Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Blanded C12-C14 dan Asam Oleat dari Fraksinasi PKO (Palm Kernel Oil) dengan Kapasitas Produksi 74.233 Ton/Tahun

(1)

PRA RANCANGAN PABRIK

PEMBUATAN BLANDED C

12

-C

14

DAN ASAM OLEAT

DARI FRAKSINASI PALM KERNEL OIL

DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 74.233 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia

DISUSUN OLEH :

FERRY IRAWAN

NIM : 060405018

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

[1409] Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.

[1410] Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya serta ilmu yang dikarunia-NYA yang diberikan selama ini dan sampai kapanpun. Shalawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan Syafa’at kelak

Aminn

Terlebih Tugas Akhir ini saya persembahkan buat

Almarhum Ayahanda Drs. Sumantri [29 Agustus 1952 – 20 Mei 2009]

beliau adalah sosok yang menjadikan saya pribadi sampai saat ini, dan

inilah “awal pembuktian” kebaktian seorang anak kepada ayahnya.

hingga menjadi

FERRY IRAWAN, ST

[07 Agustus 2006 – 20 Juli 2011]

Dalam pembuatan Tugas Akhir saya ini yang berjudul

Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Blanded C12-C14 dan Asam Oleat

dari Fraksinasi PKO (Palm Kernel Oil) dengan Kapasitas Produksi 74.233 Ton/Tahun Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :

 Bapak Dr. Ir. M. Yusuf Ritonga, MT sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing, memberikan masukan dan arahan serta aplikasi ilmu di lapangan selama menyelesaikan tugas akhir ini

 Ibu Ir.Renita Manurung, MT sebagai Dosen Pembimbing II dan sekaligus sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Kimia FT USU yang juga telah memberikan masukan, arahan dan waktunya selama menyelesaikan tugas akhir ini

 Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, Msi sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik USU.

 Ibu Dr. Ir. Fatimah, MT sebagai Sekretaris Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Seluruh Dosen Pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada saya selama menjalani studi.

 Seluruh pegawai administrasi Teknik Kimia yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama menjalani pendidikan di Departemen Teknik Kimia.

 Bapak Ir. Bambang Trisakti, MT sebagai Dosen Penguji II yang telah memberikan waktu dan saran atas perbaikan Tugas Akhir saya ini.


(4)

 Bapak Ir. Syahrul Fauzi, MT sebagai Dosen Penguji III yang telah memberikan waktu dan saran atas perbaikan Tugas Akhir saya ini.

 Dan yang paling istimewa, Ibunda Juniar Siregar, BA tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan non moril kepada saya, sehingga saya dapat melanjutkan studi hingga sampai saat ini. Terima kasih banyak Mama. Dan adikku Debby Mayasari, semoga dirimu segera menyusul abangmu untuk dapat menyelesaikan studinya. Amin. Buat Nenek Parini, Pak Ir. Arwansyah Lubis beserta Ibu Trisni Siregar dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan motivasi dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

 Rekan seperjuangan Gina Sari Anjani, ST yang telah bersama berjuang bersama tanpa kenal lelah dan waktu dalam upaya menyelesaikan tugas akhir ini. Serta buat Om Drs. Eman Kusdiyana, Mhum, tante Ety Suhaety, Aggri Dwi Purnama, serta Mira Mia Reta Putri.

 Ibu Dr. Ir. Iriany, Msi sebagai dosen sekaligus Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia yang selama ini juga memberikan saran-saran yang sangat bermanfaat. Serta para Asisten-asisten Laboratorium OTK.

 Seluruh Teman-teman seangkatan 2006 yang selalu menyemangati dan yang selalu ada untuk setiap keluh penulis, Lutfi Difi Rosta ST, Dahyat ST, Meutia Mirnandaulia ST, Refina Sari Siregar ST, Senafati ST, Amalia Yolanda ST, Delvira ST, Siti Fatimah Siregar, Andika Syahputra Siregar, T Ari Fahreza, M.Fadli Khairul, Andri Ihsan Pratomo, Arzan Mardinata, Agus Boy, Rossi, Christopel, Nimrod, Haryanto, Rio, Wulan, Putri, Apriando, Elton, Alan, Beny, Sanjaya, Ferdi, Mortein dan seluruh stambuk 2006 terima kasih atas kebersamaannya selama ini dan semangatnya. Hidup Tekim 06 !!!

 Abang kandung stambuk 2003 dan senior-senior stambuk 2004, 2005 bang Azlansyah ST, serta junior-junior stambuk 2007, 2008, 2009 dan 2010.

 Seluruh Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang juga turut memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum mencapai kesempurnaan. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga Tugas Akhir Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Juli 2011 Penulis,

FERRY IRAWAN 060405018


(5)

INTISARI

Asam oleat dan blanded C12-C14 merupakan asam lemak yang banyak dibutuhkan oleh industri oleokimia dan banyak digunakan sebagai surface active,

emulsifier, dan dalam produk-produk kosmetika.. Asam lemak dapat diperoleh dari

minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). PKO (Palm Kernel Oil) memiliki kandungan asam laurat yang tinggi dibandingkan produk minyak sawit lainnya. Asam oleat dan blanded C12-C14 diperoleh melalui proses hidrolisa dan fraksinasi pada temperatur tinggi dan tekanan vakum. Pada pra rancangan pabrik pembuatan blanded C12-C14 dan asam oleat digunakan bahan baku PKO (Palm

Kernel Oil ) dan Pure water.

Pra rancangan pabrik pembuatan blanded C12-C14 dan asam oleat ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 74.233 ton/tahun dan beroperasi selama 335 hari dalam satu tahun. Lokasi pabrik yang direncanakan adalah di Kawasan Industri Desa Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara dengan luas areal 18.109 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 150 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) di bawah pimpinan seorang Direktur.

Hasil evaluasi ekonomi Pabrik Pembuatan blanded C12-C14 dan asam oleat ini sebagai berikut:

• Total Modal Investasi : Rp 641.194.772.384,-

• Total Biaya Produksi : Rp 392.110.741.280,-

• Hasil Penjualan : Rp 793.219.268.107,-

• Laba Bersih : Rp 277.985.709.091,-

Profit Margin (PM) : 50,061 %

Break Even Point (BEP) : 31,119 %

Return on Investment (ROI) : 43,354 %

Pay Out Time (POT) : 2,307 tahun

Return on Network (RON) : 72,257 %

Internal Rate of Return (IRR) : 54,947 %

Dari hasil evaluasi ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan

blanded C12-C14 dan asam oleat dari PKO (Palm Kernel Oil) ini layak untuk didirikan.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN. ... xvii BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-4 1.3 Ruang Lingkup Perancangan ... I-4 1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik ... I-4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1 2.1 Minyak Kelapa Sawit ... II-1 2.1.1 Tanaman Kelapa Sawit ... II-1 2.1.2 Komponen-komponen pada Minyak Kelapa Sawit ... II-2 2.1.3 Minyak dan Lemak ... II-2 2.1.4 Asam Lemak (Fatty Acid) ... II-3 2.1.5 Macam – macam Hidrolisa dan Fraksinasi ... II-5 2.1.6 Asam Oleat ... II-6 2.1.7 Gliserol ... II-7 2.2 Spesifikasi Bahan Baku ... II-9 2.2.1 Minyak Inti Sawit/ PKO (Palm Kernel Oil) ... II-10 2.2.2 Air ... II-10 2.3 Spesifikasi Produk. ... II-10 2.3.1 Sifat – sifat Asam Oleat ... II-10 2.3.2 Sifat – sifat Asam Laurat ... II-11 2.3.3 Sifat – sifat Gliserol ... II-11 2.3.4 Pemilihan Proses ... II-12 2.4 Deskripsi Proses ... II-12


(7)

BAB III NERACA MASSA ... III-1 BAB IV NERACA PANAS ... IV-1 BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1 BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1 6.1 Instrumentasi ... VI-1 6.2 Keselamatan Kerja ... VI-11 BAB VII UTILITAS ... VII-1 7.1 Kebutuhan Uap air (Steam) ... VII-1 7.2 Kebutuhan Oil Thermal Heater (OTH) ... VII-2 7.3 Kebutuhan Air ... VII-3 7.3.1 Kebutuhan air proses ... VII-3 7.3.2 Kebutuhan air lainnya ... VII-4 7.4 Kebutuhan Listrik ... VII-7 7.5 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-7 7.6 Kebutuhan Nitrogen. ... VII-10 7.7 Pengolahan Limbah ... VII-11 7.8 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-14 BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1 8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1 8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-4 8.3 Perincian Luas Areal Pabrik ... VIII-6 BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN... IX-1 9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1 9.1.1 Bentuk Organisasi Garis ... IX-2 9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsionil... IX-2 9.1.3 Bentuk Organiasi Garis dan Staf... IX-3 9.1.4 Bentuk Organisasi Fungsionil dan Staf ... IX-4 9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-4 9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-6 9.4 Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ... IX-7 9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ... IX-7 9.4.2 Dewan Komisaris ... IX-7


(8)

9.4.3 Direktur ... IX-8 9.4.4 Sekretaris ... IX-8 9.4.5 Manager Produksi ... IX-8 9.4.6 Manager Teknik ... IX-9 9.4.7 Manager Umum dan Keuangan ... IX-9 9.4.8 Manager Pembelian dan Pemasaran... IX-9 9.5 Sistem Kerja ... IX-9 9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan ... IX-12 9.7 Sistem Penggajian ... IX-13 9.8 Tata Tertib ... IX-16 9.9 JAMSOSTEK dan Fasilitas Tenaga Kerja ... IX-16 BAB X ANALISIS EKONOMI ... X-1 10.1 Modal Investasi ... X-1

10.1.1 Modal Investasi Tetap (MIT) Fixed Capital Investment

(FCI) ... X-I 10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC) ... X-3 10.1.3 Biaya Produksi Total (BPT) / Total Cost (TC) ... X-4 10.1.3.1 Biaya Tetap / Fixed Cost (FC)... X-4 10.1.3.2 Biaya Variabel / Variable Cost (VC) ... X-5 10.1.4 Biaya Variabel (Variabel Cost) ... X-5 10.2 Total Penjualan ... X-5 10.3 Bonus Perusahaan ... X-5 10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X-5 10.5 Analisa Aspek Ekonomi ... X-6 10.5.1 Profit Margin (PM)... X-6 10.5.2 Break Even Point (BEP) ... X-6 10.5.3 Return on Investment (ROI) ... X-7 10.5.4 Pay Out Time (POT) ... X-7 10.5.5 Return on Network (RON) ... X-8 10.5.6 Internal Rate of Return (IRR) ... X-8 BAB XI KESIMPULAN ... XI-1 DAFTAR PUSTAKA ... xviii


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Gliserol ... II-8 Gambar 6.1 Instrumentasi pada Peralatan. ... VI-5 Gambar 6.2 Instrumentasi Tangki Cairan. ... VI-7 Gambar 6.3 Instrumentasi Kolom Hidrolisa. ... VI-7 Gambar 6.4 Instrumentasi pada Flash Tank. ... VI-8 Gambar 6.5 Instrumentasi Dryer. ... VI-8 Gambar 6.6 Instrumentasi Kolom Fraksinasi. ... VI-9 Gambar 6.7 Instrumentasi pada Akumulator... VI-9 Gambar 6.8 Instrumentasi Heat Exchanger. ... VI-10 Gambar 6.9 Instrumentasi Pompa. ... VI-10 Gambar 6.9 Instrumentasi Pompa. ... VI-10 Gambar 8.1 Peta Lokasi Pabrik Didirikan... VIII-3 Gambar 8.2 Tata Letak Pabrik Pembuatan Blanded C12-C14 dan Asam

Oleat dari Fraksinasi Palm Kernel Oil. ... VIII-7 Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Pembuatan

Blanded C12-C14 dan Asam Oleat. ... IX-18 Gambar LD.1 Sketsa Sebagian Bar Screen (dilihat dari atas) ... LD-1 Gambar LD.2 Sketsa 3D Bak Sedimentasi ... LD-7 Gambar LD.3 Sketsa 3D Bak penampung sementara hasil clarifier

