Dengan latar belakang inilah peneliti melakukan analisis lebih lanjut
dalam bentuk tugas akhir skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Sektor Usahatani Padi Sawah melalui Pendekatan Agribisnis dengan Aplikasi
Model Data Envelopment Analysis DEA di Provinsi Sumatera Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada beberapa permasalahan yang ada, untuk memajukan sektor usahatani padi melalui pendekatan agribisnis, maka terlebih dahulu
bagaimana kinerjanya melalui perhitungan tingkat efisiensi, sehingga perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana efisiensi agribisnis padi sawah jika dianalis menggunakan aplikasi model DEA di Sumatera Utara Tahun 2012?
2. Bagaimanakah efisiensi faktor-faktor produksi padi sawah dengan analisis DEA di Sumatera Utara Tahun 2012?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi kinerja sektor usahatani padi sawah melalui pendekatan agribisnis dengan aplikasi model DEA di Sumatera
Utara tahun 2012. 2.
Untuk Mengetahui bagaimana tingkat efisiensi faktor-faktor produksi padi sawah dengan analisis DEA di Sumatera Utara Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Peneliti: Penelitiaan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan
khususnya mengenai kinerja sektor usahatani padi sawah melalui pendekatan agribisnis dengan aplikasi model DEA.
2. Bagi Investor dan calon Investor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan modal keputusan investasi mengenai usahatani padi sawah.
3. Bagi Petani
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi petani untuk mengetahui efisiensi kinerja usahatani padi sawah dengan metode DEA melalui
penggunaan input yang efisien. 4.
Bagi peneliti lainnya Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau
tambahan refrensi untuk penelitian yang berhubungan dengan kinerja usahatani padi melalui pendekatan agribisnis dengan aplikasi model DEA.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Ekonomi Pertanian
Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian. Sebagai suatu iilmu yang mempelajari, membahas dan menganalisis
pertanian secara ekonomi, atau ekonomi yang diterapkan dalam pertanian Moehar Daniel, 2002. Lebih lanjut, Moehar Daniel, 2002 menjelaskan bahwa
ditinjau dari segi keberadaan dan fungsinya, ekonomi pertanian sangat dibutuhkan dalam upaya membangun pertanian. Ilmu ekonomi menempatkan sektor pertanian
atau basis sumber daya alam sebagai landasan utama pembangunan suatu bangsa. Ekonomi pertanian dapat dibagi dalam empat topik utama, Moehar
Daniel,2002 yaitu: 1 masalah dalam ekonomi pertanian; 2 faktor produksi; 3 faktor pendukung dan 4 eksistensi pertanian saat ini.
1. Masalah dalam ekonomi pertanian
Masalah utama dalam ekonomi pertanian adalah tenggang waktu yang cukup lebar dalam proses produksi, biaya produksi, tekanan jumlah penduduk dan
sistem usahatani. Pada sektor pertanian, tenggang waktu dalam proses produksi sangat tergantung pada komoditas yang diusahakan. Biaya untuk proses produksi
pertanian harus tetap tersedia setiap saat, sementara tidak semua petani mempunyai biaya yang tepat, baik tepat waktu maupun jumlahnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor produksi
Faktor pendukung dalam usaha pertanian mencakup tanah, modal dan tenaga kerja. Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Pengertian
tanah disini tidak terbatas pada wujud nyata tanah saja, tetapi juga mengandung arti media atau tempat usahatani dilakukan seperti: luas lahan, kesuburan tanah,
dan lingkungannya. Kecukupan modal sangat menentukan ketepatan waktu atau ketepatan takaran dalam penggunaan masukan. Dengan kata lain, keberadaan
modal sangat menentukan tingkat teknologi yang diterapkan. Kekurangan modal menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan sehingga menimbulkan
kegagalan atau rendahnya hasil yang diterima. Oleh sebab itu input produksi hal yang pentingdan perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Analisis
ketenagakerjaan di bidang pertanian di nyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga efektif yang
dipakai. Besar kecilnya tenaga kerja yang dipakai tergantung besaran usahatani. Biasanya usaha pertanian yang kecil menggunakan tenaga kerja yang kecil atau
keluarga. Sebaliknya, usaha tani yang besar akan banyak menggunakan tenaga kerja dari luar atau sewaan. Tapi dewasa ini terjadi perkembangan baru, tenaga
kerja upahan tidak hanya bekerja pada usahatani yang besar tetapi juga pada usahatani kecil.
