120
Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara Keputusan Kepala BPN No.1 14- 11-2005.
B. Upaya Penyelesaian Permasalahan Yang Timbul Setelah Sertifikasi Hak Milik Atas Tanah
Setelah Panitia Ajudikasi menjalankan tugasnya yang diberi tanggung jawab untuk melakukan pendaftaran tanah di kawasan bencana Tsunami, selama lebih
kurang 2 tahun. Maka sudah banyak dihasilkan sertifikat baru maupun sertifikat pengganti terhadap tanah-tanah masyarakat tersebut. Keberhasilan itu perlu
diapresiasikan karena mampu menyelesaikan tugas negara, namun disisi lain hasil kerja tersebut tidak bisa dipungkiri masih banyak masalah yang timbul sebagai akibat
pelaksaan sertifikasi tersebut. Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang masalah-masalah yang muncul di atas sertifikasi hak atas tanah.
Adapun upaya yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut: 1.
Terhadap sertifikat ganda, pihak BPN harus segera membatalkan dengan cara mencabut sertifikat baru sertifikat ajudikasi.Sehingga tidak memberi peluang
untuk disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Yang berlaku adalah sertifikat lama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Yasril
bahwa sertifikat yang dikeluarkan melalui ajudikasi banyak mengandung kelemahan, karena mekanisme pelaksanaannya dilakukann dalam jangka waktu
yang singkat, dan kondisi pasca bencana alam. Sehingga sukar untuk diverifikasi secara detil, dokumen dikantor juga habis terbawa gelombang tsunami.
93
93
Yasril, Kepala Kantor BPN Kota Banda Aceh, Wawancara, tanggal 26 Januari 2013
Universitas Sumatera Utara
121
Permasalahan sertifikat ganda juga muncul sebagai akibat ketidak jujuran warga untuk memberi informasi yang benar, Sehingga panitia Ajudikasi
menjalankan tugas untuk menginput data berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh warga.
94
2. Salah Penunjukan Objek Sehingga Kesalahan Pada Sertifikat
Untuk Penyelesaiannya harus dilakukan pengukuran ulang atas objek tersebut, dan merubah gambar atau peta tanah, dengan cara mengajukan permohonan
kepada Kantor BPN setempat.
95
Hal ini adalah salah langkah yang dapat mencegah konflik dengan pemilik objek tanah tersebut.
96
3. Sengketa Kepemilikan antar ahli waris.
Sengketa kepemilikan antar ahli waris dapat diselesaikan dengan cara mengajukan permohonan penetapan ahli waris, permohonan tersebut harus
diajukan ke Mahkamah Syari’ah, yang mana salah satu fungsi dari Mahkamah Syar’ah adalah mengadili sengketa kewarisan.
97
Sehingga berdasrkan putusannya dapat menjelaskan siapa yang lebih berhak atas objek tanah yang ditinggalkan
oleh pewaris. Sedangkan terhadap permasalahan-permasalahan lain yang muncul akibat
sertifikasi hak atas tanah pasca tsunami, dapat diselesaikan melalui jalur musyawarah dan juga dapat diselesaikan secara kekluargaan ataupun melalui
94
Saefuddin Arianto, Mantan Anggota Tim Ajudikasi, Wawancara tanggal 27 Januari 2013.
95
Yusrawati, Notaris di Banda Aceh, wawancara ,tanggal 25 Januari 2013
96
M. Nazir, Op Cit, Hal 70.
97
A. Murad, Panitera pada Mahkamah Syari’ah Banda Aceh, Wawancara, Tanggal 27 Januari 2013
Universitas Sumatera Utara
122
jalur hukum ke pengadilan setempat, baik ke Mahkamah Syar’ah maupun melalui pengadilan negeri.
98
Sehingga permasalahan yang berkaitan dengan tanah dapat diselesaikan mengingat cukup banyak persoalan tanah sebagai ekses
dari bencana alam yang cukup dahsyat terutama didaerah pesisir.
98
Muhammad Hadi, Op Cit, Hal. 100.
Universitas Sumatera Utara
123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN