Gambar diatas menunjukan tahap tahap produksi yang berhubungan dengan hukum kenaikan hasil produksi yang semakin berkurang. TP bergerak dari 0 menuju
titik A, B dan C, TP akan bertambah apabila ditambah penggunaan faktor produksi, pertambahan semakin lama semakin cepat dan mencapai titik maksimum dititik A
sehingga marginal produk juga mencapai titik maksimum. kurva total produksi masih terus menaik hingga titik B, mulai titik B bila jumlah produksi variabel yang
digunakan ditambah maka produksi naik dengan tingkat kenaikan yang semakin menurun hingga titik C. pada titik C, total produksi mencapai maksimum sehingga
total produksi semakin berkurang hingga akhirnya mencapai titik 0 kembali sehingga marginal produk pada daerah sama dengan nol. Dari titik C kurva total
produksi menurun sehingga sehingga marginal produk menjadi negative. Pada gambar marginal produk pada tingkat permulaan menaik, mencapai tingkat
maksimum pada titik a kemudian menurun kembali dan marginal produk menjadi negative setelah melewati titik c. Kurva marginal produk pada saat mencapai titik
maksimu, disinilah batas dimana hukum kenaikan hasil bertambah tetapi disebelah kanan kenaikan hasil menurun. Rata rata produksi juga menaik pada awalnya dan
akhirnya mencapai tingkat maksimum di titik c dimana pada marginal produk dan rata rata produksi sama sama besar. Pada titik b rata rata produksi mencapai titik
maksimum dimana kurva marginal produk memotong kurva rata rata produksi.
2.2.4 Efisiensi Biaya Produksi Usahatani
Efisiensi produksi usahatani merupakan banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari suatu kesatuan faktor produksi. Efisiensi dinilai dengan uang
yang biasa disebut efisiensi ekonomi. Analisis usahatani mengenai efesiensi atau tidaknya produksi yang telah dihasilkan dihitung dengan pendapatan yang diterima
yatu analisis RC rasio. Menurut Soekartawi 1995, analisis usahatani untuk mengetahui efisien atau tidaknya usahatani yang dilakukan yaitu dihitung dengan
analilis RC atau dikenal sebagai perbandingannisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematik analisis RC rasio dapat dirumuskan sebagai berikut :
R = py.y C = FC + VC
RC = py.yFC+VC Keterangan :
R = Penerimaan
C = Biaya
Py = Harga output
Y = Output
FC = biaya tetap fixed cost
VC = Biaya variable
Kriteria pengambilan keputusan : RC rasio 1 maka usaha tersebut menguntungkan.
RC rasio 1 maka usaha tersebut tidak menguntungkan. RC rasio = 1 maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi.
2.2.5 Teori Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jamur Tiram
Biaya produksi merupakan pengorbanan yang biasanya dilakukan oleh produsen petani, nelayan, pengusaha. Biaya produksi dibedakan menjadi biaya tetap
dan biaya variable. Jumlah biaya tetap seluruhnya dan biaya variable seluruhnya merupakan biaya total produksi. Pendapatan usahatani merupaka selisih antara total
penerimaan atau total pendapatan kotor dan total biaya yang dikeluarkan.. Dimana biaya tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap Formulasi tersebut diatas
adalah sebagai berikut Sumarsono, 2007 : C
= FC + VC Pd
= R – C R
= Y. py
Keterangan : Pd
= Pendapatan Usahatani R
= Total Penerimaan total revenue C
= Total Biaya total cost FC
= Biaya Tetap fix cost VC
= Biaya Variabel variable cost Y
= Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py
= Harga Y Biaya tetap fixed cost merupakan kewajiban yang harus dibayarkan per
satuan waktu tertentu. Biaya tetap penggunaanya tidak habis dalam satu masa produksi. yang termasuk biaya tetap adalah sewa tanah dalam satu tahun, biaya pajak
dan biaya penyusutan perlatan dalam satu tahun. Biaya variabel variable cost merupakan kewajiban yang harus dibayar
pada waktu tertentu atau biaya yang seringkali berubah ubah menurut tinggi rendahnya tingkat output. Dalam penelitian usahatani jamur tiram yang termasuk
biaya variable adalah pembelian serbu kayu, bahan bahan campuran, pembelian bibit dan penyediaan tenaga kerja orang.
Biaya total total cost adalah penjumlahan dai biaya tetap dan biaya variabel dalam proses produksi, biaya total ini pun seringkali belum memasukkan nilai tenaga
kerja keluarga dan biay biaya lainnya dari dalam keluarga sendiri yang dimasukkan ke dalam proses poduksi yang sukar ditaksir nilainya Soekartawi, 1995.
Penurunan fungsi biaya tidak tetap untuk lebih dari dari satu faktor lebih rumit karena biaya - biaya faktor dan biaya - biaya tidak tetap tidak perlu sama, biaya
faktor mengukur biaya untuk setiap titik pada permukaan produksi sedangkan biaya tidak tetap menunjukkan biaya minimum untuk suatu tingkat output tertentu dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Hubungan antara Fungsi, Output dan Biaya. Sumber, Bettie1994
Keterangan : a
= fungsi produksi a’
= Garis 45 b
= persamaan biaya b’
= fungsi biaya variable Pada Gambar 2.2 dijelaskan kemiringan Slope persamaan biaya ini
tergantung pada tingkat harga. Gambar a’ adalah garis 45
o
yang memungkinkan translasupergeseran output dari sumbu vertikal ke sumbuh horisontal, dibawah
gambar b’ adalah hubungan antara biaya dan output yang dihasilkan bettie,1994. Selanjutnya dijelaskan biaya total pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Kurva TFC, TVC dan TC Sumber : Hariyati , 2007
Berdasarkan Gambar 2.3 dijelaskan, bahwa biaya total TC merupakan penjumlahan TFC dengan TVC. TFC jumlahnya selalu tetap dan tidak mempengaruhi
besarnya produk yang dihasilkan, sehingga grafik TFC konstan atau tidak berpengaruh besarnya produksi yang dihasilkan. Sedangkan TVC besarnya
ditentukan oleh banyaknya produksi yang diinginkan, sehingga kurva TVC linear terhadap garis produksi Y. Jarak uang memisahkan antara kurva TC dan kurva TVC
selalu sama yakni sebesar FC. Sehingga dapat disimpulakan bahwa TC adalah penjumlahan dari TFC dan TVC. Kurva TC sama dengan kurva TVC, hanya saja
kurva TC itu tidak dimulai dari titik nol. Nilai produk total dikurangi biaya total adalah keuntungna yang diperoleh dari perusahaan.
2.2.6 Pemasaran, Saluran Pemasaran dan Margin Pemasaran