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam kelancaran usaha pertanian antara lain: kelembagaan, kemitraan, dan kebijakan. Keberadaan kelembagaan menjadi topic
utama dalam ekonomi pertanian, karena fungsinya yang cukup menentukan, terutama dalam memperlancar area masukan dan keluaran. Selain keberadaan
kelembagaan, faktor pendukung lain yang diperlukan dalam struktur ekonomi pertanian adalah infrastruktur atau kebijakan pengadaan sarana-prasarana,aturan
dan kemitraan. Kebijakan pemerintah juga dibutuhkan untuk mendukung pembangunan pertanian daerah dan pembangunan pertanian nasional.
4. Eksistensi pertanian Indonesia saat ini
Sampai saat ini, sektor pertanian masih merupakan sektor yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagian besar
penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan lebih dari separuh penduduk tersebut menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kontribusi utama sektor
petanian terhadap pembangunan nsional telah berhasil secara nyata meningkatkan penyediaan bahan pangan, mensiptakan kesempatan kerja, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, serta menunjang sektor pertanian melalui penyediaan bahan baku untuk industri pengolahan. Saat ini, pembangunan pertanian
dihadapkan pada kondisi lingkungan strategis yang terus berkembang secara dinamis pada liberalisasi perdagangan internasional dan investasi. Menghadapi
perubahan lingkungan strategis tersebut, serta memanfaatkan peluang yang ditimbulkannya, maka pembangunan pertanian lebih difokuskan pada komoditas-
Universitas Sumatera Utara
komoditas unggulan yang dapat bersaing di pasar domestik maupun pasar internasional. Untuk memberdayakan keunggulan Indonesia sebagai negara
agraris dan maritime, maka Departemen Pertanian beserta Departemen terkait sedang mempromosikann pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya
saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi Moehar,2002.
2.1.2 Teori Usahatani
Usahatani merupakan organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi lapangan pertanian Hernanto, 1995. Organisasi ini
berjalan dengan sendirinya atau disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang terikat sebagai pengelolanya. Dari defenisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat 4 unsur pokok usahatani. Unsur tersebut juga dikenal dengan istilah faktor-faktor produksi yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan
pengelolaan. Pola usahatani padi yang dilakukan di Indonesia berbeda di setiap wilayah. Pola usahatani dilakukan berdasarkan ketersediaaan air di wilayah
tersebut. Biaya usahatani terbagi 2 yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan.
Biaya tunai usahatani padi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah pengeluaran yang secara tidak tunai dikeluarkan
oleh petani. Biaya yang diperhitungkan dapat berupa faktor produksi yang digunakan tanpa mengeluarkan uang tunai seperti sewa lahan yang diperhitungkan
atas milik sendiri, penggunaan tenaga kerja keluarga, dan penyusutan dari sarana produksi. Biaya tunai usahatani padi yaitu biaya benih, biaya pupuk, biaya
Universitas Sumatera Utara
pestisida, biaya tenaga kerja luar keluarga, sewa traktor dan pajak lahan. Produksi padi sawah dapat dipengaruhi oleh banyak hal.
Metode yang sering digunakan untuk menganalisis usahatani adalah analisis rasio RC atau rasio antara penerimaan dan pemasukan. Nilai RC rasio
digunakan dalam analisis usahatani dengan menggambarkan tingkat efisiensi suatu usahatani berdasarkan rasio antara variabel biaya yang dikeluarkan dengan
pendapatan yang diterima. Kelebihan dari analisis ini adalah memiliki model yang sederhana sehingga memudahkan penulis untuk menggunakannya. Kekurangan
dari analisis ini adalah masih banyak terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi dari usahatani tersebut namun tidak termasuk ke dalam veriabel
yang dipertiimbangkan. Contoh faktor yang tidak dipertimbangkan adalah kesamaan karakteristik lahan, penggunaan faktor produksi, danlain sebagainya.
Selain itu, apabila usahatani dikategorikan tidak efisien, model tersebut tidak dapat mendeskripsikan variabel apa yang menyebabkan usahatani tersebut tidak
efisien sehingga tidak dapat memberikan refrensi kepada pihak yang terkait untuk membuat perbaikan agar efisiensinya meningkat. Kelebihan dari analisis efisiensi
dengan pendekatan Data Envelopment Analysis adalah dapat memberikan refrensi kuantitas penggunaan faktor produksi yang harus digunakan.
