sebagai gliserida. Asam lemak merupakan salah satu basic oleochemical. Berdasarkan jumlah atom hidrogen yang terikat kepada atom karbon, maka
asam lemak dapat dibedakan atas :
1. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak dimana dua atom hidrogen terikat pada satu atom karbon. Dikatakan jenuh karena atom karbon telah
mengikat hydrogen secara maksimal.
2. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Dalam hal ini, atom karbon belum mengikat atom hidrogen secara
maksimal karena adanya ikatan rangkap. Lemak yang mengandung satu saja asam lemak tak jenuh disebut lemah jenuh. Asam lemak jenuh maupun
asam lemak tak jenuh berbeda dalam energi yang dikandungnya dan titik leburnya. Karena asam lemak tak jenuh mengandung ikatan carbonhidrogen
yang lebih sedikit dibandingkan dengan asam lemak jenuh pada jumlah atom karbon yang sama, asam lemak tak jenuh memiliki energi yang lebih sedikit
selama proses metabolisme daripada asam lemak jenuh pada keadaan dimana jumlah atom karbon sama. Asam lemak jenuh dapat tersusun dalam susunan
yang rapat, sehingga asam lemak jenuh dapat dibekukan dengan mudah dan berwujud padatan pada temperatur ruangan. Tetapi ikatan rangkap yang kaku
dalam lemak tak jenuh mengubah kimia dari lemak. Asam lemak dengan C lebih dari 12 tidak dapat larut pada air panas maupun air dingin. Asam lemak
dari C
4
, C
6
, C
8
dan C
10
dapat menguap sedangkan asam lemak C
12
dan C
14
sedikit menguap. Garam-garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul rendah dan tak jenuh lebih larut dalam alkohol daripada asam-asam
lemak yang mempunyai berat molekul tinggi dan jenuh Winarno, 1997.
2.1.5. Macam – macam Hidrolisa dan Fraksinasi A. Proses Hidrolisa minyak fat splitting
Proses Hidrolisa minyak fat splitting, yang saat ini dikenal ada tiga macam cara yaitu:
a. Twitchell
Universitas Sumatera Utara
Cara ini yang paling tua dalam fat splitting. Splitting dilakukan pada tangki terbuat dari logam monel yang dioperasikan secara batch dengan
kondisi operasi pada suhu 100-105ºC dan tekanan atmosferik. Minyak dicuci terlebih dulu dengan asam kemudian bersama-sama air 20-25 dari berat
minyak dan katalis 0,1-1,25 dari berat minyak diumpankan ke dalam tangki. Katalis reagent twitchell yang digunakan adalah asam-asam alkil-
aril sulfonat atau asam-asam sikloalifatik sulfonat. Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan steam selama 12-48 jam. Pada cara ini dapat diperoleh
konversi sebesar 85- 98.
b. Autoclave fat splitting
Splitting menggunakan autoklave merupakan proses komersial dalam pengolahan minyak menjadi asam lemak. Cara ini dilakukan tanpa
menggunakan katalis didalam reaktor autoclave yang dioperasikan secara kontinyu dengan terbuat dari stainless steel. Kondisi operasi pada suhu 240-
250ºC dan tekanan 28-30 atm selama 1-3 jam. Minyak dan air 30-60 berat minyak bersama-sama dialirkan ke dalam reaktor kemudian dibiarkan
bereaksi dan dapat diperoleh konversi sebesar 95-98.
c. Colgate-emery
Cara ini merupakan metode yang baru tetapi beresiko tinggi dan perlu investasi peralatan yang besar serta skill dan pengalaman yang tinggi untuk
mengoperasikannya. Cara ini dilakukan dengan menggunakan reaktor yang terbuat dari stainless-steel dan dioperasikan secara kontinyu pada suhu 250-
260ºC dan tekanan 45-50 atm selama 1-2 jam. Cara ini dilakukan tanpa menggunakan katalis dengan konversi yang diperoleh 97-99.
B. Proses Fraksinasi Asam Lemak
Metode fraksinasi merupakan suatu proses yang menghasilkan Asam Miristat dan Asam Laurat Blanded C
12
-C
14
dan Asam Oleat C
18
dengan cara pemisahan asam lemak menjadi komponen-komponen asam lemak
ringan yang kemudian akan dipisahkan lagi untuk mendapatkan hasil akhir yaitu asam Oleat. Proses fraksinasi ini terbagi dalam 4 cara . yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Proses Fraksinasi Kering Winterization