2.1.2 Komponen-komponen pada Minyak Kelapa Sawit
Komponen penyusun minyak sawit terdiri dari trigliserida dan non trigliserida. Asam asam lemak penyusun trigliserida terdiri dari asam lemak
jenuh dan asam lemak tak jenuh. a. Komponen Trigliserida
Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak pada PKO dan CPO
Asam lemak Rumus
Molekul Minyak Kelapa
Sawit Minyak Inti
Sawit PKO
Asam Kaprilat C
8
H
16
O
2
- 3-4
Asam Kaproat C
10
H
20
O
2
- 3-7
Asam Laurat C
12
H
24
O
2
- 46-52
Asam Miristat C
14
H
28
O
2
1,1-2,5 14-17
Asam Palmitat C
16
H
32
O
2
40-46 6,5-9
Asam Stearat C
18
H
36
O
2
3,6-4,7 1-2,5
Asam Oleat C
18
H
34
O
2
39-45 13-19
Asam Linoleat C
18
H
32
O
2
7-11 0,5-2
Sumber : Bailey,1989
b. Komponen non-trigliserida
Komponen non-trigliserida ini merupakan komponen yang menyebabkan rasa, aroma dan warna kurang baik. Kandungan minyak sawit yang terdapat
dalam jumlah sedikit ini, sering memegang peranan penting dalam menentukan mutu minyak.
2.1.3 Minyak dan Lemak Minyak adalah substansi dari tumbuhan dan hewan yang terdiri dari
ester gliseril dari asam lemak atau trigliserida yang tidak dapat larut dalam air. Trigliserida dapat berwujud padat maupun cair, hal ini tergantung dari
komposisi asam lemak yang menyusunnya. Dalam pemakaian secara umum, trigliserida yang berbentuk padat atau semipadat pada suhu ruangan disebut
dengan “lemak”sedangkan yang berbentuk cair pada kondisi yang sama dikenal dengan “minyak”. Menurut Bailey 1950, proses pembuatan asam
lemak dari minyak dapat dilakukan dengan cara hidrolisa. Pada proses hidrolisa minyak fat splitting, air memecah gugus alkil dalam trigliserida
minyak dan gliserol berdasarkan persamaan reaksi:
Universitas Sumatera Utara
CH
2
- O - C - R
1
O CH - O - C - R
2
O CH
2
- O - C - R
3
O +
3H
2
O R
1
COOH R
2
COOH R
3
COOH +
CH
2
OH CHOH
CH
2
OH
Trigliserida Air Asam Lemak Gliserol Reaksi hidrolisis minyak dapat dilakukan pada tekanan rendah dan
suhu rendah Agra dan Warnijati, 1972, akan tetapi reaksinya berlangsung lambat, sehingga diperlukan katalisator. Katalisator tidak diperlukan jika
hidrolisis dilakukan pada tekanan dan suhu tinggi, hal ini disebabkan kelarutan air dalam minyak makin meningkat pada suhu yang tinggi sehingga
mampu memecah trigliserida dalam minyak Groggins, 1958. Proses pengolahan minyak menjadi asam lemak secara garis besar tahapannya
adalah sebagai berikut: a. Pemurnian minyak
Caranya dengan membebaskan fosfatida dengan asam fosfat lalu pencucian untuk menghilangkan kelebihan asam fosfat. Perlu dipergunakan tanah aktif
untuk menyerap logam berat dan menghilangkan kotoran seperti getah gum, sabun dan padatan. Untuk bahan olah minyak sawit, minyak inti sawit, dan
minyak stearin sawit tahapan ini sudah tidak diperlukan karena biasanya sudah diolah di daerah penghasil.
b. Minyak yang sudah dibersihkan kemudian diuraikan menjadi asam lemak dan gliserol dengan menambahkan air yang sudah di demineralisasi proses
hidrolisa.
2.1.4. Asam Lemak Fatty Acid