Remisi Dasawarsa Pelaksanaan Pemberian Remisi Militer Terhadap Narapidana Militer Di

Remisi sebagaimana dimaksud diatas tidak diberikan kepada Narapidana dan Anak Pidana, yang : a. Dipidana kurang dari 6 enam bulan; b. Dikenakan hukuman disiplin dan didaftar pada buku pelanggaran tata tertib lembaga pemasyarakatan dalam kurun waktu yang diperhitungkan pada pemberian remisi; c. Sedang menjalani cuti menjelang bebas; dan d. Dijatuhi pidana kurungan sebagai pengganti denda. Pasal 12 89 Prosedur mengajukan remisi selanjutnya remisi diajukan kepada Menteri Hukum dan HAM oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan, Kepala Rumah Tahanan Negara. Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang remisi diberikan kepada Narapidana dan Anak Pidana yang bersangkutan. Jika terdapat keraguan tentang hari besar keagamaan yang dianut oleh Narapidana dan Anak Pidana Menteri Hukum dan HAM mengkonsultasikannya dengan Menteri Agama Pasal 13. Metode pencatatan remisi, harus didasarkan pada bentukjenis remisinya dan dicatat dalam daftar tersendiri.

4. Remisi Dasawarsa

Remisi dasawarsa diberikan bertepatan dengan ulang tahun kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus, tiap 10 sepuluh tahun sekali. Untuk tahun 2005 yang lalu, bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan RI yang ke enam puluh tahun. Maka pada tahun tersebut telah diberikan remisi dasawarsa. 89 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi Dalam prakteknya narapidana yang mendapatkan remisi adalah narapidana yang namanya tidak terdaftar dalam buku register F yaitu buku yang ada dalam Registrasi Lembaga Pemasyarakatan untuk mencatat apakah narapidana tersebut pernah dikenakan suatu tindakan disiplin oleh karena ia telah melakukan suatu tindakan yang melanggar peraturan di Lembaga Pemasyarakatan. Sedangkan masalah pemberian remisi ditulis dalam satu buku khusus mengenai remisi yakni mengenai identitas narapidana yang menerima remisi. Pencatatan narapidana dalam lembaga pemasyarakatan adalah tidak sesuka hati pegawai LAPAS, akan tetapi sudah ada pengaturannya tersendiri. Catatan ini sangat berguna untuk nantinya digunakan sebagai salah satu pertimbangan Tim Pengamat untuk pengusulan Pembebasan Bersyarat. Seluruh perilaku narapidana dalam Lembaga Pemasyarakatan akan dipantau dan dicatat secara berkala. Masalah pemberian remisi ditulis dalam satu buku khusus mengenai remisi yakni mengenai identitas narapidana yang menerima remisi, perhitungan remisi yang diterima oleh narapidana tersebut, bahkan apabila narapidana tersebut tidak menerima remisi pada tahun tertentu dimana jika dia menerima remisi pada tahun berikutnya maka perhitungan berdasarkan remisi yang terakhir diperoehnya juga dituliskan dengan terperinci pada buku tersebut. 90 Pemberian remisi bagi Narapidana dana Anak Pidana yang menjalani pidana lebih dari satu putusan pengadilan secara berturut-turut dilakukan dengan cara menggabungkan semua putusan pidananya namun bagi para Narapidana yang menjalani pidana denda tidak diberikan remisi, karena untuk denda RP.1.000.000,- 90 Pasal 14 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi. pengganti dendanya hanya 1 satu bulan kurungan sedangkan remisi baru diberikan bagi narapidana yang telah menjalani hukuman 6 enam bulan penjara. Narapidana yang menjalani hukuman kurungan sebagai pengganti denda tersebut harus membuat surat pernyataan tidak membayar denda. Keppres Nomor 5 Tahun 1987, Keppres Nomor 174 Tahun 1999 Tentang Remisi memberikan remisi kepada narapidana yang dijatuhi pidana seumur hidup, yakni harus terlebih dahulu dirubah dari pidana seumur hidup menjadi pidana penjara sementara dengan menerima grasi kepada Presiden ataupun harus ditetapkan dengan Keputusan Presiden melalui Menteri Hukum dan HAM yang diusulkan oleh Kepala Pusat Lembaga Pemasyarakatan Militer yang bersangkutan kepada Kantor Kababinkum . 91 Keppres Nomor 69 Tahun 1999 dimana Narapidana yang dikenakan pidana penjara seumur hidup dan telah menjalani pidananya paling sedikit 5 lima tahun berturut-turut dan berkelakuan baik, dapat diubah dari pidana seumur hidup menjadi pidana sementara, sehingga lamanya sisa pidana yang harus dijalani menjadi paling lama 15 lima belas tahun. Penetapan perubahan pidana seumur hidup menjadi pidana sementara cukup dengan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia yang diumumkan pada tanggal 17 Agustus tepat pada perayaan HUT Kemerdekaan RI. Dengan kata lain Keppres Nomor 69 Tahun 1999 lebih menghargai rasa kemanusiaan. Bahkan dalam Keppres ini diatur mengenai pengurangan pidana yang berupa pembebasan sama sekali. Jika permohonannya dikabulkan maka dia berhak atas remisi umum maupun remisi khusus. 91 Pasal 9 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi. Akibat-akibat hukum pemberian remisi sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden No.174 Tahun 1999, dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Pengurangan masa pidana yang dijalani Narapidana atau Anak Pidana. 2. Pemberian remisi mengakibatkan masa pidana yang masih harus dijalani oleh narapidana. 3. Pengurangan masa pidana yang menyebabkan pembebasan seketika. 4. Pembebasan diberikan kepada Narapidana yang setelah dikurangi remisi umum maupun remisi tambahan, masa pidana yang harus dijalani ternyata mengakibatkan masa pidanaya habis, tepat pada saat pemberian remisi yaitu pada tanggal 17 Agustus pada tahun yang bersangkutan. 5. Masa Pembebasan BersyaratPelepasan bersyarat menjadi lebih singkat. Pembebasan bersyarat diberikan kepada narapidana yang telah menjalani pidananya selama 23, sekurang-kurangnya telah menjalani pidananya selama 9 Sembilan tahun. Maka dengan pemberian remisi akan mengurangi masa pidana dari Narapidana bersangkutan, hal ini akan mengakibatkan masa pembebasan bersyarat menjadi lebih singkat. 6. Akibat hukum lainnya adalah remisi yang di dalamnya mengatur pula ketentuan tentang komutasi atau perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana sementara waktu 15 tahun, dengan syarat antara lain narapidana tersebut telah menjalani pidana paling sedikit 5 lima tahun berturut-turut dan berkelakuan baik Pasal 9 Keppres No. 174 Tahun 1999. Keppres 69 Tahun 1999 sama dengan regulasi yang berlaku di Negara Jepang, Argentina, dan Korea dimana dalam Negara-negara tersebut narapidana yang dipidana penjara seumur hidup setelah menjalani beberapa tahun pidananya bisa memperoleh remisi bahkan mendapatkan pelepasan bersyarat tanpa meminta grasi kepada Kepala Negaranya, asalkan selama waktu yang telah ditentukan mereka berkelakuan dengan baik. Bahkan mereka tidak perlu membuat peraturan khusus untuk memberikan remisi, Negara-negara tersebut cukup mencatumkannya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHPnya. 92

C. Perbedaan Remisi Narapidana Militer dengan Remisi Narapidana Non Militer.