Latar Belakang Masalah Bapak Drs. Syamsul Bahri Trb, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang telah

Ayu Priradesi : Analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2009. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 1998 Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami krisis ekonomi yang pada akhirnya mendorong keinginan kuat dari pemerintah pusat untuk melepaskan sebagian wewenang pengelolaan keuangan kepada daerah. Dan diharapkan daerah dapat membiayai kegiatan pembangunan dan pelayanan masyarakat atas dasar kemampuan keuangan sendiri, atau disebut dengan desentralisasi. Untuk merealisasikan keinginan desentralisasi tersebut, pemerintah menerapkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 saat ini telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Maka, pemerintahan daerah tingkat kota dan kabupaten diberi kewenangan dalam menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahannya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, hingga evaluasi. Sebagai konsekuensi dari kewenangan otonomi yang luas, pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat secara demokratis, adil, merata dan berkesinambungan. Kewajiban itu bisa dipenuhi apabila pemerintah daerah mampu mengelola potensi daerahnya yaitu potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi sumber daya keuangannya secara optimal. Ayu Priradesi : Analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2009. Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menegaskan bahwa pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatuhan. Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan dituangkan dalam APBD yang langsung maupun tidak langsung mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan pelayanan sosial masyarakat. Dengan adanya peraturan pemerintah tersebut, pemerintah daerah sebagai pihak yang diberikan tugas melaksanakan roda pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Di antara laporan pertanggungjawaban keuangan yang harus disampaikan oleh pemerintah daerah adalah LRA Laporan Realisasi Anggaran. Menurut Bastian 2006:387, “Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menggambarkan selisih antara jumlah yang dianggarkan dalam APBD di awal periode dengan jumlah yang telah direalisasi dalam APBD di akhir periode”. Dalam Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, menyatakan bahwa “Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplusdeficit dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode”. Ayu Priradesi : Analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2009. Laporan realisasi anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut ini. 1. Pendapatan 2. Belanja 3. Transfer 4. Surplus atau defisit 5. Penerimaan pembiayaan 6. Pembiayaan neto 7. Sisa lebihkurang pembiayaan anggaran SiLPASiKPA Kebijakan Pemerintah Indonesia mengenai desentralisasi atau otonomi daerah ini merupakan kebijakan yang demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi pemerintahan yang sesungguhnya. Dengan bergulirnya otonomi daerah, diharapkan pemerintah daerah akan semakin mandiri di dalam pelaksanaan pemerintahan maupun pembangunan daerahnya masing-masing, sebab daerah diberikan kebebasan untuk mengelola wilayahnya sendiri. Menurut Mardiasmo 2002:59 Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik public services dan memajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu : 1 meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, 2 menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah, dan 3 memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat public untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Implikasi dari pemberian kewenangan otonomi ini menuntut daerah untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama untuk pembangunan Ayu Priradesi : Analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2009. sarana dan prasarana publik. Pembangunan tersebut diharapkan dapat dilakukan secara mandiri oleh daerah. Pembangunan yang dilaksanakan akan banyak memberikan manfaat bagi daerah diantaranya : meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat, mendorong perkembangan perekonomian daerah, mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD, dan mendorong kegiatan investasi. Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Kemandirian keuangan daerah ini merupakan salah satu tujuan dari otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan daerah dapat memenuhi kebutuhan daerahnya masing-masing secara mandiri. Dan dengan otonomi daerah diharapkan masing-masing daerah dapat mencapai suatu kemandirian keuangan daerah. Pemerintahan Daerah Sumatera Utara merupakan daerah yang memiliki potensi PAD yang cukup besar, sehingga diharapkan seluruh kota dan kabupaten di Sumatera Utara telah mandiri dalam membiayai kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintahan kabupaten dan kota di Sumatera memiliki potensi PAD yang berbeda. Secara umum, pemerintahan kota memiliki jumlah PAD yang lebih besar daripada pemerintahan kabupaten, sehingga dalam pengukuran rasio kemandirian keuangan daerah setiap kabupaten dan kota akan terdapat perbedaan. Oleh karena itu, maka dapat Ayu Priradesi : Analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara, 2009. dianalisis kemandirian keuangan daerah untuk mengukur tingkat kemandirian pada pemerintahan kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang rasio kemandirian keuangan daerah pemerintahan kabupaten dan kota di Sumatera Utara pada era otonomi daerah, yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul : “Analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemerintahan Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Peramalan Ekspor Indonesia Pasca Krisis Keuangan Eropa dan Global Tahun 2008 dengan Metode Dekomposisi

8 163 102

Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Di Kabupaten Aceh Singkil Pada Era Otonomi Daerah

14 143 83

Pengaruh Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang Dan Intensitas Modal Tertimbang Terhadap " ROA " Dan " ROE" Pernsahaan Kayu Dan Pengolahannya Di Bursa Efek Jakarta

0 25 120

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Likuidtas, Leverage, Profitabilitas, Growth, Dan Rasio Keuangan Dalam Penelitian Altman Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013

0 45 117

Pengaruh Dana Perimbangan, Wealth, Belanja Modal dan Leverage Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 3 109

Pengaruh Dana Perimbangan, Wealth, Belanja Modal dan Leverage Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Dana Perimbangan, Wealth, Belanja Modal dan Leverage Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Dana Perimbangan, Wealth, Belanja Modal dan Leverage Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 14

Pengaruh Dana Perimbangan, Wealth, Belanja Modal dan Leverage Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 27