(B-702). ... LD-32 Gambar LD.4 Grafik Entalpi dan Temperatur Cairan pada Cooling Tower

(CT). ... LD-97 Gambar LD.5 Kurva Hy terhadap 1/(Hy*– Hy). ... LD-97 Gambar LE.1 Indeks Marshall dan Swift. ... LE-3 Gambar LE.2 Linearisasi cost index dari tahun 2003 – 2008. ... LE-4 Gambar LE.3 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan

Tangki Pelarutan ... LE-5 Gambar LE.4 Harga Peralatan untuk Kolom Distilasi. Harga Tidak


(10)

Gambar LE.5 Harga Tiap Tray dalam Kolom Distilasi. Harga Termasuk Tanggul. Permukaan Saluran Limpah. Saluran Uap dan

Bagian Struktur Lainnya. ... LE-7 Gambar LE.6 Grafik BEP ... LE-33


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Produksi PKO di Indonesia. ... I-2 Tabel 1.2 Data Statistik Impor Kebutuhan Asam Miristat dan Asam

Laurat (Blanded C12-C14) di Indonesia . ... I-3 Tabel 1.3 Data Statistik Impor Kebutuhan Asam Oleat (C18) di Indonesia. I-3 Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak pada PKO dan CPO. ... II-2 Tabel 3.1 Neraca Massa pada Splitting (C-110). ... III-1 Tabel 3.2 Neraca Massa Flash Tank I (FT-110). ... III-1 Tabel 3.3 Neraca Massa Flash Tank II (FT-120). ... III-2 Tabel 3.4 Neraca Massa Dryer (D-210). ... III-2 Tabel 3.5 Neraca Massa Fraksinasi I (C-210). ... III-3 Tabel 3.6 Neraca Massa Kondensor III (E-211). ... III-3 Tabel 3.7 Neraca Massa Reboiler I (E-213). ... III-3 Tabel 3.8 Neraca Massa Fraksinasi II (C-220). ... III-4 Tabel 3.9 Neraca Massa Kondensor IV (E-221). ... III-4 Tabel 3.10 Neraca Massa Reboiler II (E-223). ... III-4 Tabel 3.11 Neraca Massa Fraksinasi II (C-230). ... III-5 Tabel 3.12 Neraca Massa Kondensor V (E-231). ... III-5 Tabel 3.13 Neraca Massa Reboiler III (E-233). ... III-5 Tabel 3.14 Neraca Massa Fraksinasi II (C-240). ... III-6 Tabel 3.15 Neraca Massa Kondensor VI (E-241). ... III-6 Tabel 3.16 Neraca Massa Reboiler IV (E-243). ... III-6 Tabel 4.1 Neraca Panas Heater I (E-101)... IV-1 Tabel 4.2 Neraca Panas Heater II (E-102). ... IV-1 Tabel 4.3 Neraca Panas Splitting (C-110). ... IV-1 Tabel 4.4 Neraca Panas Flash Tank I (FT-110). ... IV-2 Tabel 4.5 Neraca Panas Flash Tank II (FT-120). ... IV-2 Tabel 4.6 Neraca Panas Kondensor I (E-103). ... IV-2 Tabel 4.7 Neraca Panas Kondensor II (E-105). ... IV-2 Tabel 4.8 Neraca Panas Cooler I (E-104)... IV-3 Tabel 4.9 Neraca Panas Dryer (D-210). ... IV-3


(12)

Tabel 4.10 Neraca Panas Heater III (E-201). ... IV-3 Tabel 4.11 Neraca Panas Kondensor III (E-211). ... IV-4 Tabel 4.12 Neraca Panas Reboiler I (E-213). ... IV-4 Tabel 4.13 Neraca Panas Cooler II (E-212). ... IV-4 Tabel 4.14 Neraca Panas Kondensor IV (E-221). ... IV-4 Tabel 4.15 Neraca Panas Reboiler II (E-223). ... IV-5 Tabel 4.16 Neraca Panas Cooler III (E-222). ... IV-5 Tabel 4.17 Neraca Panas Kondensor V (E-231). ... IV-5 Tabel 4.18 Neraca Panas Reboiler III (E-233). ... IV-5 Tabel 4.19 Neraca Panas Cooler IV (E-232). ... IV-6 Tabel 4.20 Neraca Panas Kondensor VI (E-241). ... IV-6 Tabel 4.21 Neraca Panas Reboiler III (E-243). ... IV-6 Tabel 4.22 Neraca Panas Cooler V (E-242). ... IV-6 Tabel 4.23 Neraca Panas Cooler VI (E-244). ... IV-7 Tabel 4.24 Neraca Panas Cooler VII (E-301). ... IV-7 Tabel 4.25 Neraca Panas Heate IV (E-01). ... IV-7 Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan

Blanded C12-C14 dan Asam Oleat dari Fraksinasi Palm Kernel

Oil (PKO). ... VI-6

Tabel 7.1 Kebutuhan Uap (Steam) Pabrik. ... VII-1 Tabel 7.2 Kebutuhan Oli Thermal Heater Sebagai Media Pemanas. ... VII-2 Tabel 7.3 Kebutuhan Air Pendingin Pabrik. ... VII-3 Tabel 7.4 Pemakaian Air Untuk Berbagai Kebutuhan. ... VII-5 Tabel 7.5 Kualitas Air Sungai Mangke, Sumatera Utara. ... VII-6 Tabel 7.6 Perincian Kebutuhan Listrik. ... VII-7 Tabel 7.7 Kebutuhan Nitrogen Awal Pabrik Selama 1 Tahun. ... VII-10 Tabel 7.8 Baku Mutu Limbah Cair (KEP-51/MENLH/10/1995. ... VII-12 Tabel 8.1 Perincian Luas Areal Pabrik. ... VIII-6 Tabel 9.1 Susunan Jadwal Shift Karyawan. ... IX-11 Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya. ... IX-12 Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ... IX-14


(13)

Tabel 10.1 Analisa Parameter Kelayakan Pabrik Blanded C12-C14 dan Asam Oleat. ... X-8 Tabel LA.1 Menghitung Berat Molekul Trigliserida pada PKO. ... LA-4 Tabel LA.2 Neraca Massa Splitting (C-110). ... LA-6 Tabel LA.3 Neraca Massa Flash Tank I (FT-110). ... LA-8 Tabel LA.4 Neraca Massa Flash Tank II (FT-120). ... LA-9 Tabel LA.5 Neraca Massa Dryer (D-210). ... LA-11 Tabel LA.6 Neraca Massa Kolom Fraksinasi I (C-210). ... LA-13 Tabel LA.7 Titik Didih Umpan Masuk Fraksinasi... LA-14 Tabel LA.8 Dew Point Destilat. ... LA-14

Tabel LA.9 Bubble Point Produk Bawah. ... LA-15

Tabel LA.10 Data Kondisi Menghitung Harga q. ... LA-15 Tabel LA.11 Data untuk Menghitung Relative volatility rata-rata... LA-16 Tabel LA.12 Perhitungan Harga θ. ... LA-17 Tabel LA.13 Neraca Massa Kondensor III (E-211). ... LA-19 Tabel LA.14 Neraca Massa Reboiler I (E-213). ... LA-21 Tabel LA.15 Neraca massa Kolom Fraksinasi II (C-220). ... LA-23 Tabel LA.16 Titik Didih Umpan Masuk Fraksinasi... LA-24 Tabel LA.17 Dew Point Destilat. ... LA-24 Tabel LA.18 Bubble Point Produk Bawah. ... LA-24 Tabel LA.19 Data Kondisi Menghitung Harga q. ... LA-25 Tabel LA.20 Data untuk Menghitung Relative volatility rata-rata... LA-26 Tabel LA.21 Perhitungan Harga θ. ... LA-26 Tabel LA.22 Neraca Massa Kondensor IV (E-221). ... LA-28 Tabel LA.23 Neraca Massa Reboiler II (E-223). ... LA-30 Tabel LA.24 Neraca massa Kolom Fraksinasi III (C-230). ... LA-32 Tabel LA.25 Titik Didih Umpan Masuk Fraksinasi... LA-33 Tabel LA.26 Dew Point Destilat. ... LA-33 Tabel LA.27 Bubble Point Produk Bawah. ... LA-33 Tabel LA.28 Data Kondisi Menghitung Harga q. ... LA-34 Tabel LA.29 Data untuk Menghitung Relative volatility rata-rata... LA-35 Tabel LA.30 Perhitungan Harga θ. ... LA-35


(14)

Tabel LA.31 Neraca Massa Kondensor V (E-231). ... LA-37 Tabel LA.32 Neraca Massa Reboiler III (E-233). ... LA-39 Tabel LA.33 Neraca massa Kolom Fraksinasi IV (C-240). ... LA-40 Tabel LA.34 Titik Didih Umpan Masuk Fraksinasi... LA-41 Tabel LA.35 Dew Point Destilat. ... LA-42 Tabel LA.36 Bubble Point Produk Bawah. ... LA-42 Tabel LA.37 Data Kondisi Menghitung Harga q. ... LA-43 Tabel LA.38 Data untuk Menghitung Relative volatility rata-rata... LA-44 Tabel LA.39 Perhitungan Harga θ. ... LA-44 Tabel LA.40 Neraca Massa Kondensor VI (E-241). ... LA-46 Tabel LA.41 Neraca Massa Reboiler IV (E-243). ... LA-48 Tabel LB.1 Konstribusi Gugus untuk Metode Chueh dan Swanson. ... LB-1 Tabel LB.2 Hasil Perhitungan Nilai Kapasitas Panas (Cp(l)) untuk

Trigliserida. ... LB-2 Tabel LB.3 Hasil Perhitungan Nilai Kapasitas Panas (Cp(l)) untuk Asam

lemak ... LB-3 Tabel LB.4 Kapasitas Panas Cairan. ... LB-3 Tabel LB.5 Nilai Gugus pada Perhitungan ∆Hfo298 dengan metode Joback. . LB-4 Tabel LB.6A Hasil Perhitungan ∆Hfo298 dengan metode Joback. ... LB-4 Tabel LB.6B Hasil Perhitungan ∆Hfo298 dengan metode Joback. ... LB-5 Tabel LB.7 Harga Kapasitas Panas untuk Oil Thermal Heater (OTH). ... LB-5 Tabel LB.8 Kalor masuk pada Heater (E-101). ... LB-6 Tabel LB.9 Kalor keluar pada Heater (E-101) ... LB-7 Tabel LB.10 Neraca Panas Heater (E-101) ... LB-8 Tabel LB.11 Kalor masuk pada Heater (E-102) ... LB-9 Tabel LB.12 Kalor keluar pada Heater (E-102) ... LB-10 Tabel LB.13 Neraca Panas Heater (E-102). ... LB-11 Tabel LB.14 Hasil Perhitungan panas reaksi pembentukan produk pada suhu

25oC... LB-12 Tabel LB.15 Hasil Perhitungan panas reaksi pembentukan reaktan pada suhu


(15)

Tabel LB.16 Hasil Perhitungan panas produk pembentukan produk pada suhu 255oC. ... LB-13 Tabel LB.17 Hasil Perhitungan panas reaktan pembentukan pada suhu 90oC. LB-14 Tabel LB.18 Perhitungan Neraca Panas Splitting (C-210). ... LB-15 Tabel LB.19 Hasil Perhitungan Neraca Panas Masuk Pada Alur 5. ... LB-15 Tabel LB.20 Hasil Perhitungan Neraca Panas Yang Keluar Pada Alur 7 ... LB-15 Tabel LB.21 Hasil Perhitungan Neraca Panas Yang Keluar Pada Alur 8. ... LB-16 Tabel LB.22 Hasil Perhitungan Neraca Panas Flash Tank I. ... LB-16 Tabel LB.23 Hasil Perhitungan Neraca Panas Masuk Pada Alur 6 ... LB-17 Tabel LB.24 Hasil Perhitungan Neraca Panas Yang Keluar Pada Alur 10 ... LB-17 Tabel LB.25 Hasil Perhitungan Neraca Panas Yang Keluar Pada Alur 12 ... LB-17 Tabel LB.26 Hasil Perhitungan Neraca Panas Flash Tank II ... LB-18 Tabel LB.27 Hasil Perhitungan Neraca Panas Yang Keluar Pada Alur 9 ... LB-18 Tabel LB.28 Hasil Perhitungan Neraca Panas Pada Kondensor I ... LB-19 Tabel LB.29 Hasil Perhitungan Neraca Panas Yang Keluar Pada Alur 11 ... LB-19 Tabel LB.30 Hasil Perhitungan Neraca Panas Pada Kondensor II ... LB-20 Tabel LB.31 Kalor masuk pada Cooler I (E-104) ... LB-21 Tabel LB.32 Kalor Keluar Pada Cooler I ( E-104) ... LB-22 Tabel LB.33 Neraca Panas Cooler I (E-104)... LB-23 Tabel LB.34 Kalor Keluar Pada Dryer (D-210) Pada Alur 16 ... LB-24 Tabel LB.35 Kalor Keluar Pada Dryer (D-210) Pada Alur 15 ... LB-24 Tabel LB.36 Neraca Panas Dryer (D-210) ... LB-25 Tabel LB.37 Kalor keluar pada Heater III (E-201) ... LB-26 Tabel LB.38 Neraca Panas Heater III (E-201) ... LB-27 Tabel LB.39 Titik Didih Umpan Masuk Fraksinasi... LB-29 Tabel LB.40 Dew Point Destilat ... LB-29 Tabel LB.41 Panas Masuk Kondensor III (E-211) Alur 18 ... LB-30 Tabel LB.42 Panas Keluar Kondensor III (E-211) Alur 20 ... LB-30 Tabel LB.43 Panas Keluar Kondensor III (E-211) Alur 21 ... LB-31 Tabel LB.44 Bubble Point Produk Bawah ... LB-32 Tabel LB.45 Panas Masuk Reboiler I (E-213) Alur 23... LB-33 Tabel LB.46 Panas Keluar Reboiler I (E-213) Alur 24... LB-33


(16)

Tabel LB.47 Panas Keluar Reboiler I (E-213) Alur 25... LB-34 Tabel LB.48 Panas Keluar Cooler II (E-212) Alur 24 ... LE-36 Tabel LB.49 Titik Didih Umpan Masuk Fraksinasi... LB-37 Tabel LB.50 Dew Point Destilat ... LB-38 Tabel LB.51 Panas Masuk Kondensor IV (E-221) Alur 26 ... LB-39 Tabel LB.52 Panas Keluar Kondensor IV (E-221) Alur 28 ... LB-39 Tabel LB.53 Panas Keluar Kondensor IV (E-221) Alur 29 ... LB-39 Tabel LB.54 Bubble Point Produk Bawah ... LB-40 Tabel LB.55 Panas Masuk Reboiler II (E-223) Alur 31 ... LB-41 Tabel LB.56 Panas Keluar Reboiler II (E-223) Alur 32 ... LB-41 Tabel LB.57 Panas Keluar Reboiler II (E-223) Alur 33 ... LB-41 Tabel LB.58 Panas Keluar Cooler III (E-222) Alur 32 ... LE-43 Tabel LB.59 Titik Didih Umpan Masuk Fraksinasi... LB-45 Tabel LB.60 Dew Point Destilat ... LB-45 Tabel LB.61 Panas Masuk Kondensor V (E-231) Alur 34 ... LB-46 Tabel LB.62 Panas Keluar Kondensor V (E-231) Alur 36 ... LB-46 Tabel LB.63 Panas Keluar Kondensor V (E-231) Alur 37 ... LB-46 Tabel LB.64 Bubble Point Produk Bawah ... LB-48 Tabel LB.65 Panas Masuk Reboiler III (E-233) Alur 39 ... LB-48 Tabel LB.66 Panas Keluar Reboiler III (E-233) Alur 40 ... LB-49 Tabel LB.67 Panas Keluar Reboiler III (E-233) Alur 41 ... LB-49 Tabel LB.68 Panas Keluar Cooler IV (E-232) Alur 38 ... LE-50 Tabel LB.69 Titik Didih Umpan Masuk Fraksinasi... LB-53 Tabel LB.70 Dew Point Destilat ... LB-53 Tabel LB.71 Panas Masuk Kondensor VI (E-241) Alur 42 ... LB-54 Tabel LB.72 Panas Keluar Kondensor VI (E-241) Alur 44 ... LB-54 Tabel LB.73 Panas Keluar Kondensor VI (E-241) Alur 45 ... LB-54 Tabel LB.74 Bubble Point Produk Bawah ... LB-56 Tabel LB.75 Panas Masuk Reboiler IV (E-243) Alur 47 ... LB-57 Tabel LB.76 Panas Keluar Reboiler IV (E-243) Alur 48 ... LB-57 Tabel LB.77 Panas Keluar Reboiler IV (E-243) Alur 49 ... LB-57 Tabel LB.78 Panas Keluar Cooler V (E-242) Alur 46 ... LB-59


(17)

Tabel LB.79 Panas Keluar Cooler VI (E-244) Alur 50 ... LB-60 Tabel LB.80 Kalor Masuk pada Heater (E-01)... LB-62 Tabel LB.81 Kalor Keluar Pada Heater (E-01) ... LB-63 Tabel LB.82 Kalor Pada Cooler VII (E-301)... LB-63 Tabel LB.83 Kalor Keluar Pada Cooler VII (E-301) ... LB-64 Tabel LC.1 Data-data pada alur Flash Tank Gliserol (T-110) . ... LC-16 Tabel LC.2 Data-data pada alur Flash Tank Fatty Acid (T-120). ... LC-21 Tabel LC.3 Data – data pada Dryer (D-210). ... LC-25 Tabel LC.4 Komposisi Bahan Pada Alur Vd Kolom Fraksinasi I (C-210). ... LC-31 Tabel LC.5 Komposisi Bahan Pada Alur Lb Kolom Fraksinasi I (C-210). .... LC-31 Tabel LC.6 Data – data pada Accumulator (V-210). ... LC-35 Tabel LC.7 Komposisi Bahan Pada Alur Vd Kolom Fraksinasi II (C-220). .. LC-43 Tabel LC.8 Komposisi Bahan Pada Alur Lb Kolom Fraksinasi II (C-220). ... LC-43 Tabel LC.9 Data – data pada Accumulator (V-220). ... LC-48 Tabel LC.10 Komposisi Bahan Pada Alur Vd Kolom Fraksinasi III (C-230) .. LC-54 Tabel LC.11 Komposisi Bahan Pada Alur Lb Kolom Fraksinasi III (C-230) .. LC-54 Tabel LC.12 Komposisi Bahan Pada Alur Vd Kolom Fraksinasi IV (C-240) .. LC-63 Tabel LC.13 Komposisi Bahan Pada Alur Lb Kolom Fraksinasi IV (C-240) .. LC-63 Tabel LD.1 Perhitungan Entalpi dalam Penentuan Tinggi Menara

Pendingin. ... LD-97 Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan ... LE-2 Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift ... LE-3 Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses ... LE-8 Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas ... LE-10 Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi... LE-13 Tabel LE.6 Perincian gaji ... LE-17 Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas ... LE-19 Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja. ... LE-21 Tabel LE.9 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun

2000 ... LE-22 Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi sesuai UURI No. 17 Tahun 2000 LE-23


(18)

Tabel LE.11 Analisa Parameter Kelayakan Pabrik Blanded C12-C14 dan Asam Oleat. ... LE-31 Tabel LE.12 Data Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ... LE-32


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ... LA-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI ... LB-1 LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ... LC-1 LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS . LD-1 LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI ... LE-1


(20)

INTISARI

Asam oleat dan blanded C12-C14 merupakan asam lemak yang banyak dibutuhkan oleh industri oleokimia dan banyak digunakan sebagai surface active,

emulsifier, dan dalam produk-produk kosmetika.. Asam lemak dapat diperoleh dari

minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). PKO (Palm Kernel Oil) memiliki kandungan asam laurat yang tinggi dibandingkan produk minyak sawit lainnya. Asam oleat dan blanded C12-C14 diperoleh melalui proses hidrolisa dan fraksinasi pada temperatur tinggi dan tekanan vakum. Pada pra rancangan pabrik pembuatan blanded C12-C14 dan asam oleat digunakan bahan baku PKO (Palm

Kernel Oil ) dan Pure water.

Pra rancangan pabrik pembuatan blanded C12-C14 dan asam oleat ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 74.233 ton/tahun dan beroperasi selama 335 hari dalam satu tahun. Lokasi pabrik yang direncanakan adalah di Kawasan Industri Desa Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara dengan luas areal 18.109 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 150 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) di bawah pimpinan seorang Direktur.

Hasil evaluasi ekonomi Pabrik Pembuatan blanded C12-C14 dan asam oleat ini sebagai berikut:

• Total Modal Investasi : Rp 641.194.772.384,-

• Total Biaya Produksi : Rp 392.110.741.280,-

• Hasil Penjualan : Rp 793.219.268.107,-

• Laba Bersih : Rp 277.985.709.091,-

Profit Margin (PM) : 50,061 %

Break Even Point (BEP) : 31,119 %

Return on Investment (ROI) : 43,354 %

Pay Out Time (POT) : 2,307 tahun

Return on Network (RON) : 72,257 %

Internal Rate of Return (IRR) : 54,947 %

Dari hasil evaluasi ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan

blanded C12-C14 dan asam oleat dari PKO (Palm Kernel Oil) ini layak untuk didirikan.


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Indonesia merupakan negara dengan hasil perkebunan yang cukup melimpah. Salah satunya adalah perkebunan kelapa sawit yang dalam dasawarsa terakhir ini pengembangan dan perluasan perkebunan kelapa sawit sangat pesat dilakukan di beberapa daerah di Indonesia. Dan hal ini yang membuat Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai Negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia setelah Malaysia.

Kelapa sawit tersebut menghasilkan minyak kelapa sawit yang langsung diolah di daerah penghasil. Minyak sawit sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai minyak goreng, selain itu sampai saat ini minyak sawit dalam bentuk CPO dan PKO masih sebagai komoditas ekspor utama di sektor perkebunan. Namun demikian perbandingan antara produksi dengan volume ekspor dan konsumsi dalam negeri akan minyak sawit tidak seimbang, dengan nilai produksi 4.150.257 ton/tahun sementara volume ekspor 1.423.958 ton/tahun dan volume impor 726,03 ton/tahun (Badan Pusat

Statistik, 2011). Sehingga akibatnya Indonesia tiap tahunnya mengalami

surplus minyak sawit yang selama ini masih belum dimanfaatkan. Padahal sebenarnya minyak sawit tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi asam lemak dimana sampai saat ini Indonesia untuk memperolehnya masih mengimpor dari luar. Asam lemak ternyata mempuyai nilai jual yang lebih tinggi sekaligus juga merupakan bahan dasar (bahan baku) bagi industri oleokimia, misalnya industri sabun, cat, lilin, farmasi, kosmetik, dll.

Karena peranan asam lemak sangat penting sekali khususnya bagi industri oleokimia, maka bertitiktolak dari inilah timbul pemikiran untuk mendirikan pabrik asam lemak dari minyak sawit sebagai industri

intermediate (antara) bagi industri-industri lain. Dampak positif lain dengan

didirikannya pabrik asam lemak ini adalah dapat mengurangi jumlah impor asam lemak sehingga menghemat devisa negara, selain itu juga akan


(22)

merangsang industri-industri lain sehingga akan tercipta lapangan kerja baru yang dapat mengurangi masalah pengangguran di Indonesia.

Bahan baku Palm Kernel Oil (PKO) tersedia di Indonesia, dengan kapasitas yang memadai dan kandungan asam Laurat, asam Miristat dan asam Oleat sangat tinggi. Berikut ini adalah data kapasitas produksi PKO yang tersedia di Indonesia :

Tabel 1.1 Data Produksi PKO di Indonesia

Tahun Produksi PKO Indonesia (Ton/Tahun) 2006

2.573.565 2007

2.994.798 2008

3.448.700 2009

4.017.477 2010

4.150.257 (Sumber : Badan Pusat Statistik 2006 - 2010)

Palm Kernel Oil (PKO) berasal dari kelapa sawit yang merupakan inti

minyak sawit. Palm Kernel Oil (PKO) memiliki warna yang lebih jernih sehingga proses pemurnian sebelum hidrolisa pun tidak perlu dilakukan. Kebutuhan Asam Lemak terutama Blanded Asam Laurat Miristat (C12-C14) di Indonesia cukup meningkat, hal ini dapat dilihat dari jumlah impor Blanded Asam Laurat Miristat (C12-C14) yang mencapai rata-rata 21.773 ton per tahunnya. Data impor Asam Laurat Miristat (C12-C14) Asam Oleat (C18) dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan 1.3.


