Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Teori .1 Partai Politik

7 2. Sayap partai yang dimiliki oleh Partai Gerindra merupakan organisasi partai yang berperan dalam upaya implementasi dan sosialisasi program dan kebijakan partai. 3. Sayap partai yang dimiliki oleh Partai Gerindra mampu menggali potensi, kebutuhan dan masalah yang dihadapi partai serta merumuskan solusi dan langkah-langkah yang efektif, terutama dalam kaitan dengan upaya pemenangan pemilu. Untuk melihat dan meneliti lebih mendalam tentang bagaimana sebenarnya Partai Gerindra dalam meraih suara untuk memenangkan pasangan Gus Irawan Pasaribu –Soekirman pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013, maka penelitian ini mencoba mengangkat hal tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul : ”Peran Sayap Partai Gerindra Untuk Meraih Suara Pemilih Dalam Proses Pemenangan Gus Irawan Pasaribu Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang dipaparkan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana profil TIDAR selaku sayap Partai Gerindra selaku partai pengusung Gus Irawan Pasaribu pada pemilihan gubernur Sumatera Utara tahun 2013? 2. Bagaimana peran kampanye politik yang dilakukan oleh sayap Partai Gerindra yaitu TIDAR untuk meraih suara pemilih dalam memenangkan Gus Irawan Pasaribu pada pemilihan gubernur Sumatera Utara tahun 2013? Universitas Sumatera Utara 8

1.3. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu melebar dan mengaburkan penelitian, maka penulis membuat pembatasan masalah penelitian sebagai berikut : Penelitian ini bersifat mengkaji lebih dalam strategi politik yang dilakukan oleh TIDAR selaku Sayap Partai Gerindra dalam memenangkan Gus Irawan Pasaribu di kota Medan pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui profil Partai Gerindra selaku partai pengusung dan pendukung dalam proses pemenangan Gus Irawan Pasaribu sebagai gubernur Sumatera Utara periode 2013 – 2018 2. Untuk mengetahui dan menganalisa strategi kampanye politik yang dilakukan TIDAR selaku Sayap Partai Gerindra selaku partai pengusung dan pendukung dalam proses pemenangan Gus Irawan Pasaribu sebagai gubernur Sumatera Utara periode 2013 – 2018.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang penulis dapatkan dalam melakukan penelitian, yaitu : 1. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan berfikir secara akademis dalam melihat suksesi politik dan strategi politik dalam politik praktis. Universitas Sumatera Utara 9 2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, terutama dibidang politik, dan khususnya mengenai partai politik dan strategi suksesi calon kepala pemerintahan. 3. Sebagai literatur yang baru bagi daftar kepustakaan untuk yang tertarik dan konsentrasi dengan bidang dan permasalahan yang serupa. 1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Partai Politik

1. Pengertian Partai Politik

Manurut pengertian dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik biasanya dengan cara konstitusional untuk melaksanakan programnya. 7 Sigmund Neuman dalam buku karnyanya, Modern Political Parties , mengemukakan definisi sebagai berikut : partai politik adalah organisasi dari aktivis- aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta 7 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, hal. 404 Universitas Sumatera Utara 10 merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan- golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda A political party is thearticulate organizatio n of society’s active political agents; those who are concerned with the control og govermental polity power, and who compate for popular support with other group or groups holding divergent views. 8 Prof. Carl J. Friedrich dalam bukunya Constitutional Goverments and Democracy merumuskan bahwa “partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara mapan dengan tujuan untuk menjamin dan mempertahankan pemimpin-pemimpinnya, tetap mengendalikan pemerintahan dan lebih jauh lagi memberikan keuntungan-keuntungan terhadap anggota partai baik materiil maupun spiritual”. 9 Melihat rumusan-rumusan diatas jelaslah bahwa tujuan partai politik ialah menguasi negara atau pemerintahan baik secaraparlementer maupun ekstra parlementer, atau dengan kata lain baik secara konstitusionil yaitu ikut serta dalam pemilihan umum dan secara inkonstitusional yaitu dengan cara revolusi atau coup d’etat. 10

2. Sejarah Partai Politik

Partai Politik pertama-tama lahir di negara-negara Eropa Barat seperti Inggris dan Perancis pada akhir abad 18-an. Kegiatan-kegiatan politik dipusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam parlemen. Kegiatan ini mula-mula bersifat elitis dan Aristokratis, mempertahankan kepentingan kaum bangsawan terhadap tuntutan- tuntutat raja. Dengan meluasnya hak pilih, maka kegiatan politk juga berkembang di 8 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, hal. 404 9 Sukarna, Sistem Politik, Alumni, Bandung, 1981, hal. 89 10 Sukarna, Op. Cit, hal. 90. Universitas Sumatera Utara 11 luar parlemen dengan terbentuknya panitia-panitia pemilihan yang mengatur pengumpulan suara para pendukungnya menjelang masa pemilihan umum. Maka pada akhir abad ke-19 lahirlah partai politik, yang pada masa selanjutnya berkembang menjadi penghubung link antara rakyat di satu pihak dengan pemerintah di pihak lain. Partai semacam ini dalam prakteknya hanya mengutamakan kemenangan dalam pemilihan umum, sedangkan pada masa antara dua pemilihan umum biasanya kurang aktif. Partai ini dinamakan patronage party partai lindungan yang dapat dilihat dalam rangka patron client relationship , yang juga bertindak semacam broker. Partai mengutamakan kekuasaan berdasarkan keunggulan jumlah anggota, maka itu ia sering dinamakan partai massa. Dalam perkembangan selanjutnya di dunia Barat timbul pula partai yang lahir di luar parlemen. Partai-partai ini kebanyakan bersandar pada suatu asas atau ideologi atau weltanschauung tertentu sepertisosialisme, fasisme, komunisme, kristen demokrat, dan sebagainya. Dalam partai semacam ini disiplin partai lebih ketat. Pemimpin partai yang biasanya sangat sentralitas menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan saringan terhadap calon anggotanya dan memecat anggota yang menyimpang dari garis partai yang telah ditetapkan. Pendidikan kader sangat diutamakan dalam partai jenis ini. Partai kader biasanya lebih kecil dari partai massa. Pada masa menjelang Perang dunia I telah timbul klasifikasi partai berdasarkan ideologi dan ekonomi, yaitu partai “kiri” dan “kanan”. Pembagian ini berasal dari Revolusi Perancis waktu parlemen mengadakan sidang pada tahun 1879. Para pendukung raja dan struktur tradisional duduk di sebelah kanan panggung ketua, sedangkan mereka yang ingin perubahan dan reformasi duduk di sebelah kiri. Universitas Sumatera Utara 12 Tabel 1.2 Pembedaan Ideologi “Kiri” dan “Kanan” Kiri Kanan Perubahan, kemajuan. Kesetaraan equality untuk lapi- san bawah. Campur tangan negara dalam kehidupan sosialekonomi Hak Status quo Privilege untuk lapisan atas Pasar bebas Kewajiban Menjelang Perang Dunia ke II, ada kecenderungan pada partai-partai politik di dunia Barat untuk meninggalkan tradisi membedakan antara berbagai jenis partai. Hal ini disebabkan karena keinginan partai kecil untuk menjadi partai besar dan menang dalam pemilihan umum, partai-partai itu menyadari bahwa untuk memenangi pemilu mereka perlu dukungan besar dari pemilih dengan merangkul pemilih tengah. Karena perkembangan ini, telah timbul sejenis partai modern yang oleh Otto Kirchimer disebut partai catch all . Yaitu partai yang ingin menghimpun semaksimal mungkin dukungan dari bermacam-macam kelompok masyarakat dan dengan sendirinya menjadi lebih inklusif. Ciri khas dari partai semacam ini adalah terorganisasi secara profesional dengan staff yang bekerja penuh waktu, dan memperjuangkan kepentingan umum daripada kepentingan satu kelompok saja. Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP adalah contoh dari partai catch all. Universitas Sumatera Utara 13

3. Klasifikasi Sistem Kepartaian

Banyak ahli yang memberikan klasifikasinya tentang partai politik, hanya saja, yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem kepartaian sebagaimana dijelaskan oleh Maurice Duverger. Sistem kepartaian Party System pertama kali dijelaskan oleh Maurice Duverger dalam bukunya Political Parties . Duverger mengklasifikasi sistem kepartaian dalam tiga kategori, sistem partai-tunggal, sistem dwi-partai, dan sistem multi-partai.

a. Sistem Partai Tunggal