Ekonomi Universitas Sumatera Utara. b.
Bagi Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan dimasa yanng akan datang. c.
Bagi penulis berikutnya, dapat digunakan sebagai pembanding untuk melakukan penelitian yang akan datang.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal survey observasi
Penelitian ini dilakukan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Jl. Jend Besar A.H. Nasution No.7 –
Pangkalan Masyur Kota Medan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan peneliti alam penyusunan Tugas Akhir.
Tabel 1.1 Jadwal Survey Observasi Penyusunan Tugas Akhir
No Kegiatan April
Juni III
IV I
II III
IV
1 Pengesahan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan dosen pembimbing
No Kegiatan April
Juni III
IV I
II III
IV
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya
dalam 4 bab.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis akan akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey observasi dan rencana isi.
BAB II KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN.
Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan
kegiatan, kinerja kegiatan terkini, serta rencana kegiatan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH
PADA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Pada bab ini, penulis akan menguraikan definisi gaji dan upah, unsur-unsur gaji dan upah, prosedur pencatatan dan penghitungan
gaji dan upah, tujuan pengendalian internal, dan pengendalian internal gaji dan upah.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagaimana akhir dari tugas ini, maka penulis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di Kementerian Agraria
dan Tata RuangBadan Pertanahan Nasional Kota Medan dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi Kementerian
Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kota Medan.
BAB II KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL A.
Sejarah Ringkas
Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional adalah instansi vertikal dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang
yang berada di bawah naungan dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kementerian Agraria dan Tata Ruang Nasional Republik Indonesia
melalui Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang Nasional Provinsi Sumatera Utara.
Sejarah umum berdirinya Badan Pertanahan Nasional RI dan dilihat pada masa sesudah kemerdekaan Republk Indonesia yang pada saat itu
banyak sekali masalah yang timbul akibat peningkatan hukum-hukum Belanda yang masih banyak di pakai. Salah satunya adalah masalah pertahan.
Masalah pertahanan pada masa itu merupakan suatu masalah yang sangat rumit dan kompleks. Utuk itu perlu di bentuklah untuk yang pertama kali
kantor KADASTERAL pengukuran, yang tak lama kemudian diubah menjadi Kantor Pendaftaran dan Pengawasan Tanah dan di ubah lagi menjadi
kantor Sub Bagian Agraria. Dalam rangka pembangunan di kota Medan yang bertujaun mewujudkan
masyarakat yang maju, berdaya saing demokratis, berkeadilan, damai sejahtera dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, pencapain perwujudan itu diarahakan berada dalam suatu kondisi
lingkungan hidup yang aman dan tertib bagi penyelenggara pola eksploitasi sumber daya alam, pelestari fungsi lindung dan keseimbanngan lingkungan
hidup, pemetaan kawasan pemukiman dan kawasan terbangun yang serasi dan seimbang dengan rencana penata ruang.
Pengelolaan tanah dalam bentuk kepemikan, penguasa, dan pemanfaatan tanah selain menjamin tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan bagi yang
menguasaimemilikinya, juga bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Sehingga dalam pemanfaatannya perlu diperhatikan fungsi sosial atas hak
dlam tanah. Pada tanggal 21 januari 1988 DIRJEN AGRARIA merubah menjadi
Badan Pertanahan Nasional BPN. Berdasarkan keputusan Presiden No. 26 tahun 1988 tanggal 19 juli 1988 Pasal 4 bagian 10, bahwa salah satu sususan
organisasi adalah kantor pertanahan wilayah yang berada disetiap ibukota Provinsi merupakan instans vertikal dari Badan Pertanahan Nasional. Dalam
pelaksanaanya kegiatan Badan Pertanahan Nasional di kordinasi Kantor Wilayah dan secara teknis administrasinya dibawah Kepala Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi. Periode 2015 sekarang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
berubah menjadi Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional berdasarkan peraturan presiden nomor 17 Tahun 2015 tentang
kementerian Agraria yang berfungsi Tata Ruang dan peraturan Presiden nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional yang di tetapkan
pada 21 januari 2015. Permasalahan pertanahan yang muncul di Kota Medan kompleksitas
pengelolaan pertanahan yang multi dimensi, selain semakin tampak adanya penggunaan dan pemanfaatan serta kepemilikan tanah yang semakin
kompetitif dengan indikasi harus menigkatnya nilai tanah dan fragmentasi persil tanah dalam kerangka pengmbangan wilayah, terlihat adanya perbedaan
yang rill dan tidak seimbang antar satuan wilayah pembangun di wilayah Kota Medan, oleh ada terjadinya penggunaan dan pemanfaatan tanah yang
tidak sesuai dengan arah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW. Memperhatikan soal diatas, maka pengelolaan pertanahan dalam bentuk
pelaksanaan program kegiatan pertahan harus diselenggarakan secara terkoordinasi, terintegrasi dan terstandarisasi baik secara vertikal dengan
program pembanngunan daerah. Peyelenggaraan pengelolaan harus dilaksanakan efisien, efektif, transparan, akuntabel dan responsif guna dapat
menjamin tercapainya kepastian hukum ha katas tanah, keterjangkauan pelayanan pertanahan secara merata, keadilan penguasa dan kepemilkan
tanah, penggunaan dan pemanfaatan tanha yang efiesi dan berkelanjutan, serasi dan seimbang serta arah penanganan yang positif.
Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kota Medan merupakan bagian dari pemerintah Kota Medan dan statusnya masih merupakan aset
Pemerintah Kota Medan. Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kota Medan memilki gedung sendiri yang terletak di Jalan Jen. Abd. Haris
Nasution Panglakan Mansyur Medan. Namun untuk mempermdah pelayanan kepada masyarakat Kota Medan maka Kantor Kementerian Agraria dan Tata
Ruang Kota Medan disatukan dalam satu tempat yang letaknya berdekatan satu sama lain dengan Kantor Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan, Kantor
Perumahan dan Pemukiman. •
VISI
Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia. •
MISI
Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:
1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru
kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.
2. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah P4T.
3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan
mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem
pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.
4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan
Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan
masyarakat. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi
rakyat secara luas.
B. Struktur Organisasi