minyaknya sedikit maka metode ekstraksi yang digunakan adalah metode ekstraksi pelarut.
Kandungan minyak pada limbah PKS relatif kecil dibandingkan dengan kandungan minyak pada TBS. Serat mesokarp dari buah sawit matang
mengandung 49 minyak Naibaho dkk, 2006 sedangkan limbah PKS paling tinggi 5-6. Oleh karena itu proses ektraksi minyak dari mesokarp dilakukan
dengan ekstraksi pengepresan, sedangkan pengambilan minyak dari limbah PKS harus dilakukan melalui ekstraksi dengan pelarut.
Minyak mempunyai sifat non polar, sehingga sifat minyak ditentukan oleh sifat asam lemak penyusun. Karena minyak bersifat non polar, maka ekstraksi
minyak dengan metode pelarut harus menggunakan pelarut non polar. N-heksana merupakan pelarut yang sering digunakan untuk mengektraksi minyak dari
tanaman misalnya kacang kedelai, minyak kapas, minyak biji bunga matahari, dan minyak inti sawit Sivaraoet al. 2012. Supardan dkk 2011 mengatakan bahwa
ekstraksi minyak dari limbah cair PKS dengan menggunakan n-heksana, menghasilkan rendemen minyak lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
petroleum eter hal ini disebabkan kemampuan pelarut untuk mengekstrak minyak dipengaruhi tingkat polaritas pelarut. Semakin rendah tingkat kepolaritasan
pelarut semakin non polar maka daya ekstraksinya semakin tinggi jumlah minyak yang terlarut di dalam pelarut semakin besar. Seperti disebutkan diatas
bahwa minyak dan karotenoid mempunyai sifat non polar, sehingga untuk melarutkan minyak atau lemak pada proses ekstraksi selalu menggunakan pelarut
non polar.
2.5 Transesterifikasi
Pembentukanestermerupakansalahsatureaksiyangpentingdalampemberian nilai
tambahdarilemakhewandanminyaktumbuhan.Reaksipembentukanesterdiklasifika sikankedalamduareaksiyaitu :
1. Esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester
Reaksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara : a.
Reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol
RCOOH .+ R
’
OHRCOOR
’
+ H
2
O b.
Reaksi antara halida asam dengan alkohol RCOCl .+ R
’
OH RCOOR
’
+ HCl c.
Reaksi antara anhidrida dengan alkohol RCO
2
O .+ R’OH RCOOR’ + RCOOH d.
Reaksi antara suatu karboksilat dan alkil halida RCOOH .+ R’X RCOOR’ + HX
2. Transesterifikasidibagikedalamtigajenis reaksiyaitu:
a. Interesterifikasiyaitupembentukanesterdariesterdenganester
b. Alkoholisisyaitupembentukanesterdarireaksi suatuesterdenganalkohol
c. Asidolisisyaitu reaksiantaraesterdenganasamkarboksilat.
Reaksitransesterifikasimenggunakankatalisheterogenmemilki parameterpenting untukdiperhatikanseperti
temperatur,luasdarimuatankatalis,perbandinganmol antarametanoldenganminyakdanwaktureaksi.
Transesterifikasi dariminyaknabati menjadibiodiesel metil esterasam lemak,
MEALdapatdikatalisisdenganbasadan asam.Katalisbasatermasukkatalisbasa
homogen dankatalisbasaheterogen.Secaraumum menggunakan katalishomogen seperti
NaOH,KOHdanalkosidanya.Keberadaan katalis dapat mempercepat pengaturan kesetimbangan. Untuk memperoleh yield ester yang tinggi maka digunakan
alkohol berlebih Manurung, 2006. Dalam transesterifikasi minyak nabati, trigliserida bereaksi dengan alkohol
dengan adanya asam kuat atau basa kuat sebagai katalis menghasilkan campuran metil ester asam lemak dan gliserol Freedman et al,1986. Reaksi
transesterifikasi antara minyak atau lemak alami dengan metanol digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. 3. Reaksi transesterifikasi metil ester Freedman,1984
2.6 Komposisi Minyak Kelapa Sawit
Produk utama yang diperoleh dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit dan minyak inti sawit yang mengandung trigliserida Naibaho, 1998.
Minyak sawit hasil ekstraksi berbentuk kasar sehingga dinamakan Crude Palm Oil CPO yang mengandung bahan-bahan lain impurities, asam lemak bebas,
zat warna, air ICBS, 2000. Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda-beda. Minyak sawit memiliki karakteristik yang
unik dibandingkan minyak nabati lainnya. Komposisi asam lemaknya terdiri dari asam lemak jenuh ± 50, MUFA ± 40, serta asam lemak tidak jenuh
polyunsaturated fatty acidPUFA yang relatif sedikit ± 10. Selain komposisi asam lemaknya, CPO juga mengandung komponen-komponen minor yang
konsentrasinya mencapai 2 seperti karotenoid, vitamin E yakni tokoferol dan tokotrienol, sterol, fospatida, triterpen dan alkohol alifatik seperti pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Komponen dan kandungan minor minyak sawit Komponen Minor
Kandungan ppm Karotenoid
500-700 Tokoperol dan tokotrienol vitamin E
600-1000 Sterol
326-527 Fosfolipid
5-130 Triterpen
40-80 Metyl sterol
40-80 Squalen
200-500 Alkohol alifatik
100-200 Ubiquinon
10-80 Hidrokarbon alifatik
50 Sumber: Choo, 2000. Specialty Products: Carotenoids
CPO mengandung karotenoid sebesar 500 -700 ppm, dimana komponen utamanya adalah α- dan β-karoten ± 90. Karoten diketahui memiliki aktifitas
provitamin A yang tinggi, dimana nilai ekuivalen vitamin A dari α- dan β-karoten
masing-masing adalah 0,90 dan 1,67 Choo, 2000; Sundram dan Chandra- Sekharan, 1997 seperti pada Tabel 2.5
Tabel 2.5. Komposisi karotenoid minyak sawit dari berbagai varietas
No Komponen
Komposisi Elaeis gueneensisE.g
Elais oleifera
O E.g X E.o
Tenera Pisifera P
Dura D
O x P O x D
ODxP 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
Pituena Cis ,β-karoten
Pitofluena β-karoten
α-karoten Cis,α-karoten
Ζ-caroten g-karoten
Δ-karoten Neurosppren
Β-zekaroten a-zekaroten
Likopen 1,27
0,68 0,06
56,02 35,06
2,49 0,69
0,33 0,83
0,29 0,74
0,23 1,30
1,68 0.10
0,90 54,39
36,11 1,64
1,12 0,48
0,27 0,63
0,97 0,21
4.50 2,49
0,15 1,24
56,02 34,35
0,86 2.31
1,10 2,00
0,77 0,56
0,30 7,81
1,12 0,48
sedikit 54,08
40,38 32,30
0,36 0,08
0,09 0,04
0,57 0,43
0,07 1.83
0,38 sedikit
60,5 32,7
1,37 1,13
0,23 0,24
0,23 1,03
0,35 0,05
2,45 0,55
0,15 56,4
36,4 1,38
0,70 0,26
0,22 0,08
0,96 0,40
0,04 1,3
sedikit 0,42
54,64 36,50
2,29 0,36
0,19 0,14
0,08 1,53
0,52 0,02
Total ppm 673
428 997
4592 1430
2324 896
Sumber: Choo, 2000
2.7 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit