Sistem Pembinaan Narapidana Militer Di Lembaga Pemasyarakatan Militer

dibuat Prosedur Tetap untuk menciptakan keseragaman dalam penerimaan tamu dan sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan tugas mengenai Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu di Masmil Medan. 73

E. Sistem Pembinaan Narapidana Militer Di Lembaga Pemasyarakatan Militer

Masmil Kota Medan. Sistem pemasyarakatan sebagai proses pembinaan dalam Pemasyarakatan Militer berbeda dengan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Umum. Di lembaga Pemasyarakatan Militer hanya terdapat 2 dua tahap pembinaan, yaitu : a. Tahap Penempatan narapidana dalam observasikarantina. Penempatan narapidana dalam karantina dimaksudkan agar narapidana yang baru masuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru di samping itu dimaksudkan agar narapidana yang baru disamping itu dimaksudkan agar narapidana dapat mempelajari ketentuan yang berlaku di lingkungan Pemasyarakatan Militer. Selama di karantina dilakukan penyelesaian administrasi guna kelengkapan dokumen narapidana yang meliputi : 1. Pengisian formulir data narapidana, data keluarga dan data-data lain sesuai kebutuhan. 2. Pembuatan pas foto narapidana dalam tiga posisi, yaitu tampak muka,samping kanan dan samping kiri. 3. Pengambilan sidik jari, serta diadakan wawancara atau Tanya jawab oleh petugas Pemasyarakatan Militer untuk mengenal keadaan narapidana dan 73 Ibid, hal.1-2 menentukan langkah atau cara perlakuan lebih lanjut terhadap narapidana sebagai upaya pembinaan. b. Tahap Pembinaan Dalam Blok. Narapidana yang telah menjalani masa observasi atau karantina selama 2 dua minggu, selanjutnya dipindahkan ke dalam suatu ruangan yang berbentuk kamar. Di Pemasyarakatan Militer Medan terdapat 15 lima belas kamar, yaitu : 1. Kamar Perwira berkapasitas 5 kamar. 2. Kamar Bintara berkapasitas 5 kamar. 3. Kamar Tamtama berkapasitas 5 kamar. Pada saat ini jumlah Narapidana Militer 73 orang narapidana yang terdiri dari : a. Pama : 7 Orang b. Bintara : 25 Orang c. Tamtama : 41 Orang Masing-Masing kamar dapat ditempati 8 delapan orang narapidana, setiap kamar memiliki fasilitas seperti : tempat tidur, bantal, lemari, seprei, dan kamar mandi. Selama para narapidana berada di dalam kamar dilakukan pembinaan dengan berbagai kegiatan, terdiri dari berbagai bidang yang meliputi : pembinaan pendidikan, keterampilan, olahraga, kesenian dan lain-lain. 74 74 Wawancara dengan Kapten Riris Purba, SH Bagian Aministrasi Lembaga Pemasyarakatan Militer Masmil Kota Medan, 12 Mei 2015 Kegiatan dalam bidang pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat pokok dalam rangka pembinaan terhadap Narapidana TNI. Pembinaan dalam bidang pendidikan ini meliputi : 1. Pembinaan Rohani, Meliputi pemberian pelajaran atau ceramah-ceramah yang berkaitan dengan keagamaan dan pemberian kesempatan kepada para Narapidana TNI untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya. 2. Bintara Juang, Meliputi : Pelestarian nilai-nilai 45, Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan wajib TNI, Nilai-nilai sejarah perjuangan TNI, Kesadaran nasional, Etos kerja, Bin Matra AD, AL, AU, Mental ideology, Penyuluhan hukum, penerapan Peraturan Militer Dasar Permildes misalnya : Peraturan Baris-Berbaris PBB, Peraturan Penghormatan Militer PPM, Peraturan Disiplin Militer PDM, Peraturan Urusan Dalam PUD, dan Peraturan Dinas Garnisum PDG. 75 Uraian mengenai pelaksanaan pembinaan dalam bidang pendidikan ada 3 tiga yakni : bersifat pokok, bersifat penunjang, dan rohani. Pembinaan pendidikan yang bersifat pokok berlaku ketentuan berikut : 1. Dilaksanakan sebagaimana yang berlaku di Masmil 2. Diberikan di ruang kelas yang telah tersedia di Masmil 3. Banyaknya jam pelajaran untuk setiap pelajaran untuk setiap mata pelajaran disesuaikan dengan jenis mata pelajaran yang diberikan 4. Setiap jam pelajaran lamanya 45 menit 5. Diadakan test setiap mata pelajaran yang telah selesai diberikan dengan maksud untuk mengetahui sampai dimana kemampuan tiap Narapidana TNI menghayati dan menyerap pengetahuan yang diberikan kepadanya. 75 Moch.Faisal Salam, Peradilan Militer Indonesia,cet. 2.Bandung : Mandar Maju, 2004 hal. 153 Bidang pendidikan yang bersifat penunjang secara teori diberikan di dalam ruang kelas dan praktiknya dilaksanakan dilapangan, berlaku : 1. Untuk pelajaran teori setiap jam mata pelajaran lamanya 45 menit 2. Banyaknya pelajaran untuk setiap mata pelajaran disesuaikan dengan jenis mata pelajaran yang diberikan 3. Kepada Narapidana TNI diberikan kesempatan untuk memilih jenis mata pelajaran yang diminatinya dengan pertimbangan harus tetap juga mengikuti semua mata pelajaran keterampilan yang diberikan 4. Diadakan test ketrampilan di lapangan terhadap masing-masing pelajaran yang diminatinya. Pembinaan di bidang pendidikan yang bersifat rohani adalah pembinaan yang diberikan berdasarkan sudut pandang religi atau keagamaan. Melalui pemberian ceramah-ceramah agama agar dijadwalkan dan diberikan di ruang kelas. Pemberian kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut Narapidana TNI yang bersangkutan misalnya untuk yang beragama Islam ditekankan melaksanakan Sholat lima waktu dan melaksanakan Sholat Jum’at dan lain sebagainya. Untuk yang beragama Nasrani diharuskan melaksanakan kebaktian setiap pada hari minggu. Begitu pula bagi Narapidana TNI yang memeluk agama lainnya tetap diberikan kesempatan melaksanakan ibadahnya sesuai dengan agama yang dianutnya. Waktu yang disiapkan untuk keperluan belajar, melakukan pekerjaan serta keperluan istirahat, hendaknya diupayakan dibuat berimbang dengan maksud agar menghindari perasaan jenuh di kalangan Narapidana TNI, memberikan cukup waktu untuk meresapkan setiap ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya baik dari Pembina maupun pengajar, serta menjaga kondisi para Narapidana TNI agar selalu sehat dalam menjalani masa pidananya di Masmil. Kegiatan dalam bidang keterampilan merupakan pendidikan yang bersifat penunjang dan merupakan kegiatan yang diberikan kepada para Narapidana TNI dengan maksud untuk mengurangi rasa jenuh selama melaksanakan pidananya dan dapat berguna bila selesai menjalankan pidana. Bidang-Bidang keterampilan ini meliputi : Pengetahuan pertanian, pengetahuan pertukangan kayu, pengetahuan perikanan, pengetahuan menjahit, pengetahuan anyam-anyaman, dan lain-lain. Pelaksanaan kegiatan dalam keterampilan ini disesuaikan dengan sarana yang tersedia di masing-masing Masmil. 76 Memberikan pengetahuan keterampilan terhadap Narapidana TNI, di luar jam kerja kepada Narapidana TNI juga diberikan pekerjaan untuk kepentingan dinas yang jenis dan waktunya ditentukan oleh Kamasmil Kepala Pemasyarakatan Militer. Beberapa hal yang diperhatikan dalam pemberian pekerjaan adalah : 1. Dengan pekerjaan tersebut, para Narapidana TNI melakukan pemeliharaan kesehatan, mengembangkan dan mempertinggi daya maupun keterampilan kerja. 2. Pemberian pekerjaan tersebut jangan sampai menimbulkan kesan sebagai pengurus tenaga Narapidana TNI dengan dalih untuk kepentingan dinas serta lamanya kerja tidak dibenarkan sampai 8 delapan jam dalam satu hari. 76 Wawancara dengan Kapten Riris Purba, SH Bagian Aministrasi Lembaga Pemasyarakatan Militer Masmil Kota Medan, 12 Mei 2015 3. Jika ada hasil pekerjaan yang dapat dipasarkan, maka kepada Narapidana TNI yang bersangkutan wajib diberikan imbalan yang ditentukan oleh Kamasmil yang disesuaikan dengan nilai serta volume hasil pekerjaan tersebut. 