2.1.3 Teori Agribisnis
Sektor pertanian erat kaitannya dengan agribisnis, dimana keberhasilan dari sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh kesuksesan dari rantai agribisnis dari
hulu sampai hilir. Menurut Suryanto, B 2004 Agribisnis atau agribusiness
Universitas Sumatera Utara
adalah usaha pertanian dalam arti luas mencakup semua kegiatan mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pada kegiatan budidaya
produksi usahatani, kegiatan pengolahan hasil dan kegiatan pemasarannya. Kegiatan agrbisnis secara utuh mencakup: 1 subsistem agribisnis hulu upstream
agribusiness yaitu kegiatan ekonomi yang mengghasilkan dan menyalurkan sarana produksi; 2 subsistem usaha budidaya usahatani on-farm agribusiness
yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan saprodi untuk menghasilkan produksi primer; 3 subsistem agribisnis hilir down tream agribusiness yaitu kegiatan
ekonomi yang mengolah hasil pertania primer menjadi prosuk olahan yang siap dikonsumsi; 4 subsistem pemasaran marketing agribusiness kegiatan
memasarkan hasil pertanian primer dan produk olahannya. Kegiatan agribisnis adalah untuk memperoleh keuntungan dimana
keseluruhan investasi terkait dengan aktivitas dari usahatani dimana tidak hanya semata-mata dlam konteks pemenuhan kebutuhan masyarakat pedesaan, tetapi
juga dalam rangka memperoleh nilai tambah yang lebih besar, sehingga kegiatan off- farm seperti agroindustri dan marketing menjadi sangat penting. Penerapan
manajemen dalam agribisnis erat kaitannya dengan operasional pertanian. Proses inovasi teknologi sangat mendukung penerapan teknologi yang menhasilkan
produk jasa yang bermutu tinggi. Teknologi adalah sumber daya buatan manusia yang bersifat dinamis dan kompetitif, karena selalu mengalami perkembangan
yang cepat. Dijelaskan lebih oleh Gaynor 1991 bahwa teknologi adalah faktor penting satu-satunya yang mempengaruhi kinerja bisnis. Teknologi mempunyai
pengaruh sangat nyata bagi dunia agribisnis. Selain manajemen teknologi,sumber
Universitas Sumatera Utara
daya manusian merupakan komponen penting dalam transpormasi dari input menjadi output. Sumber daya yang dibutuhkan dalam agribisnis dapat
dikelompokkan menadi tiga bentuk yaitu: 1 sumbe daya alam; 2 sumber daya manusia; dan 3 sumber daya buatan manusia. Sumber daya tersebut perlu
dilestarikan sehingga dapat dikonsumsi dalam jangka panjang secara berkelanjutan. Sumber daya manusia dalam hal ini para petani dapat ditingkatkan
melalui penyuluhan. Penyuluhan dalam bidang pertanian merupakan kegiatan pendidikan non formal yang ditunjukkan kepada masyarakat tani untuk membantu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan tujuan meningkatkan taraf hidup petani melalui usahatani sehingga mampu meningkatkan better
farming,better business dan better living.
2.1.4 Teori Produksi
Menurut Miller dan Meiners 1997, produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya yang mengubah suatu komoditi
menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan di mana atau kapan komoditi - komoditi itu dialokasikan, maupun dalam
pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Tedy Herlambang 2002 menyatakan bahwa produksi adalah suatu
kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah
maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan teknologi tertentu. Secara matematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :
Q = f K,L,X,E dapat menghasilkan output yang maksimal.
