Survei Lapangan Pengolahan Data Analisa Data

Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Personal Computer PC, perangkat lunak GIS seperti Arcview 3.3 untuk menampilkan hasil, printer untuk mencetak datapeta, Global Potisioning System GPS, Camera Digital, alat-alat tulis dan kuisioner Kuisioner dilakukan secara purposive sampling untuk mengetahui seberapa besar masyarakat mengetahui tentang gajah dan kerusakan apa yang pernah terjadi. Sedangkan untuk mengolah data statistik digunakan software SPSS 12 untuk mempermudah pengolahan data untuk mengetahui hubungan korelasi antara kejadian konflik dengan faktor biofisik. Prosedur 1. Tahap Persiapan Pengumpulan data dari berbagai literatur dari berbagai sumber yaitu dari lembaga atau instansi yang terkait dengan pengelolaan Taman Nasional Gunung Leuser, buku-buku maupun internet, data hasil survey satwa dari kegiatan patroli dan survey monitoring oleh petugas patroli Taman Nasional Gunung Leuser.

2. Survei Lapangan

Survey lapangan dilakukan untuk pengambilan data kejadian konflik, pengambilan data penggunaan lahan dan data lainnya sesuai dengan kebutuhan. Pada tahap survey ini dilaksanakan pula pengamatan kondisi lapangan dan pengisian kuisioner. Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009.

3. Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan tabulasi data dan konversi data kemudian pengolahan data sekunder ke dalam bentuk digital berupa database vektor dalam format ArcView Shapefile, agar dapat dilakukan analisa terhadap data spasial tersebut, maka dilakukan transformasi sistem koordinat dan proyeksi keseluruhan peta sehingga diperoleh peta-peta dengan sistem koordinat UTM dan proyeksi WGS 84 yang seragam.