(23)

Tabel 1.2 Data Statistik Impor Kebutuhan Asam Miristat dan Asam Laurat (Blanded C12-C14) di Indonesia

Tahun Kebutuhan Asam Miristat dan Asam Laurat (Ton/Tahun)

2006

12.638 2007

23.540 2008

27.485 2009

38.321 2010

49.290

(Sumber : Badan Pusat Statistik 2006 - 2010)

Tabel 1.3 Data Statistik Impor Kebutuhan Asam Oleat (C18) di Indonesia

Tahun Kebutuhan Asam Oleat

(Ton/Tahun) 2006

6.366,282 2007

9.816,516

2008 15.900

2009 18.250

2010 20450

(Sumber : Badan Pusat Statistik 2006- 2010)

Berdasarkan data kebutuhan Blanded Asam Laurat Miristat (C12-C14) di atas, maka di kita harus menambah nilai produksinya untuk memenuhi kebutuhan Blanded Asam Laurat Miristat (C12-C14) di Indonesia. Sedangkan data impor Asam Oleat (C18) masih sedikit dibandingkan Asam Lemak lainnya, tetapi produksinya juga sedikit di Indonesia. Oleh karena itu nilai produksi dari Asam Oleat (C18) juga harus diperhatikan, dimana untuk dapat

memenuhi kebutuhan asam oleat di Indonesia dan sekaligus produk dari pabrik ini dapat diekspor keluar negeri.

Dengan alasan tersebut, maka Pra Rancangan Pabrik Blanded C12-C14 dan Asam Oleat dari Fraksinasi Palm Kernel Oil layak didirikan.


(24)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam perancangan pabrik pembuatan Blanded C12-C14 dan Asam Oleat dari Fraksinasi Palm Kernel Oil (PKO) dapat dirumuskan beberapa hal yang mendasari pendirian pabrik adalah bagaimana pabrik mampu memproduksi Blanded C12-C14 dan Asam Oleat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menerapkan disiplin ilmu Teknik Kimia selama kuliah.

1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik

Tujuan dari pra rancangan pabrik pembuatan Blanded C12-C14 dan Asam Oleat dari Fraksinasi Palm Kernel Oil (PKO) sebagai berikut :

1. Menambah nilai produksi dalam negeri, sehingga tidak perlu adanya impor dari luar negeri.

2. Untuk memberikan informasi awal tentang kelayakan pendirian pabrik

Blanded C12-C14 dan Asam Oleat dari Fraksinasi Palm Kernel Oil (PKO).

3. Untuk memberikan informasi awal tentang perkiraan tata rancangan pabrik pembuatan Blanded C12-C14 dan Asam Oleat dari Fraksinasi Palm

Kernel Oil (PKO).

4. Untuk memperkirakan total biaya yang diperlukan dalam pendirian pabrik

Blanded C12-C14 dan Asam Oleat dari Fraksinasi Palm Kernel Oil (PKO).

1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik

Manfaat dari pra rancangan pabrik ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan mahasiswa khususnya tentang pabrik pembuatan Blanded C12-C14 dan asam Oleat dari Fraksinasi

Palm Kernel Oil (PKO) sehingga dapat dijadikan referensi untuk pendirian

pabrik ini. Di samping itu, juga dapat memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri di Indonesia sehingga dapat mengurangi nilai impor nantinya.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

2.1 Minyak Kelapa Sawit 2.1.1 Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis) berasal dari Guinea di pesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan ke bagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin sepanjang garis equator .Kelapa sawit tumbuh baik pada daerah iklim tropis, dengan suhu antara 24oC – 32oC dengan kelembaban yang tinggi dan curah hujan 200 mm per tahun. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis. Kandungan minyak dalam perikarp sekitar 30% – 40%. Kelapa sawit menghasilkan dua macam minyak yang sangat berlainan sifatnya, yaitu: 1. Minyak sawit (CPO), yaitu minyak yang berasal dari sabut kelapa sawit 2. Minyak inti sawit (CPKO), yaitu minyak yang berasal dari inti kelapa

sawit.

Pada umumnya minyak sawit mengandung lebih banyak asam-asam palmitat, oleat dan linoleat jika dibandingkan dengan minyak inti sawit. Minyak sawit merupakan gliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, sehingga titik lebur dari gliserida tersebut tergantung pada kejenuhan asam lemaknya. Semakin jenuh asam lemaknya semakin tinggi titik lebur dari minyak sawit tersebut. Minyak sawit dapat dipergunakan dalam industri melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO (Refined Bleached and Deodrized Bleached Palm Oil).

Di samping itu, CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein). RBD olein terutama digunakan untuk pembuatan minyak goreng. Sedangkan RBD Stearin terutama digunakan untuk pembuatan margarin atau shortening, disamping itu juga untuk bahan baku industri sabun dan deterjen (Hantoro,


(26)

2.1.2 Komponen-komponen pada Minyak Kelapa Sawit

Komponen penyusun minyak sawit terdiri dari trigliserida dan non trigliserida. Asam asam lemak penyusun trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.

a. Komponen Trigliserida

Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak pada PKO dan CPO

Asam lemak Rumus

Molekul

Minyak Kelapa Sawit ( % )

Minyak Inti Sawit ( % )

PKO

Asam Kaprilat C8H16O2 - 3-4

Asam Kaproat C10H20O2 - 3-7

Asam Laurat C12H24O2 - 46-52

Asam Miristat C14H28O2 1,1-2,5 14-17 Asam Palmitat C16H32O2 40-46 6,5-9 Asam Stearat C18H36O2 3,6-4,7 1-2,5

Asam Oleat C18H34O2 39-45 13-19

Asam Linoleat C18H32O2 7-11 0,5-2

(Sumber : Bailey,1989)

b. Komponen non-trigliserida

Komponen non-trigliserida ini merupakan komponen yang menyebabkan rasa, aroma dan warna kurang baik. Kandungan minyak sawit yang terdapat dalam jumlah sedikit ini, sering memegang peranan penting dalam menentukan mutu minyak.

2.1.3 Minyak dan Lemak

Minyak adalah substansi dari tumbuhan dan hewan yang terdiri dari

ester gliseril dari asam lemak atau trigliserida yang tidak dapat larut dalam

air. Trigliserida dapat berwujud padat maupun cair, hal ini tergantung dari komposisi asam lemak yang menyusunnya. Dalam pemakaian secara umum, trigliserida yang berbentuk padat atau semipadat pada suhu ruangan disebut dengan “lemak”sedangkan yang berbentuk cair pada kondisi yang sama dikenal dengan “minyak”. Menurut Bailey (1950), proses pembuatan asam lemak dari minyak dapat dilakukan dengan cara hidrolisa. Pada proses hidrolisa minyak (fat splitting), air memecah gugus alkil dalam trigliserida minyak dan gliserol berdasarkan persamaan reaksi:


(27)

CH2 - O - C - R1

O

CH - O - C - R2

O

CH2 - O - C - R3

O

+ 3H2O

R1COOH

R2COOH

R3COOH

+

CH2OH

CHOH CH2OH Trigliserida Air Asam Lemak Gliserol

Reaksi hidrolisis minyak dapat dilakukan pada tekanan rendah dan suhu rendah (Agra dan Warnijati, 1972), akan tetapi reaksinya berlangsung lambat, sehingga diperlukan katalisator. Katalisator tidak diperlukan jika hidrolisis dilakukan pada tekanan dan suhu tinggi, hal ini disebabkan kelarutan air dalam minyak makin meningkat pada suhu yang tinggi sehingga mampu memecah trigliserida dalam minyak (Groggins, 1958). Proses pengolahan minyak menjadi asam lemak secara garis besar tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Pemurnian minyak

Caranya dengan membebaskan fosfatida dengan asam fosfat lalu pencucian untuk menghilangkan kelebihan asam fosfat. Perlu dipergunakan tanah aktif untuk menyerap logam berat dan menghilangkan kotoran seperti getah (gum), sabun dan padatan. Untuk bahan olah minyak sawit, minyak inti sawit, dan minyak stearin sawit tahapan ini sudah tidak diperlukan karena biasanya sudah diolah di daerah penghasil.

b. Minyak yang sudah dibersihkan kemudian diuraikan menjadi asam lemak dan gliserol dengan menambahkan air yang sudah di demineralisasi (proses hidrolisa).

2.1.4. Asam Lemak (Fatty Acid)

Asam lemak merupakan senyawa turunan asam karboksilat yang diperoleh dari proses hidrolisa lemak (ester trigliserida). Asam lemak bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat


(28)

sebagai gliserida. Asam lemak merupakan salah satu basic oleochemical. Berdasarkan jumlah atom hidrogen yang terikat kepada atom karbon, maka asam lemak dapat dibedakan atas :

1. Asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh merupakan asam lemak dimana dua atom hidrogen terikat pada satu atom karbon. Dikatakan jenuh karena atom karbon telah mengikat hydrogen secara maksimal.

2. Asam lemak tak jenuh

Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Dalam hal ini, atom karbon belum mengikat atom hidrogen secara maksimal karena adanya ikatan rangkap. Lemak yang mengandung satu saja asam lemak tak jenuh disebut lemah jenuh. Asam lemak jenuh maupun asam lemak tak jenuh berbeda dalam energi yang dikandungnya dan titik leburnya. Karena asam lemak tak jenuh mengandung ikatan carbonhidrogen yang lebih sedikit dibandingkan dengan asam lemak jenuh pada jumlah atom karbon yang sama, asam lemak tak jenuh memiliki energi yang lebih sedikit selama proses metabolisme daripada asam lemak jenuh pada keadaan dimana jumlah atom karbon sama. Asam lemak jenuh dapat tersusun dalam susunan yang rapat, sehingga asam lemak jenuh dapat dibekukan dengan mudah dan berwujud padatan pada temperatur ruangan. Tetapi ikatan rangkap yang kaku dalam lemak tak jenuh mengubah kimia dari lemak. Asam lemak dengan C lebih dari 12 tidak dapat larut pada air panas maupun air dingin. Asam lemak dari C4, C6, C8 dan C10 dapat menguap sedangkan asam lemak C12 dan C14 sedikit menguap. Garam-garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul rendah dan tak jenuh lebih larut dalam alkohol daripada asam-asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi dan jenuh (Winarno, 1997).

2.1.5. Macam – macam Hidrolisa dan Fraksinasi

A. Proses Hidrolisa minyak (fat splitting)

Proses Hidrolisa minyak (fat splitting), yang saat ini dikenal ada tiga macam cara yaitu:


(29)

Cara ini yang paling tua dalam fat splitting. Splitting dilakukan pada tangki terbuat dari logam monel yang dioperasikan secara batch dengan kondisi operasi pada suhu 100-105ºC dan tekanan atmosferik. Minyak dicuci terlebih dulu dengan asam kemudian bersama-sama air (20-25% dari berat minyak) dan katalis (0,1-1,25% dari berat minyak) diumpankan ke dalam tangki. Katalis (reagent twitchell) yang digunakan adalah asam-asam alkil-aril sulfonat atau asam-asam sikloalifatik sulfonat. Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan steam selama 12-48 jam. Pada cara ini dapat diperoleh konversi sebesar 85- 98%.

b. Autoclave fat splitting

Splitting menggunakan autoklave merupakan proses komersial dalam

pengolahan minyak menjadi asam lemak. Cara ini dilakukan tanpa menggunakan katalis didalam reaktor autoclave yang dioperasikan secara kontinyu dengan terbuat dari stainless steel. Kondisi operasi pada suhu 240-250ºC dan tekanan 28-30 atm selama 1-3 jam. Minyak dan air (30-60% berat minyak) bersama-sama dialirkan ke dalam reaktor kemudian dibiarkan bereaksi dan dapat diperoleh konversi sebesar 95-98%.

c. Colgate-emery

Cara ini merupakan metode yang baru tetapi beresiko tinggi dan perlu investasi peralatan yang besar serta skill dan pengalaman yang tinggi untuk mengoperasikannya. Cara ini dilakukan dengan menggunakan reaktor yang terbuat dari stainless-steel dan dioperasikan secara kontinyu pada suhu 250-260ºC dan tekanan 45-50 atm selama 1-2 jam. Cara ini dilakukan tanpa menggunakan katalis dengan konversi yang diperoleh 97-99%.