Dimana: Q = output
K,L,X,E = input kapital, tenaga kerja, bahan baku, keahlian keusahawanan Beberapa penelitian menunjukkan bahwa output tidak hanya tergantung
dari jumlah faktor produksi saja tetapi juga dari sejarah total produksi perusahaan. Produktivitas dari perusahaan diperoleh dari pengetahuan sepanjang produksi
pengalaman. Sehingga fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut : Q= f K,L,ΣZ
ΣZ = pengalaman
Menurut Arsyad 1996, fungsi produksi menghubungan input dengan output. Fungsi produksi menentukan tingkat output maksimum yang bisa diproduksi
dengan sejumlah input tertentu, atau sebaliknya, jumlah input diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Fungsi produksi ini ditentukan oleh
kualitas input-input yang digunakan dalam proses produksi agar dapat menghasilkan output yang maksimal.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Cobb Douglas 1928, Fungsi produksi adalah hubungan antara masukan produksi input dengan produksi output. Fungsi Cobb Douglas adalah
merupakan fungsi atau persamaan yang menggubnakan dua variabel atau lebih, dimana variabel satu disebut variabel terikat dan variabel satu lagi disebut variabel
bebas. Fungsi Cobb Douglas adalah fungsi produksi yang memperlihatkan hubungan antara input dengan output yang dihasilkan. Fungsi produksi ini
menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Cobb Douglas melalui artikelnya “ A Theory of Production” Suhartati, 2003 .
Secara matematis, fungsi produksi Cobb Douglas dapat ditulis melaluin persamaan sebagai berikut :
Q = �K
�
�
�
Keterangan : Q = Output
K = Input Modal L = Input Tenaga Kerja
A = Parameter Efisiensi a = Elastisitas Input Modal
b = Elastisitas Input tenaga Kerja
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sukirno 2005, fungsi produksi adalah hubungan diantara faktorfaktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya. Faktor-faktor
produksi dikenal dengan istilah input dan jumlah produksi disebut sebagai output. Fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut :
Q=f K,L,R,T Dimana; K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja, R adalah
kekayaan alam dan T adalah tingkat teknologi yang diciptakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi
tersebut. Soekartawi 2003 menyatakan bahwa fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan Y dan variabel yang menjelaskan X.
Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan varibel yang menjelaskan biasanya berupa input, secara matematis hubungan ini dapat dijelaskan sebagai
berikut : Y = fX1, X2, X3, ..., Xi, ..., Xn
Dengan fungsi seperti tersebut di atas, maka hubungan antara X dan Y dapat diketahui sekaligus hubungan Xi, ….Xn dan X lainnya juga dapat diketahui.
Dalam teori ekonomi terdapat perbedaan antara faktor produksi jangka pendek dengan faktor produksi jangka panjang. Analisa kegiatan produksi dikatakan
dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya. Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan, ini berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan Sukirno, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Boediono 1989, proses produksi memerlukan sumber-sumber ekonomi untuk melaksanakannya, sementara sumber-sumber ekonomi yang
tersedia selalu terbatas jumlahnya. Sumber-sumber ekonomi tersebut dapat digolongkan menjadi :
a Sumber-sumber alam tanah, minyak bumi, hasil tambang, udara, dan sebagainya
b Sumber-sumber ekonomi yang berupa manusia dan tenaga manusia tidak hanya kemampuan fisik, tetapi juga mental, keterampilan maupun keahlian
c Sumber-sumber ekonomi buatan manusia termasuk mesin-mesin, gedung- gedung, jalan-jalan dan sebagainya
d Kepengusahaan enterpreneurship Yang termasuk di dalam golongan ini adalah siapa saja yang mampu dan mau berusaha. Hal iniberlaku dalam sistem
kapitalis. Tetapi dalam sistem sosialis, dalam hal ini adalah negara masyarakat atau bertindak atas nama negara masyarakat. Dalam sistem ekonomi yang
manapun, pihak pengambil inisiatif ini harus ada. Istilah lain yang biasa digunakan untuk menyebut sumber ekonomi adalah, faktor produksi. Produksi
teknis adalah segala macam usaha orang untuk menambah “nilai guna” dari barangbarang benda. Sedangkan produksi ekonomis adalah produksi yang
memperlihatkan antara hasil produksi dengan biaya yang dikeluarkan. Menurut Soekartawi 1990, fungsi produksi adalah hubungan fisik antar variabel yang
dijelaskan output dengan variabel yang menjelaskan input. Adapun faktor- faktor produksi dalam usaha tani padi sawah adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Subsidi Pupuk
Dalam upaya peningkatan produksi, pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas sarana produksi, antara lain subsidi pupuk untuk sektor
pertanian. Tujuan pemberian subsidi adalah untuk meringankan beban petani dalam penyediaan dan penggunaan pupuk untuk kegiatan usahataninya
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas pertanian guna mendukung ketahanan pangan nasional Amang, 1990.
Pada tahun 2012, Pemerintah menyediakan subsidi pupuk yang disalurkan PT Pupuk Sriwidjaya Holding, meliputi pupuk Urea, SP-36,
ZA, NPK. Efektifitas penggunaan pupuk di arahkan pada penerapan pemupukan berimbang dan standar teknis penggunaan pupuk yang di
anjurkan. Dalam penerapan pemupukan berimbang sangat dibutuhkan modal yang cukup, sedangkan kemampuan permodalan petani sangat terbatas
dalam membiayai kebutuhan
usahataninya. Untuk
itu pemerintah
memfasilitasi penyediaan subsidi pupuk untuk sektor pertanian, agar petani dapat menerapkan pemupukan berimbang guna meningkatkan produksi
Permentan, 2012. Kedudukan pupuk yang amat penting dalam produksi pertanian
mendorong campur tangan pemerintah untuk mengatur tataniaga pupuk. Kebijakan pemerintah terkait masalah ini adalah melalui subsidi. Subsidi
pupuk yang diberlakukan sejak tahun 1971 bertujuan menekan biaya yang akan ditanggung petani dalam pengadaan pupuk. Sehingga petani tidak
kesulitan untuk memperoleh pupuk karena masalah biaya Permentan, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Pemberian subsidi pupuk dalam jangka panjang dapat meningkatkan jumlah konsumsi pupuk. Peningkatan tersebut di satu sisi memberikan efek
positif berupa peningkatan produksi pertanian, tetapi di sisi lain dapat meningkatkan anggaran subsidi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah setiap
tahunnya. Penggunan pupuk yang berlebihan juga berdampak negatif terhadap lingkungan Permentan, 2012.
2. Subsidi Benih
Dalam upaya meningkatkan produkstivitas dan produksi pangan, benih mempunyai peranan yang sangat strategis. Ketersediaan dan penggunaan benih
varietas unggul bersertifikat yang memiliki aspek kualitas dan kualitaas dibarengi dengan aplikasi teknologi budidaya lainnya seperti pupuk berimbang mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap produkstivitas, produksi dan mutu hasil prosuk tanaman pangan. Untuk dapat mencapai hasil sebagaimana dengan yang
diharapkan tersebut, salah satu faktor produksi yang berpengaruh yaitu ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat serta penggunaan yang konsisten
oleh petani dalam setiap usahataninya Permentan 2012. Dengan ketersediaan benih padi yang berkecukupan, tentu akan
meningkatkan kualitas produksi usahatani tersebut. Oleh sebab itu, subsidi pupuk harus tetap dilakukan pengawasan dan manajemen yang baik terhadaop
penyebaran benih tersebut di setiap kabupatenkota sesuai dengan kebutuhan di wilayah tersebut. Pemberian subsidi benih dalam jangka panjang dapat
meingkatkan jumlah konsumsi benih bersertifikat. Peningkatan tersebut disatu sisi
Universitas Sumatera Utara
memberikan manfaat berupa peningkatan produksi padi, tetapi disisi lain dapat meningkatkan anggaran subsidi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah setiap
tahunnya Permentan, 2012.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insane yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga
kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh
tenaga kerja. Oleh sebab itu, tenaga kerja dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas kemampuan dan keahlian dan berdasarkan sifat kerjanya Wikipedia .
Dalam usahatani padi sawah, tenaga kerja mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan proses produksi padi tersebut mulai dari
pengolahan lahan, pembibitan, pemupukan sampai pada menghasilkan produksi padi. Oleh sebab itulah tenaga kerja yang memegang kendali dalam usahatani padi
sawah tersebut. Tingkat produktivitas padi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia atau tenaga kerjanya. Sehingga pemerintah harus senantiasa
memperhatikan kondisi tenaga kerja pertanian agar dapat mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan kualitas petani yaitu melalui penyuluhan dan pelatihan khusus yang dilakukan kepada petani dan berjalan secara kontiniu. Dengan demikian petani
diharapkan dapat mempunyai dan meningkatkan pengetahuannya dalam mengelola usahatani padii sawah secara efektif dan menggunkan faktor-faktor
produksinya secara efisien. Melihat betapa pentingnya peranan tenaga kerja inilah
Universitas Sumatera Utara
sehingga sangat dibutuhkan perhatian yang sangat khusus dan kontiniu agar menghasilkan petani-petani yang handal dan berdaya saing.
