Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum pembangunan ekonomi memerlukan ruang untuk infrastruktur khususnya lahan terutama untuk industri, pertanian, pertambangan
dan pemukiman. Saat ini ruang untuk pembangunan tersebut sebagian besar atau seluruhnya diperoleh dengan mengkonversi kawasan hutan di dataran rendah baik
yang relatif utuh maupun yang sudah terdegradasi. Di pihak lain kawasan hutan juga merupakan ekosistem keanekaragaman hayati yang dihuni oleh berbagai
jenis tumbuhan dan satwa liar yang memiliki nilai ekologis, ekonomis dan sosial yang tinggi. Semakin cepatnya upaya pembangunan maka semakin rumit upaya
untuk mengalokasikan ruang bagi kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem. Kondisi ini seringkali mengakibatkan terjadinya benturan kepentingan
yang pada akhirnya merugikan pemerintah dan masyarakat umum secara luas Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2007.
Perlindungan keanekaragaman hayati dan sistem penyangga kehidupan life support system telah dengan sangat jelas disebutkan di dalam UU No.
51990 tentang “Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya” khususnya pasal lima yang berbunyi: “Konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan: a perlindungan sistem penyangga kehidupan; b pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya; dan c pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hanyati dan ekosistemnya.” Selanjutnya disebutkan juga pada pasal 4 bahwa “konservasi
Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009.
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah serta masyarakat.
Dengan adanya pembukaan lahan hutan untuk kepentingan pembangunan demi peningkatan taraf kehidupan manusia telah menyebabkan populasi gajah
yang semula berada di habitatnya atau hutan menjadi terpisah-pisah untuk mencari dan menempati habitat yang tersisa terfragmentasi. Habitat yang tersisa
ini biasanya berupa hutan dengan luasan yang relatif kecil dengan kondisi pakan yang tidak mendukung.
Gajah merupakan salah satu satwa liar yang langka yang terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser. Semakin tingginya aktifitas manusia dan
semakin meningkatnya laju kerusakan hutan di ekosistem Leuser menyebabkan habitat gajah menjadi sempit dan memaksa gajah untuk mencari ruang gerak baru
sehingga sampai ke pemukiman penduduk sehingga mengakibatkan konflik antara masyarakat dengan gajah.
Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu perangkat yang dapat digunakan dalam bidang kehutanan untuk mengungkap semua fenomena yang ada
di bumi dengan kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan, dan penganalisaan data spasial sehingga diperoleh informasi dalam menyelesaikan suatu masalah
dalam kawasan tertentu. Penelitian ini mengambil topik “Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah
Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Taman Nasional Gunung Leuser” untuk melihat daerah rawan konflik gajah dengan studi kasus di Resort
Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan dan memetakannya. Sehingga dapat memberikan informasi data yang dibutuhkan terhadap kegiatan
Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009.
pelestarian satwa gajah dan pengantisipasian terjadinya konflik antara gajah dan manusia di Taman Nasional Gunung Leuser.
B. Tujuan