B. Proses Fraksinasi Asam Lemak

Metode fraksinasi merupakan suatu proses yang menghasilkan Asam Miristat dan Asam Laurat (Blanded C12-C14) dan Asam Oleat (C18) dengan cara pemisahan asam lemak menjadi komponen-komponen asam lemak ringan yang kemudian akan dipisahkan lagi untuk mendapatkan hasil akhir yaitu asam Oleat. Proses fraksinasi ini terbagi dalam 4 cara . yaitu:


(30)

a. Proses Fraksinasi Kering (Winterization)

Fraksinasi kering adalah suatu proses fraksinasi yang didasarkan pada berat molekul dan komposisi dari suatu material. Proses ini lebih murah dibandingkan dengan proses yang lain, namun hasil kemurnian fraksinasinya rendah.

b. Proses Fraksinasi Basah (Wet Fractination)

Fraksinasi basah adalah suatu proses fraksinasi dengan menggunakan zat pembasah (Wetting Agent) atau disebut juga proses Hydrophilization atau

detergent proses. Hasil fraksi dari proses ini sama dengan proses fraksinasi

kering.

c. Proses Fraksinasi dengan menggunakan Solvent (pelarut)/ Solvent Fractionation

Ini adalah suatu proses fraksinasi dengan menggunakan pelarut. Dimana pelarut yang digunakan adalah aseton. Proses fraksinasi ini lebih mahal dibandingkan dengan proses fraksinasi lainnya karena menggunakan bahan pelarut.

d. Proses Fraksinasi dengan Pengembunan (Fractional Condentation)

Proses fraksinasi ini merupakan suatu proses fraksinasi yang didasarkan pada titik didih dari suatu zat / bahan sehingga dihasilkan suatu produk dengan kemurnian yang tinggi. Fraksinasi pengembunan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi namun proses produksi lebih cepat dan kemurniannya lebih tinggi

2.1.6 Asam Oleat

Asam oleat dapat dihasilkan dari fraksinasi asam lemak yang diperoleh dari proses pengubahan minyak menjadi asam lemak. Asam oleat dapat dihasilkan dari fraksinasi asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis lemak. Dalam industri asam oleat banyak digunakan sebagai surface active,

emulsifier, dan dalam produk-produk kosmetika. Kegunaan produk ini (asam

oleat) adalah sebagai berikut :

a. industri minuman, seperti pembuatan susu; b. industri sabun dan detergen;


(31)

c. industri kosmetik;

d. industri minyak goring, dan e. industri bahan makanan.

2.1.7 Gliserol

Gliserol atau propana-1,2,3-triol merupakan suatu senyawa dengan rumus HOCH2CH(OH)CH2OH dengan berat molekul 92,02. Gliserol tidak berwarna, tidak berbau, bersifat kental, dan merupakan cairan higroskopis dengan rasa yang manis. Gliserol mempunyai tiga gugus hidroksil alkohol hidropilik yang menyebabkan gliserol larut dalam air dan mempunyai sifat yang higroskopis. Gliserol mempunyai tegangan permukaan 64.000 mN/m pada 20°C dan memiliki koefisien temperatur -0.0598 mN/(m K). Gliserol mempunyai titik leleh 18oC dan titik didih 290oC pada tekanan atmosfer. Karena terjadi sebagian dekomposisi pada temperatur ini, gliserol didistilasi pada tekanan yang direduksi. Gliserol anhidrat sangat bersifat higroskopis dan mampu menyerap air sekitar 50 % dari berat gliserol itu sendiri. Gliserol larut dalam air, alkohol, dan fenol, tetapi tidak larut pada hidrokarbon

(Fessenden, 1986).

Gliserol membentuk beberapa sistem biner, azeotrop dan non-azeotrop, dan campuran tersier dengan air dan etil alkohol, yang sangat berguna untuk distilasi etanol anhidrat. Gliserol juga memiliki kemampuan melarutkan yang baik.

Secara kimia, gliserol dikarakterisasikan dengan adanya dua gugus hidroksil primer dan satu gugus hidroksil sekunder, yang berbentuk simetris seperti pada Gambar 2.1


(32)

Gliserol terdapat pada semua minyak dan lemak dari hewan dan tumbuhan. Biasanya gliserol jarang ditemukan dalam bentuk bebas pada lemak tersebut, namun biasanya terdapat dalam bentuk trigliserid yang bergabung dengan asam lemak seperti stearat, oleat, palmitat, dan laurat. Lemak ini merupakan gabungan dari gliserid dari asam lemak yang berbeda-beda. Minyak kelapa, palem, dan zaitun menghasilkan jumlah gliserol yang lebih tinggi dibandingkan lemak dari gemuk ataupun babi. Gliserol juga terdapat dalam bentuk trigleserid pada semua sel hewan dan tumbuhan pada lipid seperti lecitin dan sepalin.

Sebagian besar jumlah gliserol yang diproduksi belakangan ini merupakan produk samping dari pembuatan sabun dan asam lemak, baik dengan saponifikasi ataupun hidrolisis. Selain itu gliserol ini juga merupakan produk samping dari pembuatan biodiesel. Gliserol juga dapat diperoleh melalui proses fermentasi dari beberapa jenis gula. Namun gliserol yang diperoleh dari proses fermentasi ini mempunyai kualitas yang rendah. Proses fermentasi untuk menghasilkan gliserol ini tidak pernah digunakan, kecuali untuk skala laboratorium.

Pada proses saponifikasi, lemak direaksikan dengan kaustik soda dan garam. Asam lemak yang terdapat pada lemak akan bergabung dangan kaustik soda dan membentuk sabun, sedangkan gliserol yang terdapat pada lemak akan berada pada larutan garam. Gliserol yang mengandung cairan ini dikenal sebagai spent lye atau air sisa pencucian, yang merupakan sumber gliserol yang sangat penting.

Cara lain untuk mendapatkan gliserol adalah dengan hidrolisis lemak, yaitu suatu proses yang biasa disebut fat splitting. Pada proses ini lemak dipisahkan menjadi gliserol dan asam lemak melalui proses hidrolisis pada temperatur dan tekanan yang ditingkatkan. Gliserol terlarut ini dikenal sebagai glycerin sweet water. Cara selanjutnya adalah dengan proses fat

splitting pada tekanan rendah dengan bantuan katalis Twitchell, seperti asam

naftalenstearosulfonik.

Gliserol mempunyai banyak kegunaan, diantaranya untuk mengawetkan makanan, pemberi rasa manis pada makanan (pengganti gula),


(33)

sebagai pelunak pada plastik, sebagai minyak rem, dan sebagai antifreeze. Gliserol juga digunakan dalam pembuatan nitrogliserin yang dapat digunakan sebagai bahan peledak. Sekitar sepertiga dari jumlah gliserol digunakan untuk pelapis resin alkid. Gliserol juga dapat dimanfaatkan sebagai penstabil pada industri makanan dan kosmetik dalam bentuk mono- dan digliserida, serta digunakan dalam pembuatan pasta gigi, obat perawatan kulit, obat kumur, dan lain-lain.

2.2 Spesifikasi Bahan Baku

Bahan baku utama dari proses pembuatan asam lemak blanded C12 -C14 dan asam oleat ini adalah Palm Kernel Oil (PKO) yang diperoleh dari proses pengolahan minyak inti sawit. Bahan baku pendukung yang digunakan yaitu bahan baku pendukung untuk proses hidrolisa Palm Kernel Oil menghasilkan asam lemak dan gliserol. Bahan baku pendukung untuk proses hidrolisa Palm Kernel Oil adalah air dan steam.

2.2.1 Minyak Inti Sawit/ PKO (Palm Kernel Oil)

Merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Kandungan minyak yang terkandung di dalam inti sekitar 50 % dan kadar FFA-nya sekitar 5 %. Proses pemecahan/ekstraksi inti sawit akan menghasilkan palm kernel meal (bungkil) dan palm kernel oil (minyak inti sawit). Melalui cara yang hampir sama dengan pemecahan kedelai, menghasilkan meal dan minyak .Palm kernel oil pengolahannya sedikit rumit, tergantung penggunaannya. Berupa minyak putih kekuning-kuningan yang diperoleh dari proses ekstraksi inti buah tanaman kelapa sawit.

Adapun sifat-sifat fisika PKO (Palm Kernel Oil), adalah : 1. Titik didih : 251 oC

2. Titik nyala : 242 oC 3. Titik leleh : 25 oC 4. Titik api : 251 oC 5. Titik asap : 450 oF 6. Density : 0,952 gr/cm3


(34)

2.2.2 Air

Air mempunyai sifat-sifat, antara lain: 1. Sifat fisis air

 Rumus molekul : H2O

 Berat molekul : 18 kg/kmol

 Kenampakan : Cairan tak berwarna

 Titik didih (1 atm) : 100 oC

 Titik beku : 0oC

 Densitas (50 oC) : 1.000 kg/m3

 Temperatur kritis : 647,2 K

 Tekanan kritis : 220,60 Bar 2. Sifat kimia Air

Air bersifat normal pada pH 7, merupakan reagent penghidrolisa pada proses hidrolisa.

2.3 Spesifikasi Produk 2.3.1 Sifat – sifat Asam Oleat

Sifat-sifat fisika dan kimia asam oleat adalah sebagai berikut : Sifat Fisika

1. Berat molekul (kg/mol) : 280,45 2. Spesifik gravity : 0,895 3. Melting point (0 oC) :16,3 oC 4. Boiling point (0 oC) : 360 oC 5. Tidak larut dalam air

6. Mudah terhidrogenasi

7. Merupakan asam lemak tak jenuh 8. Tidak berwarna

Sifat Kimia

1. Rumus molekul : C18H34O2 2. Bilangan asam : 280,1


(35)

2.3.2 Sifat – sifat Asam Laurat

Sifat-sifat fisika dan kimia asam laurat adalah Sifat fisika: 1. Berwarna putih

2. Berbentuk padatan pada suhu ruangan dengan bau yang khas 3. Rumus molekul : C12H24O2

4. Titik beku : 44-46 oC

5. Titik didih : 225 oC pada tekanan 100mmHg 6. Densitas : 0,883 pada suhu 50 oC

7. Tekanan uap : 1mmHg pada suhu 1210C 8. Tekanan kritis : 6,91

9. Titik flash : > 1130C (>235 oF) 10.berat molekul : 200,23 kg/mol 11.Bilangan asam : 279-282 12.Bilangan iodine : 0,2 maks 13.Stabil, dapat terbakar

Sifat kimia:

1. Tidak larut dalam air

2. Larut dalam pelarut organik seperti alkohol

2.3.3. Sifat-sifat Gliserol

Gliserol mempunyai sifat-sifat, antara lain: 1. Sifat fisis gliserol

Rumus molekul : C3H5(OH)3 Berat molekul : 92 kg/kmol Titik didih : 290 oC Titik lebur : 17,9 oC Densitas, (pada 50 oC, 1 atm) : 1.014 kg/m3 2. Sifat kimia gliserol

Mutu gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa minyak sawit berkadar 12% dan memiliki pH berkisar 4-5. Rendahnya pH gliserin ini disebabkan asam lemak terlarut dalam jumlah yang sedikit pada gliserol. Asam lemak dapat terlarut pada gliserol pada suhu dan tekanan proses hidrolisa.