4. Analisa Data

Pembuatan data spasial merupakan hal yang paling penting dalam analisa data. Data spasial didigitasi dengan menggunakan alat digitizer atau menggunakan perangkat lunak dengan teknik digitasi on screen. Peta kawasan Taman Nasional Gunung Leuser didijitasi sesuai luasan kawasan yang diteliti. Peta hasil dijitasi dipakai sebagai batasan kawasan yang diteliti. Data penutupan lahan dan data ketinggian digunakan sebagai tambahan atribut untuk mempermudah memprediksi kondisi lapangan dan merupakan suatu input dari pembuatan peta daerah rawan konflik gajah di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja, dan Resort Sei Lepan. Pembuatan Persamaan Statistik Korelasi dapat di artikan sebagai hubungan. Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih. Koefisien korelasi sering dilambangkan dengan huruf r. Koefisien korelasi dinyatakan dengan bilangan, bergerak antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1. apabila korelasi Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009. mendekati +1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang kuat, sebaliknya korelasi yang mendekati nilai 0 bernilai lemah. Apabila korelasi sama dengan nol, maka antara kedua variabel tidak terdapat hubungan sama sekali. Pada korelasi +1 atau - 1 terdapat hubungan yang sempurna antara kedua variabel Pratisto, A. 2004. Notasi positif + atau negatif - menunjukkan arah hubungan antara kedua variabel. Pada notasi positif +, hubungan antara kedua variabel searah, jadi jika satu variabel naik maka variabel yang lain juga naik. Pada notasi negative - kedua variabel berhubungan terbalik, artinya jika salah satu variabel naik maka variabel yang lain turun Pratisto, A. 2004. Analisis statistik dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Rank Spearman yang mengukur kuatnya hubungan antara dua variabel tidak berdasarkan nilai data yang sebenarnya tetapi berdasarkan nilai rangkingnya atau skornya. Disini kita akan melihat hubungan antara kerusakan tanaman akibat konflik gajah yang disebabkan variabel ketinggian, kelerengan, jarak dari sungai, jarak dari hutan dan penggunaan lahan. Penutupan Lahan Land Cover Penafsiran untuk penutupan lahanvegetasi dibagi kedalam tiga klasifikasi utama yaitu Hutan, Non Hutan dan Tidak ada data, yang kemudian masing- masing diklasifikasikan lagi. Kelas-kelas penutupan lahan yaitu lahan bervegetasi hutan, perkebunan, semak- belukar, rumput,, lahan terbuka, pemukiman dan air. Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009. Contoh kelas penutupan lahan: 1. Hutan, polanya dengan bentuk bergerombol diantara semak dan permukiman, ukurannya luas, berwarna hijau tua sampai gelap dengan tekstur relatif kasar. 2. Perkebunan, memiliki karakter bentuk dan pola bergerombol hingga menyebar terletak diantara hutan dan lahan-lahan terbuka, terkadang bercampur dengan kawasan permukiman. 3. Pemukiman, memiliki tekstur halus sampai kasar, warna magenta, ungu kemerahan, pola di sekitar jalan utama. 4. Semak, tekstur yang relatif lebih halus daripada hutan lebat, berwarna hijau agak terang dibandingkan hutan lebat, terdapat diantara perkebunan dan ada juga yang berbentuk spot. 5. Rumput mempunyai tekstur yang lebih halus daripada semak. Berwarna hijau lebih terang dibandingkan dengan semak tidak terlalu luas, terdapat diantara perkebunan dan menyebar berbentuk spot. 6. Lahan terbuka mempunyai bentuk dan pola yang menyebar di antara hutan, pemukiman, perkebunan dan jalan, berwarna putih hingga merah jambu dengan tekstur halus. 7. Tubuh air berwarna biru, untuk sungai dengan bentuk yang berkelok- kelok meander, danau dengan bentuk mengumpul dan relatif besar, genangan-genangan air berbentuk spot. Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009. Pembuatan Peta Ketinggian Data citra dari SRTM harus diubah dalam bentuk format gridDEM supaya dapat diproses dalam Model Builder. Proses pengubahan ini ini dilakukan dengan menggunakan perangklat lunak Global mapper yang prosedurnya antara lain : a. Citra diproyeksi dalam proyeksi Geographic LatitudeLongitude, dengan datum WGS84. b. Setelah citra diformat sesuai dengan yang ditentukan maka tahap selanjutnya adalah citra diformat ke dalam bentuk file DEM. Proses ini menggunakan fitur Export raster and elevation data. c. Kemudian data dalam bentuk file DEM tersebut dikonversikan ke grid dengan menggunakan Model Builder. d. Setelah dikonversikan, data tersebut di reclassify sesuai dengan kelas ketinggian yang telah ditentukan sehingga diperoleh peta ketinggian. Pembuatan Peta Kelerengan Prosedur pembuatan peta kelerengan sama dengan pembuatan peta ketinggian. Peta kelerengan diperoleh dari DEM ketinggian melalui proses Derive Slope. Theme lereng tersebut kemudian dilakukan pembobotan berdasarkan nilai kemiringan lerengnya menggunakan tabel berikut : Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009. Tabel 1. Klasifikasi Lereng Kelas Kemiringan Lereng Keterangan I 0 - 8 Datar II 8 – 15 Landai III 15 - 25 Bergelombang IV 25 - 40 Curam V 40 Sangat curam Nuarsa, I. W, 2004. Penentuan Jarak Fasilitas penentuan jarak ini banyak digunakan untuk membuat theme grid kontinyu yang nilai selnya merupakan jarak dari suatu objek. Objek tersebut dapat berupa theme shapefile titik, garis area, atau theme grid dengan nilai integer. Jumlah objek yang digunakan dalam proses ini dapat terdiri atas satu atau beberapa objek. Apabila kita menggunakan beberapa objek dalam penentuan jarak, arcview akan menghitung jarak dengan objek terdekat. Fasilitas buffer digunakan dalam penentuan jarak, dilakukan pada objek tersebut yang hasilnya merupakan shapefile feature atau objek grafis. Pada buffer kita dapat menentukan jarak yang kita inginkan Nuarsa, I. W, 2004. Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009. Tahapan Penelitian Gambar 2 . Bagan Alur Proses Pembuatan Peta Daerah Rawan Konflik Gajah Pengumpulan Data Data Spasial Land Cover Penutupan Lahan Data Spasial Sebaran Konflik Gajah Interpretasi citra Citra Mulai Data pendukung lainnya: • Ketinggian • Kelerengan • Jarak dari sungai • Jarak dari hutan • Penutupan lahan Uji Statistik Korelasi Rank Spearman Hubungan faktor biofisik dengan konflik gajah dan manusia Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kawasan Ekosistem Leuser Kawasan Ekosistem Leuser KEL pertama kali diperkenalkan melalui Surat Keputusan SK Menteri Kehutanan No.227Kpts-II1995 tahun 1995 yang kemudian dikuatkan dengan Keputusan Presiden Keppres No.33 Tahun 1998. Kawasan Ekosistem Leuser merupakan bentang alam yang terletak antara Danau Laut Tawar di Propinsi Aceh dan danau Toba di Propinsi Sumatera Utara. Ada 11 kabupaten yang tercakup di dalamnya yaitu, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Deli Serdang, Langkat, Tanah Karo, dan Dairi. Luas keseluruhannya mencapai lebih kurang 2,5 juta hektar. Kawasan ini terletak pada posisi geografis 2,25 - 4,95 Lintang Utara dan 96,35 – 98,55 Bujur Timur dengan curah hujan rata-rata 2.544 mm per tahun dan suhu hariannya rata-rata 26 Celsius pada siang hari dan 21 pada malam hari. Kawasan Ekosistem Leuser terdiri dari Taman Nasional Gunung Leuser, Suaka Margasatwa, Hutan Lindung, Cagar Alam, dan lain-lain Sumaterautara.com, 2005. Resort Tangkahan dan Cinta Raja 1. Letak kawasan dan Aksesibilitas Tangkahan dan cinta raja merupakan sebuah kawasan diperbatasan Taman Nasional Gunung Leuser di sisi Sumatera Utara. Secara geografis kawasan Revina Febriani : Pemetaan Daerah Rawan Konflik Gajah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser Studi Kasus di Resort Tangkahan, Resort Cinta Raja dan Resort Sei Lepan, 2009. Tangkahan berada pada LU 03 41’01”, BT 98 4’28,2”. Sedangkan secara administrasi kawasan Tangkahan dan cinta raja termasuk kedalam Desa Namo Sialang dan Desa Sei.Serdang ,Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara.

2. Suhu dan kelembapan udara