2.1.5 Teori Efisiensi
Efisiensi merupakan tindakan memaksimalkan hasil dengan menggunakan modal tenaga kerja, material dan alat yang minimal. Efisiensi merupakan rasio
antara input dan output atau perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran. Apa saja yg dimaksud dengan masukan serta bagaimana angka perbandingan
tersebut diperoleh, akan tergantung dari tujuan penggunaan tolok ukur tersebut. Secara sederhana, menurut Nopirin 1997, efisiensi dapat berarti tidak adanya
pemborosan. Efisiensi adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang diharapkan output dengan pengorbanan input yang terendah. Jika pengertian efisiensi
dijelaskan dengan input-output, maka efisiensi merupakan rasio antara output dengan input yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
E = OI
Dimana: E = Efisiensi
O = Output I = Input
Efisiensi dapat dikatakan sebagai suuatu tindakan yang dapat meminimalkan pemborosan atau kerugian sumber daya dalam melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
suatu kegiatan atau dalam menghasilkan sesuatu. Menurut Slichter 1980 ada 3 macam efisiensi:
1. Engineering Physical Efficiency Yaitu perbandingan antara jumlah satuan
benda yang diperlukan dengan benda yang dihasilkan. 2.
Bussiness Efficiency Adalah perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan penghasilan yang masuk.
3. Social Efficiency Adalah perbandingan antara pengorbanan-pengorbanan
mansusia dengan kepuasan atau kemanfaatan bagi manusia yang dapat dinikmati.
Mubyarto 1986 menyatakan bahwa efisiensi adalah suatu keadaan dimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal. Untuk memperoleh
sejumlah produk diperlukan bantuan atau kerjasama antara beberapa faktor produksi. Selain itu, efisiensi merupakan perbandingan antara masukan dengan
pengeluaran. Apa saja yang termasuk ke dalam masukan serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, tergantung dari tujuan penggunaan tolok ukur
tersebut. Usaha peningkatan efisiensi umumnya dihubungkan dengan tingkat biaya yang lebih kecil untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau dengan biaya
tertentu diperoleh hasil yang lebih banyak. Hal ini berarti menekan pemborosan hingga sekecil mungkin. Segala hal yang memungkinkan untuk mengurangi biaya
tersebut dilakukan demi efisiensi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Data Envelopment Analysis DEA
DEA merupakan suatu pendekatan non parametrik yang pada dasarnya merupakan teknik berbasis pemrograman linier. DEA bekerja dengan langkah
mengidentifikasi unit-unit yang akan dievaluasi, input serta output unit tersebut. Kemudian selanjutnya, dihitung nilai produktivitas dan mengidentifikasi unit
mana yang tidak menggunakan input secara efisien atau tidak menghasilkan output secara efektif. Produktivitas yang diukur bersifat komparatif atau relatif,
karena hanya membandingkan antar unit pengukuran dari 1 set data yang sama. Dalam hal pengukuran efisiensi terhadap Tempat Pelelangan Ikan, difokuskan
pada penambahan output yang diperlukan dengan mempertahankan input yang telah ada Suhadi, 2005.
Selanjutnya efisiensi untuk mengukur kinerja proses produksi dalam arti yang luas dengan mengoperasionalkan variabel-variabel yang mempunyai satuan
yang berbeda-beda, yang kebanyakan seperti dalam pengukuran barang-barang publik atau barang yang tidak mempunyai pasar tertentu non-traded goods,
maka alat analisis DEA merupakan pilihan yang paling sesuai Mumu danSusilowati, 2004.
Efisiensi dapat diperkirakan dengan menggunakan teknik DEA Data Envelopment Analysis yang memiliki karakter berbeda dengan konsep efisiensi
pada umumnya. Beberapa alasan mengapa alat analisis DEA dapat dipakai untuk mengukur efisiensi suatu proses produksi, yaitu:
1. Efisiensi yang diukur adalah efisiensi teknis, bukan ekonomis.
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai efisiensi yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam
lingkup sekumpulan UKE Unit Kegiatan Ekonomi yang diperbandingkan Nugroho 2004 dalam Suhadi, 2005.