(36)

2.3.3 Pemilihan Proses

Pada pra rancangan pabrik pembuatan Blanded C12-C14 dan asam Oleat dari Palm Kernel Oil ini, proses yang dipilih adalah proses fraksinasi pengembunan dengan pertimbangan kecepatan produksi, kemurnian yang tinggi dan konsumsi energi yang rendah (Feld and Hanh GMBH,1998).

2.4 Deskripsi Proses

Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah Palm Kernel Oil (PKO) yang merupakan produk hasil pengolahan kelapa sawit. PKO dipompa dengan menggunakan pompa P-102 menuju heater E-102 untuk dipanaskan dari suhu 27oC menjadi suhu 90oC. Dan pure water dengan mengunakan pompa P-101 dilewatkan ke dalam heater agar dipanaskan dari suhu air 29oC menjadi suhu 90oC. PKO dari heater akan menggunakan pompa P-104 dialirkan ke bagian bawah kolom splitting (C-110) sementara air akan dipompa oleh P-103 menuju ke bagian atas kolom splitting (C-110). Di kolom splitting (C-110) terjadi proses pemecahan gugus alkil dalam trigliserida (PKO) dengan air menjadi PKO-FA (asam lemak) dan gliserol (11,7 %). Proses ini berlangsung pada suhu 255oC dan tekanan 54 Bar.

Pada bagian bawah kolom splitting gliserol dialirkan menuju Flash Tank I (FT-110). Pada tangki ini terjadi penguapan air yang terkandung dalam gliserol sehingga gliserol yang keluar akan memiliki kadar 12 %. Proses ini berlangsung pada suhu 120oC dan tekanan 0,5 atm. Pada bagian atas kolom splitting dialirkan PKO-FA menuju Flash Tank II (FT-120). Pada tangki ini terjadi penguapan air yang terkandung dalam PKO-FA sehingga kadar air pada PKO-FA akan berkurang. Proses ini berlangsung pada suhu 120oC dan tekanan 0,5 atm.

Gliserol 12 % yang dihasilkan akan dialirkan menuju tangki penyimpanan dan sebelumnya kan dilewatkan pada Cooler I (E-104) sehingga gliserol didinginkan dari suhu 120oC menjadi suhu 30oC.

Selanjutnya gliserol dialirkan ke tangki penyimpanan (T-103) PKO-FA dari FT-120 akan dialirkan menuju Tangki Intermediate (T-110) untuk ditampung sementara.


(37)

Selanjutnya dari tangki intermediet akan dipompa dengan P-106 menuju dryer (D-210). Pada dryer terjadi proses penghilangan air. Proses ini berlangsung pada 20 Kpa dan 150oC. Selanjutnya PKO-FA akan keluar dan dialirkan ke heater (E-201) untuk menaikkan suhu sampai 202oC dan selanjutnya dipompa dengan P-202 ke kolom Fraksinasi I.

Pemisahan atau fraksinasi adalah suatu proses yang mengubah fatty

acid menjadi kombinasi tunggal dalam proes ini berdasarkan persen berat.

Proses ini bertujuan untuk memisahkan suatu campuran bahan guna mendapatkan zat asalnya, dimana fraksi-fraksinya didasarkan perbedaan titik didihnya (berat atom).Unit fraksinasi terdiri dari 4 kolom fraksinasi. Pada proses fraksinasi, kondisi temperatur dan kolom divakumkan sesuai dengan jenis produk yang diinginkan.

Di dalam kolom fraksinasi I (C-210) terdapat struktur packing, pada kolom ini dihasilkan blanded C8-C10 (99,95 %) akan dilewatkan di bagian atas kolom dan didinginkan dengan kondensor E-211 dan Cooler E-212 sebelum disimpan pada T-201. Proses ini berlangsung pada 42,055 torr dan 202oC. Dari bagian bawah kolom fraksinasi I PKO-FA destilat (C10-C20) kemudian dialirkan ke reboiler E-213. Pada reboiler PKO-FA akan direcycle dan dialirkan ke kolom fraksinasi II.

Di dalam kolom fraksinasi II (C-220) dihasilkan blanded C12-C14 (99,9329 %) akan dilewatkan di bagian atas kolom dan didinginkan dengan kondensor E-221 dan Cooler E-222 sebelum disimpan pada T-202. Proses ini berlangsung pada 35,8 torr dan 210oC. Dari bagian bawah kolom fraksinasi II PKO-FA destilat (C14-C20) kemudian dialirkan ke reboiler E-223. Pada reboiler PKO-FA akan direcycle dan dialirkan ke kolom fraksinasi III.

Di dalam kolom fraksinasi III (C-230) dihasilkan blanded C16-C18 (99,9238%) akan dilewatkan di bagian atas kolom dan didinginkan dengan kondensor E-231 dan Cooler E-232 sebelum disimpan pada T-203. Proses ini berlangsung pada 29,766 torr dan 245oC. Dari bagian bawah kolom fraksinasi III PKO-FA destilat (C18-C20) kemudian dialirkan ke reboiler E-233. Pada reboiler PKO-FA akan direcycle dan dialirkan ke kolom fraksinasi IV.


(38)

Di dalam kolom fraksinasi IV (C-230) ini dihasilkan asam oleat (80,5336 %) sebagai produk utama yang akan dilewatkan di bagian atas kolom dan didinginkan dengan kondensor E-241 dan Cooler E-242 sebelum disimpan pada T-204. Proses ini berlangsung pada 24,65 torr dan 245oC. Dari bagian bawah kolom fraksinasi IV PKO-FA destilat (C18-C20) dimana pada destilat ini terkandung kadar C20 (15,7335 %), akan dilewatkan pada cooler E-244 dan selanjunya akan disimpan dalam tangki penyimpanan T-105.


(39)

(40)

BAB III

NERACA MASSA

Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan Blanded C12-C14 dan Asam Oleat dari Palm Kernel Oil (PKO) dengan kapasitas 74.233 ton/tahun diuraikan sebagai berikut :

Waktu operasi = 335 hari/tahun Basis perhitungan = 1 jam operasi Kapasitas Produksi = 74.233 Ton/tahun

3.1 Splitting (C-110 )

Tabel 3.1 Neraca Massa pada Splitting (C-110)

KOMPONEN

Masuk Keluar

Alur 3 Alur 4 Alur steam Alur 5 Alur 6

F (kg/jam ) F (kg/jam) F (kg/jam) F (kg/jam) F (kg/jam)

PKO (Trigliserida) - 12.326,500 - 246,5250 -

H2O 509,9201 173,7500 - 778,3534 122,0174

PKO (FATTY ACID) - - - - 12.079,7250

GLISEROL - - - 135,7993 -

Steam - - 352,500 -

F(kg/jam) 509,9201 12.500 352,500 1160,6777 12.201,7424

Total 13.362,4201 13.362,4201

3.2 Flash Tank I (FT-110)

Tabel 3.2 Neraca Massa Flash Tank I (FT-110 )

Komponen

Masuk Keluar

Alur 5 Alur 7 Alur 8

F (kg/Jam) N (Kmol/Jam) F (kg/Jam) N (Kmol/Jam) F (kg/Jam) N (Kmol/Jam)

Trikaprilin 9,1214 0,0211 - - 9,1214 0,0211

Trikaprin 8,6284 0,0167 - - 8,6284 0,0167

Trilaurin 116,8529 0,1945 - - 116,8529 0,1945

Trimiristin 39,1975 0,0572 - - 39,1975 0,0572

Tripalmitin 20,7081 0,0269 - - 20,7081 0,0269

Tristearin 5,1770 0,0061 - - 5,1770 0,0061

Triolein 40,4301 0,0477 - - 40,4301 0,0477

Trilinolein 5,9166 0,0070 - - 5,9166 0,0070

Triarachidin 0,4930 0,0005 - - 0,4930 0,0005

H2O 778,3534 43,2419 32,5793 1,81 745,7740 41,4319

Gliserol 135,7993 1,4761 - - 135,7993 1,4761

Total 1.160,6777 45,1963 32,5793 1,81 1.128,0983 41,8096


(41)

3.3 Flash Tank II (FT-120)

Tabel 3.3 Neraca Massa Flash Tank II (FT-120)

Komponen

Masuk Keluar

Alur 6 Alur 11 Alur 12

F (kg/jam) N (Kmol/Jam) F (kg/jam) N (Kmol/Jam) F (kg/jam) N (Kmol/Jam)

Asam Kaprilat 446,9498 3,0993 - - 446,9498 3,0993

Asam Kaproat 422,7904 2,4544 - - 422,7904 2,4544

Asam Laurat 5.725,7897 28,5846 - - 5.725,7897 28,5846 Asam Miristat 1.920,6763 8,4107 - - 1.920,6763 8,4107 Asam Palmitat 1.014,6969 3,9599 - - 1.014,6969 3,9599

Asam Stearat 253,6742 0,8917 - - 253,6742 0,8917

Asam Oleat 1.981,0749 7,0127 - - 1.981,0749 7,0127

Asam Linoleat 289,9134 1,0339 - - 289,9134 1,0339

Asam Arachidic 24,1595 0,0773 - - 24,1595 0,0773

H2O 122,0174 6,7787 5,1073 0,2837 116,9102 6,4950

Total 12.201,7424 62,3034 5,1073 0,2837 12.196,6352 62,0196

F Total 12.201,7424 12.201,7424

3.4 Dryer (D-210)

Tabel 3.4 Neraca Massa Dryer (D-210)

Komponen

Masuk Keluar

Alur 14 Alur 15 Alur 16

F (kg/jam) N (Kmol/Jam) F (kg/jam) N (Kmol/Jam) F (kg/jam) N (Kmol/Jam)

Asam Kaprilat 446,9498 3,0993 - - 446,9498 3,0993

Asam Kaproat 422,7904 2,4544 - - 422,7904 2,4544

Asam Laurat 5.725,7897 28,5846 - - 5.725,7897 28,5846

Asam Miristat 1.920,6763 8,4107 - - 1.920,6763 8,4107

Asam Palmitat 1.014,6969 3,9599 - - 1.014,6969 3,9599

Asam Stearat 253,6742 0,8917 - - 253,6742 0,8917

Asam Oleat 1.981,0749 7,0127 - - 1.981,0749 7,0127

Asam Linoleat 289,9134 1,0339 - - 289,9134 1,0339

Asam Arachidic 24,1595 0,0773 - - 24,1595 0,0773

H2O 116,9102 6,4950 116,9102 6,4950 - -

Total 12.196,6352 62,0196 116,9102 6,4950 12.079,7250 55,5246


(42)

3.5 Kolom Fraksinasi I (C-210)

Tabel 3.5 Neraca Massa Fraksinasi I (C-210)

Komponen BM

(kg/kmol)

Masuk Keluar

Alur 17 Alur 21 Alur 25

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam kaprilat 144,2100 3,0993 536,3398 3,0993 446,9498 - - Asam Kaproat 172,2600 2,4544 507,3485 2,4519 422,3676 0,0025 0,4228 Asam Laurat 200,3100 28,5846 6870,9476 0,0218 4,3684 28,5628 5721,4212 Asam Miristat 228,3600 8,4107 2304,8115 - - 8,4107 1920,6763 Asam Palmitat 256,2400 3,9599 1217,6363 - - 3,9599 1014,6969 Asam Stearat 284,4700 0,8917 304,4091 - - 0,8917 253,6742 Asam Oleat 282,5000 7,0127 2377,2899 - - 7,0127 1981,0749 Asam Linoleat 280,4000 1,0339 446,9498 - - 1,0339 289,9134 Asam Arachidic 312,5200 0,0773 422,7904 - - 0,0773 24,1594

55,5246 12.079,7250 5,5730 873,6858 49,9516 11.206,0392

N total 55,5246 55,5246

F Total 12.079,7250 12.079,7250

3.6 Kondensor III (E-211)

Tabel 3.6 Neraca Massa Kondensor III (E-211)

Komponen BM

(kg/kmol)

Alur masuk Alur keluar

Alur 18 (Vd) Alur 20 (Ld) Alur 21 (D)

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Kaprilat 144,2100 6,1986 893,8997 3,0993 446,9498 3,0993 446,9498 Asam Kaproat 172,2600 4,9038 844,7352 2,4519 422,3676 2,4519 422,3676 Asam Laurat 200,3100 0,0436 8,7369 0,0218 4,3684 0,0218 4,3684

Total 11,1461 1.747,3717 5,5730 873,6858 5,5730 873,6858

F Total (kg/jam) 1.747,3717 1.747,3717

N Total (kmol/jam) 11,1461 11,1461

3.7 Reboiler I (E-213)

Tabel 3.7Neraca Massa Reboiler I (E-213)

Komponen BM

(kg/kmol)

Alur masuk Alur keluar

Alur 23 (Lb) Alur 24 (Vb) Alur 25 (B)

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Kaproat 172,2600 0,0073 1,2589 0,0049 0,8361 0,0025 0,4228 Asam Laurat 200,3100 85,0478 17.035,9267 56,4850 11314,5055 28,5628 5.721,4212 Asam Miristat 228,3600 25,0436 5.718,9462 16,6328 3798,2700 8,4107 1.920,6763 Asam Palmitat 256,2400 11,7910 3.021,3301 7,8311 2006,6332 3,9599 1.014,6969 Asam Stearat 284,4700 2,6552 755,3325 1,7635 501,6583 0,8917 253,6742 Asam Oleat 282,5000 20,8807 5.898,7873 13,8680 3917,7124 7,0127 1.981,0749 Asam Linoleat 280,4000 3,0786 863,2372 2,0447 573,3238 1,0339 289,9134 Asam Arachidic 312,5200 0,2302 71,9364 0,1529 47,7770 0,0773 24,1594

Total 148,7344 33.366,76 98,7827 22.160,7162 49,9516 11.206,0392

F Total (kg/jam) 33.366,7553 33.366,7553


(43)

3.8 Kolom Fraksinasi II (C-220)

Tabel 3.8 Neraca Massa Fraksinasi II (C-220)

Komponen BM

(kg/kmol)

Masuk Keluar

Alur 25 Alur 29 Alur 33

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Kaproat 172,2600 0,0025 0,4228 0,0025 0,4228 - -

Asam Laurat 200,3100 28,5628 5.721,4212 28,5628 5.721,4212 - - Asam Miristat 228,3600 8,4107 1.920,6763 8,4074 1.919,9129 0,0033 0,7634 Asam Palmitat 256,2400 3,9599 1.014,6969 0,0184 4,7090 3,9416 1.009,9879

Asam Stearat 284,4700 0,8917 253,6742 - - 0,8917 253,6742

Asam Oleat 282,5000 7,0127 1.981,0749 - - 7,0127 1.981,0749

Asam Linoleat 280,4000 1,0339 289,9134 - - 1,0339 289,9134

Asam Arachidic 312,5200 0,0773 24,1594 - - 0,0773 24,1595

49,9516 11.206,0392 36,9911 7.646,4659 12,9605 12,9605

N total (kmol jam) 49,9516 49,9516

F Total (kg/jam) 11.206,0392 11.206,0392

3.9 Kondensor IV (E-221)

Tabel 3.9 Neraca Massa Kondensor IV (E-221)

Komponen BM

(kg/kmol)

Alur masuk Alur keluar

Alur 26 (Lb) Alur 28 (Ld) Alur 29 (D)

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Kaproat 172,2600 0,0051 0,8879 0,0027 0,4651 0,0025 0,4228 Asam Laurat 200,3100 59,9819 12.014,9846 31,4191 6293,5633 28,5628 5.721,4212 Asam Miristat 228,3600 17,6555 4.031,8171 9,2481 2111,9042 8,4074 1.919,9129 Asam Palmitat 256,2400 0,0385 9,8889 0,0202 5,1799 0,0184 4,7090

Total 77,6812 16.057,5784 40,6902 8.411,1125 36,9911 7.646,4659

F Total (kg/jam) 16.057,5784 16.057,5784

N Total (Kmol/jam) 77,6812 77,6812

3.10 Reboiler II (E-223)

Tabel 3.10 Neraca Massa Reboiler II (E-223 )

Komponen BM

(kg/kmol)

Alur masuk Alur keluar

Alur 31 (Lb) Alur 32 (Vb) Alur 33 (B)

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Miristat 228,3600 0,0416 9,4957 0,0382 8,7324 0,0033 0,7634 Asam Palmitat 256,2400 49,0296 12.563,3492 45,0880 11.553,3613 3,9416 1.009,9879 Asam Stearat 284,4700 11,0925 3.155,4813 10,2007 2.901,8071 0,8917 253,6742 Asam Oleat 282,5000 87,2312 24.642,8063 80,2185 22.661,7314 7,0127 1.981,0749 Asam Linoleat 280,4000 12,8611 3.606,2643 11,8272 3.316,3509 1,0339 289,9134 Asam Arachidic 312,5200 0,9616 300,5220 0,8843 276,3626 0,0773 24,1595

Total 161,2176 44.277,9189 148,2571 40.718,3457 12,9605 3.559,5732

F Total (kg/jam) 44277,9189 44277,9189


(44)

3.11 Kolom Fraksinasi III (C-230)

Tabel 3.11 Neraca Massa Fraksinasi III (C-230 )

Komponen BM

(kg/kmol)

Masuk Keluar

Alur 33 Alur 37 Alur 41

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Miristat 228,3600 0,00334 0,7634 0,0033 0,7634 - -

Asam Palmitat 256,2400 3,94157 1009,9879 3,9416 1009,9879 - - Asam Stearat 284,4700 0,89174 253,6742 0,8828 251,1375 0,0089 2,5367 Asam Oleat 282,5000 7,01265 1981,0749 0,0007 0,1981 7,0120 1980,8768 Asam Linoleat 280,4000 1,03393 289,9134 - - 1,0339 289,9134 Asam Arachidic 312,5200 0,07731 24,1595 - - 0,0773 24,1595

Total 12,9605 3359,5732 4,8284 1262,0869 8,1321 2297,4864

N Total (Kmol/jam) 12,9605 12,9605

F Total (kg/jam) 3359,5732 3359,5732

3.12 Kondensor V (E-231)

Tabel 3.12 Neraca Massa Kondensor V (E-231)

Komponen BM

(kg/kmol)

Alur masuk Alur keluar

Alur 34( Vd ) Alur 36 (Ld) Alur 37 (D)

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Miristat 228,3600 0,01050 2,3970 0,0072 1,6336 0,0033 0,7634 Asam Palmitat 256,2400 12,37653 3.171,3620 8,4350 2.161,3741 3,9416 1.009,9879 Asam Stearat 284,4700 2,77207 788,5717 1,8892 537,4342 0,8828 251,1375 Asam Oleat 282,5000 0,00220 0,6221 0,0015 0,4240 0,0007 0,1981

Total 15,1613 3.962,9527 10,33286 2.700,8659 4,8284 1.262,0869

F Total (kg/jam) 3.962,9527 3.962,9527

N Total (Kmol/jam) 15,1613 15,1613

3.13 Reboiler III (E-233)

Tabel 3.13 Neraca Massa Reboiler III (E-233)

Komponen BM

(kg/kmol)

Alur masuk Alur keluar

Alur 39 (Lb) Alur 40 (Vb) Alur 41 (B)

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Stearat 284,4700 0,0575 16,3592 0,0486 13,8225 0,0089 2,5367 Asam Oleat 282,5000 45,2195 38.323,5368 38,2076 36.342,6600 7,0120 1.980,8768 Asam Linoleat 280,4000 6,6677 5.608,8834 5,6338 5.318,9700 1,0339 289,9134 Asam Arachidic 312,5200 0,4985 467,4069 0,4212 443,2475 0,0773 24,1595

Total 52,4433 44.416,1864 44,3112 42.118,7000 8,1321 2.297,4864

F Total (Kg/jam) 44.416,1864 44.416,1864


(45)

3.14 Kolom Fraksinasi IV (C-240)

Tabel 3.14 Neraca Massa Fraksinasi IV (C-240 )

Komponen BM

(kg/kmol)

Masuk Keluar

Alur 41 Alur 45 Alur 49

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Stearat 284,4700 0,00892 2,5367 0,00209 0,5944 0,0068 1,9424 Asam Oleat 282,5000 7,01195 1980,8768 4,52271 1277,6655 2,4892 703,2113 Asam Linoleat 280,4000 1,03393 289,9134 1,03083 289,0437 0,0031 0,8697 Asam Arachidic 312,5200 0,07731 24,1595 0,06143 19,1967 0,0159 4,9628 Total 8,1321 2297,4864 5,6171 1586,5002 2,5151 710,9862

N Total (Kmol/jam) 8,1321 8,1321

F Total (kg/jam) 2297,4864 2297,4864

3.15 Kondensor VI (E-241)

Tabel 3.15 Neraca Massa Kondensor VI (E-241 )

Komponen BM

(kg/kmol)

Alur masuk Alur keluar

Alur 42 (Vd) Alur 44 (Ld) Alur 45 (D)

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Stearat 284,4700 0,00284 0,8083 0,0008 0,2140 0,0021 0,5944 Asam Oleat 282,5000 6,15089 1.737,6251 1,6282 459,9596 4,5227 1.277,6655 Asam Linoleat 280,4000 1,40192 393,0994 0,3711 104,0557 1,0308 289,0437 Asam Arachidic 312,5200 0,08354 26,1074 0,0221 6,9108 0,0614 19,1967

Total 7,6392 2.157,6403 2,0221 571,1401 5,6171 1.586,5002

F Total (kg/jam) 2.157,6403 2.157,6403

N Total (Kmol/jam) 7,6392 7,6392

3.16 Reboiler IV ( E-243)

Tabel 3.16 Neraca Massa Reboiler IV (E-243 )

Komponen BM

(kg/kmol)

Alur masuk Alur keluar

Alur 47( Lb ) Alur 48 (Vb) Alur 49 (B)

N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam) N (kmol/jam) F (kg/jam)

Asam Stearat 284,4700 0,0326 9,2775 0,0258 7,3351 0,0068 1,9424 Asam Oleat 282,5000 11,8894 3.358,7666 9,4002 2.655,5554 2,4892 703,2113 Asam Linoleat 280,4000 0,0148 4,1542 0,0117 3,2844 0,0031 0,8697 Asam Arachidic 312,5200 0,0758 23,7039 0,0600 18,7411 0,0159 4,9628 Total 12,0127 3.395,9022 9,4977 2.684,9160 2,5151 710,9862

F Total (kg/jam) 3.395,9022 3.395,9022


(46)

BAB IV

NERACA PANAS

Basis perhitungan : 1 jam operasi Satuan operasi : kJ/jam Temperatur basis : 298,15 K

4.1. Heater I (E-101)

Tabel 4.1 Neraca Panas Heater I (E-101)

Komponen Q Masuk

(kJ/jam)

Q Keluar (kJ/jam)

Umpan (H2O) 8.461,614 -

Produk (H2O) - 138.494,294

Panas yang dibutuhkan 13.0032,680 -

Total 138.494,294 138.494,2939

4.2. Heater II ( E-102 )

Tabel 4.2. Neraca Panas Heater II (102)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Trikaprilin 2.115,408 66.635,359

Trikaprin 1.979,561 62.356,163

Trilaurin 26.599,273 837.877,111

Trimiristin 8.869,496 279.389,118

Tripalmitin 4.666,973 147.009,650

Tristearin 1.148,844 36.188,600

Triolein 8.948,243 28.1869,641

Trilinolein 1.306,590 41.157,570

Triarachidin 110,279 3.473,802

H2O 1.441,189 47.190,500

Steam 17.45961,658 -

Total 1.803.147,514 1.803.147,514

4.3. Splitting (C-110)

Tabel 4.3 Neraca Panas Splitting (C-110)

Komponen Q in

( kj/jam )

Q out ( kj/jam )

Umpan 1.941.641,8079 -

Produk - 8.889.162,4294

Qr - 6.056.082,5477

Steam 13.003.603,169 -


(47)

4.4. Flash Tank I (FT-110)

Tabel 4.4 Neraca panas Flash Tank I (FT-110)

Komponen Q in

( kj/jam )

Q out ( kj/jam )

