Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Jadi, pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang semakin penting agar generasi Indonesia bisa bersaing dalam persaingan lokal maupun Internasional. Tetapi di Indonesia
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu masih menjadi masalah utama dalam sektor pendidikan, sedangkan pendidikan yang berkualitas
tentunya akan membentuk SDM yang berkualitas juga.
Dewasa ini banyak lontaran kritik terhadap sistem pendidikan yang pada dasarnya mengatakan bahwa perluasan kesempatan belajar cenderung telah
menyebabkan bertambahnya pengangguran tenaga terdidik daripada bertambahnya tenaga produktif yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Kritik ini tentu saja
beralasan karena data sensus penduduk memperlihatkan kecenderungan yang menarik bahwa proporsi jumlah tenaga penganggur dari lulusan pendidikan yang lebih tinggi
ternyata lebih besar dibandingkan dengan proporsi tenaga penganggur dari lulusan yang lebih rendah Sensus Penduduk, 1990. Dengan kata lain, persentase jumlah
penganggur tenaga sarjana tamatan perguruan tinggi lebih besar dibandingkan dengan persentase jumlah penganggur lulusan SMA atau jenjang pendidikan yang
lebih rendah.
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
Oleh karena itu, bagi individu yang bisa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi pada umumnya didasari harapan adanya peluang kerja dan pengembangan
karier yang lebih terbuka pada masa mendatang. Adanya kenyataan peluang mendapatkan pekerjaan yang semakin sulit akibat kebijakan ekonomi politik negara
yang belum berpihak pada terbukanya lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi rakyat menjadikan tidak adanya jaminan bagi tamatan perguruan tinggi memiliki
kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan. Kondisi ini berpotensi dalam memunculkan kecemasan akan kesulitan lapangan pekerjaan pada mahasiswa tingkat
akhir yang bila tidak di kelola dengan baik kecemasan tersebut akan memiliki dampak merugikan bagi kehidupan individu karena setiap orang pasti mendambakan suatu
pekerjaan, ini disebabkan karena kerja merupakan aktivitas dasar dan aktivitas sosial yang memiliki bagian esensial dari kehidupan manusia serta memberikan isi dan
makna pada kehidupan. Dalam lapangan ilmu Psikologi bekerja merupakan salah satu tugas masa perkembangan dewasa awal, yaitu tugas perkembangan pada individu
yang berusia 21-40 tahun.
Fenomena susahnya orang berpendidikan tinggi mendapatkan kerja di negerinya sendiri tentu dengan gaji yang layak itu bukan menjadi monopoli khas
Indonesia. Harap diingat di negara-negara padat penduduk seperti India, Pakistan, Iran, Mesir atau China misalnya kejadian yang sama juga mereka alami. Betapa
banyak lulusan perguruan tinggi dari negara yang disebutkan di atas terpaksa bekerja mengadu nasib di luar negeri karena di negaranya tidak ada lowongan yang memadai.
Jadi, dari permasalahan ini penulis ingin meneliti apakah masih ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja sehingga judul yang penulis angkat adalah
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
“Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja di Provinsi Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah