyelewengan atau kecurangan dan yang dilakukan oleh bergabai pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan perusahaan, maka penulis merasa tertarik untuk membuat Tugas Akhir mengenai gaji dan upah pegawai dengan judul “ Sistem Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah Pegawai Pada KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL “.


(13)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah : 1. Apakah Sitem Pengendalian Internal Atas Gaji dan Upah sudah diterapkan

secara efektif dan efisien pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional?’’

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai. Tanpa adanya tujuan yang jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai dengan penjelasan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

a. Menjadi salah datu syarat penulis dalam menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III.

b. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian internal atas penggajian dan upah pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

c. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai bagaimna pengendalian internal penggajian dan pengupahan peagwai yang sebenarnya.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :

a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara teoritis maupun praktis mengenai pengendalian internal penggajian dan upah dan juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Studi Program Diploma III Fakultas


(14)

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Bagi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dimasa yanng akan datang.

c. Bagi penulis berikutnya, dapat digunakan sebagai pembanding untuk melakukan penelitian yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal survey/ observasi

Penelitian ini dilakukan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Jl. Jend Besar A.H. Nasution No.7 – Pangkalan Masyur Kota Medan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan peneliti alam penyusunan Tugas Akhir.

Tabel 1.1

Jadwal Survey/ Observasi Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan

April Juni

III IV I II III IV 1 Pengesahan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset


(15)

No Kegiatan

April Juni

III IV I II III IV 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir

8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya dalam 4 bab.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis akan akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/ observasi dan rencana isi.

BAB II KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, serta rencana kegiatan


(16)

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG /

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Pada bab ini, penulis akan menguraikan definisi gaji dan upah, unsur-unsur gaji dan upah, prosedur pencatatan dan penghitungan gaji dan upah, tujuan pengendalian internal, dan pengendalian internal gaji dan upah.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagaimana akhir dari tugas ini, maka penulis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.


(17)

BAB II

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

A. Sejarah Ringkas

Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional adalah instansi vertikal dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang berada di bawah naungan dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kementerian Agraria dan Tata Ruang Nasional Republik Indonesia melalui Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang Nasional Provinsi Sumatera Utara.

Sejarah umum berdirinya Badan Pertanahan Nasional RI dan dilihat pada masa sesudah kemerdekaan Republk Indonesia yang pada saat itu banyak sekali masalah yang timbul akibat peningkatan hukum-hukum Belanda yang masih banyak di pakai. Salah satunya adalah masalah pertahan. Masalah pertahanan pada masa itu merupakan suatu masalah yang sangat rumit dan kompleks. Utuk itu perlu di bentuklah untuk yang pertama kali kantor KADASTERAL (pengukuran), yang tak lama kemudian diubah menjadi Kantor Pendaftaran dan Pengawasan Tanah dan di ubah lagi menjadi kantor Sub Bagian Agraria.

Dalam rangka pembangunan di kota Medan yang bertujaun mewujudkan masyarakat yang maju, berdaya saing demokratis, berkeadilan, damai sejahtera dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, pencapain perwujudan itu diarahakan berada dalam suatu kondisi


(18)

lingkungan hidup yang aman dan tertib bagi penyelenggara pola eksploitasi sumber daya alam, pelestari fungsi lindung dan keseimbanngan lingkungan hidup, pemetaan kawasan pemukiman dan kawasan terbangun yang serasi dan seimbang dengan rencana penata ruang.

Pengelolaan tanah dalam bentuk kepemikan, penguasa, dan pemanfaatan tanah selain menjamin tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan bagi yang menguasai/memilikinya, juga bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Sehingga dalam pemanfaatannya perlu diperhatikan fungsi sosial atas hak dlam tanah.

Pada tanggal 21 januari 1988 DIRJEN AGRARIA merubah menjadi Badan Pertanahan Nasional (BPN). Berdasarkan keputusan Presiden No. 26 tahun 1988 tanggal 19 juli 1988 Pasal 4 bagian 10, bahwa salah satu sususan organisasi adalah kantor pertanahan wilayah yang berada disetiap ibukota Provinsi merupakan instans vertikal dari Badan Pertanahan Nasional. Dalam pelaksanaanya kegiatan Badan Pertanahan Nasional di kordinasi Kantor Wilayah dan secara teknis administrasinya dibawah Kepala Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi.

Periode 2015 sekarang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia berubah menjadi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional berdasarkan peraturan presiden nomor 17 Tahun 2015 tentang kementerian Agraria yang berfungsi Tata Ruang dan peraturan Presiden nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional yang di tetapkan pada 21 januari 2015.


(19)

pengelolaan pertanahan yang multi dimensi, selain semakin tampak adanya penggunaan dan pemanfaatan serta kepemilikan tanah yang semakin kompetitif dengan indikasi harus menigkatnya nilai tanah dan fragmentasi persil tanah dalam kerangka pengmbangan wilayah, terlihat adanya perbedaan yang rill dan tidak seimbang antar satuan wilayah pembangun di wilayah Kota Medan, oleh ada terjadinya penggunaan dan pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan arah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Memperhatikan soal diatas, maka pengelolaan pertanahan dalam bentuk pelaksanaan program kegiatan pertahan harus diselenggarakan secara terkoordinasi, terintegrasi dan terstandarisasi baik secara vertikal dengan program pembanngunan daerah. Peyelenggaraan pengelolaan harus dilaksanakan efisien, efektif, transparan, akuntabel dan responsif guna dapat menjamin tercapainya kepastian hukum ha katas tanah, keterjangkauan pelayanan pertanahan secara merata, keadilan penguasa dan kepemilkan tanah, penggunaan dan pemanfaatan tanha yang efiesi dan berkelanjutan, serasi dan seimbang serta arah penanganan yang positif.

Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kota Medan merupakan bagian dari pemerintah Kota Medan dan statusnya masih merupakan aset Pemerintah Kota Medan. Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kota Medan memilki gedung sendiri yang terletak di Jalan Jen. Abd. Haris Nasution Panglakan Mansyur Medan. Namun untuk mempermdah pelayanan kepada masyarakat Kota Medan maka Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kota Medan disatukan dalam satu tempat yang letaknya berdekatan satu sama lain dengan Kantor Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan, Kantor


(20)

Perumahan dan Pemukiman. • VISI

Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.

MISI

Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:

1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.

2. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).

3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.

4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi


(21)

rakyat secara luas.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukan adanya hubungan/ ketertarikan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktifitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaina instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan kooddinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat di capai.

Penggunaan struktur organisasi ini menunjukan bahwatidak ada pekerjaan yang tumpang tindih. Setiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab hanya menerima dari satu orang atasan . struktur organisasi dibuat agar tidak terjadi penggandaan tugas dan tanggung jawab yang akan dikerjakan, dan melalui struktur organisasi, mereka dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkai kegiatan tertentu dan mencakup tata


(22)

hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal.

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang /Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

C. Job Description

Dibawah ini adalah uraian tugas dan wewenang dari gambar struktur organisasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Medan, sebagai berikut :

1. Subbagian Tata Usaha a. Tugas


(23)

Adapun tugas dari sub Bagian Tata Usaha adalah memberikan pelayanan administrstif kepada seluruh satuan organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program dan peraturan perundang-undangan.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Sub Bagian Tata Usaha sebagai berikut : 1. Pengolahan data dan informasi.

2. Penyusunan rencana program, dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah.

3. Pelaksanaan urusan kepegawaian.

4. Pelaksanaan urusan keuangan dan kepegawaian.

5. Pelaksana urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan prasarana.

6. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program. 7. Koordinasi pelayanan pertanahan.

Subbagian Tata Usaha terdiri dari : a. Urusan Perencanaan dan Keuangan

Adapun tugas dari urusan perencanaan dan keuangan adalah menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran akuntabilitas kerja pemerintah serta urusan keuangan dan pelaksanaan anggaran.

b. Urusan Umum dan Kepegawaian

Melakukan urusan kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia pertanahan.


(24)

2. Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan a. Tugas

Mengkoordinasikan dan melaksanakan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah dan pengukuran batas wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tana, pembinaan surveyor berlisensi.

b. Fungsi

1) Pelaksanaan teknis survey, pengukuran dan pemetaan sebidang tanah. Penngukuran batas wilayah, dam suevey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.

2) Pelaksanaan pengukuran batas wilayah/kawasan.

3) Pelaksanaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan bidang tanah. 4) Pelaksanaan, pengolahan, pemeliharaan, pengembangan peralatan

teknik dan komputerisasi.

5) Pelaksanaan bimbingan teknik, surveyor berlisensi dan pejabat penilaian tanah.

Seksi survey pengukuran dan pemetaan terdiri dari : a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan

Adapun tugas dari subseksi pengukuran dan pemetaan adalah menyiapkan perapatan kerangka dasar order 4, pemetaan batas bidan tanah dan pengukuran bidang tanah batas kawasan/wilayah, kerjasama teknis, surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur, dan daftar lainnya di bidang pengukuran.


(25)

Menyiapkan survey pemetaan, pemeliharaan, pengembangan, pemetaan tematik,survey potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi pembinaan pejabat penilai tanah.

3. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah a. Tugas

Menyiapkan bahan dan melakukan penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, penataan dan penertipan bekas tanah hak pendaftaran, peralihan, pembebanan, hak atas tanah serta pembinaan pejabat pembuat akte tanah ( PPAT).

b. Fungsi

Adapun fungsi Subbagian Hak Tanah dan pendaftaran Tanah sebagai berikut.

1)Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidan hak tanah.

2)Menyiapkan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga tukar menukar, saran dan pertimbangan serta, melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan usulan peteptapan hak pengolahan.

3)Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekommendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uanga pemasukan dan atau pendaftaran hak.

4)Mengadministrasikan atas tanah yang dikuasai dan autua milik Negara, daerah bekerja sama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pertanahan.


(26)

5)Pendataan dan penertiban tanah bekas hak.

6)Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertahanan.

7)Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak.

8)Pelaksanaan, pembebanan ha katas tanah dan pembinaan PPA Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari:

a. Subseksi Penetapan Hak Tanah

Tugasnya: menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenain penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, perpanjangan jangka waktu pembahasan hak, perijinan, peralihan ha katas tanah, penetapan dan atau rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan pendaftaran hak tanah perorangan.

b. Subseksi Pendaftaran Hak

Tugasnya: Meyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan hak milik, guna bangunan dan hak pakai, dan hak pengolahan bagi instansi pemerintahan, badan hukum pemerintah, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan ha katas tanah, rekomendasi pelepasan dan tukar-menukar tanah pemerintah.

c. Subseksi Pendaftaran Hak

Tugasnya: menyiapkan pelaksanaan pendaftaran ha katas tanah, pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas satuan rumah susun, tanah hak pengelola, tanah wakaf, data lainnya,


(27)

data fisik bidang tanah, dan kmputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah serta lainnya di bidang pendaftaran tanah.

d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Akta Tanah

Tugasnya: menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan bimbingan PPAT serta sarana daftar isian dibidang pendaftaran tanah. 4. Seksi Pengaturan dan Penatan Tanah

a. Tugas

Adapun tugas dari Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah adalah menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah,penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil perbatasan wilayah tertentu lainnya.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Pengaturan dan Penetapan Tanah sebagai berikut: 1) Penyusunan daerah bekas konflik, peruntukan, penggunaan dan

pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota. 2) Pemelihara basis dan penatagunaan tanah kabupaten/kota.

3) Penyusulan penetapan/penegasan tanah menjadi objek landreform. 4) Penyediaan tanah untuk pembangunan.

5) Pengilahan sumbangan tanah untuk pembangunan.

6) Pengumpulan, pengilahan, penyajian, dan dokumentasi data ladreform.


(28)

a. Subbagian Penatanguanaan Tanah dan Kawasaan tertentu

Adapun tugas dari Subbagian Penataguanaan Tanah dan Kawasan tertentu adalah menyiapakan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan, pemeliharaan, dan penggunaan tanah rencan pemetaan, kawasan, dan pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan penertiban penimbangan teknis, penangguan tanah, penertiban izin perubahan penggunaan penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyusuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta melaksanakan pengumpulan dan pengolahan dan pemeliharaan data tekstual.

b. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

Adapun tugas dari landreform dan Konsolidasi Tanah adalah menyiapkan bahan usul penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform, penguasaan tanah obyek landreform, pemberian ijin perlaihan atas tanah dan injin redistribusi tanah luasan tertentu, usulan surat penerbitan keputusan retribusi tanha dan pengeluaran tanah dari landreform, monitoring dn evaluasi retribusi tanah, ganti kerugi, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi landreform serta fasilatas bantuan keuangan/permodalan, teknis dan pemasaran, usulan penegasan obyek penataan tanah bersama untuk permajaan permukiman kumuh, daerah bencana dan daerah bekas koflik serta permukiman kembali, penyediaan tanah dan pengelola sumbangan tanah utuk pembangunan teknik dan metode, promsi dan


(29)

sosialisasi, pengorganisasian dan pembimbing masyarakat, kerja sama dan fasilias, pengolahan basis data dan informasi monitoring dan evaluasi serta koordonasi dan pelaksanaan konsolidasi tanah. 5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Tanah

a. Tugas

Adapun tugas dari Seksi Pengedalian dan Pemberdayaan Tanah adalah menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertahanan, pengolahan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta Pemberdayaan masyarakat.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Tanah sebagai berikut :

1) Peyiapan saran dan langkah-langkah penangana serta usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi, pergram pertanhan sector dalam pengolahan tanah Negara, penanganan tanah terlantar dan kritis.

2) Peningkatan partisipasi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan akses ke sumber produktif.

3) Pemanfaatan tanha terlantar dan tanah kritis untuk pembangunan. 4) Pengolahan basis tdata dan hak atas tanah Negara, tanah terlantar,

dan tanah kritis serta pemberdayaan tanah masyarakat.

5) Penyiapan keputusan usulan pembatalan dan pemberhentian hubungan hukum atas tanah terlantar.


(30)

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari: a. Subseksi Pengendalian Pertanahan

Adapun tugas dari Pengendalian Pertanahan adalah menyiapkan pengolahan basis data, melakukan inventarisasi dan identifikasi, penyusunan saran tindak dan langkah menangani serta menyiapkan bahan koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penegakan hak dan kewajiban pemegan hak atas tanah, pemantaun, evaluasi, harmonisasi dan program pertanahan sector dalam pengolahaan tanah Negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis.

b. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat

Adapun tugas dari Pemberdayaan Masyarakat adalah menyiapakan bahan inventarsasi, asistensi, fasilatas dalam rangka penguatan penguasaan, dan pelaksanaan Pembina partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengolahan pertanahan, serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah kabupaten/kota, lembaga keuangan dan dunia usaha, serta bimbingan dam pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

6. Seksi Sengketa, Konflik Perkara a. Tugas

Adapun fungsi dari Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara adalah menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.


(31)

1) Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan.

2) Penyiapan bahan dan penangan senngketa dan konflik pertanahan serta hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian perkara, pelaksanaan alternative, penyelesaian melalui mediasi, fasilitas dan sebagainya usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan lembaga peradilan serta usulan dan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antar orang dan badan hukum dengan tanah.

3) Pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.

4) Pelaporan dan penanganan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara pertanahan.

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara terdiri dari: a. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

Adapun tugas dari Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan adalah menyiapkan pengkajian hukum, sosial, budaya, ekonomi, dan politik terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan badan hukum dengan tanah,pelaksanaan alternative penyelesaian sengketa melalui mediasi, fasilitas, koordinasi penangana sengketa dan konflik.

b. Subseksi Perkara Pertanahan

Adapun tugas dari Subseksi Perkara Pertanahan adalah menyiapkan penangan dan penyelesaian perkara, koordinasi penangan perkara,


(32)

usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian orang dan badan hukum dengan tanah sebagai pelaksana putusan lembaga peradilan. D. Jaringan kegiatan

Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana di maksud:

a. penyusunan dan penetapan kebijakan nasional di bidang pertanahan, b. perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan

c. pelaksanaan koordinasi kebijakan, rencana, program,kegiatan dan kerja sama di bidang pertanahan

d. pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN-RI. Sebagia institusi pelayanan publik, Badan Pertanahan Nasional Kota Medan berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat luas terutama yang berhubungan dengan pembuatan sertifikat tanah bagi warga guna mendapat legitimasi. Guna memperkuat jaringan pelayanan kepada masyarakat.

E. Kinerja Kegiatan

Dalam rangka dan meningkatkan kinerja kegiatan serta untuk lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia perlu ditetapkan sasaran strategi dan indicator kinerja utama . Indicator Kinerja Utama Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia


(33)

telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala Badan pertanahan Nasional Republik Indonesia.

Berikut ini adalah indikator Kinerja Utama Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia sesuai peratuan kepala BPN-RI Nomor 6 Tahun 2013 tersebut:

1. Jumlah bidang tanah yang dilegalisasi/idisertipikatkan.

2. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan legalisasi asset tanah.

3. Meningkatnya jumlah keputusan penetapan tanah terlantar yang di tetapkan.

Kantor Pertanahan Kota Medan memiliki tugas yaitu untuk pengolahan data dan informasi dibidang pertanahan serta penyelenggara dan pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan di bidang pertanahan kerja sama dengan lembaga- lembaga lain dan melakukan pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah.

Adapun jasa yang ditawarkan oleh Badan Pertanahan Nasional RI antara lain sebagai berikut:

1. Sertifikasi Prona

Nama kegiatan legalisasi asset yang umum dikemas dengan prona, adalah singkatan dari Proyek Operasional Agraria. Prona adalah suatu bentuk kegiatan legalisasi asset dan pada hakikatnya merupakan proses pertanahan yang meliputi, ajudikasi, pedaftaran tanah sampai penerbitan sertifikat atau tanda bukti dan diselenggarakan secara


(34)

masal. Peserta prona berkewajiban untuk menyediakan/menyiapkan alas hak/alat bukti perolehan/penguasaan tanah yang akan dijadikan tanah sesuai dengan yang berlaku.

2. Menunjukan letak dan batas tanah yang dimohon

3. Menyerahkan bukti setor bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan bukti setor dari pengalihan hak atas tanah dan bangunan di dalam penetapan lokasi prona yang memperhatikan lokasi kondisi wilayah dan infrastruktur pertanahan.

4. Kondisi Wilayah

Lokasi kegiatan prona diarahkan pada wilayah sebagai berikut: o Desa miskin atau tertinggal

oDaerah pertanian subur atau berkembang o Daerah penyangga kota atau daerah miskin kota oDaerah lokasi bencan alam

o Daerah penyangga, daerah taman nasionl 5. Infrastruktur Pertanahan

Penetapan lokasi wilayah desa/kelurahn prona, hendaknya memperhatikan ketersediaan infrastruktur antar lain:

oRencana umum tata ruang wilayah o Peta penatagunaan tanah

o Mobil dan peralatan larasita

F. Rencana Kegiatan


(35)

Republik Indonesia adalah:

1. Terwujudnya jaminan kepastian hukum hak atas tanah adalah:

a. Tersedianya rumusan kebijakan di bidang Hak Tanah dan pendaftaran Tanah.

b. Bertambahnya jumlah bidang tanah terdaftar

c. Tersedianya database legalitas aset tanah yang berkualitas sesuai dengan standard.

d. Terwujudnya pengendalian, penguasaan. Kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber ekonomi adalah:

e. Luas Tanah hak dan tanah yang mempunyai dasar penguasaan yang terindikasi terlantar yang di terbitkan.

f. Luas tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritid yang dikelola dan g. Jumlah masyarakat kurang mampu yang memeperoleh akses

penguatan HAT dan akses sumber-sumber ekonomi.

2. Terciptanya pengaturan, penguasaan, pemilikan ,penggunaan, dan pemanfaatan tanah secara berkeadilan adalah:

a. Tersususunnya kebijakan dan pelaksanaan penatagunaan tanah yang optimal.

b. Neraca Penatagunaan Tanah ( Kabupaten/Kota)

c. Penyelenggara retribusi tanah dalam rangka tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan serta tersedianya data tekstual dan spasial bidang tanah tentang penguasaan , pemilikan, penggunaan dan


(36)

pemanfaatan tanah ( P4T ) dalam rangka penataan ketimpangan ( bidang ).

d. Penyelenggaraan konsolidasi tanah untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas, dan

e. Terciptanya penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan da wilayah tertentu.

3. Berkurangnya sengketa, konflik, dan perkara pertanahan di seluruh Indonesia adalah:

a. Jumlah pengkajiaan/ analisa atas sengketa konflik dan perkara pertanahan

b. Jumlah penanganan, penyelesaian sengketa konflik dan perkara pertanahan, dan

c. Jumhlah percepatan penggajian, penanganan, penyelesaian sengeta dan konflik pertanahan.

4. Terpenuhinya infrastruktur pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral, di seluruh Indonesia adalah.

a. Tersedianya cakupan kerangka dasar kadastral nasional di bidang pertanahan melalui kegiatan pengukuran dasar.

b. Tersedianya cakupan wilayah jaringan refensi satelit pertanahan (JRSP) untuk mendukung akselarasi pelakasanaan kegiatan pertanahan melalui kegiatan pengukur dasar.


(37)

c. Tersedianya peta dasar pertanahan untuk pendaftaran tanah, pemetaan tematik, pemetaan nilai dan kegiatan pertanahan lainnya melalui kegiatan pemetaan dasar.

d. Tersedianya peta-peta tematik mendukung perencanaan dan arah penyelenggaraan kegiatan pertanahan dan berkontribusi dalam penyusunaan data spasial pertanahan nasional melalui kegiatan tematik.

e. Tersedianya peta dan informasi potensi nilai tanah dan kawasan sebagai refensi dan indicator ekonomi tanah untuk keadialan dan kesejahteraan rakyat melalui kegiatan surfei potensi tanah (hektar). f. Tersedianya geopasial data base pertanahan sesuai dengan standar

infrastruktur data spasial nasional (Standar IDSN) melalui kegiatan pemetaan dasar pertanahan, dan

g. Tersedianya kebijakan teknis mengenai pembuatan dan pengelolaan dan spasial pertanahan nasional melalui kegiatan penyusunan pedoman dan standarisasi


(38)

BAB III

PENGEDALIAN INTERNAL ATAS GAJI DAN UPAH PADA KEMENTERIAN AGRARI DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Dalam Perusahaan/Instansi Pemerintahan yang ruang lingkupnya besar maka akan memerlukan suatu penanganan yang baik dimana hal ini menyangkut banyaknya jumlah karyawan, hal ini akan mendatangkan masalah apabila tidak mendapatkan perhatian, karena suatu pihak karyawan memberikan jasa, sehingga harus diberikan kompensasi sebagai balas jasa yang diberikan oleh perusahaan, dalam salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan adalah aktivitas penggajian . Aktivitas penggajian yang dimaksudkan yaitu kegiatan perusahaan yang mengatur jumlah gaji yang seharusnya diberikan kepada karyawan agar tidak terjadi kekeliuran dalam pemberian gaji, pemberian gaji oleh perusahaan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi kerja untuk mengurangi tingkat keluar masuknya karyawan yaitu dengan memberikan gaji yang besar dan tepat waktu sesuai dengan jasa yang diberikan karyawan kepada perusahaan.

A. Pengertian Gaji dan Upah

Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran yang kepala pegawai yang diberi tugas – tugas administrative dari pemimpinnya. Jumlah gaji yang di bayar biasanya secara berkala dan tetap . sedangkan imbalan diberikan kepada buruh – buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik yang di sebut dengan upah. Jumlah gaji pada


(39)

umumnya ditetapkan bulanan, sedangkan jumlah upah ditetapkan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan.

Selain itu ada beberapa defenisi menurut para ahli ekonomi mengenai gaji dan upah, antara lain :

Menurut Hadi Poernomo, 1071 adalah : “ Gaji merupakan pengganti jasa tenaga kerja dengan tugas yang sifatnya lebih konstan, sedangkan upah merpuakan jumlah keseluruhan yang di tetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga masa atu syarat tertentu.’’

Menurut Mulyadi (2001:377) adalah : “ Gaji pada umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manager, dan dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) umumnya dibayarkan berdasarkan hari kerja atau jumlah suatu produk yang di hasilkan oleh karyawan”.

Menurut Malayu (2005:118) adalah : “ Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodic kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya, gaji akan tetap dibayarkan walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja”.

Menurut Thomas H, Stone ( Drs. Moekijat 1992:4) adalah : “ Wages refer to direct compensation received by an employee paid according to hourly rates. ( upah menunjukan kompensasi langsung yang akan diterima oleh seorang pegawai yang dibayar menurut tarif jaman – jaman )”.

Menurut Edi Purnomo (2009:183) adalah :“Gaji merupakan salah satu alasan mengapa sekelompok pegawai bertahan untuk bekerja di sebuah perusahaan atau meninggalkannya”.


(40)

Menurut Lin Grensing-Pophal (2008:183) adalah: “tunjangan

merupakan biaya besar bagi perusahaan manapun, tapi juga berlaku sebagai cara untuk menarik karyawan”.

Dari defenisi –defenisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gaji merupakan balas jasa yang bersifat tetap yang di berikan oleh para penulis diatas terlihat adanya perbedaan antara gaji dan upah yaitu :

a. Upah adalah balas jasa yang sifat pekerjaannya tidak tetap, sedangkan gaji diberikan kepada pekerjaan bersifat tetap dan juga berdasarkan jenjang pendidikan.

b. Pembayaran gaji tidak didasarkan pada jam kerja atau unit yang dihasilkan. Sedangkan upah diberikan dengan tarif atau standar tertentu yang di dasarkan pada jumlah jam kerja atau jumlah unit produksi yang dihasilkan. Diman tarif upah minimal telah ditetapkan pemerintah, jadi balas jasa yang diberikan dalam bentuk gaji selalu tetap, sedangkan upah dapat berubah – ubah sesuai dengan kemampuan kerja.

B. Unsur – unsur Gaji dan Upah

Dalam hal Gaji dan Upah, pemerintah telah mempunyai kebijaksanaan didalam menentukan jumlah gaji minimum yang haru diterima oleh karyawan.

1. Gaji Pokok

Gaji Pokok adalah gaji yang diberikan kepada PNS/ CPNS yang diangkat dalam satu pangkat/ golongan ruang atau masa kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(41)

2. Tunjangan

Tunjangan istri/suami adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/CPNS yang beristri/ besuami yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

a. Tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/ CPNS yang mempunyai anak ( anak kandung, anak tiri, dan anak angkat ) yang belum berusia 21 tahun dan tidak atau belum pernah menikah dan tidak mempunyai penghasilan sendiri.

b. Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang menjabat dengan jabatan tertentu menurut ketentuan yang berlaku.

c. Tunjangan jabatan fungsional adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan fungsional sebagaimana diatur dalam keputusan menteri yang membidangi pendayagunaan aparatur negara.

d. Tunjangan jabatan struktural adalah tunjangan yang berdasarkan pada sekretariat daerah, dinas daerah dan lembaga teknis lainnya.

e. Tunjangan pajak penghasilan adalah tunjangan ini biasanya disubsidi oleh pemerintah, tapi dimasukkan juga kedalam potongan.

f. Tunjangan beras adalah tunjangan pangan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil dalam bentuk natura ( beras ) sebesar 10 kg per jiwa dalam bentuk natura ( uang ).

Tunjangan suami/istri = 10 % x ji k k

Tunjangan anak = 2% x Gaji Pokok (untuk setiap anak maksimal 2 anak)


(42)

• 10Kg untuk pegawai yang bersangkutan • 10Kg untuk istri / suami

• 10Kg untuk setiap anak, maksimal 2 anak. C. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah

Karyawan adalah aset perusahaan, oleh karena itu harus di perhatikan sebaik-baiknya tenaga dan keahlian yang diberikan karyawan harus sesuai dengan imbalan atau penilaian.

Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan, prosedur pencatatan gaji yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Bagian Kepegawaian

a. Data Karyawan

Bagian personalia menugaskan pegawainya untuk menilai pengawasan intern gaji dan upah ini sejak menerima pegawai – pegawai yang diperlukan perusahaan, sehingga perusahaan mendapat pegawai yang tepat sesuai kebutuhan perusahaan. Data karyawan tersebut dicatat mulai dari nama, nomor pegawai, status karyawan tersebut ( kawin, tidak kawin, anak yang dimiliki) yang diperlukan untuk menentukan PTKP, bagian penetapan dan keterangan lainnya. b. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Pencatatan waktu hadir atau absensi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilkukan oleh sub bagian kepegawaian. Daftar absensi kepegawaian yang bersangkutan ditanda tangani oleh yang bersangkutan setiap kali masuk kerja.


(43)

2. Prosedur Pembuat Daftar Gaji

Prosedur pembuatan daftar gaji dilkukan oleh funsi pembuat daftar gaji pada sub bagian keuangan. Prosedur ini dimulai dengan M1 jika ada perubahan gaji pegawai, kemudian membuat SPP (Surat Perintah Pembayaran)gaji, lalu diserahkan ke Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan untuk dicek keebenaran dan di teliti kelengkapannya bersamaan dengan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) pembayaran gaji untuk bulan sebelumnya. Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) tersebut dibuat setiap tanggal 10 untuk laporan pertanggung jawaban pembayaran gaji di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

3. Bendahara Pengeluaran

Pembuatan SPP-LS Gaji dan Tunjangan. Bendahara Pengeluaran disini mempersiapkan Surat Perintah Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan (SPP-LS Gaji dan Tunjangan) beserta dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-LS Gaji dan Tunjangan, yaitu : a. Salinan SPD.

b. Surat pernyataan Pengguna Anggaran.

c. Dokumen-dokumen pelengkap daftar gaji yang terdiri atas : 1) Pembayaran gaji induk;

2) gaji susulan; 3) kekurangan gaji; 4) gaji terusan; 5) SK CPNS


(44)

6) uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji induk/gaji susulan/ kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas;

7) SK PNS

8) SK kenaikan pangkat; 9) SK jabatan;

10) SK mutasi

11) Kenaikan gaji berkala; 12) surat pernyataan pelantikan;

13) surat pernyataan masih menduduki jabatan; 14) surat pernyataan melaksanakan tugas; 15) daftar keluarga (KP4);

16) fotokopi surat nikah; 17) fotokopi akte kelahiran;

18) surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP) gaji; 19) daftar potongan sewa rumah dinas;

20) surat keterangan masih sekolah/kuliah; 21) surat pindah;

22) surat kematian; 23) SSP PPh Pasal 21 4. Prosedur Pembayaran Gaji

Sebelum tanggal 30 setiap bulan berjalan, fungsi pembuat daftar gaji menerima hasil rekapitulasi potongan dan komponen-komponen penghasilan setiap pegawai per golongan sesuai dengan SK ( Surat Keputusan) dari fungsi kepegawaian kemudian menghitung gaji bersih


(45)

setiap pegawai, lalu membuat SPP ( Surat Perintah Pembayaran) gaji dan membuat M1, jika ada perubahan gaji pegawai. SPP (Surat Perintah Pembayaran) gaji dan M1 kemudian harus di kirim ke Bendahara Umum Pemegan Kas Daerah Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan sebelum tanggal 30 setiap bulannya bersamaan SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) bulan sebelumnya sebagai pengajuna SP2D ( Surat Perintah Pencairan Dana). SPP (Surat Permintaan Pembayaran) tersebut sudah di otorisasi oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

a. Pejabat Penatausahaan Keuangan – Satuan Kerja Perangkat daerah (PPKSKPD) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) bertugas untuk mencatat transaksi-transaksi berdasarkan bukti-bukti yang terkait, memposting jurnal-jurnal kedalam buku besar, dan membuat laporan keungan. Setelah dokumen-dokumen diterima oleh PPK-SKPD dari bendahara pengeluaran maka tugas PPK-PPK-SKPD adalah menguji kelengkapan dokumen, kemudian PPK-SKPD membuat SPM (Surat Perintah Membayar) atas SPP (Surat Perintah Pembayaran) yang telah diuji kelengkapan dan kebenarannya untuk diajukan ke penggguna anggaran. Pengguna anggaran bertugas untuk mengotorisasi penerbitan SPM yang kemudian akan di ajuakan kebendahara pengaluaran untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).


(46)

Bendahara Umum bertugas menerbitkan SP2D dan membuat bukti pengeluaran, verifikasi bukti pengeluaran, dan keabsahan bukti pengeluaran. Setelah semuanya sudah lengkap maka bendahara umum daerah membuat Surat Pertanggung Jawaban (SPJ). SP2D kemudian diberikan kembali ke PPK-SKPD untuk dicairkan

kemudian diberikan langsung kepada pihak ketiga atau penerima gaji. Adapun bagian-bagian yang diperhatikan dalam memilih prosedur pencatatan gaji

menurut Usry (1999; 23-24) adalah sebagai berikut: 1. Time Keeping Departement

Tugas departemen ini adalah mengumpulkan atau menggabungkan data tentang jumlah perincian waktu menyelesaikan suatu tugas kerja, hasil produksi atau produksi dalam suatu departemen perusahaan tertentu, 2. Payroll Departement

Tugas departemen ini adalah menjabarkan jumlah gaji dan menjatahkan jumlah gaji tiap-tiap tugas, proses dari departemen pekerjaan, prosedur dan fungsi-fungsi departemen tersebut ditentukan oleh keserbarumitan perusahaan. Departemen gaji dan upah diwajibkan menyelenggarakan tugas pencatatan klasifikasi tugas, departemen perusahaan dan tarif upah untuk tiap pekerjaan. Daftar gaji dan upah suatu perusahaan disusun berdasarkan Clock Card atau kartu waktu kerja atau berdasarkan komputer,


(47)

Tugas departemen ini mencatat pegawai bagian gaji yang harus ditempatkan pada masing-masing departemen produksi, untuk membanpekerjaan mengumpulkan dan mengklasifikasi biaya upah. Dengan memakai kartu rangkuman, kartu waktu dan menjabarkan biaya produksi dan jasa-jasa untuk tiap pesanan karyawan, unit output, kegiatan departemen dan masing-masing jenis produk. Menurut penulis, prosedur pencatatan gaji yang ada pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan (BPKD) dengan prosedur pencatatan gaji yang dijalankan oleh bagian-bagian yang terpisah sehingga tidak terjadinya penyelewengan. Sedangkan menurut teori hanya menjelaskan departemen-departemennya. Oleh karena itu prosedur yang dijalankan oleh Kementerian Agraria dan tatasudah sesuai.

