Penelitian terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Menurut Zulfahmi 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Model Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya p4s Nusa Indah menunjukkan analisis perbandingan atas biaya RC rasio diperoleh nilai sebesar 1,16, yang berarti usaha jamur tiram tersebut mampu mendapatkan penerimaan Rp. 1.160 dari setiap seribu rupiah uang yang dikeluarkan. Keuntungan yang diperoleh sebesar 0,16 yang mengindikasikan dari setiap Rp. 1000 pengeluaran mampu memberikan keuntungan sebesar Rp. 160. Sehingga usahatanai jamur tiram Model Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya p4s Nusa Indah adalah efisien. Menurut Sari 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Usahatani Jamur Tiram di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor di dapatkan pendapatan uusahatani jamur tiram di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor diperoleh pendapatan petani atas biaya tunai adalah Rp. 4.472.095 dan pendapatan atas biaya total adalah sebesar Rp. 613.262 dengan nilai RC rasio atas biaya tunai sebesar 1,70. Nilai RC rasio atas biaya total sebesar 1,06 yang artinya untuk setiap biaya total yang dikeluarkan, maka akan memberikan tambahan penerimaan sebesar Rp. 1,06 sehingga dapat disimpulkan bahwa usahatani jamur tiram di usahatani jamur tiram di Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor adalah efisien. Penelitian yang dilakukan Feriady 2013, tentang Analisis Usahatani Jamur Tiram pleurotus ostreatus di Desa Watas Marga II Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong diketahui apabila produksi jamur tiram dalam sebulan sebesar 650kg dengan harga jual rata - rata pada saat penelitian sebesar Rp. 20.000kg, sehingga rata - rata penerimaan sebesar Rp. 13.000.000bulan dengan biaya produksi rata rata adalah Rp. 6.962.314bulan, maka usahatani jamur tiram menghasilkan pendapatan rata - rata sebesar Rp. 6.037.685. Menurut Nugraha 2006 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor Jawa Barat terdapat 8 saluran pemasaran jamur tiram segar di Bogor Jawa Barat. Berdasarkan saluran pemasaran jamur tiram di Bogor Jawa Barat, dapat diketahui terdapat lima saluran pemasaran yang melewati pasar tradisional dan tiga saluran lain yang tidak melewati pasar tradisional. Dalam hal ini, menunjukkan bahwa pasar tradisional memiliki peranan yang sangat penting dalam saluran pemasaran jamur tiram di Bogor Jawa Barat. Saluran pemasaran di Bogor Jawa Barat melibatkan lima lembaga pemasaran, yakni produsen, pengepul, pedagang besar, pengecer pasar, pengecer keliling dan supplier. Pada saluran pemasaran I terdiri dari produsen – konsumen, saluran pemasaran II terdiri dari produsen, pengumpul dan konsumen, saluran pemasaran III terdiri dari produsen, pedagang besar dan konsumen, saluran IV terdiri produsen, pengumpul, pedagan besar dan menengah, saluran V terdiri dari produsen, pengumpul, pedagang besar, menengah, pengecer dan konsumen, saluran pemasarna VI terdiri dari produsen, pedagan pengecer dan konsumen, saluran VII terdiri dari produsen, supplier, supermarket dan konsumen, saluran VIII terdiri dari produsen, pedagang besar, supplier, supermarket dan konsumen. Sehingga dapat disimpulkan dari 8 saluran yang ada, saluran tersebut menggunakan saluran pemasaran tingkat satu, tingkat dua dan tingkat tiga. Penelitian yang dilakukan Sitepu 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pendapatan Usahatani dan Saluran Pemasaran Jamur Tiram di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor terdapat dua pola saluran pemasaran, yaitu saluran tingkat satu dan tingkat dua. Diketahui margin pemasaran pada saluran tingkat dua sebesar Rp.5.500kg yang melibatkan produsen, supplier, pedagang pengecer dan konsumen akhir. Margin pemasaran terbesar berada pada pedagang pengecer yaitu sebesar Rp.3000kg dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.2070, sedangkan pada supplier margin pemasarannya sebesar 2500 dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.2761. Diketahui share keuntungan di tingkat supplier sebesar 1,38 sedangkan share keuntungan di tingkat pengecer sebesar 0,78 sehingga disimpulkan bahwa saluran pemasaran di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor adalah terdistribusi merata karena selisih share keuntungannya sedikit. 2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Karakteristik Jamur Tiram