2.5 Sektor Informal sebagai Penciptaan Lapangan Kerja
Timbulnya sektor informal adalah akibat dari meluapnya atau membengkaknya angkatan kerja disatu pihak dan menyempitnya lapangan kerja
dipihak yang lain. Hal ini berarti bahwa lapangan kerja yang tersedia tidak cukup menampung angkatan kerja yang ada. Permasalahan ini menimbulkan banyaknya
penganggur dan setengah penganggur. Oleh karenanya, secara naluri masyarakat ini berusaha kecil-kecilan sesuai dengan kebiasaan mereka. Inilah yang
memunculkan usaha sektor informal Departemen Kesehatan RI, 1994.
Saat ini, sektor informal menjadi bagian penting dalam perumusan kebijakan ketenagakerjaan. Sektor informal merupakan salah satu alternatif
kesempatan kerja yang mampu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan kerja. Hal ini merupakan
salah satu faktor utama yang memudahkan tenaga kerja memasuki sektor ini dan semakin mengukuhkan kehadirannya sebagai penyangga terhadap kelebihan
tenaga kerja. Keadaan ini dalam jangka pendek akan dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia Harahap, 1998.
Tjiptoherijanto 1989 mengemukakan bahwa walaupun dikatakan secara umum kegiatan sektor informal memberikan pendapatan yang rendah, namun bagi
golongan masyarakat kelas bawah sebenarnya penghasilan mereka cukup tinggi meskipun didapatkan dengan penuh kerja keras. Hal ini merupakan daya tarik
tersendiri bagi orang-orang yang mencari pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang-orang yang masuk ke dalam sektor ini.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Dampak Pengembangan Suatu Kawasan sebagai Tempat Wisata
Terhadap Pertumbuhan Perekonomian Masyarakat
Spillane 1993 menitikberatkan bahwa pengukuran dampak ekonomi pariwisata akan lebih tepat dilakukan fokus pada aktifitas wisata tertentu yang
sedang berkembang pesat dan sumberdaya pariwisata yang dipergunakannya serta segala dampak
– dampaknya. Adapun dampak pengembangan tempat wisata terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Pengeluaran sektor pariwisata akan menyebabkan perekonomian masyarakat lokal menggeliat dan menjadi stimulus berinvestasi dan
menyebabkan sektor keuangan bertumbuh seiring bertumbuhnya sektor ekonomi lainnya.
2. Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintah adalah kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung berasal dari pajak
pendapatan yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata pada kawasan wisata yang diterima langsung oleh instansi
terkait. Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap pendapatan pemerintah berasal dari pajak atau bea cukai barang-barang
yang di import dan pajak yang dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung.
3. Pariwisata sangat berperan terhadap penciptaan peluang kerja, penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi, restoran, klub,
taxi, dan usaha kerajinan seni souvenir. 4. Berkembangnya sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah
lokal untuk menyediakan infrastruktur yang lebih baik, penyediaan air bersih, listrik, telekomunikasi, transportasi umum dan fasilitas
Universitas Sumatera Utara
pendukung lainnya sebagai konsekuensi logis dan kesemuanya itu dapat meningkatkan kualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat lokal
itu sendiri sebagai tuan rumah. 5. Pendapatan sektor pariwisata acapkali digunakan untuk mengukur nilai
ekonomi pada suatu kawasan wisata. Sementara ada beberapa pendapatan lokal sangat sulit untuk dihitung karena tidak semua
pengeluaran wisatawan dapat diketahui dengan jelas seperti misalnya penghasilan para pekerja dari sektor informal seperti sopir taksi tidak
resmi, pedagang kaki lima, dan lain sebagainya.
2.7 Pengembangan Wilayah