Teori Usahatani Tinjauan Teori .1 Karakteristik Jamur Tiram

atau sendok bibit sekitar ± 3 sendok makan, kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit jamur tiram yang baik yaitu : - Varietas unggul. - Umur bibit optimal 45-60 hari. - Warna bibit merata. - Tidak terkontaminsi. - Inkubasi masa pertumbuhan miselium jamur tiram Inkubasi jamur tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40-60 hari.

2.2.2 Teori Usahatani

Usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tumbuhan, tanah dan air. Dalam menyelenggarakan usahatani setiap petani berusaha agar hasil panennya banyaknya kalau hasil panenan berupa padi maka petani ingin agar panenan yang akan datang. Petani akan lebih berbahagia lagi bila panenan tersebut cukup besar sehingga terdapat sisa untuk dijual kepasar dan hasil penjualnnya dapat dipakai untuk membeli pakaian, alat - alat rumah tangga dan alat - alat pertanian. Usaha tani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memlihara ternak, faktor faktor produksi yang dimaksud dapat berupa alam dan alam sekitar Mubyarto, 1989. Usahatani merupakan satu kesatuan organisasi, kerja, modal dan pengelolaan yang ditunjukkan untuk memperoleh produksi dilapangan pertanian. Terdapat empat hal yang perlu diperhatikan dalam pembinaan usahatani Rijanto, 2002 : 1. Organisasi usahatani dengan perhatian khusus kepada pengelolaan unsur-unsur produksi dan tujuan usahanya. 2. Pola pemilikan tanah usahatani. 3. Kerja usahatani dengan perhatian khusus pada distribusi kerja dan pengangguran dalam usahatani. 4. Modal usahatani dengan perhatian khusus kepada proporsi dan sumber petani memperoleh modal. Usahatani agar lebih maju, produktif dan efesien haruslah dilakukakan upaya upaya dalam mengatur dan mengelola. Terdapat beberapa factor intern dan ekstern yang harus dilakukan dalam usahatani tersebut. 1. Petani pengelola. 2. Tanah tempat usahatani. 3. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani. 4. Modal yang dibutuhkan dalam usahatani. 5. Tingkat teknologi yang digunakan dalam usahatani. 6. Kemampuan petani dalam mengalokasikan penerimaan keluarga. 7. Jumlah keluarga. 8. Tersedianya sarana transportasi dan komunikasi. 9. Aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan bahan usahatani. 10. Fasilitas kredit. 11. Sarana penyuluhan bagi petani.

2.2.3 Teori Produksi