Trikaprilin 4.865,4389 4.865,4389

Trikaprin 4.552,9897 4.552,9897

Trilaurin 61.178,3288 61.178,3288

Trimiristin 20.399,8403 20.399,8403

Tripalmitin 10.734,0379 10.734,0379

Tristearin 2.642,3423 2.642,3423

Triolein 20.580,9579 20.580,9579

Trilinolein 3.005,1559 3.005,1559

Triarachidin 253,6427 253,6427

Gliserol 550.027,9949 550.027,9949

H2O 2.535.911,6476 2.535.911,6476

Total 3.214.152,3769 3.214.152,3769

4.5. Flash Tank II (FT-120)

Tabel 4.5 Neraca Panas Flash Tank II (FT-120)

Komponen Q in

( kj/jam )

Q out ( kj/jam )

Asam Kaprilat 213.145,8807 213.145,8807

Asam Kaproat 203.092,2875 203.092,2875

Asam Laurat 2.764.760,89 2.764.760,89

Asam Miristat 931.041,0116 931.041,0116

Asam Palmitat 493.692,5717 493.692,5717

Asam Stearat 123.636,9132 123.636,9132

Asam Oleat 874.278,1572 874.278,1572

Asam Linoleat 114.452,4132 114.452,4132

Asam Arachidic 11.798,41877 11.798,41877

H2O 397.538,4691 397.538,4691

Total 6.127.437,013 6.127.437,013

4.6. Kondensor I (E-103)

Tabel 4.6 Neraca Panas Kondensor I ( E-103 )

Komponen Qin

( kj/jam )

Qout ( kj/jam )

H2O 86.561,56366 8.848,548032

Pendingin - 77.713,01563

Total 86.561,56366 86.561,56366

4.7. Kondensor II (E-105)

Tabel 4.7. Neraca Panas Kondensor II (E-105)

Komponen Qin

( kj/jam )

Qout ( kj/jam )

H2O 13.569,69654 1.387,129651

Pendingin - 12.182,56688

Total 13.569,69654 13.569,69654


(48)

Tabel 4.8 Neraca Panas Cooler I (E-104)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Trikaprilin 2.009,638 105,770

Trikaprin 1.880,583 98,978

Trilaurin 25.269,310 1.329,964

Trimiristin 8.426,021 443,475

Tripalmitin 4.433,624 233,349

Tristearin 1.091,402 57,442

Triolein 8.500,830 447,412

Trilinolein 1.241,260 65,329

Triarachidin 104,765 5,514

Gliserol 30.287,743 1.594,092

H2O 202.552,227 15.471,455

Air pendingin - 265.944,6237

Total 285.797,404 285.797,404

4.9. Dryer (D-210 )

Tabel 4.9 Neraca Panas Dryer (D-210)

Komponen

Q in ( kj/jam )

Q out ( kj/jam )

Asam Kaprilat 88.038,51592 115.840,15253 Asam Kaproat 83.885,94482 110.376,24319 Asam Laurat 1.141.966,455 1.502.587,44041 Asam Miristat 384.560,4178 506.000,54979 Asam Palmitat 203.916,497 268.311,18026 Asam Stearat 51.067,42067 67.193,97457 Asam Oleat 361.114,891 475.151,17237 Asam Linoleat 47.273,82285 62.202,39849 Asam Arachidic 4.873,259927 6.412,18411

H2O 762.344,6514 -

Steam 310.624,0989 325.590,67931

Total 3.439.665,975 3.439.665,97503

4.10. Heater III (E-201)

Tabel 4.10. Neraca Panas Heater III (E-201)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Asam Kaprilat 115.840,153 164.029,656 Asam Kaproat 110.376,243 156.292,760 Asam Laurat 1502.587,440 2.127.663,816 Asam Miristat 506.000,550 716.496,778 Asam Palmitat 268.311,180 379.928,631

Asam Stearat 67.193,975 95.146,668

Asam Oleat 475.151,172 672.814,060

Asam Linoleat 62.202,398 88.078,596

Asam Arachidic 6.412,184 9.079,653

Steam 1.295.455,323 -

Total 4.409.530,619 4.409.530,619


(49)

Tabel 4.11. Neraca Panas Kondensor III (E-211)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Asam Kaprilat 738.327,0707 753.391,4

Asam Kaproat 312.272,9352 213.474,7

Asam Laurat 3.246,556124 2.219,397

Air Pendingin - 84.761,03

Total 1.053.847 1.053.847

4.12 Reboiler I ( E-213 )

Tabel 4.12 Neraca Panas Reboiler I (E-213)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Asam Kaproat 512,356702 1.004,707457

Asam Laurat 6330.432,498 7.009.970,45

Asam Miristat 2.133.418,63 2.362.429,67

Asam Palmitat 1.131.263,733 1.252.698,823

Asam Stearat 283.305,7736 313.717,1278

Asam Oleat 2.003.350,32 2.218.399,224

Asam Linoleat 262.260,1019 290.412,3163

Asam Arachidic 27.035,29286 29.937,38644

OTH 1.306.990,998 -

Total 13.478.569,7 13.478.569,70

4.13 Cooler II ( E-212 )

Tabel 4.13 Neraca Panas Cooler II (E-212)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Asam Kaprilat 376.695,7087 4.633,6061

Asam Kaproat 106.737,3592 4.410,6347

Asam Laurat 1.109,698562 45,8553

Air Pendingin - 475.452,6704

Total 484.542,7665 484.542,7665

4.14 Kondensor IV (E-221)

Tabel 4.14. Neraca Panas Kondensor IV (E-221)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam ) Asam Kaproat 701,1853663 688,222099 Asam Laurat 4.666.478,807 4.333.759,469 Asam Miristat 1.572.024,655 1.402.076,043 Asam Palmitat 3.870,024445 3.451,643424

Air Pendingin 503.099,294

Total 6.243.075 6.243.075


(50)

Tabel 4.15 Neraca Panas Reboiler II ( E-223 )

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Asam Miristat 3.702,436047 7.757,348601

Asam Palmitat 4.916.653,274 5.873.407,425

Asam Stearat 1.237.033,081 1.477.753,032

Asam Oleat 8.747.476,575 10.449.688,23

Asam Linoleat 1.145.138,759 1.367.976,571

Asam Arachidic 118.047,547 141.018,9615

OTH 3.149.549,899 -

Total 19.317.601,57 19.317.601,57

4.16 Cooler III (E-222)

Tabel 4.16 Neraca Panas Cooler III (E-222)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Asam Kaproat 327,7248091 26,93180334

Asam Laurat 2.166.879,734 366.351,6181

Asam Miristat 667.655,2587 123.415,063

Asam Palmitat 1.643,639726 303,8243129

Air Pendingin - 2.346.408,92

Total 2.836.506,358 2.836.506,358

4.17 Kondensor V (E-231)

Tabel 4.17. Neraca Panas Kondensor V (E-231)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Asam Miristat 1.923,071681 1.812,726

Asam Palmitat 2.537.203,426 1.241.109

Asam Stearat 367.627,3733 944.454,5

Asam Oleat 262,5875439 220,8123

Air Pendingin - 719.419,3

Total 2.907.016 2.907.016

4.18 Reboiler III (E-233)

Tabel 4.18 Neraca Panas Reboiler III (E-233)

SENYAWA Q masuk

( Kj/jam )

Q out ( Kj/jam )

Asam Stearat 7.626,580569 7.799,911946

Asam Oleat 5.392.472,084 9.893.154,335

Asam Linoleat 1.342.261,395 1.356.803,352

Asam Arachidic 72.778,90479 74.432,97081

OTH 4.517.051,605


(1)

C. Return on Investment (ROI)

ROI =

investasi modal Total pajak setelah Laba

× 100 %

ROI = 100%

2.385 641.194.77 Rp. -9.091 277.985.70 Rp.

× = 43,354 %

D. Pay Out Time (POT)

POT = 1 tahun

ROI 1

×

POT = 2,307 tahun

E. Return on Network (RON) RON =

sendiri Modal

pajak setelah Laba

× 100 %

RON = 100%

3.432 384.716.86 Rp. 9.091,-277.985.70 Rp.

× = 72,257 %

F. Internal Rate of Return (IRR)

Untuk menentukan nilai IRR harus digambarkan jumlah pendapatan dan pengeluaran dari tahun ke tahun yang disebut “Cash Flow”. Untuk memperoleh cash flow diambil ketentuan sebagai berikut:

- Laba kotor diasumsikan mengalami kenaikan 10 % tiap tahun - Masa pembangunan disebut tahun ke nol

- Jangka waktu cash flow dipilih 10 tahun

- Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai pada tahun ke – 10 - Cash flow adalah laba sesudah pajak ditambah penyusutan.


(2)

Tabel LE.11` Analisa Parameter Kelayakan Pabrik Blanded C12-C14 dan Asam Oleat

Parameter Kriteria Kelayakan Hasil Perhitungan

PM Nilai Positif 50,061 %

BEP Nilai Positif 31,119 %

ROI Nilai Positif 43,354 %

POT < 8 tahun 2,307 tahun

RON Nilai Positif 72,257 %


(3)

(4)

BREAK EVEN POINT

PABRIK PEMBUATAN BLANDED C12

-C

14 DAN ASAM OLEAT

DARI FRAKSINASI PALM KERNEL OIL

KAPASITAS PRODUKSI 74.233 TON/TAHUN

Gambar LE.6 Grafik BEP


(5)

Tabel. LE.13 Data Perhitungan Break Even Point (BEP)

% Kapasitas Biaya tetap Biaya variabel Biaya produksi Penjualan

0 0,18121 0,00000 0,18121 0,00000

10 0,18121 0,02109 0,20230 0,07932

20 0,18121 0,04218 0,22339 0,15864

30 0,18121 0,06327 0,24448 0,23797

40 0,18121 0,08436 0,26557 0,31729

50 0,18121 0,10545 0,28666 0,39661

60 0,18121 0,12654 0,30775 0,47593

70 0,18121 0,14763 0,32884 0,55525

80 0,18121 0,16872 0,34993 0,63458

90 0,18121 0,18981 0,37102 0,71390


(6)

Tabel. LE.12 Data Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)

IRR = 54,94 %+

(

54,95% 54,94%

)

) 811 . 813 . 37 ( 398 . 786 . 89 89.786.398 − ×     − −

IRR = 54,947 %

Tahun Laba sebelum

pajak Pajak

Laba sesudah

pajak Depresiasi Net cash flow

P/F pada I = 54,94%

PV pada I = 54,94 %

P/F pada I = 54,95 %

PV pada I = 54,95 %

0 - - - - (641.194.772.385) 1,00000 (641.194.772.385) 1,00000 (641.194.772.385)

1 397.097.441.559 119.111.732.468 277.985.709.091 23.836.594.945 301.822.304.036 0,64541 194.799.473.368 0,64537 194.786.901.605

2 436.807.185.715 131.024.655.714 305.782.530.000 23.836.594.945 329.619.124.945 0,41656 137.304.666.887 0,41650 137.286.945.011

3 480.487.904.286 144.128.871.286 336.359.033.000 23.836.594.945 360.195.627.945 0,26885 96.838.439.446 0,26880 96.819.691.684

4 528.536.694.715 158.543.508.414 369.993.186.300 23.836.594.945 393.829.781.246 0,17352 68.336.754.276 0,17347 68.319.115.001

5 581.390.364.186 174.399.609.256 406.990.754.930 23.836.594.945 430.827.349.876 0,11199 48.248.687.891 0,11195 48.233.120.785

6 639.529.400.605 191.841.320.181 447.688.080.423 23.836.594.945 471.524.675.369 0,07228 34.081.846.409 0,07225 34.068.651.308

7 703.482.340.665 211.027.202.200 492.455.138.466 23.836.594.945 516.291.733.411 0,04665 24.085.202.940 0,04663 24.074.324.348

8 773.830.574.732 232.131.672.420 541.698.902.312 23.836.594.945 565.535.497.257 0,03011 17.027.522.258 0,03009 17.018.733.009

9 851.213.632.205 255.346.589.661 595.867.042.543 23.836.594.945 619.703.637.489 0,01943 12.042.373.160 0,01942 12.035.380.363

10 936.334.995.425 280.882.998.628 655.451.996.798 23.836.594.945 679.288.591.743 0,01254 8.519.592.148 0,01253 8.514.095.460