4. Imbalan yang diterima Narapidana TNI yang bersangkutan tersebut ditabung secara tercatat untuk keperluan Narapidana itu sendiri sewaktu- waktu atas ijin Kamasmil. Kegiatan yang ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas pembinaan di Masmil adalah kegiatan olah raga. Kepada para Narapidana TNI diberikan juga kesempatan untuk melakukan kegiatan olah raga dalam waktu yang cukup dan apabila perlu serta dengan pertimbangan keamanan yang mengijinkan dapat dilakukan di luar Masmil di bawah pengawasan dan penjagaan petugas yang cukup. Adapun jenis- jenis olah raga tersebut meliputi : Sepak Bola, Bola Volly, Bulu Tangkis, Bola Basket, Tenis Meja, dan lain sebagainya. 77 Jenis olah raga yang kemungkinan tidak bisa dilakukan di dalam Masmil dan memungkinkan dilakukan di luar Masmil haruslah jenis olah raga yang dilakukan secara bersama seperti Sepak Bola, Bola Volly dan lain-lain. Sementara untuk jenis olah raga perorangan yang dilakukan di dalam Masmil tetap diawasi agar tidak digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan asas-asas pembinaan dan keamanan. Semua perlengkapan dan peralatan olah raga disediakan oleh Masmil dan waktunya diatur oleh Kamasmil. Selain kegiatan olah raga sebagaimana disebutkan di atas, setiap melaksanakan apel pagi, kepada para Narapidana TNI diwajibkan untuk 77 Ibid, melakukan senam pagi bersama. Diadakan pula latihan kesamaptaan jasmani dan bela diri. Dalam hal kegiatan kesenian, tehadap para Narapidana TNI seharusnya diberikan waktu untuk melakukan kegiatan kesenian, misalnya latihan musik, sandiwara dan lain-lain. Kegiatan tersebut, disamping sebagai penyaluran minat dan bakat juga sebagai sarana hiburan. 78 Perpustakaan pada setiap Masmil hendaknya disediakan yang isi buku-buku nya bernuansa keagamaan , ilmu pengetahuan dan lain-lain yang berguna untuk membantu dan menambah pengetahuan para Narapidanan TNI. Tetapi dilarang terhadap buku-buku yang isinya dapat mempengaruhi jiwa Narapidana TNI atau kemungkinan dapat berakibat buruk atau kurang baik dampaknya bagi Narapidana TNI. Menerima kunjungan keluarga dan tamu Narapidana TNI, para Narapidana TNI diberikan kesempatan untuk menerima kunjungan dari keluarga maupun rekannya, Kunjungan dilaksanakan pada tempat yang telah disediakan dan kalau memungkinkan, penentuan tempat tersebut dibagi menurut klasifikasi Narapidana TNI dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan. Kunjungan dilakukan pada hari kerja atua pada hari-hari besar tertentu hari raya agama yang diakui Pemerintah seperti : hari kerja Senin sampai dengan Kamis jam 10.00 WIB sd 12.30 WIB dan hari liburbesar jam 10.00 WIB sd 12.30 WIB. Kiriman barang-barang dari seriap pengunjung maupun rekan-rekannya yang dapat diterimakan kepada Narapidana TNI berupa : alat-alat untuk membersihkan badan sepanjang alat-alat tersebut tidak membahayakan, minuman yang tidak 78 Ibid, mengandung alkohol dan tidak memabukkan, dan makanan-makanan yang tidak perlu dimasak lagi. Selain itu, diperbolehkan pula alat-alat olah raga sepanjang alat- alat tersebut baik bentuk maupun keadaaannya tidak dapat digunakan untuk usaha- usaha melarikan diri atau untuk membuat gangguan ketertiban di dalam Masmil. Buku-buku bacaan yang tidak dilarang oleh yang berwajib dan tidak boleh dikirimkan secara berlebihan serta jumlahnya harus dibatasi. Kamasmil akan menentukan lebih lanjut tentang jumlah dan jenis barang kiriman yang harus diterima oleh Narapidana TNI setelah melalui pemeriksaan petugas. Sebab, pada waktu berkunjung tamu-tamu wajib lapor terhadap petugas dan melalui pemeriksaan serta dilarang membawa senjata tajam maupun alat-alat lain yang membahayakan. 79 Narapidana TNI yang berkelakuan baik dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pada setiap tanggal 17 Agustus dapat diusulkan untuk diberikan remisi atau pengurangan masa pidana dengan tujuan pemberian remisi tersebut adalah sebagai dorongan bagi para Narapidana TNI agar selalu berkelakuan baik selama melaksanakan pidananya.Narapidana TNI yang berbuat baik patut dipuji dan diberikan penghargaan. Pemberisn penghargaan tersebut sebagai dorongan agar para Narapidana TNI selalu berbuat baik dan menambah rasa tanggung jawab dalam rangka memasyarakatkan dirinya. Bentuk penghargaan tidak boleh berupa bahan pokok kebutuhan sehari-hari melainkan fasilitas tertentu. Bagi Narapidana TNI yang selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik atau telah berjasa besar terhadap Negara, dapat diusulkan untuk memperoleh remisi, baik sebahagian atau seluruhnya. 79 Ibid, Narapidana TNI mengalami sakit dan harus ditangani oleh dokter ahli bidangnya, harus diperlukan ijin berobat yang dikeluarkan olehdokter ahli bidangnya, maka harus diperlukan ijin berobat yang dikeluarkan oleh Kamasmil. Perobatan itu dilakukan ke luar dari Masmil apabikla tidak tersedia umit kesehatan tertentu sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Penunjukkan dokter ahli tersebut harus pula melalui dokter TNI yang telah memeriksa penyakit Narapidana TNI tersebut. Apabila narapidana TNI yang bersangkutan harus dirawat di rumah sakit, maka harus di rumah nsakit TNI agar memudahkan pengawasan dan tetap dalam pengawalan. Narapidana TNI yang sedang menjalani masa pidananya di Masmil diperlukan sebagai saksi dalam persidangan baik dalam perkara perdata maupun pidana, maka harus ada pemberitahuan instansi yang memerlukannya , tetap harus dikawal oleh petugas dari Masmil, dan jika Narapidana TNI tersebut harus menginap diluar Masmil maka tempat menginapnya adalah di Rutan TNI terdekat terhadap tempat tujuan ijinnya. Berbeda dengan dalam kondisi penyidikan terhadap Narapidana. Penyidikan jika diperlukan terhadapnya, maka penyidik harus melakukan penyidikan itu tetap berada di dalam Masmil dan petugas penyidik diijinkan untuk memasuki Masmil. Pemberian ijin lainnya seperti mengunjungi keluarganya sendiri misalnya : Istri, Suami, anak-anak yang masih dalam tanggungan yang sakit keras atau meninggal dunia. Diberikan pula ijin dalam hal menjadi wali untuk pernikahan anaknya dan hal ini hanya dapat dimintakan ijin dari Kapusmasmil dan diketahui Kepala Pengadilan Militer setempat selaku Hakim Pengawas dan Pengamat Hakim Wasmat. Mengenai tanggungan biaya-biaya ijin keluar dari Masmil terkait dengan urusan pribadi Narapidana TNI ditanggung sendiri olehnya atau keluarganya. Narapidana TNI diberikan kesempatan untuk mengirim atau menerima surat dari keluarga atau kesatuannya dan harus diperiksa oleh petugas Masmil terlebih dahulu. Terhadap surat-surat yang isi dan maksudnya dapat mempengaruhi Narapidana TNI untuk berbuat melanggar ketentuan di Masmil, maka petugas harus membatasinya dan tidak perlu diteruskan kepada yang bersangkutan. Narapidana TNI dapat mengajukan surat permohonan ataupun pengaduan yang ditujukan kepada Kamasmil baik mengenai perlakuan ataupun perawatan yang diberikan oleh petugas Masmil yang tidak sesuai pada tempatnya maupun mengenai persoalan yang menyangkut dirinya sendiri. Terhadap Narapidana TNI sebagai pelaku dengan sengaja mengajukan permohonan atau membuat surat pengaduan yang tidak benar serta isinya bersifat fitnah atau menghina baik terhadap sesama Narapidana TNI maupun petugas, maka terhadap oknum harus diambil tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Masmil. 80 Pembinaan Narapidana TNI perlu diperhatikan kesejahteraan terhadap Narapidana TNI misalnya di dalam Masmil disediakan kantin yang menyediakan barang-barang keperluan sehari-hari dimana barang-barang tersebut tidak diberikan oleh Masmil serta dijual dengan harga yang patut dan tidak dibenarkan memungut keuntungan yang besar, dalam hal ini Kamasmil membuat ketentuan lebih lanjut mengenai waktu dan lamanya kantin tersebut dibuka, macam dan jenis barang yang boleh dijual serta daftar harga dan lain-lain yang dianggap perlu. 80 Ibid, Narapidana TNI yang melakukan pelanggaran tata tertib yang berlaku di Masmil, maka petugas melalui kewenangan Kamasmil harus memberikan sanksi. Misalnya tindakan paksa dilakukan terhadap Narapidana TNI pelaku yang sengaja tidak taat ataupun melakukan pelanggaran terhadap tata tertib Masmil. Tujuannya adalah untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan agar Narapidana TNI yang lainnya tidak mengikuti jejak atau langkah dari rekannya yang melakukan pelanggaran tersebut. Hukuman yang dijatuhkan terhadapnya berupa pengasingan dari Narapidana TNI yang lainnya serta dimasukkan ke dalam kamar atau sel khusus untuk tidak lebih dari 8 delapan hari. Hukuman yang dijatuhkan tersebut dicatat dalam Register Hukuman Tatib Masmil. Perlakuan terhadap Narapidana TNI yang dipidana mati harus ditempatkan di kamar sel khusus yang terpisah dari sel kamar sel lainnya. Kepadanya diberikan kesempatan untuk membersihkan dirimandi dan menghirup udara segar. Sekalipun pidana mati yang dijatuhkan oleh Hakim sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap artinya terpidana mati tidak memohon banding, tidak memohon grasi, bahkan menerima pidana tersebut, namun pidana mati belum boleh dilaksanakan sebelum turun keputusan dari Presiden mengenai pelaksanaannya. Hal ini diatur dalam pasal 2 dan Pasal 3 UU No.3 Tahun 1950 LN No.40 Tahun 1950 tentang Grasi. 81 Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada Petugas dan bagian Administrasi di Lembaga Pemasyarakatan Militer Masmil Medan, narapidana militer tersebut mengikuti program pembinaan dikarenakan: 81 SR. Sianturi, Hukum Pidana Militer di Indonesia, Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Tentara Nasional Indonesia, 2010, hal. 75 a. Program pembinaan tersebut sesuai dengan bakatnya,jadi dengan adanya program tersebut dapat mengembangkan bakat yang mereka miliki pertukangan, kerajinan tangan,dll b. Mereka melakukan program tersebut oleh karena narapidana ingin mengisi waktu luang, oleh karena berada di dalam kamar satu harian merupakan hal yang membosankan; c. Mereka mengikuti program pembinaan karena terpaksa. Ada tekanan psikologis selama narapidana berada di lembaga pemasyarakatan, bagi narapidana yang telah lama berada dalam lembaga pemasyarakatan hal yang selalu terlintas dalam benaknya adalah bagaimana secepatnya bisa keluarbebas. Cara yang melanggar peraturan ada kalanya terpikir yakni dengan melarikan diri, tapi ada cara yang lebih terhormat yaitu dengan menunjukkan itikad baik agar memperoleh remisi, karena setelah beberapa kali mendapat remisi dan menjalani hukuman dalam waktu tertentu mereka akan mendapatkan bebaslepas bersyarat. Namun, tidak semua narapidana melakukannya, ada juga narapidana yang benar-benar ikhlas dalam melaksanakan program pembinaan. 82 Program pembinaan tersebut diatas, jika terealisasi dengan baik, akan sangat bermanfaat sebagai bekal narapidana untuk kembali ke masyarakat dan kesatuannya dengan harapan tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hukum lagi. Namun tetap saja diperlukan pegawaipetugas yang jujur dan mempunyai dedikasi yang tinggi. Pelaksananan pembinaan di Masmil dilakukan sampai pada akhirnya Narapidana TNI yang bersangkutan bebas dari pelaksanaan hukuman pidana atau pembebasan. Pembebasan terhadap Narapidana TNI yang dibina di Masmnil harus berdasarkan surat keputusan ataupun pemberitahuan secara tertulis dari instansi yang menitipkan misalnya instansi yang menitipkan itu adalah Pengadilan Militer. Kelengkapan administrasi berupa surat perintah pembebasan dibuat oleh Kamasmil. Kamasmil menyerahkan Narapidana TNI tersebut kepada instansi yang menitipkan. Sebelum melaksanakan pembebasannya, Narapidana TNI yang akan dibebaskan itu 82 Wawancara dengan Kapten Riris Purba, SH Bagian Aministrasi Lembaga Pemasyarakatan Militer Masmil Kota Medan, 12 Mei 2015 wajib mengisi formulir angket yang disediakan guna sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pemasyarakatan di Masmil. BAB III PELAKSANAAN PEMBERIAN REMISI TERHADAP NARAPIDANA MILITER DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MILITER MASMIL KOTA MEDAN

A. Pengaturan Pemberian Remisi Militer dan Jenis Remisi Narapidana Militer