Hubungan fisik antara output dan input sering disebut dengan fungsi produksi. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran
output dengan masukan input, atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang digunakan. Efisiensi dapat diestimasi dengan teknik analisis Data
Envelopment Analysis DEA yang memiliki karakter berbeda dengan konsep efisiensi pada umumnya yang didekati dengan pendekatan parametrik, seperti
regresi. Ada beberapa alasan mengapa alat analisis DEA dapat dipakai untuk mengukur efisiensi suatu proses produksi, yaitu
1. Efisiensi yang diukur adalah bersifat teknis, bukan ekonomi. Ini dimaksudkan
bahwa, analisis DEA hanya memperhitungkan nilai absolute dari suatu variabel. Satuan dasar pengukuran yang mencerminkan nilai ekonomis dari
tiap-tiap variabel seperti harga, berat, panjang, isi dan lainnya tidak dipertimbangkan. Oleh karenanya dimungkinkan suatu pola perhitungan
kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda. 2.
Nilai efisiensi yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam sekumpulan
Unit Kegiatan Ekonomi UKE yang dibandingkan Nugroho,1995
Selanjutnya, efisiensi untuk mengukur kinerja proses produksi dalam arti luas dengan mengoperasionalkan variabel-variabel yang mempunyai satuan yang
berbeda-beda, yang kebanyakan seperti dalam pengukuran barang-barang public
Universitas Sumatera Utara
atau barang yang tidak mempunyai pasar tertentu, maka analisis DEA merupakan pilihan yang sesuai Mumu dan Susilowati, 2004 Data Envelopment Analysis
DEA merupakan suatu pendekatan non parametrik yang pada dasarnya merupakan teknik berbasis linear programming. DEA bekerja dengan langkah
mengidentifikasi unit-unit yang akan dievaluasi, input serta output unit tersebut. Kemudian menghitung nilai produktivitas dan mengidentifikasi unit mana yang
tidak menggunakan input secara efisien atau tidak menghasilkan output secara efektif. Produktivitas yang diukur bersifat komparatif atau relatif karena hanya
membandingkan antar unit pengukuran dari 1 set data yang sama.
Kelebihan dan kelemahan DEA
Dalam DEA, efisiensi dinyatakan dalam rasio antara total input dengan total output tertimbang. Dimana setiap unit kegiatan ekonomi diasumsikan bebas
menentukan bobot untuk setiap variabel input maupun variable output yang ada, asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang disyaratkan yaitu Silkman, 1986;
Nugroho, 1995; Ari Wibowo, 2004; Lendro Kurniawan, 2005: 1.
Bobot tidak boleh negatif 2.
Bobot harus bersifat universal atau tidak menghasilkan indikator efisiensi yang di atas normal atau lebih besar dari nilai 1, bilamana dipakai unit
kegiatan ekonomi yang lainnya. Angka efisiensi yang diperoleh dengan model DEA memungkinkan untuk
mengidentifikasi unit kegiatan ekonomi yang penting diperhatikan dalam kebijakan pengembangan kegiatan ekonomi yang dijalankan secara kurang
produktif.
Universitas Sumatera Utara
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, suatu perusahaan yang rasional akan selalu berupaya untuk memaksimalkan keuntungan yang diperolehnya. Sejalan
dengan ini, perusahaan yang rasional akan selalu meningkatkan kapasitas produksinya sampai diperoleh suatu nilai keseimbangan profit yang maksimal
dalam marginal revenue sebagai fungsi output masih melebihi marginal cost sebagai fungsi input. Sehingga perusahaan-perusahaan haruslah sensitif terhadap
isu yang berhubungan dengan “skala hasil” yang umum disebut dengan return to scale. Suatu perusahaan akan memiliki salah satu dari kondisi return to scale,
yaitu increasing return to scale IRS, constant return to scale CRS dan decreasing return to scale DRS Erwinta Siswandi dan Wilson Arafat, 2004.
Menurut Aam Slamet Rusydiana 2013, Dalam perkembangannya, metode DEA pun tentu terdapat kelebihan dan kekurangannya, dalam konteks
pengukuran efisiensi sebuah industri. Secara singkat, berbagai keunggulan dan kelemahan metode DEA adalah:
a. Keunggulan DEA
1. Bisa menangani banyak input dan output
2. Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan
output.
3. Unit Kegiatan Ekonomi dibandingakan secara langsung dengan
sesamanya.
4. Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik atas variabel
input-output dari setiap sampelnya.
5. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
b. Keterbatasan DEA