pendukung lainnya sebagai konsekuensi logis dan kesemuanya itu dapat meningkatkan kualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat lokal
itu sendiri sebagai tuan rumah. 5. Pendapatan sektor pariwisata acapkali digunakan untuk mengukur nilai
ekonomi pada suatu kawasan wisata. Sementara ada beberapa pendapatan lokal sangat sulit untuk dihitung karena tidak semua
pengeluaran wisatawan dapat diketahui dengan jelas seperti misalnya penghasilan para pekerja dari sektor informal seperti sopir taksi tidak
resmi, pedagang kaki lima, dan lain sebagainya.
2.7 Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah
merupakan strategi
memanfaatkan dan
mengkombinasikan faktor internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan tantangan yang ada sebagai potensi dan peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi wilayah akan barang dan jasa yang merupakan fungsi dari kebutuhan baik secara internal maupun eksternal wilayah.
Faktor internal ini berupa sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya teknologi, sedangkan faktor eksternal dapat berupa peluang dan ancaman
yang muncul seiring dengan interaksinya dengan wilayah lain.
Menurut Saefulhakim, dkk 2002 Wilayah Pengembangan adalah
pewilayahan untuk tujuan pengembangan pembangunan development. Tujuan- tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kunci, yaitu :
1. Pertumbuhan; 2. Penguatan Keterkaitan;
Universitas Sumatera Utara
3. Keberimbangan; 4. Kemandirian; dan
5. Keberlanjutan.
Sedangkan konsep wilayah perencanaan adalah wilayah yang dibatasi berdasarkan kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut yang bisa bersifat
alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu direncanakan dalam kesatuan wilayah perencanaan.
Alkadri 2001 mendefinisikan pengembangan wilayah sebagai program yang menyeluruh dan terpadu dari semua kegiatan dengan memperhitungkan
sumber daya yang ada dan kontribusinya pada pembangunan suatu wilayah. Pendapat lain menyebutkan pengembangan wilayah adalah upaya untuk memacu
perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah. Pengembangan
wilayah sangat diperlukan karena kondisi sosial ekonomi, budaya dan geografis yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Pada dasarnya
pengembangan wilayah harus disesuaikan dengan kondisi, potensi dan permasalahan wilayah yang bersangkutan Ryadi, 2002.
Tujuan pengembangan wilayah mengandung 2 dua sisi yang saling berkaitan yaitu sisi sosial dan ekonomis. Dengan kata lain pengembangan wilayah
adalah merupakan upaya memberikan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, misalnya menciptakan pusat-pusat produksi, memberikan
kemudahan prasarana dan pelayanan logistik dan sebagainya Triutomo, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan wilayah dalam jangka panjang lebih ditekankan pada pengenalan potensi sumber daya alam dan potensi pengembangan lokal wilayah
yang mampu mendukung menghasilkan pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan sosial masyarakat, termasuk pengentasan kemiskinan, serta upaya
mengatasi kendala pembangunan yang ada di daerah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam rencana
pembangunan nasional, pengembangan wilayah lebih ditekankan pada penyusunan paket pengembangan wilayah terpadu dengan mengenali sektor
strategis potensial yang perlu dikembangkan di suatu wilayah Friedmann Allonso, 1964.
Menurut Budiharsono 2005 pengembangan wilayah setidak – tidaknya
perlu ditopang oleh 6 pilar aspek, yaitu : 1. Aspek Biogeofisik;
2. Aspek Ekonomi; 3. Aspek Sosial Budaya;
4. Aspek Kelembagaan; 5. Aspek Lokasi; dan
6. Aspek lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Dapat kita pada bagan berikut ini :
Dari gambar di atas dapat dilihat berbagai analisis yang dapat dilakukan terhadap pengembangan wilayah, yaitu aspek biogeofisik meliputi kandungan
sumber daya hayati, sumber daya non hayati, jasa – jasa maupun sarana dan
prasarana yang ada di wilayah tersebut. Pada aspek ekonomi meliputi kegiatan ekonomi yang terjadi di sekitar wilayah. Aspek sosial meliputi budaya, politik,
dan hankam yang merupakan pembinaan kualitas sumber daya manusia, posisi tawar dalam bidang politik, budaya masyarakat serta pertahanan dan keamanan.
Pada aspek lokasi menunjukkan keterkaitan antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya yang berhubungan dnegan sarana produksi, pengelolaan
maupun pemasaran. Aspek lingkungan meliputi kajian mengenai bagaimana proses produksi mengambil input apakah merusak atau tidak. Aspek kelembagaan
Gambar 2.1. Pilar-pilar pengembangan wilayah menurut Budiharsono 2005
ASPEK BIOGEOFISIK
ASPEK KELEMBAGAAN
ASPEK SOSIAL
ASPEK LOKASI
ASPEK EKONOMI
ASPEK LINGKUNGAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
Universitas Sumatera Utara
meliputi kelembagaan masyarakat yang ada dalam pengelolaan suatu wilayah apakah kondusif atau tidak. Kelembagaan juga meliputi peraturan dan perundang
– undangan yang berlaku baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah maupun lembaga-lembaga sosial ekonomi yang ada di wilayah tersebut.
Analisa pengembangan wilayah yang dilakukan dalam penelitian ini dilihat dari aspek lokasi, aspek ekonomi dan aspek lingkungannya. Di dalam
aspek lokasi ini terdapat potensi lokasi dari Kawasan Hutan Kota Cadika sebagai hutan kota dan tempat wisata lokal. Sedangkan dari segi keberadaannya lokasi
atau kestrategisannya, kawasan ini terletak di tengah – tengah kota Medan dan
aksesibilitas cukup mudah untuk menjangkaunya.
Dari segi aspek ekonomi sendiri, penelitian ini membahas tentang penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat yang tentunya
akan berperan terhadap pertumbuhan sektor informal pada Kawasan Hutan Kota Cadika ini. Dan dari segi aspek lingkungannya, penelitian ini akan membahas
tentang dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dengan adanya pengembangan Kawasan Hutan Kota Cadika ini dan bagaimana sektor informal yang tumbuh
akibat pengembangan Kawasan Hutan Kota Cadika ini ikut berperan dalam menjaga dan melestarikan kawasan, dimana hal ini merupakan hal yang sangat
mendasar namun cakupannya sangat luas mengarah ke berbagai bidang nantinya antara lain kesehatan, ekologis, maupun kesejahteraan rakyat.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Penelitian Terdahulu