D. Tujuan Pengendalian Internal

Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian internal adalah untuk membantu pimpinanan perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efisien. Sistem pengendalian internal mempunyai pengertian yang luas,sistem pengendalian internal mempunyai beberapa pengertian diantaranya:

Menurut hall (2001 : 15) menyebutkan tujuan utama dari pengendalian internal adalah :

1. Untuk menjaga aktiva perusahaan.

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi.


(48)

4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah di tetapkan oleh manajemen.

Menurut Mulyadi (2001 : 163) tujuan pengendalian internal adalah “menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhi kebijakan manajemen”.

Menurut tujuan, sistem pengendalian tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu pengawasan intern akuntansi dan pengawasan intern administrative.pengendalian intern akuntansi yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan terutam untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern administrative meliputi struktur organisasi, dan ukuran yang di koordinasi terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhi kebijakan manajemen.

Pengendalain intern merupakan alat pengendali yang sangat membantu manajemen dalam melaksanakan tugasnya, sehingga peranannya sangant penting dalam perusahaan. Suatu pengendalian intern dapat dikatakan baik apabila didalam perusahaan itu tidak seorangpun diberikan wewenang untuk melakukan transaksi dari awal hingga akhir tanpa adanya campur tangan orang lain. Didalam perusahaan harus terdapat pemisahan tugas yang jelas dan tanggung jawab serta pendelegasian wewenang.

E. Pengendalian Internal gaji dan upah

Istilah Internal Control diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai kontrol intern atau sering juga ditulis sebagai pengawasan intern atau


(49)

pengendalian intern. Secara umum pengawasan intern bertujuan untuk meminimumkan kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi dalam perusahaan. Sebelum membahas lebih lanjut penulis memberikan beberapa pengertian dari pengawasan intern. Berikut adalah pengertian pengawasan internal menurut beberapa tokoh, yaitu :

Menurut Suharli (2006:174), yaitu :

“Sistem Pengawasan Intern adalah seluruh sistem dan prosedur yang ditetapka manajemen untuk menjaga harta perusahaan dari kelalaian/kesalahan (errors),kecirangan (frauds),ataupun kejahatan (irregularities)”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa maksud pengawasan gaji dan upah adalah meliputi struktur organisasi dan semua cara–cara dan alat–alat yang dikoordinasikan terutama yang menyangkut dan berhubungan langsung dengan gaji dan upah. Untuk terlaksananya pengawasan intern gaji dan upah dengan baik maka perlu diadakan pemisahan tugas dan fungsi dimana suatu kegiatan mulai dari awal sampai dengan selesai tidak boleh dikerjakan oleh satu orang, hal ini penting untuk menghindari tugas rangkap yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan. Penerimaan karyawan tidak boleh dilakukan oleh bagian yang membutuhkan.

Fungsi terkait dalam sistem gaji pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

1. Fungsi Kepegawaian

Fungsi ini bertugas mempersiapkan secara administrasi usulan kenaikan pangkat pegawai berdasarkan periode yang telah ditetapkan dan usulan


(50)

pengakatan jabatan structural. Serta mengatur tariff gaji dan mebuat perubahan tarif gaji.

2. Fungsi pencatatan waktu hadir (absensi)

Bertugas untuk menyelenggarakan catata kehadiran atau absensi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Fungsi ini sudah terpisah dari fungsi pembuat daftar gaji. Fungsi pencatatan waktu hadir ini dilaksanakan sub bagian kepegawaian bertugas memerikda atua me yngontrol absensi pegawaig bertujuan untuk memantau tingkat kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji

Bertugas dan bertanggung jawab untuk membuat surat permintaan pembayaran (SPP) gaji dan daftar Perubahan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), Mutasi Gaji (MI), Surat Pertanggung Jawaban (SPJ). Fungsi pembuat gaji ini dilaksanakan oleh bendahara pembuat daftar gaji. Fungsi ini dilaksankan sub bagian keuangan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

4. Fungsi Keuangan

Fungsi ini dilakukan oleh bendahara umum Pemegang Kas. Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) gaji yang diterima dari bendahara pembuat daftar gaji Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Bdan Pertanahan Nasional Kota Medan.


(51)

Funsi ini dilaksakan oleh bendahara pengeluaran pada sub bagian Keuangan. Fungsi akuntansi bertugas untuk mengambil cek dari bendahara umum selaku pemeganga kas daerah dicairkan ke bank yang telah di tunjuk pemerintah guna membayar gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS).


(52)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bab akhir dari penelitian paper ini, penulis sampaikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan mencoba menarik kesimpulan dan mengajukan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat dan berguna pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasi data dan hasil riset ( survey ), penulis mencoba memberikan kesimpulan yang berhubungan dengan Pengendalian internal gaji dan upah pada bab sebelumnya. Adapun kesimpulan yang dapat di ambil penulis adalah sebagai berikut.

1. Unsur-unsur gaji pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Medan sudah terpenuhi dengan baik adalah sebagai berikut :

a. Gaji pokok

b. Tunjangan-tunjangan yang terdiri dari : • Tunjangan keluarga

• Tunjangan jabatan • Tunjangan pangan

• Tunjangan pajak penghasilan

Unsur-unsur pengeluaran meliputi potongan Pajak Penghasilan, Potongan Beras dan Potongan lainnya.


(53)

2. Pemberian gaji kepada pegawai sesuai dengan jabatan dan golongannya masing-masing dan pembayarannya dilakukan pada awal bulan.

3. Pembayaran gaji kepada para pegawai tidak terlalu berbelit-belit. Masing-masing pegawai telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baiks sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga dengan sendirinya telah tercipta pengendalian intern pada perusahan tersebut.

4. Pengendalian intern gaji pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Medan berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini terlihat bahwa adanya pemisahan tugas yang jelas pada bagian Tata usaha, Bendahara dan Bagian kepegawaian .

B. SARAN

Berdasarkan hasil data dan riset yang telah dilakukan maka penulis memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaa bagi perusahaan/instansi yang akan dating yaitu :

1. Pengawasan intern gaji telah efektif, sebaiknya dipertahankan dan perlu ditingkatkan sehingga penyelewengan dapat dihindari.

2. Sistem pelaksanaan pengendaliaan pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang Medan hendaknnya lebih ditingkatkan lagi sehingga kinerja perusahaan lebih baik dan pengawasan intern perusahaan di masa yang akan dating lebih baik lagi.


(54)

3. Adapun jumlah gaji yang terdapat pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Medan telah sesuai dengan batas minimum yang ditetapkan pemerintah, sebaiknya terus berlanjut untuk masa-masa yang akan datang.

4. Para pegawai dituntut untuk semakin disiplin dan jujur dalam melaksanakan tugasnya juga dalam hal waktu kerja. Karena berhasil tdakny perusahaaan dipengaruhi oleh kedisilinan para pegawainya sebagai pelaksanaan.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A, 2011, Sistem Informasi Akuntansi,Edisi Empat,Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Lin Grensing, 2000, Human Resource Book, Cetakan Kedua, Penerbit Prenada, Jakarta.

Malayu, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,Penerbit Bumi Aksara, Jakarta,

Moekijat, 1992, Administrasi Gaji Dan Upah, Penerbit Mandar Maju, Bandung

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetaka Ketiga,Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Purnomo, Edi, 2009, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Roechaty, Tresnati, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media, Jakarta.


(1)

pengakatan jabatan structural. Serta mengatur tariff gaji dan mebuat perubahan tarif gaji.

2. Fungsi pencatatan waktu hadir (absensi)

Bertugas untuk menyelenggarakan catata kehadiran atau absensi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Fungsi ini sudah terpisah dari fungsi pembuat daftar gaji. Fungsi pencatatan waktu hadir ini dilaksanakan sub bagian kepegawaian bertugas memerikda atua me yngontrol absensi pegawaig bertujuan untuk memantau tingkat kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji

Bertugas dan bertanggung jawab untuk membuat surat permintaan pembayaran (SPP) gaji dan daftar Perubahan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), Mutasi Gaji (MI), Surat Pertanggung Jawaban (SPJ). Fungsi pembuat gaji ini dilaksanakan oleh bendahara pembuat daftar gaji. Fungsi ini dilaksankan sub bagian keuangan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

4. Fungsi Keuangan

Fungsi ini dilakukan oleh bendahara umum Pemegang Kas. Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) gaji yang diterima dari bendahara pembuat daftar gaji Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Bdan Pertanahan Nasional Kota Medan.


(2)

Funsi ini dilaksakan oleh bendahara pengeluaran pada sub bagian Keuangan. Fungsi akuntansi bertugas untuk mengambil cek dari bendahara umum selaku pemeganga kas daerah dicairkan ke bank yang telah di tunjuk pemerintah guna membayar gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS).


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bab akhir dari penelitian paper ini, penulis sampaikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan mencoba menarik kesimpulan dan mengajukan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat dan berguna pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasi data dan hasil riset ( survey ), penulis mencoba memberikan kesimpulan yang berhubungan dengan Pengendalian internal gaji dan upah pada bab sebelumnya. Adapun kesimpulan yang dapat di ambil penulis adalah sebagai berikut.

1. Unsur-unsur gaji pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Medan sudah terpenuhi dengan baik adalah sebagai berikut :

a. Gaji pokok

b. Tunjangan-tunjangan yang terdiri dari : • Tunjangan keluarga

• Tunjangan jabatan • Tunjangan pangan

• Tunjangan pajak penghasilan

Unsur-unsur pengeluaran meliputi potongan Pajak Penghasilan, Potongan Beras dan Potongan lainnya.


(4)

2. Pemberian gaji kepada pegawai sesuai dengan jabatan dan golongannya masing-masing dan pembayarannya dilakukan pada awal bulan.

3. Pembayaran gaji kepada para pegawai tidak terlalu berbelit-belit. Masing-masing pegawai telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baiks sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga dengan sendirinya telah tercipta pengendalian intern pada perusahan tersebut.

4. Pengendalian intern gaji pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Medan berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini terlihat bahwa adanya pemisahan tugas yang jelas pada bagian Tata usaha, Bendahara dan Bagian kepegawaian .

B. SARAN

Berdasarkan hasil data dan riset yang telah dilakukan maka penulis memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaa bagi perusahaan/instansi yang akan dating yaitu :

1. Pengawasan intern gaji telah efektif, sebaiknya dipertahankan dan perlu ditingkatkan sehingga penyelewengan dapat dihindari.

2. Sistem pelaksanaan pengendaliaan pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang Medan hendaknnya lebih ditingkatkan lagi sehingga kinerja perusahaan lebih baik dan pengawasan intern perusahaan di masa yang akan dating lebih baik lagi.


(5)

3. Adapun jumlah gaji yang terdapat pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Medan telah sesuai dengan batas minimum yang ditetapkan pemerintah, sebaiknya terus berlanjut untuk masa-masa yang akan datang.

4. Para pegawai dituntut untuk semakin disiplin dan jujur dalam melaksanakan tugasnya juga dalam hal waktu kerja. Karena berhasil tdakny perusahaaan dipengaruhi oleh kedisilinan para pegawainya sebagai pelaksanaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A, 2011, Sistem Informasi Akuntansi,Edisi Empat,Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Lin Grensing, 2000, Human Resource Book, Cetakan Kedua, Penerbit Prenada, Jakarta.

Malayu, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,Penerbit Bumi Aksara, Jakarta,

Moekijat, 1992, Administrasi Gaji Dan Upah, Penerbit Mandar Maju, Bandung

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetaka Ketiga,Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Purnomo, Edi, 2009, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Roechaty, Tresnati, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media, Jakarta.